Anda di halaman 1dari 6

1.

Jelaskan persamaan dan perbedaan dari analisis SWOT, MP3, dan MDTI (30%)

2. Carilah perusahaan di Indonesia buatlah analisis TOWS atau SWOT-4k

Poin-poin yang dinilai dari jawaban Anda:

a. Analisis lingkungan internal, berikan rasional atas identifikasi anda (20%)

b. Analisis lingkungan eksternal, berikan rasional atas identifikasi anda (20%)

c. Strategi yang dikemukakan (30%)

Cantumkan sumber yang anda gunakan, plagiarisme tidak akan ditolerir.

Jawab :

1. SWOT, MP3 dan MDTI merupakan alat analisis yang dapat digunakan untuk membantu
manajemen dalam mengelola portofolio bisnis yang dimiliki. Keduanya memberikan tekanan
pada alokasi sumber daya pada perusahaan yang terdiversifikasi.  Untuk keperluan itu, sel yang
terbangun pada kedua matriks disusun atas dasar dua sumbu yang dimiliki, yang mencerminkan
peluang bisnis dan keunggulan bersaing perusahaan.  
SWOT lebih disusun kuantitatif, yaitu variabel-variabel tersebut diberi bobot dan nilai yang
kemudian dihitung nilai tertimbangnya.  Selisih antar variabel dalam kelompok internal dicari:
kekuatan dikurangi dengan kelemahan perusahaan. Demikian pula dicari selisih antar variabel
dalam kelompok lingkungan bisnis: peluang dikurangi ancaman.  Dari sinilah ditemukan posisi
perusahaan dalam salah satu kuadran dan digunakan sebagai dasar perancangan strategi bisnis
MP3 peluang bisnis yang tersedia dari lingkungan bisnis diukur dengan pertumbuhan pasar,
sedangkan keunggulan bersaing perusahaan diukur dengan penguasaan pangsa pasar secara
relatif. MP3 memiliki 4 sel saja. MP3 memberikan tekanan pada keseimbangan aliran kas
MDTI menggunakan ukuran berbeda karena menilai bahwa pengukuran peluang bisnis dan
keunggulan perusahaan masing-masing hanya dengan satu variabel dinilai tidak memadai. MDTI
menggunakan banyak variabel, baik untuk mengukur lingkungan bisnis dan keunggulan bersaing
perusahaan. Disatu sisi penggunaan banyak variabel dinilai sebagai keunggulan, tetapi disisi lain
dapat juga dinilai menambah kompleksitas penyusunan matriks. MDTI memiliki sembilan sel
karena memperkenalkan dimensi medium, yang terletak antara dimensi rendah dan tinggi.
MDTI memberikan tekanan pada keputusan investasi.
2. Perkembangan  PT Indofood Sukses Makmur Tbk, khususnya produk Indomie kini berada di
tengah-tengah persaingan yang ketat. Setelah sekian lama menikmati persaingan yang “hampa”,
mulai pada tahun 2003, tepatnya pada bulan Mei, Indomie harus menghadapi gempuran produk
baru yang cukup sensasional, Mie Sedaap. Produk Mie berbendera Wingsfood tersebut sangat
agresif dalam menggarap pasar yang selama kurun waktu sebelum 2003 dikuasai oleh Indomie.
Selain itu, muncul pula pesaing baru, Mie Kare dari Orang Tua Group. Pada saat itu, sebagai
dominant market leader, Indofood sempat terlena me-maintain pasarnya sehingga kesempatan
ini dimanfaatkan oleh pendatang baru Mie Sedaap dari WingsFood dan Mie Kare dari Orang Tua
Group.
Indofood Group melalui anak usahanya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), masih
menguasai pasar mi instan di Indonesia, meski persaingan di sektor tersebut makin ketat.
Dengan kapasitas produksi mi instan lebih dari 15 miliar bungkus per tahun, Indomie yang
diproduksi Indofood CBP menguasai pangsa pasar mi instan nasional sebesar 69,6% pada 2007
dan kemudian naik menjadi 75,2% di 2011 dan terakhir sebesar 74%, menurut riset
duniaindustri.com.
Di semester I 2015, laporan keuangan Indofood CBP menunjukkan, penjualan segmen mi instan
naik 6,17% menjadi Rp 10,93 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan
penjualan mi instan itu ikut mendorong penjualan konsolidasi perseroan tumbuh 6,63% menjadi
Rp 16,55 triliun pada periode yang sama.
Indofood CBP Sukses Makmur merupakan perusahaan yang menerima penggabungan empat
perusahaan di bawah Salim Group. Empat perusahaan itu adalah PT Indosentra Pelangi, PT
Gizindo Primanusantara, PT Indobiskuit Mandiri Makmur, dan PT Ciptakemas Abadi. Proses
penggabungan empat perusahaan itu dimulai pada September 2009 dan tuntas 17 Maret 2010.
Indofood CBP sendiri memproduksi mi instan dengan sejumlah merek andalan seperti Indomie,
Supermi, Sarimi, Sakura, Pop Mie, dan Pop Bihun. Sempat ditarik oleh Badan Pengawasan Obat
dan Makanan (BPOM) di Taiwan ternyata tidak memengaruhi pangsa Indomie maupun
Indofood. Perbedaan standar yang ditetapkan di Indonesia dan Taiwan soal penggunaan
pengawet Nipagin atau Methyl p-hydroxybenzoate merupakan hal yang umum terjadi sehingga
terjadi perbedaan penerapan Codex Alimentarius Commission (CAC) oleh masing-masing
negara. melihat hal tersebut, peningkatan penjualan Indomie diyakini akan kembali naik.
Dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan, dominasi produk-produk Indofood Grup
(Indomie, Supermi, Sarimi, Sakura, Pop Mie) di pasar mie instan diprediksi masih akan sulit
dipatahkan. Sebab, perusahaan pelopor mie instan dan terbesar di dunia itu sudah memiliki
brand equity dan cocok dikonsumsi di Indonesia.
Meski begitu, persaingan bisnis mie instan masih akan berkembang karena produsen lain juga
melihat peluang besar di sektor usaha ini
Berikut analisis lingkungan PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Faktor Internal

