Jika pada akhir periode umur ekonomisnya terdapat nilai residu (nilai
sisa) sebesar Rp10.000.000,00, penyusutan tahunannya sebagai berikut:
2. Transaksi yang sudah dicatat tetapi belum dikoreksi karena tidak sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya
Dengan bantuan garis waktu tersebut, dapat dilihat bahwa dalam akun
“Asuransi dibayar di muka” terdapat 9 bulan yang sudah menjadi beban periode
berjalan dan 3 bulan sebagai beban periode mendatang. Beban periode berjalan harus
dikeluarkan dan dipindahkan ke akun “beban asuransi” dan yang menjadi beban
periode mendatang tetap dalam akun “Asuransi dibayar di muka”.
Karena pada saat pembayaran dicatat sebagai beban maka yang dikeluarkan
dari akun beban asuransi adalah nilai yang menjadi beban periode mendatang, yaitu 3
bulan. Beban periode mendatang, yaitu:
Dari data di atas dapat diketahui besarnya pemakaian perlengkapan selama satu
periode akuntansi, yaitu Rp13.800.000,00.
Jadi, pendapatan yang menjadi hak perusahaan adalah 4 bulan, sedangkan yang
8 bulan merupakan pendapatan untuk tahun berikutnya.
= 8/12 × Rp36.000.000,00
= Rp24.000.000,00.
Beberapa bentuk kesalahan yang mungkin terjadi, yaitu salah akun, salah
jumlah, salah letak, dan kesalahan gabungan.
Contoh:
Pada tanggal 13 Juli 2006 dibeli secara kredit berbagai perlengkapan kantor seharga
Rp3.000.000,00. Jurnal saat terjadi transaksi adalah:
Setelah akan diposting ke buku besar, diketahui jurnal tersebut salah akun.
1.) Langkah pertama penyesuaian adalah dengan menghapus jurnal yang salah.
2.) Setelah langkah pertama selesai, kemudian dibuat jurnal yang benar, yaitu
sebagai berikut.
Contoh:
Berikut ini disajikan contoh kasus dari neraca saldo Eva Salon per Oktober
2005. Pada akhir periode terdapat catatan sebagai berikut.
1. Persediaan perlengkapan Rp5.500.000,00
2. Sewa dibayar di muka Rp900.000,00.
3. Penyusutan peralatan salon untuk periode berjalan sebesar Rp1.300.000,00
4. Utang gaji yang belum dibayarkan berjumlah Rp170.000,00
Sebelum jurnal penyesuaian disusun, perlu dilakukan analisis transaksi sebagai berikut.
1. Pemakaian perlengkapan, yaitu:
= Rp7.000.000,00 – Rp5.500.000,00
= Rp1.500.000,00
2. Sewa yang telah menjadi beban ialah 3 bulan, nilainya sebagai berikut:
= 3/12 × Rp1.200.000,00
= Rp300.000,00
Bagaimana menyusun jurnal penyesuaian Eva Salon di kertas kerja? Perhatikan kertas
kerja Eva Salon berikut ini!
Dari kertas kerja di atas diketahui adanya saldo debit pada kolom laba/ rugi. Saldo
kredit pada sisi neraca ini berarti Eva Salon mendapatkan laba/ keuntungan.
A. AYAT JURNAL PENYESUAIAN
Ayat Jurnal Penyesuaian atau yang biasa disingkat dengan AJP adalah jurnal yang
dibuat pada akhir periode yang mana bertujuan untuk menyesuaikan saldo – saldo
perkiraan/ akun – akun baik itu akun riil (harta, kewajiban, modal) maupun akun
nominal (pendapatan dan beban) agar kiranya menunjukkan keadaan yang sebenarnya.
Ayat jurnal penyesuaian dibuat sebelum membuat kertas kerja (worksheet) dan juga
Laporan Keuangan.
Pencatatan jurnal penyesuaian dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
Deferal : Penangguhan pengakuan pendapatan dan beban yang dicatat dalam akun.
Akrual : Pengakuan atas pendapatan dan beban yang belum dicatat dalam akun.
Pencatatan jurnal penyesuaian pada perusahaan jasa dan perusahaan dagang, pada
dasarnya sama, tetapi pada perusahaan dagang, terdapat 8 akun lagi yang perlu
disesuaikan dan kedelapan akun ini tidak ada pada perusahaan jasa. Kedelapan akun
tersebut adalah sebagai berikut.
