Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN MATA KULIAH

Nama : POPIE LATUMAHINA


Nim : 0414869
Kode Nama Mata Kuliah : EKMA 4475/Pemasaran Strategik
Kode/ Nama UPBJJ : Ambon
Mata Ujian : 2020. 1

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA
No Soal Skor
Tragedi yang dialami korporasi dunia seperti "NOKIA" yang dikenal dengan
handphone sejuta umat'". Di Indonesia pada awal hingga pertengahan tahun 2000-
anI I sangat mengenal Nokia perusahaan asal Finlandia itu terkenal lewat berbagai
macam produk telepon selularnva. Meski ada beberapa kompetitor seperti Apple,
Sony ataupun Ericsson, Nokia sepertinya adalah brand telepon genggam (ponsel)
dengan rasio top of mind paling baik bagi kebanyakan orang Indonesia, saat itu.

Seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan teknologi, dengan bangga


Finlandia (lewat Nokia) menjadi negara pertama di dunia yang mengeluarkan
telepon GSM. Saat itu, Nokia ditetapkan sebagai penguasa ponsel di dunia.
Hingga tahun 2007, Nokia tercatat (masih) menguasai 40% perdagangan ponsel di
seluruh dunia. I Namun siapa mengira, di pertengahan tahun tersebut, Apple
mengeluarkan iPhonei pertamanya. Apple dengan inovasi layar sentuh (touch
screen), berhasil membelokkan preferensi konsumen dunia dan mencatat angka
penjualan yang sangat baik.

Tidak hanya itu, RIM, sebuah perusahaan telekomunikasi dan jaringan asal
Kanada, i meluncurkan Blackberry dan Google memperkenalkan sistem operasi
Android yang kelak akan menjadi nyawa bagi jutaan, bahkan milyaran, ponsel di
muka bumi. i Kompetisi semakin menguat. Perlahan namun pasti, market share
Nokia terus tergerus hingga pada tahun 2013, divisi ponsel Nokia diakuisisi oleh
Microsoft. Kabar terakhir salah satu penyebab Nokia tumbang di tangan merek
lain, ialah karena keputusan mereka lebih memilih Windows dibandingkan Android
sebagai sistem operasi.

Kejatuhan Nokia tidak terlepas dari kata inovasi. Inovasi untuk mengembangkan
produk baru harus didukung oleh informasi valid atas pasar (keinginan dan
kebutuhan konsumen). Teknologi big data menjadi ancaman pelaku bisnis karena
dapat meramalkan trend pasar dengan cepat. Nokia dibaratkan dengan
"incumbent'" (pemain lama) yang ada di zona nyaman harus menerima kenyataan
ada pemain lain seperti Apple, Samsung dan Sony yang lebih cepat merespon
keinginan pasar yang terus berinovasi. Perusahaan yang concern dengan
perkembangan ide-ide barul (inovasi) harus mampu menciptakan penciptaan
budaya perusahaan yang memberikan "tantangan'" bagi karvawannva
Pertanyaan :
Pelajarilah kasus “Tumbangnya Nokia” diatas dan anda anjurkan untuk mencari
informasi tambahan untuk lebih memahami STRATEGI pemasaran terkait dengan
pembahasan mengenai ANALISIS SITUASI.
1 Jelaskan ketidak mampuan mengelola LINGKUNGAN INTERNAL ( Ketersediaan 25
sumber daya) yang menjadi inti permasalahan NOKIA? (padukan antara teori dan
praktek bisnis NOKIA)
2 Sejauh mana NOKIA tidak dapat memenuhi KEBUTUHAN/KEINGINAN DAN 25
HARAPAN pelanggan?
3 Dari segi LINGKUNGA N EKSTERNAL, perubahan dinamis apa yang kurang dapat 25
diantisipasi dengan baik sehingga NOKIA harus mmenerima kenyataan pahit
tersebut?

