TUGAS 1
Kode/NamaUPBJJ :44/SURAKARTA
Fakultas :Ekonomi
ProgramStudi :Manajemen
Kode/NamaMK : EKMA4413/Riset Operasi
Tugas :1
PenulisSoal/Institusi : Minrohayati/UT
Penelaah Soal//Institusi : Zainur Hidayah/UT
TIK :
PokokBahasan :
No Soal Skor
1. Sebutkan dan jelaskan pendekatan yang biasa digunakan untuk menghitung
5
probalitas!
2. Diketahui, probabilitas seorang siswa SMU dapat lulus ujian tahun yang akandatang
= 0,70. Sedang probabilitas seorang nasabah Bank A memenangkan undianberhadiah
15
= 0,10. Seorang siswa SMU kelas 3, dia menjadi pelanggan Bank A, berapakah
probabilitas ia lulus SMU tahun depan dan mendapat undian!
3. Sebuah perusahaan bahan bangunan bermaksud menentukan waktu yang tepat untuk
mengganti kendaraan operasionalnya. Harga perolehan mobil Rp 200.000.000, sedangkan
harga jual dan biaya pemeliharaannya sebagai berikut:
30
FBerdasarkan nilai tinggi rata-rata, hitunglah biaya paling optimumnya dan pada tahun
ke berapa waktu yang paling tepat mengganti kendaraannya?
4. Perusahaan Jaya Makmur menjual suatu barang, kebutuhan konsumen setiap tahun
1.500 buah. Biaya penyimpanan per tahun adalah 20% dari harga barang, harga setiap
barang Rp. 30, biaya pemesananya Rp.150, biaya keterlambatan membeli barang Rp.4
setiap barang setiap tahunya. Hitunglah:
25
a. Jumlah optimum barang yangdibeli?
b. Jangka waktu optimal antara suatu pesanan dengan pesananberikutnya?
c. Jumlah biaya optimal
5. Jelaskan cara mencari titik optimal dengan cara menggambarkan fungsi tujuan! 25
Skor Total 100
Konsep-konsep probabilitas tidak hanya penting oleh karena terapan-teranpannya yang langsung pada
masalah-masalah bisnis akan tetapi juga karena probabilitas adalah dasar dari sampel-sampel dan inferences
tentang populasi yang dapat dibuat dari suatu sampel. Pendekatan perhitungan probabilitas ada tiga konsep
untuk mendefinisikan probabilitas dan menentukan nilai-nilai probabilitas, yaitu :
1. Pendekatan Klasik
Pendekatan klasik didasarkan pada banyaknya kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi pada suatu
kejadian. “Jika ada a banyaknya kemungkinan yang dapat terjadi pada kejadian A, dan b banyaknya
kemungkinan tidak terjadi pada kejadian A, serta masing-masing kejadian mempunyai kesempatan yang
sama dan saling asing”.
Probabilitas bahwa akan terjadi A adalah P(A) = a / (a+b).
dan peluang bahwa akan terjadi b adalah: P (B) = b/a+b
Contoh:
Pelamar pekerjaan terdiri dari 10 orang pria (A) dan 15 orang wanita (B). Jika yang diterima hanya 1,
berapa peluang bahwa ia merupakan wanita?
Nilai probabilitas ditentukan atas dasar proporsi dari kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu observasi
atau percobaan. Tidak ada asumsi awal tentang kesamaan kesempatan, karena penentuan nilai-nilai
probabilitas didasarkan pada hasil obserbasi dan pengumpulan data. Misalkan berdasarkan pengalaman
pengambilan data sebanyakN terdapat a kejadian yang bersifat A. Dengan demikian probabilitas akan
terjadi Auntuk data adalah P(A) = A /N.
Contoh:
Dari hasil penelitian diketahui bahwa 5 orang karyawan akan terserang flu pada musim dingin. Apabila
lokakarya diadakan di Puncak, berapa probabilitas terjadi 1 orang sakit flu dari 400 orang karyawan yang
ikut serta?
