Anda di halaman 1dari 10

DISKUSI 4

ANALISIS KASUS BISNIS

Diketahui : Permintaan Tahunan (D) = 10.000 unit

Biaya pemesanan (S) = $20

Biaya penyimpanan (H) = $5

Ditanyakan : Jumlah optimal unit per pesanan (Q*)

Jawab :

Q*¿
√2 DS
H
Keterangan :Q = Jumlah barang setiap pemesanan

Q* = Jumlah optimal barang per pemesanan (EOQ)

D = Permintaan tahunan barang sediaan, dalam unit

S = Biaya pemesanan setiap kali pesan

H = Biaya penyimpanan per unit per tahun

Q*¿
√2(10.000)(20)
5
= √ 80.000

= 282,8

Jadi jumlah optimal setiap pesanan adalah 283 unit.

Sumber: Modul EKMA4478

AUDIT SDM

Tidak mudah untuk menyusun atau mengembangkan berbagai ukuran yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi keberhasilan pengelolaan SDM di suatu perusahaan. Namun, seiring dengan
berjalannya waktu dan meningkatnya profesionalisme pengelolaan SDM, makin banyak ukuran
tersebut yang berkembang dan dapat digunakan. Saat ini bahkan berbagai ukuran atau metrics
tersebut jumlahnya banyak dan sangat bervariasi sehingga perusahaan harus memilih ukuran apa
yang paling tepat buat perusahaan mereka. Mark A. Huselid, Brian E. Becker dan Richard W. Beatty
dalam bukunya The Workforce Scorecard: Managing Human Capital to Execute Strategy menjelaskan
berbagai ukuran yang tersedia untuk mengevaluasi keberhasilan pengelolaan SDM, yaitu:

1. Ukuran Keberhasilan SDM dalam Mencapai Tujuan Strategis Bisnis


Ukuran sangat erat berkaitan dengan bisnis perusahaan karena mengukur sejauh mana SDM
dapat membantu mencapai tujuan strategis perusahaan. Departemen SDM juga ikut
bertanggung jawab akan pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan, tidak lagi sekedar
tanggung jawab Departemen Pemasaran atau Penjualan. Berbagai ukuran lain yang sering
digunakan adalah sebagai berikut.

2. Ukuran Konsistensi Sikap Manajemen dan SDM dalam Mencapai Target Strategis
3. Ukuran Sejauh Mana SDM (Khususnya yang Menduduki Jabatan Kunci) Memiliki Keterampilan
untuk Mengeksekusi Strategi
4. Ukuran Sejauh Mana SDM Memahami Strategi dan Apakah Budaya Organisasi Mendukung
Eksekusi Strategi
5. Ukuran Keberhasilan Investasi SDM
6. Ukuran Sejauh Mana Praktek Manajemen SDM Terintegrasi dengan Strategi Bisnis
7. Ukuran Sejauh Mana Praktek dan Kebijakan Manajemen SDM Didesain dan Diimplementasikan
Begitu banyak metrics yang dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi
keberhasilan pengelolaan SDM di suatu organisasi. Tidak semua metrics tersebut harus digunakan.
Perusahaan atau organisasi hanya perlu menggunakan beberapa metrics yang paling signifikan
mempengaruhi dan terkait dengan sasaran bisnisnya.

Sumber : Modul EKMA4476

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

Q = jumlah optimal untuk setiap kali pemesanan


P = Rp300.000
R = 108.000 kg
C = Rp. 200

Berapakah jumlah pembelian paling optimal metode EOQ

Q= √2PR/C

Q =√2(300.000)(108.000)/200
=√324.000.000
=18.000
Jadi jumlah pembelian paling optimal setiap kali pesanan adalah 18.000

Sumber
EKMA437 Mudul 4 Hal - 4.23
KEWIRAUSAHAAN (belum)

Ketepatan memilih produk atau jasa yang sesuai (layak) untuk diusahakan oleh usaha kecil,
merupakan hal yang rawan dan perlu dilakukan berhati-hati, agar usaha kecil yang hendak dijalankan
bisa memiliki peluang untuk meraih keberhasilan. 5 jenis instrument ABCD yaitu:

