Anda di halaman 1dari 20

DISKUSI 7

NAMA : HERIADI

NIM : 042517765

1. Jelaskan secara singkat alasan utama mengapa suatu perusahaan mengunakan system kos
standar?

standar adalah kos yang seharusnya dikeluarkan untuk satu satuan KR kegiatan tertentu. Oleh
karena itu, manajer sangat memerlukan informasi kos standar dalam rangka melakukan
pengendalian. Sebenarnya, dikenal paling tidak tiga jenis sistem penetapan kos, yaitu sistem kos
aktual, sistem kos normal, dan sistem kos standar. Dalam akuntansi manajemen informasi kos
aktual tidak terlalu berguna dalam proses manajemen, karena manajemen membutuhkan
informasi yang akan datang. Sementara sistem kos ormal sebenarnya bersifat campuran, yang
mana informasi kos produk terdiri 1 kos aktual untuk komponen kos bahan baku langsung dan
kos tenaga kerja ngsung, sementara komponen kos overhead menggunakan tarif yang dibuat
rdasarkan estimasi.

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN


Sistem cos standar dapat meningkatkan perencanaan, pengendalian dan pengukuran kinerja. Fitur
utama dalam sistem anggaran fleksibel adalah sistem kon standar. Anggaran fleksibel hanya bisa
digunakan jika tersedia sistem kon standar. Membandingkan kost aktual dengan cos dianggarkan
dapat mengidentifikasi terjadinya variansi yaitu perbedaan antara apa yang direncanakan dengan
apa yang sesungguhnya dicapai pada aras (level) aktivitas tertentu. Total variansi, kemudian
dapat ditelusuri atau diinvestigasi menjadi variasi harga dan variasi kuantitas atau pemakaian
atau variansi volume jika perusahaan sudah memiliki cost standar. Tambahan informasi ini
sangat berguna bagi manajer. Sebagai contoh : jika variansi bersifat menguntungkan (favorable)
maka dengan mendekomposisi atau memecah variansi tersebut akan dapat diketahui apakah
terjadi karena ada perbedaan antara harga aktual dengan harga standar atau antara kuantitas
standar dengan kuantitas sesungguhnya atau disebabkan oleh keduanya harga dan kuantitas.

Ketika manajer melakukan pengendalian lebih banyak atas menggunakan input daripada harga,
maka informasi variansi efisiensi memberikan signal terkait dengan perlunya melakukan
tindakan koreksi, dan mengarahkan manajer untuk fokus pada aktivitas tertentu. Dengan
demikian, secara prinsip, penggunaan variansi efisiensi dapat meningkatkan pengendalian
operasional. Di samping itu, dengan memecah atau menginvestigasi variansi harga, maka sistem
kau standar dapat meningkatkan pengukuran terhadap efisiensi manajerial yang biasanya kurang
mendapat perhatian.

Namun demikian, manfaat pengendalian operasional, bagaimanapun juga tidak sesuai dengan
lingkungan manufaktur modern yang menekankan pada perbaikan berkesinambungan dan sistem
pembelian dan produksi Just In Time (J I T). Penggunaan sistem konstanta untuk pengendalian
operasional dalam lingkungan seperti itu akan mendorong munculnya perilaku dis fungsional.
Sebagai contoh, pelopor variansi harga bahan, sebagai ukuran kinerja bagian pembelian, akan
mendorong pembelian dalam jumlah besar dengan memanfaatkan potongan harga untuk
mendapatkan harga murah. Tentu saja hal ini akan menyebabkan jumlah sediaan yang banyak,
sesuatu yang tidak diharapkan dalam sistem JIT. Dengan demikian, perhitungan variansi yang
detail, paling tidak pada aras operasional, tidak terlalu diperlukan dalam perusahaan yang
menerapkan sistem JIT. Namun, sistem cos standar tetap diperlukan dalam lingkungan
manufaktur maju untuk tujuan perencanaan, misalnya dalam menentukan harga penawaran.
Dengan demikian, sistem konstandar akan terus dipergunakan dan menjadi alat pengendalian
manajemen yang penting dalam lingkungan apapun.

Sumber :

BMP EKMA4314 Modul 7

2. Jelaskan secara singkat apa yang menyebabkan kos overhead tetap sangat berbeda
dengan kos overhead variable?

Kos standar untuk overhead pabrik harus memisahkan antara kos standar overhead variable
(SOTIV) dan kos standard overhead tetap (SOIIT). Pemisahan ini penting karena kedua unsur
kos overhead tersebut akan bereaksi dengan cara berbeda jika terjadi perubahan tingkat aktivitas
ataupun volume. , Kos standar Overhead variabel dapat ditentukan dengan melakukan analisis
bagaimana kos variabel tersebut bereaksi terhadap perubahan aktivitas. Sebagai contoh, jika
dalam sebuah perusahaan diketahui bahwa setiap satu jam kerja dilakukan oleh pegawai pabrik
maka akan terjadi kos overhead pabrik sebesar Rp10.000. Jadi berdasarkan kenyataan tersebut
kos standar overhead variabel (SOIIV) adalah Rp10.000 per jam kerja langsung. Atau bisa
dihitung denganrumus sebagai berikut :