PERSEDIAAN BARANG DAGANG (PDB)
Proses pencatatan jurnal penyesuaian pada akun PDB, menggunakan dua metode, yaitu
metode ikhtisar Laba/Rugi dan metode Harga Pokok Penjualan (HPP).
Metode Ikhtisar L/R
Pencatatan penyesuaian persediaan barang dagang dengan metode ikhtisar L/R, hanya
menyesuaikan akun PDB. Pokoknya, kalau disuruh buat jurnal penyesuaian untuk akun
PDB dengan metode ikhtisar L/R, ingat aja deh yang namanya “IPPI”. Nah, itu adalah
singkatan dari awalan huruf pada nama akunnya.
Lanjuut, contoh :
Pada akhir periode, tercatat saldo persediaan barang dagang awal sebesar Rp.
7.000.000,- dan persediaan barang dagang akhir sebesar Rp. 8.500.000,-.
Penyesuaian :
Ikhtisar L/R Rp. 7.000.000,-
Persediaan barang dagang awal Rp. 7.000.000,-
Persediaan barang dagang awal Rp. 8.500.000,-
Ikhtisar L/R Rp. 8.500.000,-
Metode Harga Pokok Penjualan (HPP)
Nah, kalau menggunakan metode HPP, akun – akun yang disesuaikan bukan hanya
PDB awal dan akhir ya, tetapi ada 4 akun lagi yang harus disesuaikan, Apa aja ya?
Well, keempat akun itu adalah pembelian, beban angkut pembelian, retur pembelian &
pengurangan harga (PH) dan potongan pmbelian. Oke, contoh :
Diketahui persediaan barang dagang awal sebesar Rp. 6.500.000,- , pembelian sebesar
Rp. 35.000.000,- ,retur pembelian & PH sebesar Rp. 650.000,- , beban angkut
pembelian sebesar Rp. 250.000,- ,potongan pembelian sebesar Rp. 200.000,- dan
persediaan barang dagang akhir sebesar Rp. 10.000.000,-.
Penyesuaiannya :
HPP Rp. 6.500.000,-
Persediaan barang dagang awal Rp. 6.500.000,-
HPP Rp. 35.000.000,-
Pembelian Rp. 35.000.000,-
HPP Rp. 250.00,-
Beban angkut pembelian Rp. 250.000,-
Retur pembelian & PH Rp. 650.000,-
HPP Rp. 650.000,-
Potongan pembelian Rp. 200.000,-
HPP Rp. 200.000,-
Persediaan barang dagang akhir Rp. 10.000.000,-
HPP Rp. 10.000.000,
2. PERLENGKAPAN
Perlengkapan itu merupakan kelompok harta/ aktiva yang sifatnya lancar, atau biasa
disebut dengan harta lancar / aktiva lancar/ current assets. Nah, kalau disuruh buat
jurnal penyesuaian untuk akun perlengkapan, yang perlu diingat itu ialah, yang dicatat
itu adalah nilai/ nominal perlengkapan yang digunakan atau sudah dipergunakan.
Lanjuuut, contoh :
Pada tanggal 1 Juni 2012, saldo akun perlengkapan berjumlah Rp. 3.500.000,-. Pada
akhir periode, perlengkapan yang tersisa berjumlah Rp. 500.00,-.
Penyelesaian :
Penjelasan
INGAT ! Yang dicatat itu adalah nominal perlengkapan yang sudah terpakai. Jadi,
berdasarkan soal di atas, untuk mengetahui nominal perlengkapan yang sudah terpakai,
adalah dengan cara mengurangkan saldo akun perlengkapan awal dengan saldo akun
perlengkapan yang tersisa.
Perhitungan
Rp. 3.500.000,- – Rp. 500.000,- = Rp. 3.000.000,-
Nah, Rp. 3.000.000,- inilah yang dicatat. Understand- kah?
Penyesusaian
Beban perlengkapan Rp. 3.000.000,-
Perlengkapan Rp. 3.000.000,-
3. BEBAN DIBAYAR DIMUKA
Biaya-biaya yang belum merupakan kewajiban perusahaan untuk membayarnya pada
periode yang bersangkutan, tapi perusahaan sudah membayarnya terlebih dahulu.
Karena jumlah yang dibayarkan tersebut belum merupakan beban perusahaan untuk
periode yang bersangkutan, maka jumlah yang telah dibayarkan tersebut merupakan
uang muka.
