BERITA ISU KOMUNIKASI : Beberapa waktu lalu, pemerintah berencana hendak menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), termasuk yang bersubsidi seperti Premium. Namun, rencana itu akhirnya diurungkan oleh Presiden Jokowi di menit-menit akhir lantaran adanya kalkulasi ulang yang lebih matang. Pembatalan kenaikan harga BBM ini memang hanya selisih beberapa jam setelah Menteri ESDM, Ignasius Jonan, mengumumkan rencana kenaikan harga minyak tersebut. Praktis ini menjadi bola liar panas yang dipolitisasi oleh kubu Prabowo. Mereka beramai-ramai menyerang Presiden Jokowi dengan menyatakan bahwa pembatalan kenaikan BBM adalah bentuk pencitraan, ketidakpercayaan Jokowi, lemahnya koordinasi antar lembaga pemerintah, hingga miskinnya perencanaan pemerintah. Terlepas dari klaim pihak oposisi tersebut sebenarnya kita perlu melihat pertimbangan pemerintah terkait pembatalan rencana kenaikan harga BBM tersebut. Hal ini agar kita bisa menilai secara adil dan tak salah dalam mengambil kesimpulan terkait masalah penting itu. Sebelum keputusan pembatalan itu, Presiden telah mendapatkan kalkulasi yang menyatakan bahwa konsumsi masyarakat akan menurun jika harga BBM jenis premium dinaikkan. Padahal, konsumsi masyarakat ini sangat penting bagi perekonomian yang masih tergantung pada sektor konsumsi. Presiden Jokowi sendiri telah berkomunikasi dengan menteri-menteri terkait soal isu kenaikan harga BBM itu. Di sisi lain, rencana kebijakan itu juga banyak ditentang masyarakat. Dengan begitu, keputusan Jokowi ini diambil setelah mendengarkan berbagai kritikan dari masyarakat, sehingga pembatalan kenaikan harga BBM itu bisa dikatakan merupakan keputusan yang tepat. ANALISIS ISU KOMUNIKASI : Menurut saya ,disini terjadi miskomunikasi antar instansi pemerintahan terkait,sehingga terjadi perbedaan keputusan yang dipubikasikan oleh pemerintah.Hal ini seharusnya tidak terjadi,apalagi disini kepentingan yang terkait adalah kepentingan masyarakat luas.Pemerintah harus bisa memperbaiki komunikasi antar instansi kementrian terkait sehingga hal seperti demikian tidak terulang,karena bagaimanapun sebagai pengambil kebijakan tertinggi,sebuah keputusan yang telah dipublikasikan oleh kementrian tentu akan berpengaruh terhadap semua pihak,terutama bagi masyarakat.Sehingga akan memberikan persepsi dari masyakarat sendiri,tentang baik buruknya komunikasi yang ada didalam pemerintahan. Sebuah kebijakan harus dipertimbangkan secara matang oleh seluruh jajaran kementrian terkait, dikomunikasikan secara jelas dan matang.Sehingga tidak terjadi lagi adanya pembuatan dan pembatalan secara mendadak.Karena bagaimanapun kelalaian dan kesalahan komunikasi seperti ini dapat dimanfaatkan oleh pihak yang tidak pro dengan pemerintah untuk membuat isu-isu negatif yang dapat memberikan kesan buruk bagi pemerintah di mata masyarakat.