Tarif Kos Standar Variabel Overhead (SOHV) =

Kos Overhead Variabel Dianggarkan / Jam Standar Kapasitas yang Dipilih Volume Denominator

Di sisi lain, untuk kos overhead pabrik tetap, besarnya kos standar dihitung dengan cara sebagai
berikut :

Tarif Kos Standar Overhead Tetap (SOHT) =

Kos Overhead Variabel Dianggarkan / Jam Standar Kapasitas yang Dipilih Volume Denominator

Kapasitas yang dipilih adalah kapasitas yang secara rasional bisa dicapai (attainable capacity),
atau pada kapasitas normal. Volume denominator adalah ekspektasi volume produksi yang
ditetapkan pada awal tahun ketika menetapkan tarif kos standar overhead tetap. Jadi biaya
overhead kos standar tetap ditetapkan setiap tahun.

Sumber :

BMP EKMA4314 Modul 7

3. Bagaimana Cara menghitung variansi volume dalam suatu perusahaan?


Dalam menghitung variansi volume, dilakukan dengan cara membandingkan antara kos
overhead tetap yang dianggarkan pada kapasitas praktis dengan kos standar overhead Tetap yang
dibolehkan. Jika produk yang dihasilkan melebihi volume yang dianggarkan maka variansinya
disebut menguntungkan (favorable) dan jika sebaliknya disebut variansi volumetidak
menguntungkan (unfavorable). Variansi volume sebenarnya mengukur tingkat utilitas fasilitas
pabrik. Oleh karena itu, tanggung jawab terhadap variansi volume seharusnya dibebankan ke
manajer produksi. Namun, kadang-kadang variansi volume yang signifikan mungkin saja
disebabkan oleh faktor-faktor yang sebenarnya di luar kontrol manajer produksi. Sebagai contoh,
Manajer pembelian dengan sengaja membeli bahan baku dengan kualitas rendah sehingga pada
saat proses produksi memerlukan banyak sekali pengerjaan ulang (reworking). Hal ini tentu saja
menyebabkan jumlah produksi yang rendah dan menimbulkan variansi volume yang tidak
menguntungkan. Dalam kasus ini, maka tanggungjawab harusdibebankan ke manajer pembelian.

Sumber :

BMP EKMA4314 Modul 7


NAMA : HERIADI

NIM : 042517765

Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan ketika menentukan segmentasi pasar?
Jelaskan!

Dalam melakukan segmentasi pasar, beberapa pemasar mencoba memilah segmen dengan
merigamati karakteristik konsumen, Mereka biasanya menggunakan ciri-ciri geografis,
demo. dan psikografis. Kemudian, mereka melihat apakah segmen-segmen, tersebut.

Pemasar yang 'tain mencobamemilah-milah segmen berdasarkan peritaku atau respons


konsumen terhadap suatu produk, seperti manfaat yang diinginkan, waktu penggunaan,
alasan penggunaan, dan kesetiaan, Setelah "peta” segmen kelihatan jelas, pemasar perlu
melihat lebih dalam fagi apakah 0 karakteristik konsumen yang berbeda tersebut juga
terjadi" dalam setiap segmen. Sebagai contoh, pemasar dapat menguji apakah orang 'yang
menginginkan kualitas vs harga murah dalam membeli mobil berbeda secara geografis,
demografis dan psikografis mereka. Secara “terperinci, variabel-variabel yang dapat
digutakan dalam melakukan se .mentasi pasar adalah sebagai berikut

1. Segmentasi Geografis

Dalam segmentasi geografis pasar dikelompokkan ke dalam unit-unit geografis yang berbeda,
seperti desa, kota, wilayah, provinsi, negara, iklim. Para penganut segmentasi geografis percaya
bahwa setiap wilayah memiliki karakter yang berbeda dengan wilayah lainnya. Oleh karena itu,
para pemasar merasa perlu mengelompokkan wilayah berdasarkan persamaan karakteristiknya.
Misalnya, masyarakat yang tinggal di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung,
Medan, Semarang, dianggap memiliki karakteristik yang sama. Beberapa masyarakat yang
tinggal di pedesaan juga dianggap memiliki karakteristik yang sama. Jadi, masyarakat yang
tinggal di pedesaan di Kabupaten Madiun dianggap mempunyai karakteristik sama dengan
masyarakat di pedesaan di daerah Kabupaten Kediri. Masyarakat elit yang tinggal di kawasan
Pondok Indah Jakarta, akan mempunyai karakteristik sama dengan masyarakat elit di daerah
Darmo, Surabaya. Dalam segmentasi berdasarkan variabel geografis ini, pemasar dapat
memutuskan untuk beroperasi dalam satu atau beberapa wilayah geografis atau beroperasi dalam
seluruh wilayah geografis namun memberikan perbedaan sesuai kekhasan, kebutuhan dan
preferensi sesuai dengan kondisi geografis tersebut. Misalnya Rumah Makan Gudeg X asal
Yogyakarta yang beroperasi di daerah Jakarta merubah menu gudegnya dengan mengurangi rasa
manis karena masyarakat Jakarta tidak menyukai gudeg yang manis.