> Kekuatan (strenght)
a.       Keahlian dalam cita rasa Indonesia
b.       Produk-produk yang berkualitas tinggi dengan harga terjangkau
c.       Jangkauan distribusi luas
d.      Kecepatan dalam menjangkau konsumen
e.       Brand yang sudah terkenal
f.       Kualitas SDM yang baik
g.      Sudah mendapatkan berbagai penghargaan

> Kelemahan (weakness)
a.       Terlalu banyak Brand yang dikeluarkan
b.      Terlalu banyak inovasi rasa yang dibuat oleh Indofood
c.       Permintaan pasar yang belum terpenuhi
d.      Produk yang tidak dapat dibedakan dengan kompetitor
e.       Persediaan bahan baku sebagian masih bergantung pada Impor
f.       Biaya produksi kurang efisien karena menggunakan bahan bakar dengan harganya yang
cenderung mahal
g.      Merk Indomie yang dijadikan generic name sehingga mengurangi nilai penjualan

Faktor Eksternal
> Peluang (opportunity)
a.       Melakukan ekspansi ke luar negeri
b.      Melakukan join dengan perusahaan yang memiliki produk yang sejenis
c.        Melakukan diversifikasi terhadap produk lain
d.      Pasar domestik yang berkembang
e.       Segmen pasar yang baru
f.       Pasar Internasional
g.      Pasar yang luang karena kompetiror yg tidak sanggup memenuhi permintaan customer
h.      Diminati dan dapat diterima baik oleh masyarakat.
i.        Dukungan dan kebijakan pemerintah terhadap bea masuk atas bahan baku yang dapat
diimpor
j.        Daya beli konsumen yang meningkat sepanjang tahun

> Ancaman (threats)
a.       Ketatnya persaingan yang dilakukan pesaing dalam hal iklan maupun inovasi
b.      Tidak fokus terhadap satu jenis produk
c.       Persaingan harga dengan kompetitor
d.      Kompetitor mengeluarkan produk baru yang inovatif
e.       Kompetitor memegang pangsa terbesar
f.       Dikenakan pajak penjualan
g.      Krisis keuangan dunia

