Anda di halaman 1dari 8

Nama : Ni Kadek Mediani

NIM : 041835631
Prodi : Manajemen

Tugas 1
1. Uraikan tujuan dari dilakukannya penyusunan perencanaan bisnis !
2. Perumusan strategi dilakukan dengan melakukan empat langkah utama. Jelaskan!
3. Jelaskan kegiatan yang harus dilakukan dalam melakukan perencanaan strategik!
4. Jelaskan 4 jenis pendekatan dalam penyusunan anggaran!

Jawaban :

1. Tujuan Penyusunan Perencanaan Bisnis


Pelaku bisnis, baik di level UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) maupun yang lebih besar,
harus mengetahui tujuan sebenarnya dari penyusunan rencana bisnis. Sebuah perencanaan bisnis
memiliki tiga tujuan penting, yaitu sebagai rencana tindakan manager, road map (peta jalan)
perusahaan, dan sebagai alat penjualan. Uraiannya sebagai berikut.
a. Sebagai pencana tindakan (action plan)
Perencanaan bisnis dapat membantu seluruh elemen dalam perusahaan untuk bekerja dan
mengambil tindakan terkait dengan bisnis perusahaan. Perusahaan mungkin sudah lama berencana
untuk memulai bisnis baru, tetapi proses untuk memulai bisnis baru mungkin tampak seperti
sesuatu yang melelahkan, sulit dan sangat kompleks. Untuk mengatasi permasalahan semacam itu,
lebih mudah bagi pihak managemen untuk menyampaikan rencananya kepada seluruh elemen
dalam perusahaan melalui rencana bisnis yang matang.
Rencana bisnis akan membantu untuk mengembangkan proses pengembangan bisnis menjadi
bagian-bagian kecil yang lebih jelas. Memecah proses menjadikan masalah pengembangan bisnis
yang besar dapat dianggap sebagai rangkaian urutan masalah-masalah sederhana. Pemecahan
permasalahan yang kecil berkaitan dengan pemecahan permasalahan lebih besar. Jadi, menyusun
perencanaan bisnis akan sangat membantu managemen dalam mengambil keputusan dan atau
tindakan bisnis dengan membagi masalah menjadi permasalahan yang lebih sederhana.
b. Sebagai road map perusahaan
Pada permulaan usaha, perencanaan bisnis adalah alat yang sangat berguna untuk memastikan
kegiatan usaha berada pada arah yang diinginkan (perorangan maupun perusahaan). Dalam
kegiatan rutin bisnis, sangat mungkin bagi seseorang (bukan perusahaan) untuk kehilangan arah
usaha untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Rencana bisnis membantu perusahaan untuk tetap
fokus dalam arah yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan
bisnis juga bermanfaat untuk membantu pihak lain yang berkepentingan untuk memahami visi dan
misi perusahaan,

c. Sebagai alat penjualan


Hal yang terpenting untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan adalah dari kegiatan menjual
barang atau jasa. Oleh karena itu, tujuan penyusunan perencanaan bisnis sebagai alat penjualan
menjadi sesuatu yang penting pula. Perencanaan penjualan yang terlihat menguntungkan dan
dalam jangka waktu lama akan menarik perhatian

2. Perumusan strategi dilakukan dengan melakukan empat langkah utama yaitu :


1) Trendwatching merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak perusahaan untuk
mengamati perubahan tren yang terjadi pada level persaingan bisnis maupun kondisi
makro. Trendwatching dilakukan untuk dapat mengidentifikasi peluang dan ancaman yang
berpotensi terjadi dan tidak dapat dihindari oleh perusahaan.
2) Analisis SWOT mengkaji keterkaitan antara kekuatan (strengths), kelemahan
(weaknesses), peluang (opportunity), dan ancaman (threats). Secara garis besar, analisis
SWOT membagi pengkajian menjadi
a. faktor internal (S dan W)
b. faktor eksternal (O dan T)
Tujuan dari pelaksanaan analisis faktor eksternal adalah untuk mempertimbangkan peluang
dan ancaman yang akan dihadapi perusahaan (dapat jangka pendek maupun jangka
panjang). Sedangkan analisis internal digunakan untuk mempertimbangkan kekuatan dan
kelemahan yang saat ini dimiliki oleh perusahaan untuk dapat mencapai tujuan. Analisis
SWOT lazim digunakan untuk menyusun strategi perusahaan maupun program-program
turunan yang akan dilaksanakan oleh setiap unit.
3) Envisioning adalah Strategi yang dapat ditentukan jika managemen puncak benar-benar
paham jenis. industn dan bisnis yang dijalani atau yang akan dijalani. Pemahaman
managemen puncak tersebut akan mengarahkan pada visi, misi, keyakinan dasar, nilai-nilai
perusahaan yang akan dijadikan panduan dalam mencapai visi-misi. Proses dari kegiatan
envisioning akan menghasilkan visi, misi, tujuan, keyakinan dan nilai-nilai dasar.

