Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL KE-1 PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama Mata Kuliah : Sistem Pengendalian Manajemen


Kode Mata Kuliah : EKSI 4416
Jumlah sks : 3 sks
Nama Pengembang : Dr. Uun Sunarsih, SE., M.Si., CSRS., CSRA
Nama Penelaah : Yushita Marini, S.E., M.Si.
Status Pengembangan : Baru/Revisi*

Tahun Pengembangan : 2021.1

Edisi Ke- : 3 (tiga)

No Tugas Tutorial Skor Maksimal Sumber Tugas Tutorial


1 Pengukuran kinerja 20 Modul 4 Proses Pengendalian
dalam perusahaan Manajemen: Pengukuran dan
menggunakan Penilaian Kinerja, Serta
berbagai informasi, Manajemen Kompensasi, edisi 3,
baik bersifat formal Kegiatan Belajar 1 halaman
maupun non- 4.3
formal. Jelaskan
tiga aspek formal
untuk melakukan
proses pengukuran
kinerja yang baik!

2 Salah satu 20 Modul 3 Proses Pengendalian


bentuk Manajemen: Perencanaan
perencanaan yang Strategis dan Penyiapan
sangat Anggaran edisi 3, Kegiatan
penting yaitu Belajar 3 halaman 3.22.
perencanaan
keuangan
(anggaran).
Bagaimana
menentukan
karakteristik
anggaran dan apa
manfaat dari
penyusunan sistem
anggaran!
3 Kompensasi dapat 20 Modul 4 Proses Pengendalian
diartikan sebagai Manajemen: Pengukuran dan
insentif yang Penilaian Kinerja, Serta
diberikan kepada Manajemen Kompensasi, edisi 3,
personil atas Kegiatan Belajar 2 halaman
kinerjanya. Jelaskan 4.19
penentuan aspek
penting dalam
pemberian
kompensasi kerja
karyawan!

4 Proses penyusunan 20 Modul 3 Proses Pengendalian


anggaran dalam Manajemen: Perencanaan
menjalankan Strategis dan Penyiapan
organisasi adalah Anggaran edisi 3, Kegiatan
hal yang sangat Belajar 2 halaman 3.25
penting. Jelaskan
tahapan proses
penyusunan
anggaran dalam
sebuah
perusahaan!

5 Sebuah 20 Modul 3 Proses Pengendalian


perusahaan dalam Manajemen: Perencanaan
menjalankan Strategis dan Penyiapan
bisnisnya tidak Anggaran edisi 3, Kegiatan
dapat lepas dari Belajar 1 halaman 3.4
masalah.
Jelaskan upaya
dalam mengeliminasi
masalah!

Jawaban :
1. Menurut Spitzer (2007) terdapat 3 aspek formal untuk dapat melakukan suatu proses
pengukuran kinerja yang baik, yaitu terdiri dari berikut ini.
a. Ukuran-ukuran (variabel yang diukur). Ukuran adalah sebuah parameter atau tolak
ukur yang nantinya dikembangkan menjadi standar baku pelaksanaan pengukuran
kinerja. Ukuran-ukuran tersebut kemudian dibandingkan dengan realitas
pelaksanaannya. Penggunaan variabel pengukuran yang sangat tepat dibutuhkan,
agar kinerja yang diukur dapat lebih spesifik dan relevan terhada kebutuhan yang
dikehendaki.
Ukuran kinerja diantaranya berupa berikut ini.
1) KRI (key result indicator). KRI menggambarkan bagaimana keberhasilan
diperoleh dalam ukuran suatu perspektif.
2) KPI (key performance indicator). KPI adalah indikator yang
mempresentasikan kierja dari proses yang dilaksanakan.
3) PI (Performance Indicator). PI mendeskripsikan hal-hal yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
b. Proses Pengukuran (tahapan yang menunjukkan bagaimana caa melakukan
pengukuran). Setelah tim pengukur mengetahui standar yang digunakan untuk
mengukur kinerja yang dilakukan, baru dilakukan proses pengukuran . Proses
pengukuran mengkolaborasikan berbagai informasi yang berkaitan untuk dapat
menilai apakah suatu pekerjaan sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
c. Infrastruktur teknis (berupa sarana prasarana yang digunakan untuk mendukung
proses pengukuran). Proses pengukuran kinerja membutuhkan infrastruktur untuk
dapat menunjang pelaksanaan teknis pengukuran kinerja.
2. Berikut ini adalah beberapa karakteristik utama dari sebuah anggaran :
a. Anggaran mengestimasi tingkat laba potensial dari suatu unit usaha;
b. Anggaran dinyatakan dalam suatu keuangan;
c. Anggaran umumnya meliputi periode waktu satu tahun;
d. Anggaran merupakan komitmen manajemen;
e. Anggaran ditelaah dan disetujui oleh pimpinan organisasi ;
f. Anggaran sudah ditetapkan hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu;
g. Anggaran dapat digunakan sebagai pembanding dengan kinerja keuangan aktual.

