Anda di halaman 1dari 3

NAMA: HANIF NURULUMFITRY ZAIN

NIM : 041732551

1. 3 Kelompok besar dimensi penting TQS dari prespektif manajemen:


 Kelompok pertama, adalah dimensi manajemen kualitas generic yang berlaku untuk
perusahaan manufaktur maupun jasa. Dimensi ini meliputi komitmen manajemen puncak
dan kepemimpinan visioner, manajemen sumber daya manusia, desain dan manajemen
proses atau sistem teknik, sistem informasi dan sistem analisis,benchmarking, perbaikan
terus-menerus dan berkesinambungan, fokus pada pelanggan, dan kepuasan karyawan.
 Kelompok kedua, adalah dimensi yang jarang ditemukan dalam literature namun
merupakan elemen kunci dalam TQM untuk perusahaan manufaktur dan jasa. Dimensi
tersebut adalah intervensi serikat buruh dan tanggungjawab sosial.
 Kelompok ketiga, merupakan faktor-faktor unik dalam organisasi jasa yaitu servicescapes
dan budaya layanan.
2. Perbedaan dimensi manufaktur dan jasa:

DIMENSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR PERUSAHAAN JASA


Manajemen QFD,house of quality, desain Mencegah kesalahan, gap
kualitas layanan taguchi,poka-yoke, pencegahan analysis,critical
kesalahan,dst. incident,technique
Manajemen Proses Pengalihan kualitas statistik, Sistematisasi, standarisasi,
pengendalian proses statistik,JIT, six penyederhanaan,
sigma quality,dst. komputerisasi, jaringan
kerja,dst.