Strategi Manajemen
- Distribusi
Indofood’s Distribusi Group memiliki jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia,
menembus ke hampir setiap sudut nusantara. Selain produk-produk Indofood sendiri,
indoffood juga mendistribusikan produk-produk ke pihak ketiga. Jumlah poin saham telah
diperluas secara agresif sejak tahun 2005, memberikan penetrasi yang lebih luas dan lebih
dalam efisien melalui rantai pasokan dan pengiriman. Stock poin berlokasi di daerah-daerah
dengan kepadatan tinggi gerai ritel, termasuk pasar tradisional, memungkinkan masing-
masing titik saham untuk melayani wilayah geografis dekat ditetapkan dalam waktu
sesingkat mungkin.
- Corporate Social Responsibility
Indofood Corporate Social Responsibility (CSR) program andalan dari komitmen untuk
membantu anggota masyarakat yang lebih luas dan untuk membuat kontribusi yang optimal
kepada masyarakat.
Selama tahun 2007 Indofood secara keseluruhan program dikembangkan dan dilaksanakan
berdasarkan lima pilar dasar jangka panjang kami CSR filosofi:
a.       Membangun Human Capital
b.      Mempertahankan Kohesi Sosial
c.       Memperkuat Nilai Ekonomi
d.      Mendorong Good Governance
e.       Melindungi Lingkungan
- Sumber Daya Manusia
Dengan total tenaga kerja sekitar 62 ribu, Indofood percaya bahwa karyawan adalah salah
satu kelompok paling penting dari stakeholder dan unsur penting dalam keberhasilan terus.
Perseroan percaya bahwa setiap karyawan memiliki kapasitas untuk berprestasi dan
memberikan kontribusi bagi keberhasilan tidak hanya perusahaan, tetapi bangsa itu sendiri.
Indofood akan terus berjuang sepanjang tahun untuk lebih lanjut membina hubungan baik
di semua tingkat staf dan manajemen untuk saling menguntungkan. Program pelatihan juga
akan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam rangka untuk
membantu semua divisi dalam mempertahankan pangsa pasar dan keuntungan di pasar
yang semakin kompetitif. Berbagai program pelatihan akan disajikan dalam setahun,
sementara Program Pengembangan Manajerial akan diperluas ke dalam divisi-divisi lain dari
perusahaan setelah peluncuran yang sukses di Memasak Minyak & Lemak dan Makanan
Bumbu Divisi.
Strategi Manajemen Pada Elemen Marketing Mix (4p)
- Product
Brand name yang digunakan adalah Indomie. Satu bungkus Indomie standard memiliki
massa 85 gram, dan terdapat 2 sachet berisi 5 bumbu-bumbuan yang disertakan, yaitu
kecap manis, saus sambal, minyak palm, bubuk perasa dan bawang goreng. Indomie
juga tersedia dalam versi jumbo dengan massa 120 gram.(Anonim, 2008). Indomie
memiliki rasa yang sesuai dengan selera orang Indonesia. Indomie pun selalu berusaha
memenuhi keinginan konsumen yang semakin banyak, terbukti dengan semakin
bertambahnya variasi produk Indomie, mulai dari mie goreng, mie soup, mie regional
(mie dengan variasi rasa sesuai dengan masakan tradisional daerah-daerah Indonesia),
mie premium, serta mie jumbo.

- Price
Indomie selain dapat dibeli perbungkus, dapat juga dibeli dengan paket 5 bungkus atau
paket 1 kardus berisi 30 atau 40 indomie. Harga Indomie juga sangat murah dan
terjangkau bagi semua kalangan masyarakat, di Indonesia, perbungkus indomie dihargai
hanya sekitar Rp. 1500,- ( toko Sjahudi, Rungkut Gunung Anyar Harapan 2012).