Beberapa kegunaan dari sistem anggaran adalah sebagai berikut.


a) Memperjelas perencanaan strategis yang sudah dibuat. Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa anggaran merupakan tindak lanjut dari sebuah perencanaan
strategis, yang dituangkan dalam bentuk pembagian sumber daya keuangan.
Sehingga keberadaan anggaran ini dapat memperjelas pihak-pihak tekait mengenai
seberapa besar tujuan yang dituju bekaitan dengan pengorbanan keuangan yang
dikeluarkan.
b) Sebagai alat koordinasi dan komunikasi antar-lini organisasi. Pada saat penyusunan
anggaran ini biasanya seluruh pihak yang terkait akan dikumpulkan untuk
merumuskan proporsi anggaran masing-masing. Sehingga pihak terkait tersebut
dapat berkoordinasi mengenai langkah pencapaian tujuan dan kerja sama yang
dilakukan.
c) Sebagai bentuk pembagian tanggung jawab untuk manajemen. Anggaran yang telah
disetujui seyogianya mempertegas pembagian tanggung jawab setiap lini organisasi
yang terkait.
d) Sebagai dasar evaluasi kinerja. Anggaran yang telah disetujui bersama adalah sebuah
komitmen kerja manajemen dalam pencapaian tujuannya. Sehingga dikemudian
harinya komitmen tersebut akan dibandingkan dengan pencapaian sebenarnya
diakhir periode. Sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu dasar pimpinan
organisasi untuk menilai apakah kinerja lini operasional organisasi sudah berjalan
dengan optimal atau belum.
3. Aspek penting yang perlu dalam pemberian kompensasi kerja yaitu memenuhi asas keadilan
bagi para personil. Keadilan sering kali dimaknai secara subjektif menurut kepentingan
masing-masing pihak. Dalam bukunya Jakson, et al (2010) menjelskan bahwa persepsi
keadilan mencerminkan sedikitnya 3 fitur permasalahan utam, yaitu sebagai berikut.
a. Keadiilan distributif. Mencerminkan persepsi mengenai bagaimana pencapaian
kinerja masing-masing dibandingkan dengan pencapaian pihak lain atau dengan
standar yang ada.
b. Keadilan proedural. Keadiilan prosedural lebih mengarah pada persepsi yang dibuat
terhadap bagaimana prosedur yang dibuat untuk melakukan penilaian atas apa yang
dikerjakannya.
c. Keadilan interaksional. Prinsip yang digunakan untuk menilai tingkat keadilan
berdasarkan pada aspek suubjektivitas proses interaksi yang ditangkap.
4. Berikut urut-urutan proses penyusunan anggaran yang biasa dilakukan adalah sebagai
berikut.
a. Pengorganisasian. Proses pengorganisasian bertujuan untuk menyamakan persepsi
dan mengetahui kebutuhan proporsi anggaran masing-masing bagaian. Termasuk di
dalamnya terdapat menyusun sistem pegnendalian penggunaan anggaran.
b. Pembuatan Pedoman. Pedoman berisi tentang garis besar pelaksanaan anggaran dan
panduan penggunaan anggarannya.
c. Pengajuan proposal anggaran. Proposal anggaran merupakan bentuk pengajuan
anggaran dari setiap bagian pengguna anggarauntuk kegiatan operasional
masing-masing bagian selama satu periode kepada bagian anggaran.
d. Negosiasi. Pada proses negosiasi ini bagian anggaran berdiskusi dengan pengusul
anggaran membahas proposal anggaran yanng diajukan dengan berbagai asumsi dan
dibandingakan pula dengan pelaksanaan anggaran periode sebelumnya.
e. Review dan persetujuan. Tahap selanjutnya adalah proses review, pengalokasian
anggaran, dan persetujuan dari pimpinan organisasi untuk anggaran perode
tersebut.
f. Revisi anggaran. Revisi anggaran dimukinkan untuk dilakukan agar tidak terjadi
ketidaksesuaian antara anggaran yang telah disusun dengan keadaan yang terjadi.
Secara umum proses revisi anggaran ada yang dilakukan secara periodik, misalnya
setiap triwulan, atupun dilakukan hanya bila terjadi keadaan tertentu yang di luar
dari perkiraan sebelumnya.
5. Berikut yang tergolong sebagai bentuk dari pengendalian/eliminasi masalah (Merchant dan
Stede, 2011).
a) Mengeliminasi Aktivitas. Terkadang ada beberapa akktivitas dan pekerjaan yang
berhubungan dengan upaya pencapaian organisasi, namun komponen internal
organiasasi tersebut belum cukup mampu untuk mengerjakannya.
b) Otomatisasi. Di era modern seperti sekarang ini sebagaian besar prosedur manual
sudah mulai ditinggalkan, diubah menjadi proses yang terotomatisasi. Alasannya
adalah untuk efektivitas proses pengerjaan dan efisiensi (personil, biaya, waktu).
c) Sentralisasi. Sentralisasi bermakna pembatasan akses pengambilan keputusan pada
level tertentu saja, artinya semua keputusan yang diambil berasal dari satu meja saja
sehingga meminimalisir distorsi terhadap keputusan yang di ambil.
d) Membagi/Menyebar Resiko. Membagi resiko terutama digunakan untuk membagi
risiko permasalahan yang bersifat fisik, Pembagian resiko dilakukan dalam upaya
meminimalisir risiko dengan bekerja sama dengan pihak eksternal.

Sumber : BMP Sistem pengendalian Manajemen/EKSI4416 Modul 3-4

Anda mungkin juga menyukai