Nah, nama lain dari beban dibayar dimuka itu adalah persekot beban atau premi beban,
lebih singkat dan mudah diingat. Nah, akun persekot beban ini dapat dicatat sebagai
harta dan juga beban. Apa bedanya ya ? Well, I’ll explain it.
Harta
Kalau dicatat sebagai harta, berarti pada neraca saldo awal perusahaan, akun beban
dibayar dimuka ini dicatat sebagai harta. Nah, loh, gimana membedakannya? Ingat ya.
Tidak ada penulisan beban jika dicatat sebagai harta. Contohnya : Asuransi dibayar
dimuka, Premi asuransi, Persekot asuransi. Tuh, kan bener, gak ada kata – kata beban
disitu. Nah, jika akun persekot beban dicatat sebagai sebagai harta, maka nominal yang
dicatat pada jurnal penyesuaiannya adalah nominal beban
Beban
Nah, kalau dicatat sebagai beban, berarti pada neraca saldo awal perusahaan, akun
beban dibayar dimuka ya dicatat sebagai beban. Namanya aja juga udah beban, berarti
ada kata – kata bebannya dong, so pastee. Contohnya : Beban asuransi, beban iklan,
beban gaji karyawan,…. beban hidup #ehhh becanda.. :p. Nah, jika akun persekot
beban dicatat sebagai sebagai beban, maka nominal yang dicatat pada jurnal
penyesuaiannya adalah nominal harta.
Okee, contoh :
Pada tanggal 1 September 2012, dibayar sewa gedung sebesar Rp. 3.000.000,- untuk
masa satu tahun. Sewa yang telah menjadi beban selama 2012 adalah selama empat
bulan. (Nah, btw tau gak dari mana asal empat bulan ini?, hehehe, caranya gini )
1 September – 30 September = 1 bulan.
1 Oktober – 31 Oktober = 1 bulan.
1 November – 30 November = 1 bulan.
1 Desember – 31 Desember = 1 bulan.
Penyelesaian :
Sewa yang telah menjadi beban, artinya sewa yang telah terpakai atau telah
diperguakan.
4 x (Rp. 3.000.000,- : 12 (jumlah bulan dalam setahun)) = Rp. 1.000.000,-
Sewa yang masih menjadi harta, artinya bahwa perusahaan masih memiliki sewa yang
belum terpakai.
Rp. 3.000000,- – Rp. 1.000.000,- = Rp. 2.000.000,-
Maka, jurnal penyesuaiannya akan menjadi seperti berikut :
Dicatat sebagai harta : maka yang dicatat adalah nominal beban.
Beban sewa Rp. 1.000.000,-
Sewa dibayar dimuka Rp. 1.000.000,-
Dicatat sebagai beban : maka yang dicatat adalah nominal harta.
Sewa dibayar dimuka Rp. 2.p00.000,-
Beban sewa Rp. 2.000.000,-
4. PENDAPATAN DITERIA DIMUKA
Nah, pendapatan diterima diimuka ini adalah pendapatan yang diterima lebih dahulu
atas pembayaran transaksi yang belum dilakukan kepada pelanggan. Nama lain dari
akun yan satu ini adalah persekot pendapatan, ataupun prei pendapatan. Nah, jurnal
penyesuaian untuk persekot pendapatan ini dapat dicatatsebagai utang dan juga
pendapatan.
Utang
Well, kalau akun persekot pendapatan ini dicatat sebagai utang, artinya gini bro,
perusahaan itu merasa bahwa persekot pendapatan ini merupakan utang bagi
perusahaan, bagaimana tidak? Secara, perusahaan sudah menerima uang dari
pelanggan, tapi perusahaan itu sendiri belum ngasih feedback sama pelanggan itu, jadi
udah pasti hal ini merupakan utang bagi perusahaan tersebut. Contoh penulisan untuk
akun persekot pendapatan yang dicatat sebagai utang adalah : Sewa diterima dimuka,
persekot pendapatan dan juga premi pendapatan sewa.
Pendapatan
Nah, kalau akun persekot pendapatan dicatat sebagai pendapatan, artinya begini,
perusahaan itu menganggap bahwa persekot pendapatan yang diberikan oleh peanggan
itu adaah tetap pendapatan untuk perusahaan itu. Nah, otomatis penulisan untuk akun
persekot pendapatan ini berbau dengan pendapatan. Contohnya : Pendapatan sewa.
Okkeehh, contooh :
Pada tanggal 1 Oktober 2012, diterima pembayaran sewa gedung sebesar Rp.