1. Produk atau Jasa dengan Permintaan Terbatas atau Bersifat Khusus


Permintaan pasar terhadap produk atau jasa rendah karena tingkat kebutuhan berada dalam
skala yang rendah, atau karena permintaan pasar memiliki derajat customization yang tinggi
(bervariasi) sesuai keinginan atau kebutuhan konsumen sehingga untuk setiap variasi tingkat
permintaan menjadi rendah, atau karena ongkos angkut produk jadi yang relatif tinggi
sehingga akan dijumpai kesulitan apabila melayani daerah yang luas.
2. Produk atau Jasa dengan Sumber Bahan yang Memiliki Karakteristik Khusus
Bahan baku, bahan pembantu, dan berbagai bahan yang dibutuhkanuntuk menghasilkan
produk atau jasa memiliki keterbatasan tertentu karena: volume persediaan terbatas, lokasi
tersebar, sulit dipindahkan, ongkos angkut mahal, atau memerlukan proses-prosestambahan
sebelum dapat diproses lebih lanjut
3. Produk atau Jasa dengan Struktur Ongkos Tertentu
Produk atau jasa, bisa dihasilkan dengan ongkos tetap yang rendah, dan karena sifat proses
produksi yang digunakan maka ongkos produksi per unit untuk menghasilkan produk atas
jasa relatif tetap dan tidak dipengaruhi oleh volume produksi.
4. Produk atau Jasa dengan Ambang Teknologi yang Cukup Tinggi
Produk atau jasa, memiliki sifat proses produksi berikut. Hanya bisa dihasilkan melalui
proses produksi yang memiliki tingkat teknologi yang cukup tinggi, sehingga tidak mudah
dikuasai oleh masyarakat awam, atau proses produksi bersifat fleksibel, atau proses
produksi dapat dipecah-pecah.
5. Produk atau Jasa Dipengaruhi oleh Hubungan yang Erat Antara Aspek Manusia dan Produk
Nilai produk atau jasa, dipengaruhi oleh mutu aspek manusia yang menghasilkannya, seperti
tingkat keterampilan, tingkat ketelitian kreativitas, cita-rasa.

5 karakteristik produk atau jasa ini dalam kenyataan sering kali tidak berdiri sendiri-sendiri dan
kombinasinya diharapkan bisa digunakan untuk memilih berbagai jenis produk maupun jasa yang
layak diusahakan oleh usaha kecil.

Contoh Penggunaan Instrumen ABCDE adalah analisis terhadap produk ember plastik

A. Ember plastik termasuk jenis produk dengan tingkat permintaan yang tinggi, sehingga tidak
sesuai untuk dikerjakan oleh usaha kecil. Kesimpulan: tidak memenuhi syarat untuk kriteria
A.
B. Ember plastik tidak memerlukan bahan baku yang bersifat khusus ataupun bahan baku yang
sulit diperoleh. Kesimpulan: tidak memenuhi syarat untuk kriteria B.
C. Ember plastik diproduksi dengan proses yang banyak menggunakan mesin dan peralatan
otomatis, sehingga ongkos produksi per unit yang perlu dikeluarkan untuk membuat ember
plastik relatif menjadi rendah apabila jumlah ember plastik yang dibuat membesar.
Kesimpulan: tidak memenuhi syarat untuk kriteria C.
D. Pembuatan ember plastik tidak membutuhkan keahlian yang tinggi. Biasanya pabrik barang-
barang plastik telah dirancang untuk bisa dioperasikan oleh karyawan yang memiliki
keterampilan standar dan tidak terlalu tinggi. Kesimpulan: tidak memenuhi syarat untuk
kriteria D.
E. Proses pembuatan ember plastik tidak terlalu bergantung pada aspek manusia. Proses
produksi ember plastik tidak terlalu dipengaruhi oleh cita-rasa yang dimiliki orang yang
mengerjakannya. Kesimpulan: tidak memenuhi syarat untuk kriteria E.

