Anda di halaman 1dari 4

Nama : Heriadi

NIM : 042517765

Menurut Noe, et al. (2000), ada empat level keterkaitan/integrasi antara fungsi sumber
daya manusia dengan fungsi manajemen strategik. Gambarkan dan jelaskan keempat level
integrasi tersebut.

Pertalian Perencanaan Stratejik dengan Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Keterkaitan Administratif

Keterkaitan administratif merupakan level integrasi paling rendah. Pada level ini perhatian fungsi
sumber daya manusia difokuskan pada aktivitas sehari-hari. Eksekutif SDM tidak memiliki
waktu atau kesempatan mengambil strategi isu-isu SDM keluar organisasi. Meskipun di sini ada
fungsi perencanaan bisnis strategik perusahaan, namun tanpa ada masukan apapun dari
departemen SDM. Dengan demikian, pada level integrasi ini, departemen SDM terpisah secara
sempurna dari komponen proses manajemen strategik apa pun, baik pada formulasi strategik
maupun pada implementasi strategik. Departemen SDM hanya melakukan pekerjaan-pekerjaan
adminsitratif yang tidak ada kaitannya dengan kebutuhan bisnis inti perusahaan.
2. Keterkaitan Satu Arah (One-Way)

Pada pertalian level ini, fungsi perencanaan bisnis strategik perusahaan mengembangkan rencana
strategik dan kemudian mereka informasikan mengenai rencana tersebut kepadafungsi SDM.
Pada level ini organisasi melaksanakan manajemen SDM strategik, yaitu  peran fungsi SDM
mendesain sistem dan/atau program yang mengimplementasikan rencana strategik. Walaupun
pada keterkaitan satu arah ini mengakui pentingnya SDM dalam mengimplementasikan rencana
strategik, namun integrasi ini menghindarkan  perusahaan untuk mempertimbangkan isu-isu
SDM ketika menyusun formulasi rencana strategik. Pada level integrasi ini sering menghasilkan
rencana strategik tetapi tidak bisa diimplementasikan oleh perusahaan secara berhasil.

3. Keterkaitan Dua Arah (Two-Way)

Pada keterkaitan dua arah ini memungkinkan adanya pertimbangan isu-isu SDM selama  proses
formulasi strategi. Integrasi ini terjadi dalam tiga langkah berurutan. Pertama, tim  perencana
strategik menginformasikan kepada fungsi SDM mengenai berbagai macam strategi yang sedang
dipertimbangkan oleh perusahaan. Kemudian eksekutif SDM menganalisis implikasi SDM dari
berbagai macam strategi tersebut dan mengemukakan hasil analisis tersebut kepada tim
perencana strategik. Akhirnya, setelah keputusan strategik diambil perencana strategik
mengirimkannya kepada eksekutif SDM yang akan mengembangkan programnya untuk
mengimplementasikan putusan strategik tersebut. Fungsi perencana strategik dan fungsi SDM
saling ketergantungan dalam keterkaitan dua arah ini.

4. Keterkaitan Integratif

Keterkaitan integratif adalah pertalian yang dinamis dan banyak segi dan berbasis pada
kontinyuitas daripada interaksi sekuensial. Dalam banyak kasus, eksekutif SDM merupakan
anggota integral dari tim manajemen senior. Perusahaan dengan keterkaitan integratif memiliki
fungsi SDM yang telah menyatu dengan proses formulasi dan implementasi strategi. Dengan
demikian dalam manajemen SDM strategik, fungsi SDM terlibat baik dalam proses formulasi
maupun implemetasi strategi. Eksekutif SDM memberi informasi mengenai kapabilitas SDM
perusahaan kepada perencana strategik dan kapabilitas tersebut biasanya merupakan fungsi
langsung dari praktik-praktik SDM. Informasi tentang kapabilitas SDM tersebut membantu
manajer puncak dalam memilih strategi terbaik, karena mereka dapat mempertimbangkan
mengenai seberapa baik masing-masing alternatif strategik akan dapat diimplementasikan. Sekali
pilihan strategik ditentukan, maka peran SDM berubah ke pengembangan dan penyelarasan
praktek-praktek SDM yang akan memberi perusahaan karyawan-karyawan yang memiliki
keahlian yang diperlukan untuk mengimplementasikan strategi.

Eksekutif Sumber Daya Manusia Strategik


Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, manajemen sumber daya manusia
telah memainkan peran tradisionalnya yang sebagian besar bersifat administratif, yaitu memroses
kertas kerja sederhana ditambah dengan kegiatankegiatan pengembangan dan administrasi
pengangkatan pegawai, pelatihan, penilaian, kompensasi dan sistem tunjangan yang kesemuanya
tidak dikaitkan dengan arah strategi perusahaan. Selanjutnya, sekitar awal tahun 1980-an
manajemen sumber daya manusia mengambil peran lebih dari sekedar administratif, yaitu
pertalian satu arah dengan perencanaan strategik perusahaan, membantu dalam implementasi
strategi. Saat ini, pengambil keputusan stratejik telah menyadari pentingnya isu-isu berkaitan
dengan manajemen sumber daya manusia dan dengan demikian menuntut manajemen sumber
daya manusia menjadi ‘sumber keahlian orang’ di dalam perusahaan. Keinginan tersebut
menuntut mereka untuk memiliki dan menggunakan pengetahuan mereka mengenai bagaimana
agar karyawan mampu dan mau memainkan perannya di dalam keunggulan kompetitif dan juga
melakukan kebijakan, program, dan praktik-praktik yang dapat mengangkat karyawan
perusahaan sebagai sumber keunggulan kompetitif.
Di masa mendatang, menurut Noe, et al. (2000), profesional sumber daya manusia perlu
memiliki empat kompetensi dasar untuk dapat menjadi mitra dalam proses manajemen stratejik
sebagaimana nampak pada gambar 1.9.
Sumber :

MP Manajemen Sumber Daya EKMA5207 Modul 1.46

http://repository.ut.ac.id/3809/1/EKMA5207-M1.pdf

Anda mungkin juga menyukai