6.000.000,- untuk masa satu tahun.
Penyelesaian :
Jika dicatat sebagai utang.
Transaksi ini dicatat sebagai utang pendapatan, yaitu :
Kas Rp. 6.000.000,-
Sewa diterima dimuka Rp. 6.000.000,-
Jumlah bulan yang merupakan perhitungan sebagai utang adalah :
Dari : 1 Oktober 2012 – 31 Desember 2012 = 3 bulan.
Maka, pencatatan penyesuaian sewa pada akhir periode (31 Desemebr 2012) adalah :
3 x (Rp. 6.000.000,- : 12 (jumlah bulan dalam setahun)) = Rp. 1.500.000,-
Jika dicatat sebagai pendapatan.
Transaksi ini dicatat sebagai utang pendapatan, yaitu :
Kas Rp. 6.000.000,-
Pendapatan sewa Rp. 6.000.000,-
Jumlah bulan yang merupakan perhitungan sebagai pendapatan adalah :
Dari : 1 Januari 2013 – 31 September 2013 = 9 bulan.
Maka, pencatatan penyesuaian sewa pada akhir periode (31 Desemebr 2012) adalah :
9 x (Rp. 6.000.000,- : 12 (jumlah bulan dalam setahun)) = Rp. 4.500.000,-
Penyesuaian
Dicatat sebagai utang, maka yang dicatat adalah nominal utang.
Sewa diterima dimuka Rp. 1.500.000,-
Pendapatan sewa Rp. 1.500.000,-
Dicatat sebagai pendapatan, maka yang dicatat adalah nominal pendapatan.
Pendapatan sewa Rp. 4.500.000,-
Sewa diterima dimuka Rp. 4.500.000,-
5. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Beban yang masih harus dibayar adalah beban yang masih harus dikeluarkan oleh
perusahaan pada akhir periode. Naah, nama lain dari akun yang satu ini adalah, Utang
beban, logika kan? Secara, perusahaan itu punya beban yang masih harus dibayar
(utang). Otomatis, hal ini akan menambah beban pada periode berikutnya..
Oke, seep, contooh :
Sebuah perusahaan mempekerjakan empat 5 pekerja dengan upah @Rp. 50.000,- per
hari. Upah dibayarkan setiap hari Sabtu untuk masa enam hari kerja. Pembayaran upah
terakhir dilakukan pada hari Sabtu tanggal 29 Desember 2012. Beban upah yang masih
harus dibayar pada tanggal 31 Desember 2012 adalah satu hari, yaitu Senin, 31
Desember 2012.
Penyelesaian :
Penjelasan
Nah, pembayaran upah kan setiap hari Sabtu tuh untuk masa kerja enam hari, dari hari
Senin s.d Sabtu. Eehh, rupanya akhir tahun alias tanggal 31 Desember 2012 jatuh di
hari Senin. Nah, otomatis yang satu hari ini, dibebankan pada periode tahun 2013-nya.
Loh, kenapa? Kan nanggung?. Memang sih, bener nanggung, tapi untuk hari Senin itu
tidak dapat dilakukan pembayaran upah, karena, kan pebayaran upah sudah ditetapkan
hari Sabtu. Jadii… ya harus hari sabtu deh dibayarkan. Begitu….. J
Perhitungan
5 (pekerja) x 1 (hari) x Rp. 50.000,- = Rp. 250.000,-
Penyesuaiannya
Beban gaji Rp. 250.000,-
Utang gaji Rp. 250.000,-
Penyesuaian
Beban penyusutan kendaraan Rp. 5.000.000,-
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp. 5.000.000,-
8. PIUTANG TIDAK TERTAGIH
Piutang tidak tertagih merupakan resiko yang dialami perusahaan akibat tidak tertagih-
nya piutang dagang. Nah, transaksi piutang tidak tertagih ini, diperlakukan sebagai
beban persahaan. Gimana nggak? Kan intinya perusahaan itu jadi nombo’in kan ?
hehehehe.
Seep, contoh :
Suatu perusahaan menetapkan 3 % sebagai piutang tidak tertagih terhadap piutang
dagang sebesar Rp. 18.000.000,-.
Penyelesaian :
Perhitungan
3 % x Rp. 18.000.000,- = Rp. 540.000,-
Penyesuaian
Kerugian piutang Rp. 540.000,-
Cadangan kerugian piutang Rp. 540.000,-