METODE PENELITIAN SOSIAL (belum)

1. Klasifikasi variabel yang saya pilih dalam penelitian adalah Klasifikasi Variabel Berdasar
Fungsinya dalam Penelitian. Menurut fungsinya, variabel dapat dibedakan dalam dua
kelompok yaitu variabel tergantung (dependent variable) dan variable bebas (independent
variable). Pembedaan ini didasarkan atas pola pemikiran sebab-akibat. Variabel tergantung
dipikirkan sebagai akibat, yang keadaannya tergantung pada variabel bebas, variabel
moderator, variabel kendali, atau variabel rambang. Variabel bebas dipikirkan sebagai
sebab. Termasuk ke dalam kelompok variabel bebas adalah variabel kendali (kontrol),
variable moderator, dan variabel rambang. Dalam ilmu-ilmu sosial, hubungan antara kedua
kelompok variabel (tergantung dan bebas) pada subjek penelitian seringkali terlihat sebagai
proses. Artinya tidak selalu variabel bebas (sebab) secara langsung mengakibatkan
munculnya variabel tergantung (akibat), tetapi seringkali pemunculan variabel tergantung
diantarai lebih dulu oleh variabel yang lain (variabel antara atau intervening variable).
Pengklasifikasian variabel menurut peranannya dalam penelitian dimulai dengan
mengidentifikasi lebih dulu variabel tergantungnya, karena variabel tergantung itulah yang
menjadi titik pusat persoalan. Misalnya usaha pengobatan, pokok permasalahannya adalah
kesembuhan; usaha pertanian pokok permasalahannya adalah produksi pangan. Keadaan
variabel tergantung dipengaruhi banyak variabel yang lain. Satu atau lebih variabel-variabel
yang lain itu mungkin dipilih sebagai variabel yang sengaja (direncanakan) dan dipelajari
pengaruhnya terhadap variabel yang lain. Variabel inilah yang disebut variabel bebas.
Misalnya variabel tergantungnya motivasi kerja, maka variabel bebasnya bisa berupa: bentuk
dan besaran insentif, pengarahan atasan, kondisi kerja, fasilitas kesehatan, dan sebagainya.
Di samping bentuk dan besaran insentif, pengarahan atasan, kondisi kerja, dan fasilitas
kesehatan, masih banyak variabel lain yang juga bisa berpengaruh terhadap motivasi kerja.
Misalnya tingkat pendidikan juga bisa berpengaruh terhadap motivasi kerja. Jika peneliti juga
memasukkan variabel tingkat pendidikan sebagai variabel yang mempengaruhi motivasi
kerja – tetapi tidak langsung – maka berarti peneliti meletakkan tingkat pendidikan sebagai
variabel moderator
Variabel- variabel lain yang jumlahnya masih banyak mungkin dianggap pengaruhnya
terhadap motivasi kerja tidak begitu signifikan, karena itu diabaikan. Variabel-variabel yang
diabaikan pengaruhnya itu berperanan sebagai variabel rambang. Sedangkan variabel-
variabel lain yang ada dalam diri subjek yang dapat mempengaruhi motivasi kerja – yang
keberadaannya hanya dapat disimpulkan berdasarkan pada variabel tergantung dan
variabel-variabel bebas - maka variabel ini berperanan sebagai variabel antara
(interveningvariable) .
Variabel dalam penelitian saya terkait dengan kenakalan remaja adalah variable tergantung
terkait dengan kenakalan remaja itu sendiri, sedangkan variabel bebasnya adalah faktor
lingkungan seperti teman dalam bergaul. Sedangkan variabel kendala adalah dari keluarga
terutama terkait dengan orang tua.

