Anda di halaman 1dari 16

PEMASARAN JASA

STUDY KASUS INDOMIE DAN MIE SEDAAP

Disusun Oleh :

Kelompok 3

1. Okky Prasetyo B.133.19.0062

2.

3.

D3 MANAJEMEN PERUSAHAAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG

2023/2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

I. LATAR BELAKANG ........................................................................................

II. TUJUAN .............................................................................................................

III. PEMBAHASAN .................................................................................................

IV. KESIMPULAN ...................................................................................................


BAB I

LATAR BELAKANG MASALAH

Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin

meningkat pula diantara para produsen. Jika situasi persaingan meningkat, peran

pemasaran akan makin meningkat pula dan pada saat yang sama peran brand akan

semakin penting. Dengan demikian, brand saat ini tak hanya sekedar identitas

suatu produk saja dan hanya sebagai pembeda dari produk pesaing, melainkan

lebih dari itu, brand memiliki ikatan emosional istimewa yang tercipta antara

konsumen dengan produsen. Pesaing bisa saja menawarkan produk yang mirip,

tapi mereka tidak mungkin menawarkan janji emosional yang sama Pasar telah

dibanjiri berbagai jenis barang yang diproduksi massal, akibatnya konsumen pun

menghadapi terlalu banyak pilihan produk, namun sayangnya informasi tentang

kualitas-kualitas produk yang ada di pasaran sangat minimum sekali. Dalam

kondisi seperti itu, produsen harus punya keahlian untuk memelihara, melindungi,

dan meningkatkan kekuatan mereknya sebab pada saat brand equity sudah

terbentuk, maka ia akan menjadi aset yang sangat berharga sekali bagi

perusahaan. Simamora (2001: 66), dalam bukunya ”Remarketing for

Business Recovery, Sebuah Pendekatan Riset” mengatakan brand equity

adalah kekuatan merek atau kesaktian merek yang memberikan nilai kepada


konsumen. Dengan brand equity, nilai total produk lebih tinggi dari nilai produk

sebenarnya secara obyektif. Ini berarti, bila brand equity-nya tinggi, maka nilai

tambah yang diperoleh konsumen dari produk tersebut akan semakin tinggi pula

dibandingkan merek-merek produk lainnya.

Produk yang telah memiliki brand yang kuat akan sulit ditiru. Lain dari produk

yang bisa dengan mudah ditiru oleh pesaing, sebuah brand yang kuat akan sulit

ditiru karena persepsi konsumen atas nilai suatu brand tertentu itu tidak akan

mudah diciptakan. Dengan brand equity yang kuat, konsumen memiliki persepsi

akan mendapatkan nilai tambah dari suatu produk yang tak akan didapatkan dari

produk-produk lainnya. Pola konsumsi masyarakat kini telah banyak dipengaruhi

oleh perubahan gaya hidup. Makanan-makanan yang cepat saji atau instan

kian digemari sebagai substitusi nasi. Salah satu dari makanan cepat saji

itu adalah mie instan. Produk ini bahkan kian menjadi pilihan sebagai pengganti

bahan makanan pokok. Pertimbangannya adalah kepraktisan, harga yang

terjangkau, dan cukup mengenyangkan. Meningkatnya permintaan ini juga

menimbulkanm dikategori produk mie instan. Produk-produk mie instan yang ada

dipasaran antara lain; dari grup Indofood ada Indomie, Sarimi dan Supermi; dari

grup Wings Food ada Mie Sedaap; dari Grup ABC ada Mie ABC dan Mie

President; dari PT. Delly Food SC ada Miduo dan Mie Gelas , dll.
BAB II

STUDY KASUS INDOMIE Vs MIE SEDAAP

Berada di posisi market leader tak seharusnya membuat kita lengah dan

merasa tak tertandingi. Jika lengah berinovasi, jangan kaget jika ada pesaing yang

siap merebut pangsa pasar.Indomie, mie instan produksi PT Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk adalah pionir sekaligus market leader produk mie instan di Indonesia

selama puluhan tahun. Mie instan keluaran perusahaan milik Sudono Salim ini

pertama kali diluncurkan pada tahun 1970 dan langsung “meledak” di pasaran.Pada

tahun 1982, penjualan produk Indomie mengalami peningkatan signifikan karena

Indofood terus meluncurkan berbagai varian rasa mie instan yang rasanya pas dengan

