Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari, antrian, queueing atau waiting line sangat sering
dijumpai. Dalam hal ini antrian terjadi pada saat ada suatu pihak yang menunggu untuk
mendapatkan pelayanan. Proses antrian adalah suatu proses kedatangan seorang pelanggan
pada suatu fasilitas pelayanan, kemudian menunggu dalam satu baris jika semua
pelayanannya sibuk, dan akhirnya meninggalkan fasilitas tersebut setelah dilayani. Antrian
akan terjadi ketika banyaknya pelanggan melebihi batas fasilitas pelayanan yang tersedia.
Mengantri merupakan salah satu fenomena yang sering terjadi dalam kehidupan
sehari-hari dan biasanya terjadi di fasilitas pelayanan umum. Untuk mengurangi masalah yang
terjadi pada suatu antrian, maka pada fasilitas pelayanan harus dilakukan penelitian.
Antrian adalah suatu kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari–hari. Menunggu di
depan loket untuk mendapatkan tiket kereta api atau tiket bioskop, pada pintu jalan tol, pada
bank, pada kasir supermarket, dan situasi–situasi yang lain merupakan kejadian yang sering
ditemui. Studi tentang antrian bukan merupakan hal yang baru.
Surya Autocare merupakan salah satu perusahaan cuci mobil yang mempunyai
konsumen untuk jasa pencucian mobil yang cukup banyak, sehingga sering terjadi permasalah
yang berhubungan dengan antrian. Hal ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara
jumlah kedatangan atau sering dinamakan proses input dengan pelayanan yang tersedia di
Surya Autocare ini. waktu merupakan sumber daya yang berharga, maka akan berdampak
tidak baik kepada pelanggan, baik secara psikologis maupun fisik. Secara psikologis pelanggan
akan merasa jenuh untuk menunggu, sedangkan secara fisik antrian yang terlalu lama akan
menyebabkan kelelahan (fatigue).
Pada Surya Autocare untuk proses pencucian mobil (car wash) terdiri atas beberapa
tahapan dimana pada tahapan tersebut terdapat antrian yanga cukup lama, hal ini harus
diteliti agar tidak terjadi kehilangan pelanggan.
Untuk mengatasi fenomena diatas, penggunaan model antrian dapat membantu pihak
Surya Autocare dalam merancang sistem operasional pelayanan tersebut agar proses
pelayanan pencucian mobil dapat berjalan secara optimal,dimana dengan memberikan
palayanan yang baik dan sesuai standar waktu yang telah ditetapkan bahkan lebih cepat dari
standar waktu yang ditetapkan maka misi Surya Autocare untuk memberikan pelayanan yang
baik kepada pelanggan dapat tercapai.
Oleh karena itu diperlukan suatu solusi yang baik untuk mengatasi masalah tersebut.
Permasalahan yang terjadi pada Surya Autocare pada umumnya adalah lamanya
waktu menunggu yang menyebabkan lama antrian. Pelayanan yang terdapat pada Surya
Autocare Bandung antara lain adalah jasa pencucian mobil (Car Wash), salon mobil, dan
perawatan mobil berkala. Hal tersebutlah yang dapat menimbulkan masalah antrian
karena biasanya layanan yang diberikan terlalu lama.
2. Mengetahui bagaimana rata-rata waktu tunggu pelanggan dalam sistem dan antrian
(apakah waktu tunggu tergolong lama atau cepat). Serta faktor apakah yang menyebabkan
waktu tunggu dalam suatu sistem antrian menjadi lebih besar.
3. Untuk mengetahui Optimalisasi sistem antrian dan pelayanan yang diberikan oleh
Surya Autocare
Ada beberapa hal yang mengakibatkan fenomena antrian yang panjang pada Surya
Autocare terjadi dalam mendaptkan pelayanan,yakni:
1. Jumlah saluran pelayanan
Apabila jumlah stasiun (server) yang ada sesuai dengan kapasitas pelanggan yang
datang maka fenomena diatas dapat diatasi.
2. Rata-rata tingkat kedatangan
Tingkat kedatangan pelanggan per periode tertentu dapat diramalkan karena seringkali
atau pada waktu tertentu tingkat kedatangan pelanggan bertambah dari pada waktu
biasanya dan bertambahnya jumlah pelanggan dan tidak dapat diantisipasi
olehperusahaan atau tidak sesuai dengan ramalan maka antrian dapat terjadi, jadi
rata-rata tingkat kedatangan pelanggan dapat dijadikan sebagai sebuah parameter dari
antrian.
