Jawaban:
1. Metode servqual adalah suatu kuesioner yang digunakan untuk mengukur kualitas
jasa. Cara ini mulai dikembangkan pada tahun 1980-an oleh Zeithaml, Parasuraman
& Berry, dan telah digunakan dalam mengukur berbagai kualitas jasa. Dengan
kuesioner ini, kita bisa mengetahui seberapa besar celah (gap) yang ada di antara
persepsi pelanggan dan ekspektasi pelanggan terhadap suatu perusahaan jasa.
Kuesioner servqual dapat diubah-ubah (disesuaikan) agar cocok dengan industri jasa
yang berbeda-beda pula (misalnya bank, restoran, atau perusahaan telekomunikasi).
Metode Servqual merupakan metode yang digunakan untuk mengukur kualitas
layanan dari atribut masing-masing dimensi, sehingga akan diperoleh nilai gap
(kesenjangan) yang merupakam selisih antara persepsi konsumen terhadap layanan
yang telah diterima dengan harapan terhadap yang akan diterima. Pengukurannya
metode ini dengan mengukur kualitas layanan dari atribut masing-masing dimensi,
sehingga akan diperoleh nilai gap yang merupakan selisih antara persepsi konsumen
terhadap layanan yang diterima dengan harapan konsumen terhadap layanan yang
akan diterima. Namun, secara umum memang belum ada keseragaman batasan
tentang konsep servive quality (servqual).
Sumber : EKMA4568/MODUL 7
Sumber : EKMA4568/MODUL 7
3. Beberapa ahli (Sheth, 1999; Stephen & Gwinner, 1998) menyatakan ada beberapa
faktor yang menjadi penentu seorang konsumen akan melakukan komplain atau tidak
yaitu:
1) Tingkat kepentingan konsumsi produk/jasa yang dilakukan menyangkut: harga,
waktu yang dibutuhkan untuk mengkonsumsi produk dan kerugian lainnya.
2) Sejauh mana pengalaman dan pengetahuan yang dilakukan terkait dengan
pembelian sebelumnya, pemahaman mengenai produk/jasa serta pengalaman
komplain sebelumnya.
3) Tingkat kesulitan untuk mendapatkan kompensasi atau ganti rugi, gangguan
terhadap aktivitas rutin dan biaya.
4) Peluang keberhasilan dalam melakukan komplain.
Sumber : EKMA4568/MODUL 8
4. Selain strategi pemulihan jasa dari Zeithalm dkk, Ahli lain yaitu Tax & Brown
(1998) pada Tjiptono (2014, Hal. 490) menjelaskan tahapan proses pemulihan jasa.
Proses pemulihan jasa dimulai dari identifikasi kegagalan jasa (Tahap I), kemudian
diikuti dengan tindakan pemecahan masalah (Tahap 2) yang penting untuk dapat
mempertahankan kepuasan pelanggan dan karyawan serta mempertahankan
pelanggan loyal. Pada Tahap 3 dilakukan komunikasi dan klasifikasi kegagalan jasa
dan dilanjutkan dengan pengintegrasian data serta perbaikan jasa secara keseluruhan
(Tahap 4). Pemulihan jasa pada tahap 4 ini penting untuk melakukan beberapa
tindakan yaitu:
a) melakukan perbaikan jasa;
b) memberikan kepuasan pelanggan dan karyawan, dan
c) mewujudkan loyalitas pelanggan dan karyawan. Secara keseluruhan proses
tahapan pemulihan jasa ditujukan untuk meningkat profit atau “to keep service
provider in the business”.
Sebagaimana dalam gambar berikut
Sumber : EKMA4568/MODUL 8
5. Strategi Defensive marketing ditujukan untuk mempertahankan konsumen (customer
retention). Bagi perusahaan mempertahankan konsumen sangat penting karena untuk
mencari konsumen baru membutuhkan biaya besar. Untuk mendapatkan konsumen
baru perlu advertising, promosi dan biaya penjualan. Konsumen baru sering kali
tidak menguntungkan bagi perusahaan. Secara umum dapat dinyatakan semakin
lama konsumen menggunakan produk/jasa, maka perusahaan dapat memperoleh
keuntungan besar. Mempertahankan konsumen berdampak pada 4 hal yaitu:
penurunan biaya, volume penjualan, harga premium dan cerita dari mulut ke mulut.
6.
Sumber : EKMA4568/MODUL 9