selera masyarakat. Selain inovasi penciptaan berbagai varian rasa, Indomie makin

dicintai karena harganya terjangkau

Munculnya pendatang baru produsen mie instan PT Sayap Mas Utama dengan

produknya Mi Sedap cukup mengejutkan. Beberapa pakar pemasaran mengingatkan

agar PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang selama ini menjadi pemimpin pasar mie

instan lebih waspada.Walaupun tidak seagresif Mie Sedaap, ada beberapa produk mi

instan yang juga patut diperhatikan. Perusahaan-perusahaan itu, masuk ke bisnis mie

dengan cara menggaet orang-orang eks Indofood. Mereka masuk dengan cara

mengincar segmen khusus. Salami misalnya, menggunakan segmen religius. Unilever


membidik pasar remaja menengah atas. Sedangkan segmen pasar Mie Sedaap adalah

menengah ke bawah.

Target awal Mie Sedaap, untuk konsumsi sopir dan pembantu rumah tangga.

Tetapi karena rasa mie-nya enak, mereka kemudian merekomendasikan ke majikan.

Itulah yang kini terjadi. Secara berlahan Mi Sedap mulai menggerogoti pangsa pasar

mi produk Indofood. Dengan banyaknya permintaan atas produk ini tentu pemilik

toko dan gerai akan berpikir dua kali untuk tidak menyediakannya. Kenapa menolak

produk yang banyak dicari konsumen tentu pikir mereka. Akhirnya Indofood

menggunakan strategi seperti iklan terlampir untuk menandingi harga & popularitas

Mie Sedaap yang melejit, selain itu juga meluncurkan merek tandingan Mie Sayaap

dan mengubah Supermie Sedaaap (3 a) dan Sarimi Besaar untuk membuat nama

merek 'sedap' seolah menjadi tenggelam.

Meski demikian, hingga saat ini Indomie yang diproduksi PT Indofood

Sukses Makmur Tbk masih menguasai pasar. Dominasinya begitu kuat walaupun

sudah terjadi pergeseran. Kemunduran itu patut diwaspadai. Apalagi baru-baru ini

muncul Mie Sedap milik PT Sayap Mas Utama yang merupakan grup dari kelompok

Wings. Meski produk ini baru diluncurkan pada Mei 2003 dan baru didistribusikan di

Pulau Jawa dan Bali, namun namanya sudah mulai diperbincangkan di kalangan

pembeli di warung-warung, bahkan pasar swalayan.


Ketatnya persaingan produk mi instan disadari benar oleh manajemen PT

Indofood. Siapa sangka, meski baru diluncurkan tahun 2003, Mie Sedaap mampu

menggerogotimarket share Indomie hingga mencapai kemerosotan omzet 70%.

Sebuah kenyataan pahit bagi Indofood yang lengah karena merasa sudah “mapan” tak

tergoyahkan selama puluhan tahun. Ada banyak faktor yang menyebabkan market

share Indomie perlahan-lahan tergeser oleh Mie Sedaap. Salah satunya, karena

Indomie tak disiplin menjaga posisinya sebagai market leader.

Sebagaimana yang tertulis di buku Marketing Management karangan Philip

Kotler 13 Ed.Chapter 11:

‘’Market leader harus menghadapi tantangan dari pesaing kecuali, dominasinya

dilindungi oleh hak paten (atau monopoli hukum). Hal ini untuk mempertahankan

posisinya melawan penantang. Cara alternatif untuk meningkatkan penggunaan

produk adalah: mencari pengguna baru, menemukan penggunaan baru untuk produk

dan meningkatkan penggunaan oleh pelanggan yang sudah ada.”

BAB III

PEMBAHASAN

NILAI PELANGGAN TOTAL

Nilai Produk
Brand name yang digunakan adalah Indomie. Satu bungkus Indomie standard

memiliki massa 85 gram, dan terdapat 2 sachet berisi 5 bumbu-bumbuan

yangdisertakan, yaitu kecap manis, saus sambal, minyak palm, bubuk perasa

danbawang goreng. Indomie juga tersedia dalam versi jumbo dengan massa 120

gram.Indomie memiliki rasa yang sesuai dengan selera orang Indonesia. Indomie

punselalu berusaha memenuhi keinginankonsumen yang semakin banyak, terbukti

dengan semakin bertambahnya variasi produk Indomie, mulai dari mie goreng,mie

soup, mie regional (mie dengan variasi rasa sesuai dengan masakan

tradisionaldaerah-daerah Indonesia), mie keriting, mie vegan, serta

mie jumbo.Mencakup kandungan gizi dalam indomie. Indomie diklaim sebagai

makanan yangsehat dan bergizi karena memiliki berbagai kandungan giziseperti

energi, protein, niasin, asam folat, mineral zat besi, natrium, dan berbagai Vitamin

seperti vitamin A, B1, B6, dan B12.