2. Desain penelitian yang akan saya gunakan adalah The Static Group Comparison: Randomized
Control Group Only Design. Dalam desain ini sekelompok subjek yang diambil dari populasi
tertentu dikelompokkan secara acak (random) menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dikenai variabel treatment
tertentu dalam jangka waktu tertentu, lalu kedua kelompok itu dikenai pengukuran yang
sama. Perbedaan efek yang timbul dianggap bersumber dari variabel treatment. Desain ini
dapat digambarkan sebagai berikut. Subjek yang diambil disini adalah dari populasi remaja
yang diambil secara acak menjadi dua kelompok eksperiman dan kelompok kontrol.

a. Prosedur
1. Pilih sejumlah subjek dari suatu populasi secara random, yaitu populasi sejumlah anak
remaja.
2. Kelompokkan subjek tersebut menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, secara random pula.
3. Pertahankan agar kondisi-kondisi yang ada pada kedua kelompok itu tetap sama,
kecuali satu hal, yaitu kelompok eksperimen dikenai variabel eksperimen X.
4. Kenakan tes T2, yaitu variabel dependent pada kedua kelompok itu.
5. Hitung mean masing-masing kelompok
6. Lakukan uji statistik untuk menguji apakah perbedaan itu signifikan, yaitu cukup besar
untuk menolak hipotesis nol.
b. Validitas
Dengan menempatkan masing-masing subjek secara random ke dalam salah satu dari
kedua kelompok itu, peneliti dapat menyatakan bahwa kedua kelompok itu pada awal
penelitian adalah setara atau sama. Dengan cara demikian, beberapa faktor pengganggu
dapat dikontrol, walaupun tidak dapat diperhitungkan efeknya. Beberapa faktor
pengganggu tersebut, antara lain:
1) history,
Jika pengukuran pertama misalnya dilakukan pada bulan Januari 2020 dan
pengukuran kedua dilakukan 6 bulan kemudian, kemungkinan dapat terjadi sesuatu
terhadap subjek eksperimen. Jadi – selama kurun waktu 6 bulan itu - ada saja
kemungkinan terjadi pengaruh lain selain perlakuan atau treatment.
2) maturation,
Selama masa eksperimen perubahan pada diri subjek eksperimen sangat mungkin
terjadi. Misalnya bertambah usia, menjadi bosan, lelah, lapar, dan sebagainya.
Perubahan ini akan dapat menghasilkan pengaruh lain selain perlakuan atau
treatment.
3) testing,
Pengalaman mengikuti tes awal akan memungkinkan subjek memperoleh
pengalaman setelah menjawab soal-soal tes. Akibatnya, bisa muncul pengaruh lain
yang bukan perlakuan atau treatment.
4) instrumentation,
5) regresi statistikal,
Faktor pengganggu ini dapat terjadi akibat ketidakcermatan dalam memilih kelompok.
Misalnya kelompok yang dipilih terdiri dari subjek yang memiliki kemampuan jauh
lebih tinggi, maka pada tes berikutnya hasilnya akan cenderung turun atau lebih
rendah. Akibatnya, hasil yang diperoleh bukanlah hasil yang kita harapkan muncul
karena pengaruh perlakuan atau treatment.
6) seleksi,
Kemungkinan terjadi gangguan akibat seleksi akan terjadi apabila kelompok yang kita
bandingkan sejak awal sudah ‟berbeda‟, sehingga dengan sendirinya pengaruh
perlakuan atau treatment juga akan berbeda (tetapi perbedaannya bukan karena
perlakuan).
7) mortalitas eksperimental,
Selama waktu eksperimen, bisa saja terjadi sebagian subjek eksperimen
mengundurkan diri atau meninggal dunia. Jumlah yang mengundurkan diri atau
meninggal dunia itu tidak mungkin sama antara kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol, sehingga kedua kelompok itu tidak setara lagi. Perbedaan ini akan
menimbulkan pengaruh yang bukan berasal dari perlakuan.
8) interaksi antar faktor.
Satu atau lebih faktor pengganggu yang mengancam validitas tersebut di atas dapat
saja beroperasi secara bersama-sama, yang dapat menimbul kan ancaman yang serius
terhadap hasil perlakuan atau treatment yang diberikan.

Meskipun demikian, desain ini berguna terutama apabila pretest tidak dapat dilakukan, misalnya
karena terlalu mahal. Desain ini juga sangat berguna apabila anonymity perlu dipertahankan, atau
apabila pretest berhubungan dengan treatment yang diberikan.