2. Segmentasi Demografis
Dalam segmentasi demografis, pasar dipilah-pilah menjadi beberapa segmen berdasarkan
variabel-variabel demografis, seperti usia, jenis kelamin, penghasilan, agama, pendidikan. Para
penganut segmentasi ini percaya bahwa variabel-variabel demografis, seperti usia, penghasilan,
pendidikan, kelas sosial, generasi (cohort) terkait erat dengan keinginan atau preferensi
masyarakat terhadap suatu produk. Sebagai contoh, bayi membutuhkan popok, susu bayi,
pakaian bayi. Anak sekolah membutuhkan buku tulis, buku pelajaran, seragam sekolah. Wanita
dewasa membutuhkan kosmetik, salon perawatan muka, majalah wanita. Mahasiswa
membutuhkan buku teks, jurnal-jurnal ilmiah, tempat kos.

3. Segmentasi Generasi (Cohort)

Kini semakin banyak pemasar yang mulai memperhatikan segmentasi berdasarkan generasi
(cohort). Kosakata “cohort” biasanya digunakan dalam ilmu kependudukan, yakni untuk
mendefinisikan suatu generasi. Misalnya, cohort 45, berarti generasi yang dilahirkan sekitar
tahun 1945. Cohort komputer, merupakan generasi yang dilahirkan antara tahun 1961 1970.
Cohort internet, menunjukkan generasi yang lahir setelah 1970. Cohort MTV,
menunjukkan kelompok masyarakat yang lahir sesudah tahun 1985 yang gaya hidupnya
dipengaruhi oleh stasiun televisi MTV.

4. Segmentasi Psikografi

Konsumen memang dapat dibedakan menurut karakteristik geografi atau demografi. Namun,
adakalanya pengelompokan berdasarkan geografi dan demografi tidak cukup. Kelompok
konsumen yang mempunyai karakteristik geografi dan demografi yang sama, ternyata
mempunyai keinginan atau gaya hidup yang berbeda-beda. Eksekutif muda yang sama-sama
tinggal di Jakarta, mempunyai banyak variasi dalam mengisi waktu luangnya. Ada yang suka

„nongkrong‟ di café, ada yang suka berkumpul dengan keluarga, ada yang suka keluar kota
bersama teman-temannya, dan sebagainya. Oleh karena itu, segmentasi berdasarkan variabel
geografis dan demografis saja tidak cukup. Kita memerlukan segmentasi yang lebih “tajam” lagi,
yaitu segmentasi psikografis. Segmentasi psikografis adalah pengelompokan masyarakat
berdasarkan gaya hidup dan kepribadian.

5. Segmentasi Perilaku

Dalam segmentasi perilaku, konsumen dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan


pengetahuan, sikap, pemakaian atau respons mereka terhadap suatu produk. Dalam hal ini
pemasar meyakini bahwa variabel-variabel perilaku seperti manfaat, kejadian, status pemakai,
tingkat pemakaian, tingkat kesetiaan merupakan variabel yang baik dalam membentuk segmen
pasar.

Sumber :

EKMA4478 Modul 7
NAMA : HERIADI

NIM : 042517765

Silahkan jelaskan mengenai:

1. Motivasi

Jawaban :