3. Menurut Garvin, dimensi kualitas pada industry jasa antara lain:


 Communication yaitu komunikasi atau hubungan antara penerima jasa dengan pemberi
jasa.
 Credibility yaitu kepercayaan pihak penerima jasa terhadap pemberi jasa.
 Security yaitu keamanan terhadap jasa yang ditawarkan.
 Knowing the customer yaitu pengertian dari pihak pemberi jasa pada penerima jasa atau
pemahaman pemberi jasa terhadap kebutuhan dan harapan pemakai jasa.
 Tangibles yaitu bahwa dalam memberikan layanan kepada pelanggan harus dapat diukur
atau dibuat standarnya.
 Reliability yaitu konsistensi kerja pemberi jasa dan kemampuan pemberi jasa dalam
memenuhi janji para pemilik jasa.
 Responsiveness yaitu tanggapan pemberi jasa terhadap kebutuhan dan harapan penerima
jasa.
 Competence yaitu kemampuan atau keterampilan pemberi jasa yang dibutuhkan setiap
orang dalam perusahaan untuk memberi jasanya kepada penerima jasa.
 Access yaitu kemudahan pemberi jasa untuk dihubungi oleh pihak pelanggan atau
penerima jasa.
 Courtesy yaitu kesopanan, respek, perhatian, dan kesamaan dalam hubungan personil.
4. 3 macam instrument pengukuran :
 Kualitas layanan (SERVQUAL) mengukur kualitas layanan dengan membandingkan
persepsi layanan yang diterima dan yang diharapkan.
 Kinerja layanan (SERVPERF) mengukur kualitas layanan hanya dengan hanya melihat
persepsi kualitas layanan.
 Kinerja yang dievaluasi(EVALUATED PERFORMANCE / EP) mengukur gap antara kinerja
yang dipersepsikan dan lebih menekankan pada jumlah ideal daripada harapan
pelanggan. Kinerja layanan tidak menunjukkan ukuran yang total.
5. Sasaran JIT yaitu pengurangan biaya dan perbaikan produktivitas dengan penggurangan
pemborosan. Sasaran utama JIT adalah menngkatkan produktivitas system produksi atau opersi
dengan cara nenghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menembah nilai bagi suatui
produk.Just in Time (JIT) mendasakan pada delapan kunci utama, yaitu:
 Menghasilakn produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan.
 Memproduksi dengan jumlah kecil
 Menghilangkan pemborosan
 Memperbaiki aliran produksi
 Menyempurnakan kualitas produk
 Orang-orang yang tanggap
 Menghilangkan ketidakpastian
 Penekananan pada pemeliharaan jangka panjang.
6. Pada dasarnya MRP dan JIT berbeda, bahkan berlawanan. Bila JIT berproduksi berdasarkan
pesanan atau permintaan pelanggan, namun MRP lebih pada pemenuhan proses produksi untuk
usaha perakitan (assembling). MRP masih mentolerir adanya lead time dan stock on
hand,sementara JIT tidak. Sedangkan MRP II diciptakan untuk dapat mendukung JIT. MRP II
biasanya digunakan bersama dengan penerapan JIT pada industri manufaktur untuk berproduksi
mengikuti pull production system. Oleh karena itu, pengintegrasian keduanya disebut sebagai
sistem MRP II/JIT.
7. Six sigma sebagai sistem manajemen. Penggunaan six sigma sebagai alat ukur yang konsisten
akan membantu organisasi memahami dan mengontrol proses intinya. Sebagai sistem
manajemen,six sigma ditetapkan sebagai metode problem solving yang sistematis yang
membantu organisasi mendapatkan solusi yang didasarkan pada akan permasalahan.
Six sigma sebagai alat ukur dapat disamaartikan dengan pengukuran berat. Jika ingin
membandingkan dua atau lebih proses yang berbeda dan ingin mengetahui mana yang lebih
bagus kinerjanya, maka six sigma inilah yang menjadi alat ukur. Semakin kecil cacat yang
dihasilkan oleh proses, maka semakin bagus proses tersebut. Secara statistic, six sigma berarti
proses.
Six sigma sebagai teknik atau metode. Dalam memecahkan suatu masalah, six sigma
menyediakan metode yang dikenal dengan Define Measure Analyze Improve and Control
(DMAIC). Six sigma sebagai sistem pengukuran menggunakan Defect per Million Opportunities
(DPMO).
8. Penyebab kegagalan six sigma terutama karena tidak mau mengadakan perubahan, khususnya
dalam hal :
 Teknik, yang disebabkan orang-orang menemui kesulitan dalam memeahami teknik
statistikn untuk mendapatkan informas. Pendidikan dan keterlibatan sangat diperlukan
dalam mengatasi hal ini.
 Politik, yang didasarkan pada pencarian solusi untuk diterapkan. Strategi untuk
menghindarinya adalah pemenuhan kebutuhan akan perubahan dan menunjukkan
bagaimana perubahan memberikan manfaat bagi semua orang.
 Individu, yang meliputi karyawan yang mendapatkan tekanan sebagai hasil dari masalah-
masalah pribadi yang tidak berhubungan dengan organisasi. Strategi yang dapat
digunakan untuk mengatasinya adalah mengurangi beban kerja karyawan.
 Organisasi, yang terjadi bila organisasi memegang teguh pada nilai-nilai lama. Hal ini
dapat dibatasi bila ada komunikasi yang baik dari pimpinan mengenai nilai-nilai yang
mendukung manfaat six sigma.
9. Lean management atau lean operation menawarkan kepada pelanggan dengan secara tepat apa
yang pelanggan inginkan, tanpa pemborosan, dan melalui proses perbaikan secara terus-menerus
dan berkesinambungan. Lean management dikendalikan oleh aliran kerja yang dikenal dengan
istilah tarikan permintaan pelanggan (the pull of the customer’s order). Bila JIT berfokus pada
internal, lean operations lebih berfokus eksternal atau berfokus pelanggan. Lean operations
berarti mengidentifikasi nilai pelanggan dengan menganalisis semua kegiatan yang diperlukan
untuk menghasilkan produk dan mengoptimalkan seluruh proses dari sudut pandang pelanggan.
10. Lima disiplin ditempat kerja yang dikenal dengan istilah 5S yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu,
Shitsuke. Seiri atau pemilihan yaitu disiplin ditempat kerja dengan cara melakukan pemisahan
berbagai alat atau komponen ditempatnya masing-masing sehingga untuk mencarinya nanti bila
diperlukan akan lebih mudah. Atau dikatakan manjemen statifikasi dan menangani penyebab.
Seiton atau penataan yaitu displin ditempat kerja dengan melakukan penyimpanan fungsional dan
membuang waktu untuk mencari barang. Seiso atau pembersihan yaitu displin ditempat kerja
dengen melakukan pembersihan sebagai pemeriksaan dan tingkat kebersihan. Seiketsu atau
pemantapan atau perawatan yaitu manajemen visual dan pemantapan 5S. Shitsuke atau
pembiasaan, yaitu pembentukan kebiasaan dan tempat kerja yang disiplin.

SUMBER : EKMA4265 MANAJEMEN KEUANGAN

jsdacan

Anda mungkin juga menyukai