Sumber: Modul 4 ISIP 4216

MANAJEMEN RISIKO

Tidak semua risiko layak diasuransikan , hanya asuransi yang mempunyai manfaat yang
besar untuk manajemen risiko. Tipe – tipe risiko yang layak diasuransikan dari sudut pandang
perusahaan asuransi (insurers) adalah sebagai berikut:
a. Kerugian karena risiko bisa ditentukan dan diukur
Perusahaan asuransi tidak bisa membuat kontrak asuransi apabila kerugian tidak bisa
diukur. Sebagian besar risiko bisa ditentukan dan diukur, tetapi dalam praktik,
penentuan, dan pengukuran risiko tidak semudah yang dibayangkan.
b. Risiko yang memiliki kemiripan dan banyak
Persyaratan penting dari sudut pandang perusahaan asuransi salah satunya adalah risiko
yang diasuransikan bisa diperkirakan di muka. Perusahaan asuransi bisa memperkirakan
lebih baik jika risiko tersebut cukup banyak dan mirip satu sama lain. Apabila hanya satu
risiko terjadi dalam waktu sekian lama, maka perusahaan asuransi akan menghadapi
ketidakpastian yang sama dengan pihak yang mengasuransikan (insured). Contoh tipe
risiko semacam itu adalah risiko kematian manusia. Risiko kematian untuk individu
merupakan sesuatu yang sangat tidak pasti. Akan tetapi apabila dikelompokan dalam
jumlah besar, risiko tersebut menjadi bisa diperkirakan lebih akurat. Perusahaan asuransi
sudah menghitung risiko semacam itu jika dikelompokan dalam jumlah yang besar dan
karenanya bisa dihitung menjadi lebih pasti. Risiko ideal untuk diasuransikan adalah
mirip satu sama lain.
c. Kerugian harus terjadi karena ketidaksengajaan atau karena kecelakaan
Ketidakpastian dapat memunculkan adanya risiko. Jika ketidakpastian bisa dihilangkan,
maka tidak ada risiko, maka tidak ada asuransi. Jika seseorang bisa memperkirakan
besarnya risiko maka dia tidak akan membutuhkan asuransi. Kesengajaan merupakan
contoh lain dari ketidakpastian. Contoh: misalkan saya membeli asuransi kecelakaan,
misalkan sudah bosan dengan mobil tersebut dan ingin mengganti dengan yang baru.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menabrakan mobil tersebut sampai rusak,
kemudian saya bisa memperoleh ganti rugi kerusakan tersebut dari perusahaan asuransi.
Uang ganti rugi tersebut bisa digunakan untuk membeli mobil baru.
d. Kerugian yang tidak diakibatkan oleh bencana
Salah satu tujuan mengumpulkan eksposur risiko adalah agar terjadi diversifikasi yaitu
kerugian yang muncul bisa ditanggung oleh premi dari nasabah lainnya yang tidak
mengalami risiko tersebut. Contohnya missal perusahaan asuransi menjual risiko
kerusakan rumah kepada banyak penduduk di suatu kota. Kemudian, terjadi gempa bumi
yang mengakibatkan kerusakan pada rumah – rumah di kota tersebut, sehingga
perusahaan asuransi akan menanggung kerugian yang sangat besar karena risiko muncul
saat bersamaan.
e. Kerugian yang besar
Perusahaan atau individu seharusnya mengasuransikan risiko yang mempunyai potensi
kerugian yang besar. Contohnya, kerugian karena ban mobil pecah mungkin tidak
ekonomis apabila diasuransikan, karena biaya untuk memperbaiki ban pecah tidak terlalu
tinggi. Premi untuk risiko justru lebih tinggi dibandingkan dengan cadangan dari
tabungan seseorang.
f. Probabilitas terjadinya kerugian tidak terlalu tinggi
Jika probabilitas terlalu tinggi maka premi yang dibebankan perusahaan asuransi menjadi
sangat tinggi. Premi total tersebut menjadi sama dengan kerugian yang ditanggung
perusahaan asuransi karena risiko tersebut, ditambah dengan biaya overhead perusahaan
asuransi dan target keuntungan perusahaan asuransi tersebut.