Motivasi didefinisikan sebagai dorongan. Dorongan merupakan suatu gerak jiwa dan perilaku
seseorang untuk berbuat. Sedangkan motif dapat dikatakan suatu driving force yang artinya
sesuatu yang dapat menggerakkan manusia untuk melakukan tindakan atau perilaku, dan di
dalam tindakan tersebut terdapat tujuan tertentu. Menurut Umam(2012 : 159) . Pengertian dari
motivasi tercaakup berbagai aspek tingkah atau perilaku manusia yang dapat mendorong
seseorang untuk berperilaku atau tidak berperilaku. Namun dalam istilah berikut ini, motivasi
adalah dorongan manusia untuk bertindak dan berperilaku. Sedangkan pengertian motivasi di
kehidupan sehari-hari, motivasi dapat diartikan sebagai proses yang dapat memberikan dorongan
atau rasangan kepada karyawan sehingga mereka bersedia bekerja dengan ikhlas dan tidak
terbebani menurut Saydam(2000 : 326). Motivasi merupakan serangkaian sikap dan nilai-nilai
yang dapat memberikan pengaruh terhadap setiap individu yang dapat mencapai hal yang lebih
nyata dengan tujuan individu. Moral dan nilai merupakan suatu tidak terlihat atau nampak yang
memberikan dorongan seseorang untuk bertingkah laku dalam mencapai tujuan. Dorongan
tersebut terdiri dari dua komponen, yaitu : arah perilaku (kerja untuk mencapai tujuan), dan
kekuatan perilaku (seberapa kuat usaha individu dalam bekerja) motivasi meliputi perasaaan,
pikiran, dan pengalaman masa lalu yang dimiliki oleh seseorang yang merupakan bagian dari
hubungan dalam dan hubungan luar dari perusahaan. Selain itu motivasi diartikan sebagai
dorongan yang dimiliki seorang individu untuk berperilaku atau bertindak karena mereka ingin
melakukan perbuatan yang dapat mencapai tujuan atau keberhasilan. Apabila individu memiliki
motivasi yang kuat mereka akan melakukan suatu tindakan yang positif untuk melakukan
sesuatu, karena dapat mencapai tujuan mereka.
Motivasi kerja setiap pegawai berbeda-beda tergantung kebutuhan pribadinya, kebutuhan faali,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan realisasi diri, dan kebutuhan untuk merasa
berarti. Setiap orang memiliki tingkat kebutuhan yang berbeda-beda terkait kebutuhan yang
domianan dan menguasai perilakunya. Untuk memenuhi kebutuhan faali dan rasa aman,
perusahaan dalam memebri gaji dan upah harus menekankan pada keadilan. Untuk memenuhi
kebutuhan sosial, upaya memberikan perhatian, mengenal dan memahami sisi pribadi pegawai,
misalnya mengenal pasangan dari pegawai, mengetahui berapa jumlah anaknya serta tahu mana
anak-anak mereka, dapat mengakrabkan hubungan interpersonal atasan dan bawahan maupun
antara sesama rekan. Kebutuhan realisasi diri juga merupakan kebutuhan pegawai karena pada
dasarnya manusia memiliki keinginan untuk menampilkan kemampuan diri, prestasi secara
maksimal di pekerjaan. Kebutuhan untuk berarti, dihargai dan diakui kemampuannya oleh
perusahaan merupakan kebutuhan yang tidak kalah pentingnya. Hal ini dapat dipenuhi dengan
memebrikan pujian/penghargaan akan keterampilan yang dimiliki pegawai. Pegawai yang
kebutuhannya terpenuhi akan merasa puas dan senang mengerjakan tugas-tugasnya. Ia akan
loyal, bersemagat, serta produktif dalam bekerja.

2. Komitmen Kerja

komitmen kerja merupakan sikap atau perilaku karyawan yang berkaitan dengan keinginan
kuat seorang anggota organisasi/ karyawan untuk mempertahankan keanggotaannya dalam
suatu organisasi, serta mendukung dan menjalankan tujuan organisasi atau perusahaan
secara penuh suka rela, serta komitmen kerja lebih dari sekedar kesetiaan, namun lebih
kepada keintiman atau ikatan batin anggota terhadap organisasinya.

Komitmen kerja merupakan sikap atau perilaku karyawan yang berkaitan dengan keinginan kuat
seorang anggota organisasi/karyawan untuk mempertahankan keanggotaannya dalam suatu
organisasi, serta mendukung dan menjalankan tujuan organisasi atau perushaan secara penuh
suka rela, serta komitmen kerja lebih dari kesetiaan, namun lebih kepada keintiman atau ikatan
batin anggota terhadap organisasinya. Contoh komitmen kerja antara lain :

- Datang paling awal dan pulang paling akhir yang dilakukan secara proaktif tanpa ada paksaan
sama sekali.

- Selalu berbicara yang baik-baik mengenai perusahaannya.

- Bangga dan senantiasa memandang perusahaan secara positif di situasi apapun.


- Mampu mengerahkan seluruh tenaganyademi tujuan perusahaan.

- Membina hubungan yang baik terhadap seluruh karyawan dan selalu melakukan yang terbaik
bagi perusahaan.

terdapat tiga aspek yang mencirikan komitmen kerja, antara lain:


a. Komitmen afektif (affective commitment)

Aspek ini, merupakan perasaan emosional dan keyakinan-keyakinan dari anggota/


karyawan terhadap nilai-nilai dan tujuan dari perusahaan, rasa ikut sebagai bagian dari
organisasi, dan rasa keterlibatan dalam organisasi. Komitmen afektif tercermin dalam
perilaku anggota terhadap organisasinya, seperti kesamaan nilai dan tujuan pribadi dengan
nilai dan tujuan organisasi, penerimaan terhadap kebijakan organisasi, serta anggota
memiliki kebanggaan menjadi bagian dari suatu organisasi.

b. Komitmen berkelanjutan (continuance commitment),


Aspek ini, berkaitan dengan nilai ekonomis yang didapat seorang karyawan, yang berarti
bahwa seseorang memilih bertahan pada suatu perusahaan karena mendapat keuntungan-
keuntungan tertentu, dibandingkan karyawan tersebut keluar atau berpindah ke perusahaan
lain. Pada aspek ini, terbentuk karena imbalan yang diberikan oleh perusahaan yang dirasa
cukup. Pada aspek ini alasan seorang karyawan bertahan karena karyawan tersebut merasa
membutuhkan imbalan dari perusahaan.

c. Komitmen normatif (normative commitment),


Aspek ini, berkaitan dengan keinginan untuk bertahan dengan organisasi untuk alasan-
alasan moral atau etis. Pada aspek ini, komitmen terbentuk dari perasaan karyawan yang
merasa berkewajiban atau keharusan karyawan untuk tetap bertahan lebih dari orang lain
(Greenberg dalam Kurniawan, 2015).