Pendekatan subyektif dalam penentuan nilaiprobabilitas adalah tepat atau cocok apabila hanya ada satu
kemungkinan kejadian terjadi dalam satu kejadian. Dengan pendekatan ini, nilai probabilitas dari suatu
kejadian ditentukan berdasarkan tingkat kepercayaan yang bersifat individual dengan berlandaskan pada
semua petunjuk yang dimilikinya
(2)
Pendahuluan
Peluang adalah besarnya kemungkinan suatu kejadian akan terjadi. Peluang juga sering disebut dengan probabilitas. Peluang suatu kejadian pasti
ada pada rentang satu hingga 0.
Pembahasan
Diketahui:
Probabilitas siswa SMU dapat lulus ujian tahun yang akan datang = 0,70
Probabilitas seorang nasabah Bank A memenangkan undian berhadiah = 0,10
Ditanyakan:
Jawab:
Karena pada permasalahan tersebut memiliki 2 kejadian yang tidak saling memperngaruhi, maka berlaku peluang kejadian saling bebas.
Misal:
(3)
Penyelesaian :
Tahun 1 = 1.000.000
Mencari rata-rata:
Tahun ke 1 2 3 4
(4)
Jumlah optimum barang yang dibeli atau besarnya Economic Order Quantity (EOQ) adalah 274 unit. Jangka waktu optimal antara suatu pesanan
dengan pesanan berikutnya adalah 2 bulan. Jumlah biaya optimal sebesar Rp450.160. Simak cara perhitungannya dalam pembahasan.
Pembahasan
Economic Order Quantity atau EOQ adalah salah satu metode yang digunakan dalam menentukan jumlah kuantitas dalam sekali pesanan. Rumus
umum perhitungan Economic Order Quantity atau EOQ adalah EOQ = √2 × S × D / P × I
Dimana :
S = Rp150
P = Rp30
I = 20%
EOQ = √2 × S × D / I × P
= √450.000 / 6
A)Jadi EOQ sebesar 274 unit. Artinya jumlah optimum yang dibeli sebanyak 274 unit dalam satu kali pesanan.
B)Jika kebutuhan 1.500 unit dalam satu tahun, maka jangka waktu optimal antara suatu pesanan dengan pesanan berikutnya adalah 1500/274 = 6
kali pesanan. Atau 12 bulan / 6 kali = 2 bulan.
TC = P × Q + biaya variabel
= 30 × 1.500 + (150 + 4 + 6)
= 450.000 + 160
= 450.160
5)Jelaskan cara mencari titik optimal dengan cara menggambarkan fungsi tujuan
Jika bentuk umum fungsi tujuan dinotasikan dengan z = f ( x,y ) = ax = bymaka bentuk umumgaris selidik dinotasikan dengan ax + by = k dengan
k € R dimana k sembarang bilangan yang kita pilih . Garis selidikax + by = k = k (k € R )merupakan himpunan garis – garis yang sejajar. Dua
buah garis dikatakan sejajar apabila memiliki gradien yang sama.
Pada dasarnya metode garis selidik dilakukan dengan cara menggeser garis selidik secara sejajar ke arah kiri , kanan , atas atau bawah sampai
garis tersebut memotong titik – titik pojok daerah himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dua variabel. Untuk fungsi ujuan
maksimum , titik optimum dicapai jika semua himpunan penyelesaian dari kendala – kendala sistem pertudaksamaan linear dua variabel berada
dibawah atau sebelah kiri garis selidik. Adapun untuk fungsi tujuan minimum titik optimum dicapai jika semau himpunan penyelesaian berada
diatas atau sebelah kanan garis selidik dengan syarat koefisien y harus positif ( b>0 ) jika koefisien y negatif ( b < 0 ) maka berlaku sebaliknya.