4 Sampaii sejauh mana TEKANAN PESAING yang harus dihadapi NOKIA, 25


mengingat produk yang technology-based harus responsive menanggapi inoovasi
produk pesaing?
Skor Total 100

Jawab:

1. Analisis internal berkaitan dengan pertanyaan bagaimana keadaan kita saat ini' dan 'apa
yang sudah kita perbuat?' Pertanyaan ini dijawab melalui analisis kinerja bisnis, analisis
sumber daya perusahaan, serta review atas budaya dan struktur organisasi. Analisis ini
diakhiri dengan inventarisasi kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan
perusahaan. Kekuatan yang penting bagi keberhasilan bisnis harus dipertahankan. Area
di mana perusahaan lemah tetapi penting bagi keberhasilan bisnis harus ditingkatkan
Area di mana perusahaan dan penting bagi keberhasilan bisnis menjadi sumber
kompetensi inti. Idealnya, kompetensi inti adalah area di mana perusahaan lebih kuat
dibanding pesaing, dapat diaplikasikan ke berbagai bidang industri dan sulit ditiru
pesaing. Kompetensi inti menjadi sumber competitive advantage yang penting.
Competitive advantage berasal dari aset tangibles dan aset intangibles, tetapi porsi aset
intangibles lebih besar.
2. Sebelum pelaksanaan produksi perusahaan tidak mengetahui karakteristik pelanggan
kita saat ini maupun aee pelanggan potensial. Untuk pasar konsumen perlu dilakukan
segmentasi berdasarkan variabel-variabel demografi (jenis kelamin, usia, pendapatan,
pekerjaan, pendidikan, etnisitas, dan lain-lain), geografi (tempat tinggal, kota, i pulau,
kepadatan penduduk, dan lain-lain), psikografi (sikap, opini, minat, i motivasi, gaya
hidup, dan lain-lain), dan perilaku konsumsi (tingkat i pemakaian, tipe produk yang
dibeli, frekuensi pembelian, lama berlangganan, i dan seterusnya). Untuk pasar bisnis
perlu dilakukan segmentasi berdasarkan karakteristik bisnis (jenis usaha, skala usaha,
pertumbuhan usaha, lama berlangganan, dan lain-lain). Selain itu, perlu juga diketahui
unit pengambil keputusan atau Slapa yang berwenang mengambil keputusan dalam
perusahaan pelanggan. i Profitabiltas setiap segmen bahkan setiap konsumen kalau
mungkin, sangat berguna bagi perusahaan. Karena pada prinsipnya, layanan yang baik
harus diprioritaskan pada konsumen yang profitable, konsumen yang merugikan dapat
diabaikan. Oleh karena itu, perhitungan rugi laba atas setiap segmen atau konsumen
individu, kalau memungkinkan, sangat penting dilakukan.
3.
Hambatan Masuk. Pada setiap industri yang mudah dimasuki (hambatan masuk
rendah), jumlah pemain akan banyak. Dengan pasar yang terbatas maka persaingan
tinggi antarpemain tidak terhindarkan.
Sifat produk. Apabila produk-produk yang ada di pasaran diangeap sama oleh
konsumen akan muncul persaingan harga. Persaingan demikian umumnya sangat
merugikan perusahaan-perusahaan yang bersaing sebaliknya menguntungkan
konsumen.
Hambatan keluar. Banyak alasan yang membuat perusahaan sulit keluar dari
persaingan (menutup usaha), misalnya komitmen dengan pemasok atau pembeli,
investasi yang telah ditanamkan, perjanjian kerja dengan karyawan tetap, dan peraturan
pemerintah yang melarang penutupan usaha. Dalam situasi demikian, perusahaan-
perusahaan yang ada akan berusaha mempertahankan diri sekuat tenaga. Dampaknya
adalah persaingan antarperusahaan yang ketat.
Homogenitas Pasar. Apabila pasar homogen atau sulit disegmentasi, maka