Sumber :

EKMA4476/3SKS/Modul 6
NAMA : HERIADI

NIM : 042517765

Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat optimal ketersediaan produk dan


Jelaskan cara tindakan manajerial untuk meningkatkan keuntungan  berkaitan dengan
tingkat optimal ketersediaan produk!

Biaya ointrtbunan (the cost af overstocking) dinotasikan sebagai C,, merupakan


kerugian perusahaan dari setiap unit yang tak terjual di akhir musim penjualan.
Cost of understocking dinotasikan sebagai Cu, merupakan kerugian perusahaan
setiap kehilangan 'penjualan dikarenakan tidak tersedianya persediaan. Cost of
understocking seharusnya termasuk pada batas kehilangan dari sekarang hingga
penjualan selanjutnya apabila pelanggan tidak kembali. Kesimpulannya, ada dua
faktor yang mempengaruhi tingkat optimal ketersediaan produk, yaitu:

1. Biaya penimbunan barang (Cost of overstocking the producr)

2. Biaya kekurangan persediaan (Cost of understocking the product) ,

Kita ilustrasikan dan kembangkan hubungan ini dalam memutuskan untuk membeli
di L. L. Bean. Poin pertama yang dapat diamati adalah bahwa pengambilan
keputusan mengenai tingkat ketersediaan produk yang optimal, . banya sesuai dalam
kondisi permintaan yang tidak pasti. Secara tradisianal, banyak perusahaan
memperkirakan permintaan tanpa mempertimbangkan ketidakpastian. Pada kondisi
seperti ini, perusahaan tidak membuat keputusan berdasarkan tingkat ketersediaan,
tetapi berdasarkan kesepakatan atas peramalan permintaan. Pada masa sekarang,
perusahaan banyak memberikag Perhatian atas ketidakpastian dan mulai
menggunakan metode peramalan yang memperhatikan ketidakpastian.
Menggunakan metode peramalan yang tepat, mempertimbangkan ketidakpastian
serta menentukan tingkat ketersediaan Produk yang optimal dapat memberikan
keuntungan bagi perusahaan.
Terdapat dua tindakan manajerial untuk meningkatkan keuntungan :
a. Meningkatkan salvage value setiap unit yang meningkatkan keuntungan (sama halnya
dengan cycle service level optimal)
b. Menurunkan margin kerugian dari stockout

Strategi untuk meningkatkan salvage value termasuk menjual ke toko toko outlet sehingga
unit unit yang tersisa tidak terbuang. Beberapa perusahaan seperti Sport Obermeyer yang
menjual pakaian musim dingin di Amerika Serikat menjual kelebihan produknya di
Amerika Selatan. Peningkatan salvage value dari kelebihan tersebut menyebabkan Sport
Obermeyer menetapkan tingkat optimal ketersediaan produk yang lebih tinggi di Amerika
Serikat dan meningkatkan keuntungannya
Tindakan manajerial lainnya yang dapat meningkatkan keuntungan rantai pasokan adalah
mengurangi ketidakpastian permintaan. Dengan mengurangi ketidakpastian permintaan,
maka manajer rantai pasokan dapat menyesuaikan permintaan dan penawaran dengan
mengurangi overstocking dan understocking. Seorang manajer dapat mengurangi
ketidakpastian permintaan dengan cara berikut :
a. Memperbaiki peramalan : menggunakan pengetahuan tentang pasar yang lebih baik dan
bekerja sama untuk mengurangi ketidakpastian pasar
Perusahaan berusaha untuk lebih memahami pelanggan pelanggannya dan berkoordinasi
dengan rantai pasokan untuk memperbaiki peramalan. Penggunaan sistem informasi
perencanaan permintaan juga dapat membantu hal ini
b. Tanggapan cepat : mengurangi replenishment lead time sehingga kelipatan pesanan
dapat ditempatkan pada musim penjualan
Tanggapan cepat adalah sekumpulan tindakan rantai pasokan yang diambil untuk
mengurangi replenishment lead time. Manajer manajer rantai pasokan mampu
meningkatkan ketepatan peramalan seperti pengurangan lead time, sehingga mampu
menyesuaikan permintaan dan penawaran yang lebih baik agar dapat meningkatkan
keuntungan rantai pasokan
c. Penundaan : untuk produk yang beraneka ragam, sebaiknya menunda diferensiasi
produk sampai lebih dekat dengan titik penjualan
Penundaan dapat menjadi salah satu cara pengelolaan untuk menaikkan keutnungan. Ini
sangat berharga dalam perdagangan karena keterlambatan yang ada antara waktu
penyerahan pesanan pelanggan dan ketika mereka mengharapkan pengiriman. Jika rantai
pasokan dapat menunda pembedaan produk hingga telah menerima pesanan pelanggan,
peningkatan keuntungan yang signifikan dan pengurangan persediaan dapat diterima
d. Tailored sourching : kombinasi dua sumber pasokan
Nilai dari tailored sourching tergantung pada pengurangan biaya yang diperoleh karena
satu sumber tidak mengahdapi variabilitas. Jika keuntungan ini kecil, tailord sourching
menjadi tidak ideal karena hanya menambah implementasi yang rumit. Tailored sourching
dapat berupa tailored sourching berbasis volume ataupun berbaisis produk berdasarkan
sumber ketidakpastian

