KULIAH TUGAS 3
1. Kelompok pertama, adalah dimensi manajemen kualitas generik yang berlaku untuk perusahaan
manufaktur maupun jasa. Dimensi ini meliputi komitmen manajemen puncak dan kepemimpinan
visioner, manajemen sumber daya manusia, desain dan manajemen proses atau sistem teknik,
sistern infonnasi dan sistem analisis, benchmarking, perbaikan terus-menerus dan
berkesinarnbungan, fokus pada pelanggan, dan kepuasan karyawan. Kelompok kedua, adalah
dimensi yang jarang ditemukan dalam literatur namun merupakan elemen kunci dalarn TQM
untuk perusahaan manufaktur dan jasa. Dimensi tersebut adalah intervensi serikat buruh dan
tanggungjawab sosial. Kelompok ketiga, merupakan faktor-faktor unik dalam organisasi jasa yaitu
servicescapes dan budaya layanan.
Perusahaan Manufactur
a.Comunication yaitu komunikasi atau hubungan antara penerima jasa dengan pemberi jasa.
d.Knowing the customer yaitu pengertian dari pihak pemberi jasa pada
penerima jasa atau pemahaman pemberi jasa terhadap kebutuhan dan harapan
pemakai jasa
e.Tangibles yaitu bahwa dalam memberikan layanan kepada pelanggan harus dapat
f.Reliability yaitu konsistensi kerja pemberi jasa dan kemampuan pemberi jasa
pcnerima jasa.
setiap orang dalarn perusahaan untuk memberikan jasanya kepada penerima jasa.
i.Access yaitu kemudahan pernberi jasa untuk dihubungi oleh pihak pelanggan
hubungan personil
4.Servqual
yang diterima dan yang diharapkan. Servperf mengukur kualitas layanan dengan
antara kinerja yang dipersepsikan dan lebih menekankan pada jumlah ideal
layanan yang merupakan sikap jangka panjang pada satu titik waktu. Servperf dan
servqual merupakan dua ukuran yang berbeda. Hal ini ditujukkan oleh hasil
pengujian Cronin dan Taylor (1994) bahwa kedua pengukuran tersebut tidak
konvergen.
Servperf
kelompok pelanggan. Servperf mempunyai skala yang lebih valid dan reliabel.
Oleh karena itu, servperf dapat digunakan dalam pengambilan keputusan strategik.
Taylor, 1992). Hal ini juga konsisten dengan hasil penelitian McAlexander et
dengan melihat ketiga ha!, kualitas layanan, kepuasan pelanggan, dan keinginan
membeli.
Hedperf
mempunyi criterion validity dan costruct validity yang lebih tinggi, mampu
5.Sasaran utama terdiri dari dari Laba, kepuasan pelanggan, Kualitas total
lebih pada pemenuhan proses produksi untuk usaha perakitan (assembling). MRP
masih mentolerir adanya lead time dan stock on hand, sementara JIT tidak.
7. Dalam istilah bisnis, six sigma didefinisikan sebagai strategi perbaikan bisnis
kualitas yang buruk, dan memperbaiki efektivitas dan efisiensi semua kegiatan
operasi, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan (Antony
& Banuelas, 200 I). Beberapa ahli mengartikan six sigma dengan beberapa
pemahaman yaitu sebagai sistem manajemen, sebagai alat ukur, dan sebagai
teknik.
penerapan untuk mencapai peningkatan kinerja yang lebih baik. Oleh karena
itu, padatataran yang lebih tinggi, six sigma bisa dipakai juga sebagai sistem
c. Menggunakan analisis data secara rinci untuk memaharni dan meminirnalkan variasi atau
perbaikan dalam organisasi dapat mencapai hasil atau kinerja yang lebih
baik.
2. Six sigma sebagai ala! ukur
Six sigma sebagai alat ukur dapat disamaartikan dengan pengukuran berat.
Alat yang kita pakai jika kita ingin tahu berat badan kita adalah menggunakan
tirnbangan. Hal yang sama juga berlaku untuk penerapan six sigma sebagai
alat ukur. Jika kita ingin mernbandingkan dua atau lebih proses yang berbeda
dan ingin mengetahui mana yang lebih bagus kinerjanya, maka six sig,na-lah
alat ukumya. Tingkat seberapa bagus proses produksi atau layanan, dilihat
dari seberapa banyak produk atau layanan yang dihasilkan sesuai dengan
ekspektasi pelanggan. Dengan kata lain, semakin kecil cacat yang dihasilkan
oleh proses kita maka semakin bagus proses kita. Secara statistik, six sigma
berarti proses.
masalah yang sudah tervalidasi. Sernentara itu, Control adalah menjaga agar
solusi yang sudah diterapkan tetap berjalan agar perrnasalahan tidak muncul
8. Menurut Eckes (2000), ada beberapa penyebab kegagalan pelaksanaan six sigma,
nilai lama. Hal ini dapat diatasi bila ada komunikasi yang baik dari
secara tepat apa yang pelanggan inginkan, tanpa pemborosan, dan melalui proses
pelanggan (the pull of the customer 's order). Penerapan konsep JIT yang
dilengkapi dengan Lean operations dan dengan menerapkan six sigma akan
Negara 5S adalah filosofi dan cara bagi suatu organisasi dalam mengatur dan
mengelola ruang kerja dan alur kerja dengan tujuan efesiensi dengan cara
mengurangi adanya buangan (waste) baik yang bersifat barang atau peralatan
maupun waktu.
a. Seiri (Ringkas)
b. Seiton (Rapi)
Menentukan tata letak yang tertata rapi sehingga kita selalu menemukan
"Setiap barang yang berada di tempat kerja mempunyai tempat yang pasti"
c. Seiso (Resik)
d. Seiketsu (Rawat)
Memelihara barang dengan teratur rapi dan bersih juga dalam aspek
e. Shitsuke (Rajin)
Melakukan sesuatu yang benar sebagai kebiasaan: "Lakukan apa yang harus