persaingan akan berlangsung ketat karena semua pemain memperebutkan segmen
yang sama.
Struktur Industri. Apabila jumlah pemain dalam industri banyak makai terbuka
kesempatan bagi setiap pemain untuk mencari posisi yang bagus (comfortable). Sebab,
dalam situasi demikian, gerakan setiap pemain tidak diperhatikan secara seksama oleh
pemain lain. Hasilnya adalah persaingan yang ketat. Lain halnya kalau jumlah pemain
sedikit (dalam ekonomi distilahkan oligopoli). Gerakan satu pemain mendapat perhatian
besar dari pemain-pemain lain. Karena itu, setiap pemain tidak sembarangan membuat
gerakan bersaing. Sebaliknya, para pemain memiliki kepentingan untuk tidak saling
menjatuhkan. Akibatnya, sering terjadi kerja sama antar pemain. Apabila para pemain
membuat kerja sama demikian terbentuklah apa yang disebut kartel.
Komitmen pada Industri. Sebuah perusahaan yang berbisnis sepenuh hati
dalam industri akan berusaha mati-matian untuk mempertahankan dirl. Apabila semua
atau banyak perusahaan yang memiliki sikap demikian maka persaingan industri akan
tinggi.
Fisibilitas Inovasi Teknologi. Apabila dalam suatu industri inovasi sering
dilakukan, para pemain di dalamnya akan berusaha memperoleh teknologi terakhir. Hal
ini menyebabkan tingkat persaingan yang tinggl.
Skala ekonomi. Apabila dalam suatu industri dibutuhkan skala ekonoml yang
tinggi untuk mencapai efisiensi maka para pemain di dalamnya akan melakukan apa
saja untuk memperoleh sebesar mungkin pangsa pasar. Hal yang sama terjadi apabila
biaya tetap tinggi. Perusahaan akan berusahal memperoleh volume penjualan tinggi
untuk menyebarkan biaya tetap tersebut agar biaya rata-rata lebih rendah. Hasilnya
adalah persaingan industri yang tingg.
Iklim Ekonomi. Persaingan umumnya lebih tinggi dalam situasi ekonomi yang
lesu dibanding bergairah. Sebab, dalam situasi demikian, permintaan konsumen
menurun. Akibatnya, persaingan para pemain untuk i memperoleh pangsa pasar yang
lebih tinggi semakin ketat.
Keanekaragaman perusahaan. Apabila industri diisi oleh pemainpemain lama
maka perilaku-perilaku para pemain cenderung terpola menjadi semacam 'aturan' yang
diikuti bersama. Para pemain baru umumnya tidak terikat dengan aturan' yang sudah
ada atau malah dapat menjadikan pengubahan aturan (changing the rales) (Hamel dan
Prahalad, 1990: 79-91) sebagai strategi bersaing. Apabila industri diisi oleh pemain-
pemain dengan pendekatan bisnis yang berbeda-beda, persaingan industri akan tinggi.
4. Mengevaluasi Pemain-pemain Kunci.
Setelah diidentifikasi, perusahaan harus mengevaluasi pemain-pemain kunci
untuk mengetahui:
 Kinerja. Bagaimana penjualan, pertumbuhan penjualan, dan profitabilitas, yang
merefleksikan kesehatan pesaing?
 Citra dan kepribadian. Bagaimana publik mempersepsikan dan memosisikan
pesaing?
 Sasaran. Apakah pesaing berkomitmen terhadap bisnis? Apakah pesaing ini
bermaksud memperoleh pangsa pasar dan pertumbuhan yang tinggi?
 Budaya. Apa yang paling penting bagi perusahaan? Apakah pengendalian
biaya, kewirausahaan, ataukah konsumen?
 Stuktur biaya. Apakah pesaing memiliki keunggulan biaya?
 Kekuatan dan kelemahan. Apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan pesaing
dan bagaimana perkembangannya dari waktu ke waktu?

Anda mungkin juga menyukai