Sumber :

EKMA4371 / Modul 8
NAMA : HERIADI

NIM : 042517765

Tahapan setelah mengumpulkan data adalah mengolah data. Data yang terkumpul adalah data
yang berupa jawaban responden. Jawaban-jawaban inilah selanjutnya yang akan diubah dalam
bentuk  kode-kode berupa angka. Dalam penelitian kuantitatif, kode selalu berupa angka dan
pada penelitian kualitatif kode bisa berupa angka maupun berbentuk kata-kata. Silahkan
diskusikan proses memindahkan data penelitian Anda menjadi kode-kode, baik pada penelitian
kuantitatif maupun penelitian kualitatif.

Untuk memaksimalkan diskusi ini, jangan lupa mempelajari Modul 7 BMP Metode Penelitian
Sosial/ISIP4216 dan bahan- bahan belajar lain dari sumber-sumber lainnya (youtube, google,
dll).

JAWABAN

Di dalam penelitian kualitatif, tahapan pengolahan data bisa dilakukan berbarengan dengan tahap
pengumpulan data. Hal ini bahkan sangat dianjurkan. Dengan dilakukannya tahap pengolahan
data dan pengumpulan data (biasanya disertai juga dengan tahap menganalisis data), maka
peneliti bisa mengetahui informasi apa saja yang sebaiknya lebih difokuskan, informasi yang
dirasa sudah cukup, dan informasi yang bisa dikembangkan lebih luas lagi. Pengolahan data
kualitatif di dasarkan pada catatan lapangan yang sudah dibuat oleh peneliti saat mengumpulkan
data. Seperti halnya pengolahan data di dalam peneliuan kuantitatif, maka dalam penelitian
kualitatif, peneliti juga melakukan proses pemberian kode-kode. Proses pemberian kode terhadap
catatan lapangan, bisa dilakukan dengan melakukan kategorisasi data. Peneliti juga bisa
membedakannya ke dalam bentuk-bentuk pengamatan yang ada, yaitu pengamatan berstruktur
dan pengamatan tidak berstruktur. Proses mengkode data juga bisa dilakukan dengan membuat
sebuah matriks. Kotak-kotak yang membuat garis diagonal dari sudut kiri atas ke sudut kanan
bawah menunjukkan deskripsi yang baik tentang unsurunsur gejala yang diamati. Kotak lainnya
menggambarkan keterkaitan antara unsur-unsur yang ada.
Format pertanyaan yang ada di dalam kuesioner diubah menjadi pernyataan. Kemudian
kode huruf yang ada di dalam kategori jawaban diubah ke dalam bentuk angka. Jika Anda
perhatikan, maka ada perubahan forutan kategori jawaban. Hal ini terjadi karena variabel
(pertanyaan yang ada di dalam kuesioner di dalam pengolahan data dianggap sebagai
variabel Yersebut memiliki skala ordinal, sehingga jawaban sangat buruk memiliki filai
yang lebih rendah dibanding jawaban sangat baik. Saya harap Anda sudah memahami
tentang skala, yang materinya sudah dibahas di dalam modul sebelumnya dan buku materi
pokok Pengantar Statistik Sosial.

Untuk pertanyaan yang bentuknya terbuka, maka variasi jawaban yang diberikan
responden harus diinventarisasi terlebih dahulu. Setelah proses inventarisasi selesai,
barulah jawaban yang ada diberikan kode. Untuk proses peneliti bisa menggunakan alat
bantu yang disebut buku kode. Buku kode adalah sebuah buku yang berisi panduan tentang
variabel-variabel yang ada di dalam kuesioner, Buku ini sangat berguna dan membantu
bagi peneliti mula. Buku ini juga sebaiknya dibuat jika nantinya peneliti akan memints
bantuan orang lain (terutama jika yang membantu banyak orang) untuk”: memasukkan
data ke dalam program SPSS.

