Anda di halaman 1dari 4

TUGAS II MANAJEMEN RISIKO DAN ASURANSI

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ PEKANBARU

1. Asuransi dapat mengcover risiko-risiko yang akan dihadapi. Jelaskan risiko-risiko


yang dapat dicover oleh asuransi dan berikan contohnya.
Jawaban :
Meskipun asuransi mempunyai manfaat yang besar untuk manajemen risiko, tidak semua
risiko layak diasuransikan. Berikut tipe-tipe resiko yang layak diasuransikan :

a. Kerugian karena Risiko Bisa Ditentukan dan Diukur


Jika kerugian tidak bias diukur maka perusahaan asuransi tidak akan bias membuat
kontrak asuransi. Secara teoritis sebagian besar risiko bias ditentukan dan diukur, tetapi
dalam praktik, penentuan, dan pengukuran risiko tidak semudah dibayangkan.
Contoh : Perusahaan asuransi bersedia menanggung asuransi ketidakmampuan bekerja
lagi (disability) dengan menerima premi tertentu. Kemudian, orang tersebut mengalami
kecelakaan dan mengklaim tidak bisa lagi bekerja, dan karena itu menuntut uang
pertanggungan. Bagaimana menentukan bahwa klaim orang tersebut benar? Apa definisi
tidak mampu bekerja? Seringkali perusahaan asuransi percaya saja dengan klaim
nasabahnya. Setelah kejadian tersebut ditentukan, bagaimana jika nasabah mengklaim
mengalami penderitaan kejadian kecelakaan tersebut senilai Rp 1.000.000.000,-? Nilai
atau kerugian dari penderitaan atau kesedihan semacam itu akan sangat sulit ditentukan.
Biasanya pengadilan yang akan memutuskan seberapa besar ganti rugi yang pantas
(meskipun mungkin juga tidak ada dasar yang memuaskan untuk sampai pada angka
ganti rugi tersebut).

b. Risiko yang mempunyai Kemiripan dan Banyak


Salah satu persyaratan penting dari sudut pandang perusahaan asuransi adalah resiko
yang diasuransikan bisa diperkirakan di muka. Perusahaan asuransi bisa memperkirakan
lebih baik jika resiko tersebut cukup banyak dan mirip satu sama lain. Jika hanya satu
resiko terjadi dalam waktu sekian lama, maka perusahaan asuransi akan menghadapi
ketidakpastian yang sama dengan pihak yang mengasuransikan (insured). Contoh tipe
resiko semacam itu adalah resiko kematian manusia. Risiko kematian untuk individu
merupakan suatu yang tidak pasti. Tetapi jika dikelompokkan dalam jumlah yang besar,
resiko tersebut menjadi bisa diperkirakan lebih akurat. Perusahaan asuransi suda
menghitung resiko semacam itu jika dikelompokkan dalam jumlah yang besar, dan
karenanya bisa dihitung (menjadi lebih pasti).

c. Kerugian Harus Terjadi karena Ketidaksengajaan atau Karena Kecelakaan


Risiko muncul karena adanya ketidakpastian. Jika ketidakpastian bisa dihilangkan, maka
tidak ada resiko, dan karenanya tidak ada asuransi. Jika seseorang sudah bisa
memperkirakan besarnya resiko maka dia tidak akan membutuhkan asuransi.
Kesengajaan merupakan contoh lain dari ketidakpastian. Jika seorang sengaja membakar
pabriknya untuk memperoleh tanggungan asuransi, maka orang tersebut tidak
menghadapi resiko karena dia sudah merencanakan tindakannya.
Ketidaksengajaan merupakan persyaratan dari asuransi. Perusahaan asuransi biasanya
mengeluarkan kerugian yang disengaja dalam polis asuransi mereka. Kerugian semacam
itu tidak akan ditanggung oleh perusahaan asuransi. Dari sudut pandang perusahaan
asuransi, kesengajaan semacam itu akan mendorong timbulnya moral hazard.
Sebagai contoh, misalnya saya membeli asuransi kecelakaan. Misalkan saya sudah bosan
dengan mobil tersebut, dan ingin mengganti dengan yang baru. Salah satu cara yang bisa
dilakukan adalah menabrakkan mobil tersebut sampai rusak, kemudian saya bisa
memperoleh ganti rugi kerusakan tersebut dari perusahaan asuransi. Uang ganti rugi
tersebut bisa saya gunakan untuk membeli mobil baru.

d. Kerugian yang tidak Diakibatkan Bencana


Salah satu tujuan mengumpulkan eksposur resiko adalah agar terjadi diversifikasi yaitu
kerugian yang muncul bisa ditanggung oleh premi dari nasabah lainnya yang tidak
mengalami risiko tersebut. Jika sebagian risiko ternyata muncul pada saat yang
bersamaa, maka prinsip diversifikasi atau pengumpulan eksposur semacam itu tidak
terjadi. Perusahaan asuransi menghadapi risiko membayar tanggungan yang sangat
besar, yang bisa mengakibatan kebangkrutan perusahaan asuransi tersebut.
Sebagai contoh, missal perusahaan asuransi menjual risiko kerusakan rumah kepada
banyak penduduk disuatu kota. Kemudian, terjadi gempa bumi yang mengakibatkan
kerusakan pada rumah-rumah di kota tersebut, sehingga perusahaan asuransi akan
menanggung kerugian yang sangat besar (bisa mengakibatkan kebangkrutan) karena
risiko tersebut muncul pada saat yang bersamaan. Dalam situasi tersebut, risiko yang
bersifat bencana (cathasthropic) semacam itu tidak ideal lagi untuk diasuransikan,
Perusahaan asuransi bisa mendiversifikasikan lebih lanjut, missal dengan perusahaan
asuransi ke negara lain, atau dengan mengasuransikan lagi ke perusahaan asuransi lain.