3. Rata-rata tingkat pelayanan setiap saluran
Waktu pelayanan yang menjadi standar tiap stasiun (server) dalam melayani pelanggan
harus optimal dalam arti bahwa dengan waktu yang seoptimal mungkin sebuah server
dapat melayani satu unit mobil dalam periode waktu tertentu.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dapat dilihat bagan kerangka pemikiran
sebagai berikut:
Kedatangan
Pelanggan
Jumlah Server
Antrian
Rata-rata Jumlah
Kedatangan
Pelayanan
Penelitian Selesai
Gambar 1.1
Desain penelitian adalah strategi untuk mencari sesuatu. Pada dasarnya ada dua
aspek penting yang harus diperhatikan dalam desain penelitian. Pertama merinci secara
tepat apa yang ingin kita cari. Kedua menentukan cara yang terbaik untuk melakukannya
Bambang S Soedibdjo (2005 : 34)
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah:
1. Metode Observasi
Penulis melakukan pengamatan langsung di Surya Autocare. Dalam hal ini,
permasalahan yang diangkat adalah mengenai analisis sistem antrian pada proses
pelayanan pencucian mobil.
2. Metode Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab dengan pimpinan dan pegawai Surya Autocare tentang
materi-materi yang berkaitan dengan masalah yang akan diangkat maupun hal-hal
yang menunjang aktivitas perusahaan.
3. Metode Literatur
Penulis membaca buku-buku pedoman yang terdapat di perusahaan atau yang
berhubungan dengan penyusunan laporan ini.
BAB 2
Landasan Teori
Jadi menurut beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu
proses bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya secara efektif dan
efisien dengan menggunakan orang-orang melalui perencanaan (planning), pengaturan
(organizing), kepemimpinan (leading), dan pengendalian (controling) dengan memanfaatkan
sumber daya yang tersedia.
1. Planning (perencanaan)
Perencanaan berarti penentuan program personalia, diantaranya meliputi perencanaan
kebutuhan, pengadaan, pengembangan dan pemeliharaa sumber daya manusia yang akan
membantu terciptanya sasaran yang telah disusun oleh perusahaan. Program kepegawaian
yang baik akan membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
2. Organizing (mengorganisasikan)
Pengorganisasian ini adalah kegiatan untuk mengorganisas isemua karyawan dengan
menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi
dalam bagan organisasi (organization chart). Organisasi hanya merupakan alat untuk
mencapai tujuan. Dengan organisasi yang baik, akan membantu terwujudnya tujuan secara
efektif.
3. Motivating (memotivasi)
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa
pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan
kegiatan secara sukarela sesuai apa yang diinginkan oleh tasan.
4. Controlling (mengendalikan)
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi
manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa
yang dilakukan bawahan dapat diarahkan kejalan yang benar dengan maksud dengan tujuan
yang telah digariskan semula.
5. Evaluating (mengevaluasi)
Evaluating adalah proses pengawasan dan pengendalian performa perusahaan untuk
memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam operasional
perusahaan kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjad isemakin besar.
Berdasarkan paparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi manajemen adalah
perencanaan, mengorganisasikan, memotivasi, mengendalikan, dan mengevaluasi.
Render dkk (2006:658) mengartikan antrian (waiting line/queue) sebagai orang-orang atau
barang dalam barisan yang sedang menunggu untuk dilayani. Suka atau tidak suka, manusia
tetap harus melakukan aktivitas antrian tersebut. Menurut Taha (2007:546), fenomena
menunggu atau mengantri merupakan hasil langsung dari keacakan dalam operasional
pelayanan fasilitas. Secara umum, kedatangan pelanggan kedalam suatu sistem dan waktu
pelayanan untuk pelanggan tersebut tidak dapat diatur dan diketahui waktunya secara tepat,
namun sebaliknya fasilitas operasional dapat diatur sehingga dapat mengurangi antrian.
Dari definisi-definisi diatas menurut buku manajemen industri oleh Arman (2006:400) definisi
mengenai teori antrian dibagi dalam 2 hal yaitu :
• Sistem antrian : sesuatu dimana kita mengobservasi periode kemacetan secara terus-
menerus, misalnya lintasan tunggu, kerandoman dari kedatangan unit-unit dan waktu yang
dibutuhkan untuk melayaninya
• Permasalahan antrian merupakan masalah dimana kita mencoba menentukan kapasitas
optimum bagi suatu fase produksi (barang/jasa).
Dalam studi mengenai antrian terdapat banyak model yang digunakan dalam sistem antrian.
Pada bab ini penulis hanya akan mendefinisikan beberapa model yang digunakan oleh penulis
dalam melakuan penelitian mengenai antrian di final inspection.
• Antrian
Garis antrian pada sebuah baris bisa terbatas atau tidak terbatas. Sebuah antrian disebut
terbatas jika baris antrian tidak dapat menampung lagi antrian yang ada dikarenakan
keterbatasan fisik. Model antrian dikatakan tidak terbatas ketika ukuran antrian tersebut tidak
dibatasi, seperti pada kasus pintu tol yang melayani mobil yang datang. Menurut
Taha(2007:548) pada baris antrian terdapat lima jenis disiplin antrian yaitu :
1. First Come First Served (FCFS)
FCFS merupakan salah satu disiplin antrian dimana
pelanggan yang dilayani terlebih dahulu adalah pelanggan yang datang lebih awal.