Kuantitatif

1. Data Coding
Dalam langkah ini peneliti menyusun secara sistematis data mentah (jawaban yang ada di
dalam kuesiner) ke dalam bentuk yang bisa dibaca oleh program SPSS (dalam bentuk
data).
2. Data Entry
Dalam langkah ini peneliti memindahkan data yang telah diubah menjadi kode-kode
berupa angka sesuai dengan yang ada di dalam buku kode ke dalam program SPSS.
3. Data Cleaning
Dalam langkah ini, penelti harus memastikan bahwa data yang sudah dientry ke dalam
program SPSS merupakan data yang sebenarnya. Dalam hal ini perlu adanya ketelitian dan
akurasi data. Untuk melakukan data cleaning, peneliti bisa melihat possible code cleaning
dan contingency code cleaning. Possible code cleaning adalah upaya peneliti untuk
membersihkan data dari berbagai angka yang tidak mungkin ada di dalam program.
kualitatif
1. Pengamatan berstruktur
Dalam teknik pengamatan berstruktur kategorisasi yang akan dibuat didasarkan pada teori
atau pengetahuan yang dimiliki oleh peneliti sebelum ia turun ke lapangan. Sehingga
dalam proses ini, peneliti hanya akan menghitung berapa kali ia mengamati kejadian dari
suatu kategori yang sudah dibuatnya.
2. Pengamatan tidak berstruktur
Dalam teknik pengamatan tidak berstrukrue kategorisasi yang akan dibuat didasarkan pada
variasi jawaban yang ada di lapangan. Peneliti harus berusaha mengamati segala sesuatu
yang tampak terkait dengan permasalahan yang diteliti.

 Wawancara

Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan
cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian (Emzir, 2010: 50).
Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa saja dilakukan
tanpa tatap muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada hakikatnya wawancara
merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu
atau tema yang diangkat dalam penelitian. Atau, merupakan proses pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya.

Byrne (2001) menyarankan agar sebelum memilih wawancara sebagai metoda


pengumpulan data, peneliti harus menentukan apakah pertanyaan penelitian dapat dijawab
dengan tepat oleh orang yang dipilih sebagai partisipan. Studi hipotesis perlu digunakan
untuk menggambarkan satu proses yang digunakan peneliti untuk memfasilitasi
wawancara.

Menurut Miles dan Huberman (1984) ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan dalam
melakukan wawancara, yaitu:

a)        The setting, peneliti perlu mengetahui kondisi lapangan penelitian yang sebenarnya
untuk membantu dalam merencanakan pengambilan data. Hal-hal yang perlu diketahui
untuk menunjang pelaksanaan pengambilan data meliputi tempat pengambilan data, waktu
dan lamanya wawancara, serta biaya yang dibutuhkan.
b)        The actors, mendapatkan data tentang karakteristik calon partisipan. Di dalamnya
termasuk situasi yang lebih disukai partisipan, kalimat pembuka, pembicaraan
pendahuluan dan sikap peneliti dalam melakukan pendekatan.

c)        The events, menyusun protokol wawancara.

Setidaknya, terdapat dua jenis wawancara, yakni: 1). wawancara mendalam (in-depth
interview), di mana peneliti menggali informasi secara mendalam dengan cara terlibat
langsung dengan kehidupan informan dan bertanya jawab secara bebas tanpa pedoman
pertanyaan yang disiapkan sebelumnya sehingga suasananya hidup, dan dilakukan berkali-
kali. 2). wawancara terarah (guided interview) di mana peneliti menanyakan kepada
informan hal-hal yang telah disiapkan sebelumnya. Berbeda dengan wawancara mendalam,
wawancara terarah memiliki kelemahan, yakni suasana tidak hidup, karena peneliti terikat 
dengan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Sering terjadi pewawancara atau
peneliti lebih memperhatikan daftar pertanyaan yang diajukan daripada bertatap muka
dengan informan, sehingga suasana terasa kaku.

b.        Observasi

Selain wawancara, observasi juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan
dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk
memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil
observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan
perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu
peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian (Guba dan Lincoln, 1981:
191-193).

Bungin (2007: 115-117) mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu: 1). Observasi
partisipasi, 2). observasi tidak terstruktur, dan 3). observasi kelompok. Berikut
penjelasannya:
Observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah metode pengumpulan data
yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan
di mana peneliti terlibat dalam keseharian informan.

Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman
observasi, sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan
yang terjadi di lapangan.

Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti
terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian.

c.         Dokumen

Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang
tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal
kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali
infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk
memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna
(Faisal, 1990: 77).

d.        Focus Group Discussion

Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi terpusat (Focus Group
Discussion), yaitu upaya  menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok orang lewat
diskusi untuk menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang peneliti. Misalnya,
sekelompok peneliti mendiskusikan hasil UN 2011 di mana nilai rata-rata siswa pada
matapelajaran bahasa Indonesia rendah. Untuk menghindari pemaknaan secara subjektif
oleh seorang peneliti, maka dibentuk kelompok diskusi terdiri atas beberapa orang peneliti.
Dengan beberapa orang mengkaji sebuah isu diharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan
yang lebih objektif.

Sumber:

BMP ISIP4216 / Modul 7


https://rachmatul4212.wordpress.com/2013/01/28/teknik-pengumpulan-data-dalam-
penelitian-kuantitatif-dan-kualitatif/

NAMA : HERIADI

NIM : 042517765

1. Jelaskan Langkah-langkah persiapan untuk melakukan transaksi secara online?

Jawaban

Cara isi GoPay:

1. Login ke Mobile Banking.


2. Pilih ISI ULANG > GoPay > JENIS TRANSAKSI > 301341-CUSTOMER.
3. Masukkan nomor HP yang terdaftar pada aplikasi Gojek.
4. Masukkan jumlah GoPay yang ingin diisi.
5. Masukkan PIN untuk memverifikasi transaksi.
6. Ikuti petunjuk selanjutnya untuk menyelesaikan proses pengisian GoPay

Kesimpulan: Transaksi online yaitu salah satu metode pembayaran yang memungkinkan
transaksi secara online untuk membeli produk atau jasa, berinvestasi, maupun menggunakan jasa
perbankan.