e. Kerugian yang Besar


Perusahaan atau individu seharusnya mengasuransikan risiko yang mempunyai potensi
kerugian yang besar. Tidak akan ekonomis jika perusahaan atau individu
mengasuransikan risiko potensi kerugiannya kecil. Untuk risiko tersebut, perusahaan
atau individu bisa menanggung risiko tersebut dengan dana internal, missal menyiapkan
cadangan kerugian, atau individu menggunakan sebagian penghasilannya untuk
mendanai kerugian tersebut.
Sebagai contoh kerugian ban mobil pecah barangkali tidak ekonomis untuk
diauransikan, karena biaya untuk memperbaiki ban pecah tidak akan terlalu tinggi. Premi
untuk risiko tersebut justru akan lebih tinggi dibandingkan dengan cadangan dari
tabungan seseorang. Tetapi risiko kecelakaan mobil, di mana kerugiannya bisa mencapai
puluhan juta rupiah, akan lebih layak untuk diasuransikan.

f. Probabilitas Terjadinya Kerugian Tidak Terlalu Tinggi


Jika probabilitas terjadinya kerugian terlalu tinggi maka premi yang dibebankan oleh
perusahaan asuransi menjadi sangat tinggi. Premi total tersebut menjadi sama dengan
kerugian yang akan ditanggung oleh perusahaan asuransi karena risiko tersebut,
ditambah dengan biaya overhead perusahaan asuransi dan target keuntungan perusahaan
asuransi tersebut.
2. Identifikasi dan jelaskan risiko yang tidak dapat dicover asuransi dan berikan
contohnya !
Jawaban :
a. Risiko kerugian bisnis selama periode depresi : Bersifat cathastropluc. Jika terjadi
depresi, semua bisnis akan merugi. Perusahaan asuransi akan membayar pertanggungan
yang terlalu tinggi. Selain itu, pada kondisi depresi semua membeli asuransi. Pada
kondisi baik, tidak ada yang membeli asuransi. Perusahaan asuransi tidak bisa
menyeimbangkan rugi pada depresi dan laba pada kondisi ekonomi baik. Perusahaan
asuransi akan selalu rugi.

b. Kerugian karena informasi rahasia bocor ke pesaing : sulit ditentukan dan diukur
besarnya kerugian karena peristiwa tersebut. Karena sulit, problem moral hazard bisa
muncul. Perusahaan bisa mengaku-ngaku bahwa informasi penting bocor, padahal tidak
ada kejadian seperti itu.

c. Kerugian perdagangan di Bursa Saham : sulit ditentukan dan diukur karena kondisi bursa
saham bisa berubah dengan sangat cepat. Bersifat cathastophic, jika kondisi ekonomi
jelek maka bursa saham semuanya mengalami kerugian. Jika kondisi ekonomi baik,bursa
baik, tidak ada yang beli asuransi.

3. Industri asuransi memiliki karakteristik yang berbeda dengan industri lainnya. Salah
satu yang membedakan adalah dalam hal menentukan tarif. Pada saat menentukan
tarif, sebaiknya harus memperhatikan beberapa faktor-faktor agar diperoleh tarif
ideal.
a. Jelaskan perbedaan tersebut.
b. Jelaskan unsur-unsur apa saja agar dapat menetapkan tarif yang ideal.
Jawaban :

a. Salah satu perbedaan mendasar antara penetapan harga pada asuransi dengan penetapan
harga pada industry lainnya disebabkan oleh hal-hal berikut ini.
1) Harga asuransi didasarkan atas suatu perkiraan : proses itu dimulai dengan perkiraan
biaya, perkiraan kerugian, dan menggolongkan biaya itu di antara berbagai kelas polis.
2) Adanya Peraturan Pemerintah atau Undang-undang : Undang-undang menghendaki
agar tarif asuransi wajar, tidak terlalu tinggi dan tidak bersifat diskriminatif.
3) Persaingan (competition) : penentuan tarif bagi perusahaan asuransi harus berhati-hati.
Apabila dalam penentuan terlalu rendah maka perusahaan tidak bisa menutupi biaya
operasi (cost of operations), sedangkan bila tarif terlalu tinggi, mungkin pembeli akan
berkurang. Para pembeli akan melihat perusahaan asuransi sejenis yang menawarkan
jenis asuransi yang sama dengan tarif yang lebih rendah karena banyaknya persaingan
antara perusahaan-perusahaan asuransi.
4) Perubahan struktur perekonomian
b. Tariff ideal harus memenuhi beberapa unsur sebagai berikut ini.
1) Adequate, berarti harus cukup uang untuk membayar kerugian-kerugian dari uang
yang diperoleh dari pengumpulan uang tersebut.
2) Notexcessive, yang berarti tarif jangan berlebih-lebihan, harus memerhatikan pemeli,
competitor, dan sebagainya.
3) Equity, yang berarti dengan tidak membeda-bedakan risiko yang sama kualitasnya
(adil).
4) Flexible, artinya tariff harus disesuaikan dengan keadaan, bilamana keadaan berubah,
tariff menghendaki perubahan pula.

Anda mungkin juga menyukai