Risiko yang tidak dapat diasuransikan adalah risiko yang tidak dapat dipindahkan kepada
perusahaan asuransi, semua risiko spekulatif/dinamis pada dasarnya merupakan risiko yang
tidak dapat diasuransikan. Contoh risiko yang tidak layak diasuransikan:
1. Risiko kerugian bisnis selama periode depresi. Resiko tersebut tidak layak diasuransikan
karena bersifat cathastropluc. Jika terjadi depresi, semua bisnis akan merugi. Perusahaan
asuransi akan membayar pertanggungan yang terlalu tinggi.
2. Kerugian karena informasi rahasia bocor ke pesaing. Risiko tersebut tidak layak
diasuransikan karena sulit ditentukan dan diukur besarnya kerugian.
3. Kerugian perdagangan di bursa saham. Karena bursa saham dapat berubah dengan sangat
cepat maka sulit ditentukan dan diukur. Bersifat cathastophic, jika kondisi ekonomi
jelek maka bursa saham semuanya mengalami kerugian. Jika kondisi ekonomi baik,
bursa baik, tidak ada yang membeli asuransi.
4. Risiko spekulatif / risiko dinamis tidak dapat diasuransikan karena pada risiko ini
terdapat kemungkinan mendapatkan keuntungan. Misalnya seperti barang expired,
hutang, risiko dalam dunia perdagangan (kemungkinan untuk rugi)

Sektor asuransi bersifat dinamis, beberapa risiko yang dulu tidak layak diasuransikan sangat
mungkin menjadi layak untuk diasuransikan jika ada perusahaan asuransi yang bisa
menemukan cara baru mengatasi risiko yang tidak layak tersebut.

Sumber:
- Modul DBI4211
- https://slideplayer.info/slide/12794272/

PEMASARAN JASA

elaskan mengenai Bauran Pemasaran Jasa (7P), dan jelaskan pula mengapa kombinasi variabel-
variabel Bauran Pemasaran Jasa (7P) tersebut sangat penting bagi perusahaan jasa !

Penyedia jasa harus mendesain bauran pemasaran untuk membuat konsumen


mendapatkan pengetahuan dan sadar akan manfaat dan fitur jasa yang
ditawarkan. Penyedia jasa juga perlu mendapatkan informasi mengenai
pesaing dan merencanakan untuk menciptakan keunikan jasa. Pihak pemasar
harus secara hati-hati mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang
digunakan konsumen. Penyedia jasa dapat menanyakan kepada konsumen
bagaimana atau kapan mengetahui merek, informasi apa yang diperoleh.
Informasi ini dapat membantu penyedia jasa untuk menyiapkan strategi
komunikasi efektif.

Aspek marketing mix atau bauran pemasaran yang harus


diperhatikan adalah produk/jasa, harga, saluran pemasaran dan komunikasi.
Kombinasi keempat elemen tersebut akan menghasilkan total offering yang
mampu menciptakan keunggulan bersaing.

Penyedia jasa harus mendesain bauran pemasaran untuk membuat konsumen mendapatkan
pengetahuan dan sadar akan manfaat dan fitur jasa yang ditawarkan. Penyedia jasa juga perlu
mendapatkan informasi mengenai pesaing dan merencanakan untuk menciptakan keunikan jasa.
Penyedia jasa dapat menanyakan kepada konsumen bagaimana atau kapan mengetahui merek, atau
informasi apa yang konsumen peroleh. Informasi ini dapat membantu penyedia jasa untuk
menyiapkan strayegi komunikasi efektif.

Bauran pemasaran ditujukan sebagai strategi yang digunakan oleh manajemen pemasaran dalam
mengambil keputusan dalam hal target rencana serta tujuan lain mengenai kegiatan
pemasarannya. 