2. Jelaskan Perbedaan transaksi saham secara manual dan secara daring?

Jawaban
 Perbedaan transaksi saham secara online dan manual terletak pada efektif dan efisiennya waktu
dan biaya. Transaksi online sangat mudah dilakukan dan lebih efektif dan efisien karena investor
dapat bertransaksi dengan harga saham yang sedang terjadi sehingga keputusan investor untuk
membeli dan menjual saham akan lebih cepat karena semuanya menggunakan komputer.
Sedangkan transaksi manual akan memakan banyak waktu dan biaya yang dikeluarkan akan
lebih tinggi (komisi (fee) yang dibebankan pialang akan lebih tinggi jika manual).

Jika transaksi saham dilakukan secara manual maka investor harus menghubungi broker
(pialang) saham baik lewat telepon atau datang ke kantor pialang. Investor kemudian
memberikan instruksi-instruksi transaksi saham baik instruksi membeli atau menjual saham
kepada pialang. Investor juga harus memberi penjelasan kepada pialang mengenai jangkauan
harga yang disetujui, lama instruksi-instruksi tersebut berlaku, apakah berlaku hanya sehari saja
atau masih berlaku untuk hari-hari selanjutnya, pialang kemudian mengomunikasikan hasilnya.
Investor kemudian akan menstransfer dananya ke pialang jika proses pembelian saham terjadi
atau sebaliknya pialang akan menstransfer dananya ke investor jika proses penjualan saham
terjadi.

Transaksi saham secara daring akan lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan transaksi
saham secara manual. Transaksi saham secara daring akan lebih efisien dalam bentuk waktu dan
biaya. Penghematan waktu karena dilakukan sendiri oleh investor tanpa adanya komunikasi
manual dengan pialang dan tidak ada waktu tertunda dalam mengeksekusi transaksi.
Penghematan biaya terjadi karena keterlibatan pialang lebih berkurang, maka komisi (fee) yang
dibebankan oleh pialang akan lebih rendah. Transaksi saham secara daring akan lebih efektif
dalam bentuk sasaran transaksi yang akan dicapai oleh investor.

Karena secara daring, maka investor akan dapat bertransaksi dengan harga saham yang sedang
terjadi sehingga keputusan investor untuk membeli dan menjual saham akan lebih tepat.
Keuntungan lainnya bertransaksi saham secara daring adalah kecepatan proses transaksi, dan
ketersediaan data yang lengkap yang disediakan oleh pialang secara online untuk mendukung
transaksi
Kesimpulan: karena transaksi dilakukan secara daring sehingga dapat mempermudah
investor untuk bertransaksi dibanding transaksi manual. Transaksi online lebih efektif
dalam bentuk sasaran transaksi yang akan dicapai oleh investor.

3. Jelaskan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh investor pada umumnya sebelum


melakukan transaksi saham?

Jawaban

a. Melihat Transaksi yang sedang terjadi, setiap transaksi terjadi karena pertemuan harga jual dan
harga beli dari 2 investor yaitu investor beli dan jual. Proses ini dinamakan proses pembentukan
harga. Setiap transaksi akan menjadi harga pasar sehingga harga saham berubah ubah.
b. menampilkan grafik harga saham, untuk menampilkan grafik harga saham dapat diklik menu
chart&news lalu klik stock/index long periode chart. Untuk menampilkan grafik ini untuk saham
tertentu maka kode saham harus diketikan diisukan code disebelah kiri atas. Periode grafik juga
bisa dari tanggal awal sampai tanggal akhir dalam tampilan grafik.
c. menampilkan informasi kinerja saham-saham, seringkali informasi kinerja saham-saham
diperlukan sebagai pertimbangan transaksi jual dan beli saham. Untuk melihat informasi kinerja
saham dapat diklik menu ranking dan submenu dapat diklik stock gainer/loster.
d. menampilkan saham-saham transaksi investor asing, salah satunya strategi yang sering
digunakan dalam transaksi saham adalah herding strategy yaitu strategi yang membuntuti pihak
tertentu. Dalam hal membuntuti dan mengikuti investor asing maka jika investor asing membeli
saham maka investor ikut membeli dan bila investor asing menjual maka investor ikut menjual.

Kesimpulan:

Informasi yang dibutuhkan oleh investor sebelum melakukan transaksi saham sangat penting
dilakukan karena kita dapat menganalisis transaksi yang sedang terjadi.

Sumber:

BMP EKSI4203/ MODUL 8

https://www.gojek.com/gopay/cara-top-up/

Anda mungkin juga menyukai