2. Last Come First Served (LCFS)
LCFS merupakan salah satu disiplin antrian dimana pelanggan yang datang paling akhirlah yang
akan dilayani terlebih dahulu.
3. Service in Random Order (SIRO)
SIRO merupakan salah satu elemen sistem disiplin antrian dimana pelayanan dilakukan dalam
urutan acak.
4. Shortest Processing Time (SPT)
SPT merupakan salah satu disiplin antrian dimana pelanggan yang memiliki waktu pelayanan
atau pemrosesan yang paling singkatlah yang akan dilayani atau diproses terlebih dahulu.
5. General Service Discipline (GD)
GD digunakan jika disiplin antrian tidak ditentukan dan hasil yang diperoleh akan sama
dengan disiplin antrian yang lain, misalnya FCFC dan LCFS.
• Pelayanan
Komponen pelayanan memiliki dua hal penting dalam karakteristik pelayanan yaitu desain
sistem pelayanan dan distribusi waktu pelayanan. Pada desain sistem pelayanan umumnya
digolongkan menurut jumlah saluran yang ada dan jumlah tahapan. Untuk distribusi
pelayanan, pola pelayanan serupa dengan pola kedatangan dimana pola ini bisa konstan
ataupun acak.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat
ditarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan sistem antrian pada sistem pelayanan
pencucian mobil di Surya Autocare antara lain:
1. Berdasarkan hasil pengujian data kedatangan dan pelayanan sistem pencucian mobil
pada AutoBridal Prioritas 3 Bandung, model antrian yang sekarang sedang berjalan memiliki
sebuah sistem yang terdiri dari dua tahapan pelayanan dimana sub-sistem1 (proses pencucian
mobil) memiliki model (M/M/S c = 3) dan sub-sistem2 (proses pengeringan dan finishing)
memiliki model (M/M/S c = 2).
2. Rata-rata waktu tunggu pelanggan dalam sistem dan antrian untuk sub-sistem1 adalah
20.502 menit. Rata-rata waktu tunggu pelanggan dalam sistem pelayanan ini cukup cepat, hal
ini disebabkan jumlah server yang mencukupi. Sedangkan untuk subsistem2 rata-rata waktu
tunggu pelanggan dalam sistem dan antrian adalah 30.318 menit, waktu pelayanan ini dirasa
cukup lama.
3. Rata-rata waktu tunggu yang dibutuhkan oleh seorang pelanggan dalam mengantri
sebelum memasuki sistem pelayanan untuk subsisem1 adalah 0.408 menit, hal ini berarti
tidak dibutuhkan waktu yang lama oleh seorang pelanggan untuk mendapatkan pelayanan
pada sub-sistem1. Sedangkan untuk sub-sistem2 rata-rata waktu tunggu yang dibutuhkan
untuk menunggu yang cukup lama untuk dilayani adalah 9.072 menit.
4. Proses pengoptimalan Sistem pencucian mobil pada Surya Autocare ,untuk tahapan
pada sub-sistem2 dilakukan penambahan satu server menjadi 3server ,maka hasilnya menjadi
lebih baik, didapatkan waktu rata-rata pelanggan dilayani 22.986 menit dan rata-rata waktu
menunggu pelanggan untuk mendapatkan pelayanan adalah 1.74 menit. Penambahan server
ini dirasa sangat efektif karna dapat mengoptimalkan proses pelayanan dengan selisih yang
signifikan bila dibandingkan tanpa penambahan server. Dimana rata-rata waktu tunggu
pelanggan untuk mendapatkan pelayanan sebelum penambahan server adalah 9.072 menit.
5.2 Saran
Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat mendukung pelayanan sistem antrian pada
pelayanan Surya Autocare
1. Surya Autocare hendaknya terus mempertahankan dan melakukan peningkatan mutu
pelayanan (optimalisasi) terhadap pelanggan yang mana didalam hal ini adalah antrian.
2. Dalam memberikan pelayanan seperti yang sekarang sedang berjalan tahapan pada
sub-sistem1 telah menggunakan model antrian yang baik , karena memang telah dibuktikan
model antrian tersebut dapat memberikan waktu tunggu yang lebih kecil sehingga dapat
meningktkan kepuasan pelanggan. Namun untuk tahapan sub-sistem2 peneliti menyarankan
agar dilakukan penambahan server karena waktu tunggu pelanggan dalam antrian yang cukup
lama. Sehingga dengan penambahan server ini sistem palayanan pada proses pencucian mobil
menjadi lebih optimal.
Sebaiknya Surya Autocare Bandung mengupayakan optimalisasi antrian pada car wash
dengan hanya menambah 1 server menjadi 3 server, karena peningkatan probabilitas cukup
memungkinkan untuk mengambil kesempatan pengoptimalan pada sistem antrian Surya
Autocare yang nantinya akan meningkatkan kualitas pelayanan dalam penelitian ini antrian.