Anda di halaman 1dari 4

Selamat paggi teman-teman dan tutor, berikut ini adalah jawaban saya pada diskusi sesi ini,

apabila ada kesalahan pada jawaban saya mohon untuk ditanggapi, terimakasih.

1. EOQ =√(2 x D x S /H)


Keterangan
S = biaya pemesanan
H= biaya penyimpanan per unit setiap tahun
D= biaya unit yang diminta setiap tahunnya

1. Untuk menghitung Economic Order Quantity (EOQ), kita perlu mengikuti langkah-langkah
berikut:

Langkah 1: Hitung biaya penyimpanan per unit per tahun


Biaya penyimpanan per unit per tahun adalah 7% dari rata-rata nilai persediaan. Kita belum tahu
nilai persediaan, jadi kita akan menghitungnya pada langkah selanjutnya. Namun, kita dapat
menghitung biaya penyimpanan per unit per tahun dengan menggunakan persentase yang telah
diberikan.

Biaya penyimpanan per unit per tahun = 7% x Harga beli per kilo
Biaya penyimpanan per unit per tahun = 7% x Rp25.000 = Rp1.750

Langkah 2: Hitung EOQ


EOQ dapat dihitung dengan rumus berikut:
EOQ = √[(2 x kebutuhan tahunan x biaya pemesanan) / biaya penyimpanan per unit per tahun]

EOQ = √[(2 x 500 kg x Rp900.000) / Rp1.750]


EOQ = √[900.000.000 / 1.750]
EOQ = √514.285,71
EOQ = 717,15 kg (dibulatkan ke atas)
Jadi, EOQ untuk transaksi sol sepatu di toko sepatu PITA adalah 717,15 kg.

2. Penentuan tarif overhead pada saat sebelum produksi dimulai melibatkan beberapa langkah
sebagai berikut:

1) Identifikasi jenis biaya overhead: Langkah pertama adalah mengidentifikasi jenis biaya
overhead yang akan dikeluarkan selama proses produksi. Beberapa contoh biaya overhead antara
lain biaya penyusutan mesin dan peralatan, biaya listrik, biaya sewa pabrik, dan biaya gaji
karyawan tidak langsung.

2) Hitung total biaya overhead: Selanjutnya, perlu dihitung total biaya overhead yang akan
dikeluarkan selama periode produksi tertentu. Hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan
data historis dari periode produksi sebelumnya atau dengan melakukan estimasi berdasarkan
rencana produksi yang telah ditetapkan.

3) Tentukan basis alokasi overhead: Basis alokasi overhead adalah metode yang digunakan untuk
mengalokasikan biaya overhead ke unit produksi. Beberapa basis alokasi overhead yang umum
digunakan adalah jam kerja langsung, biaya bahan baku, dan jumlah unit produksi.

4) Hitung tarif overhead: Setelah basis alokasi overhead ditentukan, perlu dihitung tarif overhead
untuk setiap unit produksi. Hal ini dapat dilakukan dengan membagi total biaya overhead dengan
jumlah unit produksi yang diharapkan atau dengan menggunakan basis alokasi overhead yang
telah ditentukan.

5) Verifikasi tarif overhead: Terakhir, perlu dilakukan verifikasi terhadap tarif overhead yang
telah dihitung untuk memastikan bahwa tarif tersebut realistis dan sesuai dengan perkiraan biaya
overhead yang akan dikeluarkan selama periode produksi.

Dalam melakukan penentuan tarif overhead, penting untuk memperhitungkan semua biaya
overhead yang terkait dengan produksi dan memastikan bahwa tarif overhead yang ditentukan
sesuai dengan kebutuhan produksi yang diharapkan.
3. Untuk menghitung anggaran harga pokok bahan baku yang dipergunakan dalam proses
produksi dan harga pokok bahan baku yang tersedia pada akhir periode, kita dapat menggunakan
metode Masuk Pertama, Keluar Pertama (MPKP).

Tabel Metode MPKP


Transaksi Jumlah Harga per unit Total harga
Awal 300 Rp. 45 Rp. 13.500
Pembelian 1 750 Rp. 50 Rp. 37.500
Pemakaian 1 250 - -
Sisa 800 - -
Pembelian 2 650 Rp. 70 Rp. 45.500
Pemakaian 2 400 - -
Akhir 400 - -

Catatan:
 Pemakaian 1 menggunakan bahan baku dari pembelian 1 dan sisa persediaan awal,
sehingga total jumlah bahan baku yang tersedia adalah 300 + 750 = 1050 unit.
 Sisa bahan baku setelah pemakaian 1 adalah 1050 - 250 = 800 unit.
 Pemakaian 2 menggunakan bahan baku dari pembelian 2 dan sisa persediaan setelah
pemakaian 1, sehingga total jumlah bahan baku yang tersedia adalah 800 + 650 = 1450
unit.
 Harga pokok yang digunakan dalam proses produksi dihitung berdasarkan harga pokok
dari pembelian atau sisa bahan baku yang memiliki harga pokok yang lebih rendah.

Berikut adalah perhitungan harga pokok bahan baku yang digunakan dalam proses produksi:
 Pemakaian 1:
250 unit x Rp45 (harga pokok awal) = Rp11.250
 Pemakaian 2:
250 unit x Rp50 (harga pokok pembelian 1) = Rp12.500
50 unit x Rp45 (harga pokok sisa setelah pemakaian 1) = Rp6.750
 Total harga pokok bahan baku yang digunakan dalam proses produksi
= Rp11.250 + Rp12.500 + Rp6.750 = Rp30.500
Berikut adalah perhitungan harga pokok bahan baku yang tersedia pada akhir periode:
 Sisa bahan baku setelah pemakaian 2 adalah 1450 - 400 = 1050 unit.
 Harga pokok bahan baku yang tersedia pada akhir periode dihitung berdasarkan harga
pokok dari sisa bahan baku yang belum digunakan, yaitu:
 1050 unit x Rp45 (harga pokok awal) = Rp47.250

Sehingga, anggaran harga pokok bahan baku yang dipergunakan dalam proses produksi adalah
Rp30.500 dan harga pokok bahan baku yang tersedia pada akhir periode adalah Rp47.250 jika
menggunakan metode Masuk Pertama, Keluar Pertama (MPKP).

Anda mungkin juga menyukai