Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4263 Manajemen Kinerja
Kode/Nama UPBJJ : 11 / Banda Aceh
Masa Ujian : 2021/22.1 (2022.1)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA 1. Jelaskan manfaat atau kelebihan penggunaan MBS! Penerapan MBS yang efektif secara spesifik mengidentifikasi beberapa manfaat spesifik dari penerapan MBS yaitu memungkinkan orang-orang yang kompeten di sekolah untuk mengambil keputusan yang akan meningkatkan pembelajaran. Memberi peluang bagi seluruh anggota sekolah untuk terlibat dalam pengambilan keputusan penting. MBS memberi keuntungan dalam aspek: ekonomi, profesional, politis, administrasi yang efektif, keuntungan finansial, prestasi siswa, akuntabilitas, dan efektivitas Sekolah. Pertama, Keuntungan ekonomi diperoleh sekolah ketika memahami logika berikut: MBS mempercayai sekolah sebagai pengambil keputusan. Kelebihan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) disekolah menurut American Association of School Administrators (AASA), Asosiasi Nasional Kepala Sekolah Dasar (NAESP), National Association of Secondary School Principals (NASSP), dan sumber-sumber lain, manajemen berbasis sekolah dapat: - Memungkinkan individu-individu yang kompeten di sekolah untuk membuat keputusan yang akan meningkatkan pembelajaran. - Berikan seluruh komunitas sekolah suara dalam keputusan-keputusan penting - Fokus akuntabilitas pengambilan keputusan. - Mengarah pada kreativitas yang lebih besar dalam perancangan program sumber daya untuk mendukung tujuan yang dikembangkan di setiap sekolah. - Mengakibatkan penganggaran realistis sebagai orangtua dan guru menjadi lebih sadar akan status keuangan sekolah, batasan pembelanjaan, dan biaya dari program. - Meningkatkan semangat guru dan memelihara kepemimpinan baru di semua tingkatan. - Memberdayakan sumber daya manusianya seoptimal mungkin. - Memfasilitasi warga sekolahnya untuk belajar terus dan belajar kembali. - Mendorong kemandirian (otonomi) setiap warganya - Memberikan tanggungjawab kepada warganya - Mendorong setiap warganya untuk “mempertanggungugatkan” (accountability) terhadap hasil kerjanya, - Mendorong adanya teamwork yang kompak dan cerdas dan shared value bagi setiap warganya. - Merespon dengan cepat terhadap pasar (pelanggan) - Mengajak warganya untuk menjadikan sekolahnya customer focused, - Mengajak warganya untuk nikmat/siap berhadap perubahan menganalisis sekolahnya, - Mengajak warganya untuk komitmen terhadap “keunggulan kualitas”, - Mengajak warganya untuk melakukan perbaikan secara terus-menerus, - Melibatkan warganya secara total dalam penyelenggaraan sekolah.
2. Bagaimana kelemahan penggunaan MBS!
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: dapat diambil kesimpulan: 1) pelaksanaan MBS di sekolah menengah secara umum berjalan dengan baik; 2) kendala pelaksanaan MBS yang paling menonjol yaitu terbatasnya anggaran biaya, minimnya fasilitas yang dimiliki sekolah, serta masih rendahnya kualitas SDM; dan 3) Saran yang cukup menonjol dari pihak sekolah adalah agar pemerintah (pusat dan daerah) dapat meningkatkan bantuan/subsidi keuangan berupa dana block grant, dekonsentrasi (termasuk BOS/BKM), dana dari Depag, APBD Provinsi dan APBD Kota/Kabupaten. Hambatan-hambatan yang dihadapi kepala sekolah dalam mengimplementasikan MBS diantaranya kurang berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum, kekurang- sadaran peserta didik dalam memenuhi tugas dan haknya sebagai anggota kelas, keterbatasan anggaran. Kekurangan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) disekolah, beberapa kekurangan/hambatan yang mungkin dihadapi pihak-pihak berkepentingan dalam penerapan MBS adalah sebagai berikut: - Tidak Berminat Untuk Terlibat. Sebagian orang tidak menginginkan kerja tambahan selain pekerjaan yang sekarang mereka lakukan. Mereka tidak berminat untuk ikut serta dalam kegiatan yang menurut mereka hanya menambah beban. Anggota dewan sekolah harus lebih banyak menggunakan waktunya dalam hal-hal yang menyangkut perencanaan dan anggaran. Akibatnya kepala sekolah dan guru tidak memiliki banyak waktu lagi yang tersisa untuk memikirkan aspek-aspek lain dari pekerjaan mereka. Tidak semua guru akan berminat dalam proses penyusunan anggaran atau tidak ingin menyediakan waktunya untuk urusan itu. - Tidak Efisien Pengambilan keputusan yang dilakukan secara partisipatif adakalanya menimbulkan frustrasi dan seringkali lebih lamban dibandingkan dengan cara-cara yang otokratis. Para anggota dewan sekolah harus dapat bekerja sama dan memusatkan perhatian pada tugas, bukan pada hal-hal lain di luar itu. - Pikiran Kelompok Setelah beberapa saat bersama, para anggota dewan sekolah kemungkinan besar akan semakin kohesif. Di satu sisi hal ini berdampak positif karena mereka akan saling mendukung satu sama lain. Di sisi lain, kohesivitas itu menyebabkan anggota terlalu kompromis hanya karena tidak merasa enak berlainan pendapat dengan anggota lainnya. Pada saat inilah dewan sekolah mulai terjangkit “pikiran kelompok.” Ini berbahaya karena keputusan yang diambil kemungkinan besar tidak lagi realistis. - Memerlukan Pelatihan Pihak-pihak yang berkepentingan kemungkinan besar sama sekali tidak atau belum berpengalaman menerapkan model yang rumit dan partisipatif ini. Mereka kemungkinan besar tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang hakikat MBS sebenarnya dan bagaimana cara kerjanya, pengambilan keputusan, komunikasi, dan sebagainya. - Kebingungan Atas Peran dan Tanggung Jawab Baru Pihak-pihak yang terlibat kemungkinan besar telah sangat terkondisi dengan iklim kerja yang selama ini mereka geluti. Penerapan MBS mengubah peran dan tanggung jawab pihak-pihak yang berkepentingan. Perubahan yang mendadak kemungkinan besar akan menimbulkan kejutan dan kebingungan sehingga mereka ragu untuk memikul tanggung jawab pengambilan keputusan. - Kesulitan Koordinasi Setiap penerapan model yang rumit dan mencakup kegiatan yang beragam mengharuskan adanya koordinasi yang efektif dan efisien. Tanpa itu, kegiatan yang beragam akan berjalan sendiri ke tujuannya masing-masing yang kemungkinan besar sama sekali menjauh dari tujuan sekolah.