Nilai Pelayanan

Group Distribusi Indofood memiliki jaringan distribusi terluas

di Indonesia,menembus sampai hampir ke setiap sudut kepualuan. Jumlah titik

stok(gudang) semakin diperbanyak secara agresif sejak tahun 2005, sehinggamampu

menyediakan penetrasi yang lebih luas melalui rantai suplai danpenghantaran.


Gudang stok ditempatkan pada area-area yang memilikioutlet retail yang banyak,

termasuk pasar tradisional, sehingga setiapgudang dapat melayani masing-masing

area geografis dalam waktu yangsesingkat mungkin. Di Yogyakarta agen-agen

Indofood juga bekerjasamadalam menyediakan Indomie dengan warung-warung

seperti Burjo(warung yang menyediakan bubur kacang hijau dan mie

instan/miegoreng sebagai menu utama).

Nilai Karyawan

Dengan total tenaga kerja sekitar 62 ribu, Indofood percaya bahwakaryawan adalah

salah satu kelompok paling penting dari stakeholder dan unsur penting dalam

keberhasilan. Perseroan percaya bahwa setiapkaryawan memiliki kapasitas untuk

berprestasi dan memberikan kontribusi bagi keberhasilan tidak hanya perusahaan,

tetapi bangsa itusendiri.Indofood akan terus berjuang sepanjang tahun untuk lebih

lanjut membina hubungan baik di semua tingkat staf dan manajemen untuksaling

menguntungkan. Program pelatihan juga akan bertujuan untuk meningkatkan

produktivitas dan efisiensi dalam rangka untuk membantu semua divisi dalam

mempertahankan pangsa pasar dan keuntungan dipasar yang semakin kompetitif.

Berbagai program pelatihan akan disajikan dalam setahun, sementara Program

Pengembangan Manajerial akan diperluas ke dalam divisi-divisi lain dari perusahaan

setelah
• Biaya Moneter

berkaitan harga yang harus dikorbankan untuk memperoleh barang tertentu.Indomie

dapat dibeli perbungkus, dapat juga dibeli dengan peluncuranyang sukses di

Memasak Minyak & Lemak dan Makanan Bumbu Divisi.

Nilai Citra

Indofood Corporate Social Responsibility (CSR) programandalan dari komitmen

untuk membantu anggota masyarakat yang lebih luas dan untuk membuat

kontribusiyang optimal kepada

BIAYA PELANGGAN TOTAL

paket 5 bungkus ataupaket 1 kardus berisi 30 atau 40 indomie. Harga Indomie juga

sangat murah danterjangkau bagi semua kalangan masyarakat. Di Indonesia,

perbungkus indomie dihargai hanya sekitar Rp. 1200.

•Biaya Waktu
berkaitan dengan waktu yang dikorbankan untuk mendapatkan barang

tertentu.Distribusi Indomie luas > Indomie mudah diperoleh dimana saja

•Biaya Energi (tenaga fisik)

berkaitan dengan tenaga fisik yang dikeluarkan untuk mendapatkan

barangtertentu.Distribusi Indomie luas > Indomie mudah diperoleh dimana saja

Nilai pelanggan yang tinggi adalah KUNCI  Untuk menghasilkan Kepuasaan

Pelanggan (KepuasanPelanggan adalah perasaan kecewa atau senangseorang

pelanggan yang muncul setelahmembandingkan antara kinerja (hasil) produk

yangdiperoleh terhadap kinerja (hasil) produk yangdiharapkan)Implikasi :

Begitu kuatnya citra Indomie di pasarsehingga masyarakat menganggap seolah mie

instanadalah Indomie Nilai Pelanggan > Biaya Pelanggan = Kepuasan

PelangganKesetiaan Pelanggan

KEPUASAN TOTAL PELANGGAN INDOMIE

adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelahmembandingkan

kinerja produk yang dipikirkannya dengan kinerja produk yangdiharapkannya

Yang menjadi harapan konsumen dari suatu produk mie instan antara lain:
1.Praktis