- Places
Group Distribusi Indofood memiliki jaringan distribusi terluas di Indonesia, menembus
sampai hampir ke setiap sudut kepualuan. Jumlah titik stok (gudang) semakin
diperbanyak secara agresif sejak tahun 2005, sehingga mampu menyediakan penetrasi
yang lebih luas melalui rantai suplai dan penghantaran. Gudang stok ditempatkan pada
area-area yang memiliki outlet retail yang banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga
setiap gudang dapat melayani masing-masing area geografis dalam waktu yang
sesingkat mungkin (www.indofood.com). Di Yogyakarta agen-agen Indofood juga
bekerjasama dalam menyediakan Indomie dengan warung-warung seperti Burjo
(warung yang menyediakan bubur kacang hijau dan mie instan/mie goreng sebagai
menu utama)
- Promotion
· Tagline : Indomie Seleraku
·Iklan : billboard, iklan TV, sponsor acara
· Event : Indomie menggelar ajang membuat lagu ”jingle” untuk pelajar SMA, acara
tersebut berjudul Jingle Dare, yang berlangsung pada 24 April 2008.
·Pembuatan Shop Sign (Spanduk Nama Burjo dengan tema Indomie untuk setiap Burjo
di Yogyakarta)

Ditinjau dari aspek product life-cycle, Indomie saat ini berada pada posisi mature, sudah
stabil, memiliki brand equity yang sangat kuat sehingga dapat bertahan sebagai Top of
Mind merek mie instan. Pada tahap ini Indomie tidak boleh lengah, dalam artian
Indomie masih tetap harus mengadakan promosi untuk me-remind customer bahwa
Indomie masih exsist, dan selalu berinovasi untuk merejuvenasi produk maupun strategi
promosinya. Indomie sempat direbut pangsa pasarnya oleh Mie Sedaap (muncul tahun
2003) sehingga pangsa pasar Indomie menurun, meskipun masih tetap menguasai
sebagian besar pasar. Sejak saat itu, menyadari bahwa Mie Sedaap merupakan pesaing
yang cukup kuat, Indomie mulai “bangkit dari tidur panjangnya”, Indomie mulai gencar
beriklan lagi. Indomie menggunakan endorser artis terkenal seperti 3 Diva, Gita Gutawa,
maupun non artis seperti remaja/pelajar. Indomie semakin mengukuhkan bahwa dia
masih menjadi mie instan nomor satu di Indonesia. Indomie juga mengadakan acara
”Indomie Jingle Dare” untuk para pelajar SMA yang bertujuan untuk lebih
memodernisasi Jingle-nya. Hal ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan brand
awareness remaja/pelajar mengenai produk Indomie. Indomie melihat remaja/pelajar
sebagai customer masa depan, jadi sejak sekarang Indomie mulai memberikan semacam
”edukasi” mengenai Indomie.
Tentang strategi menghadapi persaingan, Indofood akan menerapkan strategi Mastering
The Present, Pre-empting the Future. Strategi ini antara lain fokus kepada organic
growth, memanfaatkan competitive advantage melalui scale, scope, span, dan speed.
Selain itu akan menjalankan program cost efficiency and cost cutting. Di samping itu
tetap melanjutkan segmentasi para konsumennya dengan memperkenalkan produk-
produk dengan higher price and higher margin.

Strategi Kunci 3a
Keberhasilan Indomie terus bercokol di urutan teratas Top Brand adalah berkat
konsistensi Indomie dalam menjalankan strategi kunci 3A:
a.       Acceptability, yaitu rasa Indomie yang sudah bisa diterima di lidah konsumen
(Product).
b.      Avalaibility, produk Indomie mudah diperoleh dimana saja (Place)
c.       Affordability, tercermin dari harga eceran Indomie yag terjangkau (Price)

Sumber :
- Modul 5 EKMA4414
- https://sinauyuu.blogspot.com/?m=1
- http://analisismarketingstrategi.blogspot.com/2017/05/penjelasan-lengkap-seputar-pt-
indofood.html?m=1
- https://www.idnfinancials.com/id/indf/pt-indofood-sukses-makmur-tbk

Anda mungkin juga menyukai