Skor
No Tugas Tutorial
Maksimal
Apa yang dimaksud dengan harga drajad tiga 50
merupkan diskrimanasi harga karena perbedaan
permintaan berdasarkan segmen pasar, dan Berikan
1 analisis pemahaman mengenai tujuan suatu
perusahaan melakukan diskriminasi harga derajat 3
dan berikan contohnya! Bantu dengan kurva
1. Lipczynkski, et al. (2005) mengacu pada Philips dan Pigou mendefinisikan diskriminasi
harga merupakan kebijakan perusahaan untuk menjual unit-unit output-nya pada tingkat
harga yang berbeda-beda dan terjadi ketika barang-barang yang secara teknis serupa
(identic) dijual dengan tingkat keuntungan (mark up) yang berbeda-beda.
2. Mancur Olson merupakan ahli ekonomi yang berpengaruh di Amerika sekaligus seorang
ilmuwan yang hingga pada kematiannya ia bekerja di University of Maryland. Ia banyak
berkontribusi di berbagai bidang ekonomi termasuk perpajakan, hak kontrak, fasilitas
umum. Dll. Olson memberikan beberapa terobosan baru dalam hal di atas.
Dalam buku pertamanya, “The Logic of Collective Action : Public Goods and Theory of
Groups (1965)”, Oslon (2002) berpendapat bahwa secara rasional, individu dengan
kepentingannya sendiri tidak akan bertindak untuk mengamankan kepentingan bersama,
kecuali mereka dipaksa atau melakukannya dengan imbalan berupa insentif yang tidak
tersedia bagi mereka yang tidak berpartisipasi. Hal ini merupakan hal yang mendasar
dalam aksi kolektif bahwa secara fundamental permasalahan aksi kolektif adalah
ketegangan yang terjadi antara kepentingan individu dan kepentingan kolektif (Gillinson,
2004). Akan tetapi, kita juga tidak dapat melakukan sesuatu secara maksimal secara
individu dengan meninggalkan solusi optimal secara sosial. Apa yang terbaik bagi
masyarakat atau kelompok adalah yang terbaik juga bagi kita secara individu sebagai
bagian dari masyarakat. Oslon (2002) kemudian menggunakan argumen ini untuk
menunjukkan bahwa dalam kelompok besar, aksi kolektif tidak akan pernah terjadi
kecuali kondisi yang sangat spesifik ada.
Gerakan aksi kolektif pun turut mengalami perubahan (evolusi) seiring dengan
perkembangan zaman, modernitas, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Meskipun teori aksi kolektif telah berkembang sebelum TIK seperti internet banyak
digunakan, namun perubahan ini telah mengubah pandangan terhadap aksi kolektif.
Harold Adam Innis seorang ekonom politik dari Universitas Toronto mengatakan bahwa
komunikasi merupakan bagian dari peradaban umat manusia dan media komunikasi
adalah kunci dari evolusi peradaban itu (dalam Windah, 2012: p. 23).
Gerakan aksi kolektif dengan menggunakan internet juga telah membentuk perilaku dan
cara baru mengorganisir kerumunan masyarakat dengan mengoptimalkan penggunaan
website. Perkembangan infrastruktur TIK menciptakan perilaku baru dalam
berkoordinasi, mengarahkan dan melakukan monitoring aksi kolektif secara online. Saat
ini sebuah aksi kolektif sangat mudah diatur dan dikelola pada satu tempat namun
distribusi informasi dan aksi yang dilakukan oleh masyarakat bisa terjadi dimana saja,
bahkan melewati batas-batas geografis tertentu. Banyak jenis aksi kolektif di internet
yang didasarkan pada layanan dan infrastruktur digital, khususnya platform jejaring
sosial yang sangat sering dikunjungi (Dolata, et al. 2014: 14). Dengan demikian
infrastruktur website telah menciptakan karakteristik baru dalam aksi kolektif,
mengembangkan bentuk koordinasi dan juga regulasi serta menghasilkan alat baru
kontrol sosial yang sifatnya sangat fundamental. Ketiga hal ini yakni pemberdayaan,
koordinasi dan kontrol merupakan efek perkembangan infrastruktur teknologi website
dan platform yang mempengaruhi evolusi gerakan baru aksi kolektif