2.Mudah disajikan

3.Harga Terjangkau

4.Pengganti makanan pokokKinerja (hasil) yang ditawarkan Indomie sebagai produk

mie instan pertama kali diIndonesia Berhasil memenuhi harapan konsumen

tersebut dan bahkan melebihi harapan sehingga konsumen memiliki tingkat kepuasan

yang sangat tinggi terhadap produk Indomie. Mengukur Kepuasan

Pelanggan Indomie Pelanggan yang sangat Puas terhadap suatu produk, ciri-cirinya:

• Lebih lama setia terhadap produk

• Berkomitmen membeli lagi produk lama ataupun produk  baru yangdikeluarkan

produsen di masa depan meski situasi pasar berpotensi menyebabkan

peralihan perilaku (kesetiaan)

• Membicarakan hal-hal menyenangkan mengenai perusahaan danproduk

• Tidak terpengaruh merek pesaing / kompetitoratau rasa senang yang tinggi dari

konsumen terhadap suatuproduk akan menciptakan ikatan emosional yang tinggi pula

terhadapproduk tersebut.S "Indomie" dijadikan istilah generik yang merujuk

kepadasemua merek mie Instan di Indonesia


•Tidak jarang orang membawa Indomie ke luar negeri bila makanandi luar tidak

cocok.

•Saat terjadi bencana alam, orang Indonesia sering sekalimenyumbang mi instan

seperti Indomie

•Membuat orang sebelumnya tidak makan mie menjadi makan mie

•Untuk beberapa orang, Indomie menjadi makanan pokok dandimakan dengan nasi

putih sebagai Lauk

FRAMEWORK FOR CRM(CUSTOMER RELATIONSHIP MARKETING)

a. Identifikasi calon dan pelanggan

b. Bedakan pelanggan berdasarkan kebutuhan dan nilai mereka bagi perusahaan

c. Berinteraksi dengan masing-masing Pelanggan untuk memperbaiki pengetahuan

d. Sesuaikan produk, layanan dan pesan dengankebutuhan masing-masing pelanggan

STRATEGI CRM INDOMIE


1.      Mengurangi tingkat perpindahan pelanggan Indomie kemerek lain

2.      Meningkatkan lamanya relasional pelanggan Indomie

3.      Meninggikan potensi pertumbuhan masing-masingpelanggan

4.      Membuat pelanggan bermanfaat tinggi

5.      Fokus pada pelanggan yang bernilai tinggi

MENGURANGI PERPINDAHAN PELANGGAN

Ada 5 (lima) langkah :

1. Menentukan dan mengukur tingkat retensi.

2. Membedakan penyebab erosi pelanggan dan mengidentifikasi pelanggan yang

dapat dikelola dengan baik.

3.  Mengestimasi berapa banyak laba yang hilang ketikakehilangan pelanggan.

4.  Menggambarkan berapa banyak biaya untukmengurangi angka perpindahan

pelanggan.

5   Mendengarkan pelanggan


MEMAKSIMALKAN NILAI MASA – HIDUP PELANGGAN

Mengukur Nilai Seumur Hidup Pelanggan

Nilai seumur hidup pelanggan (CLV – Custoer Life Value) menggambarkannilai

sekarang arus laba masa depan yang diharapkan selama pembelianseumur hidup

pelanggan

BAB IV

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Pesaing yang muncul dengan banyak keunggulan dan kelebihan dimana hal

tersebut dapat membahayakan atau mengurangi pendapatan suatu produksi sangat

perlu diwaspadai agar setiap produk baru tidak dapat berkembang pesat dalam waktu

singkat. Selain itu,untuk mengantisipasi akan berdampak besar produk tersebut pada

usaha kita,maka kita harus membuat strategi yang dapat membuat masyarakat lebih

tertarik dan setia pada produk kita. Misal kita membuat inovasi baru dimana produk

lain belum pernah mencoba atau memakai inovsi tersebut.


Dengan begitu pelanggan akan semakin puas terhadap produk yang

kita keluarkan. Strategi yang kita pilih sangat berpengaruh pada produk

kita. Berpengaruh apa akan diterima atau tidak. Apakah akan sukses atau

tidak. Namun jika strategi yang kita terapkan sangat inovatif cocok dan

sesuai untuk mengenalkan produk kita dipasaran maka kita akan

mendapatkan hasil yang maksimal. Sebagai contohnya mie sedap  dengan

tujuan agar bisa dinikmati oleh semua orang dan bukan hanya orang

kalangan menengah atas saja. Sekarang mie sedap sudah berhasil

menguasai pasar walau tidak mendominasi namun dapat mengenyahkan

indomie di pasar mie instan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai