Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : Muhammad Ziyad Al Fajar

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042764758

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4265 Manajemen Kualitas

Kode/Nama UPBJJ : 11 / Banda Aceh

Masa Ujian : 2021/22.1 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
SOAL

1. Jelaskan tiga kelompok besar dimensi penting dalam TQS dari perspektif
manajemen!
2. Jelaskan perbedaan dimensi kualitas layanan antara perusahaan manufaktur
dan perusahaan jasa untuk dimensi manajemen kualitas layanan dan
manajemen proses!
3. Jelaskan dimensi kualitas pada industri jasa menurut Garvin!
4. Jelaskan 3 macam instrumen pengukuran kualitas yang biasa di gunakan.!
5. Jelaskkan sasaran utama dan sasaran sistem JIT
6. Jelaskan bagaimana hubungan antara JIT, MRP, dan MRP II?
7. Jelaskan six sigma dengan beberapa pemahaman, yaitu sebagai sistem
manajemen, sebagai alat ukur, dan sebagai teknik.?
8. Jelaskan beberapa penyebab kegagalan pelaksanaan six sigma!
9. Jelaskan konsep Lean manajemen yang anda pahami!
10. Jelaskan istilah 5 S, yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke!

JAWAB

No. 1.
Tiga kelompok besar dimensi penting dalam TQS dari perspektif manajemen.
1. Kelompok pertama adalah dimensi manajemen kualitas generik yang
berlaku untuk perusahaan manufaktur maupun jasa. Dimensi ini meliputi
komitmen manajemen puncak dan kepemimpinan visioner, manajemen
sumber daya manusia, desain dan manajemen proses atau sistem teknik,
sistem informasi dan sistem analisis, benchmarking, perbaikan
terusmenerus dan berkesinambungan, fokus pada pelanggan, dan
kepuasan karyawan.
2. Kelompok kedua adalah dimensi yang jarang ditemukan dalam literatur
namun merupakan elemen kunci dalam TQM untuk perusahaan
manufaktur dan jasa. Dimensi tersebut adalah intervensi serikat buruh dan
tanggung jawab sosial.
3. Kelompok ketiga merupakan faktor-faktor unik dalam organisasi jasa, yaitu
servicescapes dan budaya pelayanan.

No. 2.
Beda perusahaan manufaktur dan jasa.
Dimensi Perusahaan manufaktur Perusahaan jasa
Manajemen QFD, house of quality, desain Mencegah kesalahan, gap
kualitas Taguchi, poka-yoke, analysis, critical
pelayanan pencegahan kesalahan. incident technique.
Manajemen Proses Pengendalian kualitas Sistematisasi, standarisasi,
statistik, penyederhanaan,
pengendalian proses komputerisasi, jaringan
statistik, JIT, six sigma kerja.
quality.

No. 3.
Menurut Garvin (1996), dimensi kualitas pada industri jasa antara lain:
1. Communication, yaitu komunikasi atau hubungan antara penerima jasa
dengan pemberi jasa.
2. Credibility, yaitu kepercayaan pihak penerima jasa terhadap pemberi jasa.
3. Security, yaitu keamanan terhadap jasa yang ditawarkan.
4. Knowing the customer, yaitu pengertian dari pihak pemberi jasa pada
penerima jasa atau pemahaman pemberi jasa terhadap kebutuhan dan
harapan pemakai jasa.
5. Tangibles, yaitu bahwa dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan
harus dapat diukur atau dibuat standarnya.Reliability, yaitu konsistensi kerja
pemberi jasa dan kemampuan pemberi jasa dalam memenuhi janji para
penerima jasa.
6. Responsiveness, yaitu tanggapan pemberi jasa terhadap kebutuhan dan
harapan penerima jasa.
7. Competence, yaitu kemampuan atau keterampilan pemberi jasa yang
dibutuhkan setiap orang dalam perusahaan untuk memberikan jasanya
kepada penerima jasa.
8. Access, yaitu kemudahan pemberi jasa untuk dihubungi oleh pihak atau
pelanggan atau penerima jasa.
9. Courtesy, yaitu kesopanan, respek, perhatian, dan kesamaan dalam
hubungan personil.

No. 4.
Instumen pengukuran kualitas:
1. Tingkat Pendapatan Penduduk
Tingkat pendapatan penduduk merupakan jumlah atau tingkat penghasilan setiap
penduduk dalam satu tahun. Pendapatan perkapita ini dipengaruhi oleh besar
kecilnya pendapatan ekonomi nasional (Gross National Product) dan pertumbuhan
jumlah penduduk.
2. Tingkat Pendidikan Penduduk
Faktor penentu kualitas atau mutu sumber daya manusia adalah tinggi rendahnya
tingkat pendidikan. Pendidikan yang rendah akan menyebabkan rendahnya
kualitas sumber daya manusia pula.
Kualitas penduduk akan berpengaruh secara langsung pada kualitas kerja dan
hasil produksi. Rendahnya kualitas penduduk akan menghambat kemampuan
penduduk dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Baca :
Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Hasil Produksi.
3. Tingkat Kesehatan Penduduk
Tingkat kesehatan penduduk tercermin dari tinggi rendah tingkat kematian
penduduk (angka kematian kasar dan angka kematian bayi); usia harapan hidup,
keadaan gizi dan kebersihan lingkungan.Tingkat kesehatan penduduk erat
hubungannya dengan dua parameter sebelumnya, yakni tingkat pendapatan dan
pendidikan penduduk.

No. 5.
Sasaran utama Just In Time adalah meningkatkan produktivitas sistem
produksi atau
operasi dengan cara menghilangkan semua macam kegiatan yang tidak
menambah nilai bagi suatu produk.
Sasaran sistem JIT menitikberatkan pada continuous improvement untuk
mencapai biaya produksi yang lebih rendah, tingkat produktivitas yang lebih tinggi,
kualitas dan reliabilitas produk yang lebih baik, memperbaiki waktu penyerahan
produk akhir dan memperbaiki hubungan kerja antara pelanggan dengan
pemasok.

No. 6.
Just In Time dapat diorganisir sebagai kelanjutan langkah dari implementasi
Manufacturing Resource Planning (MRP II). JIT dan MRP II dapat dipandang
sebagai solusi campuran dalam usaha perbaikan secara terus-menerus dan
berkesinambungan (continuous improvement) dalam organisasi atau perusahaan
manufaktur dan keduanya lebih dari seperangkat teknik, melainkan mewakili
perjalanan kesempurnaan manufaktur (Bermudez, 1994). Namun, keduanya tidak
dapat saling meniadakan. JIT dan MRP II merupakan suatu sinergi, suatu evolusi,
dan bukan revolusi.
Sedangkan hubungan antara MRP dan JIT, Input utama dari MRP adalah
persedian (on hand), banyaknya unit yang diproduksi (lot sizing), persediaan
pengaman (safety stock),lead time, permintaan (gross requirement), dan rencana
pemesanan yang telah dilakukan (scheduled receipts/ planned orders).

No. 7.
Six sigma sebagai sistem manajemen
six sigma bisa dipakai juga sebagai sistem praktek manajemen yang berfokus
pada empat bidang, yaitu:
 Memahami siapa pelanggannya dan apa saja kebutuhannya.
 Menyeleraskan strategi dan proses-proses inti dalam perusahaan atau
organisasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
 Menggunakan analisis data secara rinci untuk memahami dan
meminimalkan variasi atau penyimpagan pada proses inti, yaitu proses
produksi atau layanan.
 Infrastruktur yang kuat untuk menjamin berjalannya aktivitas perbaikan
dalam organisasi dapat mencapai hasil atau kinerja yang lebih baik

Six sigma sebagai alat ukur


Tingkat seberapa bagus proses produksi atau layanan, dilihat dari seberapa
banyak produk atau layanan yang dihasilkan sesuai dengan ekspektasi pelanggan

Six sigma sebagai teknik atau metode


Dalam memecahkanan suatu masalah, six sigma menyediakan metode
yang dikenal dengan Define Measure Analyze Improve and Control (DMAIC).
 Define adalah memvalidasi masalah.
 Measure adalah mengukur masalah tersebut.
 Analyze adalah mencari sumber atau akar permasalahan.
 Improve adalah menentukan, memprioritaskan, dan mengimplementasi
solusi dari tiap masalah yang sudah tervalidasi.
 Control adalah menjaga agar solusi yang sudah diterapkan tetap berjalan
agar permasalahan tidak muncul kembali.