Marketing mix dapat diartikan sebagai strategi kombinasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam
bidang pemasaran.

Variabel Bauran Pemasaran Jasa (7P) pada bauran pemasaran jasa, adalah sebagai berikut:

 Product
Sesuatu yang dijual dalam bisnis atau perusahaan. Baik itu barang maupun jasa yang
memiliki nilai guna serta yang sedang dibutuhkan oleh konsumen. Kunci keberhasilan
pemasaran produk adalah barang dan jasa tersebut haruslah menjawab kebutuhan
konsumen.
 Price
Price atau harga merupakan sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk
mendapatkan barang dan jasa yang dijual. Harga sudah menjadi aspek yang tidak kalah
penting. Maka penentuannya perlu pertimbangan yang matang. Harga dianggap sudah
dalam level yang tepat adalah di mana suatu harga tetap diterima konsumen. Namun
sekaligus perusahaan masih bisa mendapatkan keuntungan.
 Place
Tempat ini maksudnya adalah lokasi untuk melakukan proses jual beli produk baik barang
maupun jasa. Konsep ini sangat penting terutama bagi usaha konvensional. Perusahaan
dengan bisnis konvensional harus paham betul di mana lokasi yang strategis. Setidaknya
yang mudah dikunjungi oleh konsumen. 
 Promotion
Tujuan utama dari promosi adalah supaya konsumen lebih mengenal serta merasa tertarik
untuk mencoba membeli produk. Baik itu produk berupa barang maupun jasa. Dalam
kegiatan promosi, perusahaan harus mampu mengubah persepsi konsumen menjadi positif
terhadap produk yang dijual.
 Process
Aspek proses merupakan gabungan dari keseluruhan aktivitas. Mulai dari prosedur, jadwal
pekerjaan, aktivitas, mekanisme, serta hal-hal rutin lainnya. Seluruh aktivitas tersebut
berhubungan dengan produk yang dihasilkan serta disampaikan kepada konsumen. 
 People
Yang dimaksud people disini tentu bukan hanya konsumen saja. Namun seluruh SDM yang
terlibat, termasuk pekerja hingga tim bisnis. Khusus untuk aspek ini sangat penting untuk
diperhatikan. Hal tersebut dikarenakan setiap orang tentunya punya kecenderungan yang
berbeda dalam mengelola bisnis.
Namun SDM yang berhubungan langsung dengan pelayanan dianggap sebagai bagian paling
vital. Bagian SDM pelayanan akan langsung dapat mempengaruhi persepsi pembeli, pribadi
pelanggan, sekaligus pelanggan lain yang ada di lingkungan pelayanan tersebut. Pada intinya
perusahaan perlu menaruh perhatian lebih pada SDM yang terlibat dalam kegiatan bisnis.
 Physical Evidence
semua perangkat yang digunakan sebagai pendukung berjalannya sebuah bisnis. Untuk
bisnis skala besar, sudah pasti semakin banyak membutuhkan perangkat. Selain itu akan
semakin kompleks pula fungsi serta penggunaannya.

Penyedia jasa harus mendesain bauran pemasaran untuk membuat konsumen mendapatkan
pengetahuan dan sadar akan manfaat dan fitur jasa yang ditawarkan. Penyedia jasa juga perlu
mendapatkan informasi mengenai pesaing dan merencanakan untuk menciptakan keunikan jasa.
Penyedia jasa dapat menanyakan kepada konsumen bagaimana atau kapan mengetahui merek, atau
informasi apa yang konsumen peroleh. Informasi ini dapat membantu penyedia jasa untuk
menyiapkan strayegi komunikasi efektif.

Bauran pemasaran ditujukan sebagai strategi yang digunakan oleh manajemen pemasaran dalam
mengambil keputusan dalam hal target rencana serta tujuan lain mengenai kegiatan
pemasarannya. 

Sumber:

Modul EKMA4568

https://accurate.id/marketing-manajemen/pengertian-lengkap-bauran-pemasaran/

https://penerbitbukudeepublish.com/materi/marketing-mix/

Anda mungkin juga menyukai