No. 8.
Menurut Eckes (2000), ada beberapa penyebab kegagalan pelaksanaan
six sigma, terutama karena tidak mau mengadakan perubahan,
khususnya dalam hal:
 Teknik, yang disebabkan orang-orang menemui kesulitan dalam memahami
teknik statistic untuk mendapatkan informasi. Pendidikan dan keterlibatan
sangat diperlukan dalam mengatasi hal ini.
 Politik, yang didasarkan pada mencari solusi untuk diterapkan. Strategi
untuk menghindarinya adalah pemenuhan kebutuhan akan perubahan dan
menunjukkan bagaimana perubahan memberikan manfaat bagi semua
orang.
 Individu, yang meliputi karyawan yang mendapatkan tekanan sebagai hasil
dari masalah masalah pribadi yang tidak berhubungan dengan organisasi.
Strategi yang dapat digunakan untuk mengatasinya adalah mengurangi
beban kerja karyawan.
 Organisasi, yang terjadi bila organisasi memegang teguh pada nilai-nilai
lama. Hal ini dapat diatasi bila ada komunikasi yang baik dari pimpinan
mengenai nilai-nilai yang mendukung manfaat six sigma.

No. 9.
 Lean management atau lean operation menawarkan kepada pelanggan
dengan secara tepat apa yang pelanggan inginkan, tanpa pemborosan, dan
melalui proses perbaikan secara terus-menerus dan berkesinambungan.
 lean operations lebih berfokus eksternal atau berfokus pada pelanggan
 Lean operations dikendalikan oleh aliran kerja yang dikenal dengan istilah
tarikan permintaan pelanggan (the pull of the customer’s order
 Lean operations berarti mengidentifikasi nilai pelanggan dengan
menganalisis semua kegiatan yang diperlukan untuk menghasilkan produk
dan mengoptimalkan seluruh proses dari sudut pandang pelanggan
 lean operations lebih menekankan pada memahami pelanggan.
 Memahami apa yang pelanggan inginkan dan menjamin bahwa input dari
pelanggan serta umpan balik dari pelanggan merupatan titik awal bagi lean
operations
Bila JIT cenderung berfokus internal, lean operations lebih berfokus
eksternal atau berfokus pada pelanggan. JIT lebih menekankan pada penyelesaian
masalah, sedangkan lean operations lebih menekankan pada memahami
pelanggan

No. 10.
Untuk dapat menata proses produksi dengan baik maka perlu lima disiplin di
tempat
kerja yang kita kenal dengan istilah 5 S, yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu,
Shitsuke.

Pertama, seiri atau pemilahan, yaitu disiplin di tempat kerja dengan cara melakukan
pemisahan berbagai alat atau komponen di tempatnya masing-masing sehingga
untuk mencarinya nanti bila diperlukan akan lebih mudah. Atau dikatakan
manajemen stratifikasi dan menangani penyebab. Kegiatan ini meliputi:
1. Membuang barang yang tidak diperlukan.
2. Menangani penyebab kotoran dan kebocoran.
3. Membersihkan ruangan.
4. Menangani barang yang cacat dan rusak.
5. Membersihkan daerah sekitar pabrik.
6. Mengatur gudang.

Kedua, seiton atau penataan, yaitu disiplin di tempat kerja dengan melakukan
penyimpanan fungsional dan membuang waktu untuk mencari barang. Kegiatan ini
meliputi:
1. Memberikan tempat khusus pada semua barang.
2. Ada standar pengarsipan.
3. Adanya papan pengumuman yang rapi.
4. Penempatan fungsional untuk material, suku cadang, kartu, rak, perkakas,
dan peralatan.

Ketiga, seiso atau pembersihan, yaitu disiplin di tempat kerja dengan melakukan
pembersihan sebagai pemeriksaan dan tingkat kebersihan. Kegiatan ini meliputi:
1. Membuat pembersihan dan pemeriksaan lebih mudah.
2. Setiap orang adalah penjaga dan pembersih gedung.
3. Melakukan pemeriksaan kebersihan dan koreksi masalah kecil.
4. Membersihkan tempat yang tidak diperhatikan orang.
Keempat adalah seiketsu atau pemantapan atau perawatan, yaitu manajemen visual
dan pemantapan 5 S. Kegiatan ini meliputi:
1. Pemberian tanda dan pengumuman.
2. Label.
3. Pengaturan kabel.
4. Kode dan sebagainya secara benar.

Kelima Shitsuke atau pembiasaan, yaitu pembentukan kebiasaan dan tempat


kerja yang berdisiplin. Kegiatan ini meliputi:
1. Pembersihan bersama.
2. Manajemen ruangan umum.
3. Tanggung jawab individual.

Anda mungkin juga menyukai