Proses envisioning dilakukan dengan menggunakan dasar dari analisis SWOT yang telah
dilakukan sebelumnya. Dalam pelaksanaan proses envisioing, visi, misi, tujuan, keyakinan
dasar, dan nilai-nilai perusahaan dikonfirmasi dan didefinisikan kembali. Konfirmasi ulang
yang dilakukan dalam proses ini mengandung makna menegaskan kembali bahwa
berdasarkan hasil analisis SWOT, kelima hal yang disebutkan sebelumnya masih layak
untuk menghadapi perubahan lingkungan bisnis dan persaingan (hasil trendwatching).
Pendifinisian kembali adalah proses untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan, keyakinan
dasar dan nilai-nilai perusahaan dengan menggunakan hasil analisis SWOT agar dapat
digunakan untuk memasuki lingkungan bisnis. Proses konfirmasi dan pendefinisian ulang
dilakukan agar hasil dari analisis SWOT dapat dipergunakan perusahaan untuk
menyesuaikan diri dengan kondisi hasil trendwatching.

4) Pemilihan Strategi yang terbaik bagi perusahaan diperoleh dari proses pemilihan strategi
yang kondusif. Ketepatan pemilihan strategi menjadi faktor penentu efektivitas dan
efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan dalam kegiatan operasional dalam rangka
pencapai visi perusahaan. Dalam lingkungan bisnis yang sangat dinamis, pemilihan strategi
perlu lebih sering dilakukan. Keputusan perubahan strategi melalui pemilihan strategi tetap
didasarkan atas hasil dari trendwatching. Jika kesimpulan basil dari kegiatan trendwatching
menyatakan bahwa lingkungan belum berubah secara berarti atau tidak ada perubahan
kondisi lingkungan secara signifikan, maka managemen tidak perlu terlalu memaksakan
diri untuk menggubah strategi yang sedang dijalankan.

Hasil trendwatching menjadi dasar penyusunan kembali peta kekuatan dan kelemahan serta
persarngan di luar (analisis SWOT) manentukan kebijakan managemen puncak untuk
bertahan pada strategi yang dijalankan atau memperbaikinya (atau menggantinya). Strategi
yang dipilih bukanlah yang dapat membawa perusahaan menjadi penguasa persaingan,
namun yang paling dapat meningkatkan posisi perusahaan dalam persaingan dengan
ketersediaan sumber daya yang dimiliki (optimalisasi sumber daya).

3. Perencanaan strategik harus dibuat sebelum tehun operasional berakhir atau bahkan
segera ketika terjadi perubahan faktor eksternal yang secara signifikan dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan. Proses perencanaan strategik melibatkan beberapa
kegiatan, yaitu:
1) meninjau dan memperbarui rencana strategik,
2) memutuskan asumsi dan pedoman,
3) iterasi pertama dari rencana strategik baru,
4) analisis,
5) iterasi kedua dari rencana strategik baru, dan
6) meninjau dan menyetujui. (Anthony dan Govindarajan, 2007).

1. Meninjau dan Memperbarui Rencana Strategik


Rencana strategik yang tersusun sebelum tahun buku dimulai tidak bersifat mengikat selama satu
periode operasi ke depan. Rencana strategik mungkin berubah sepanjang periode jika memang
dirasa diperlukan. Proses meninjau dan memperbarui rencana strategik menjadi sangat penting
karena dengan kegiatan ini, rencana strategik yang dimiliki perusahaan akan terus dapat
disesuaikan dengan kondisi persaingan. Misalnya, kebijakan pemerintah untuk menjual mobil
LCGC (Low Cost Green Car), membuat para produsen mobil yang memiliki wilayah operasi di
Indonesia harus berpikir dan merubah rencana penjualan mobilnya. PP No. 41 Tahun 2013
menyatakan bahwa mobil! yang termasuk dalam kategori LCGC akan bebas pajak. Hal ini
tentunya akan meningkatkan minat masyarakat Indonesia untuk membeli mobil, dan pangsa pasar
Indonesia adalah yang paling besar di Asia Tenggara, Keluarnya PP No. 41 membuat perusahaan
mobil untuk merubah strategi penjualan mobil di Indonesia. Harga LCGC yang murah membuat
pabrikan memangkas berbagai fitur, salah satunya fitur keamanan. Strategi yang berbeda
diterapkan untuk penjualan mobil di Eropa yang mengutamakan kenyamanan dan keamanan di
atas harga, sehingga terjadi perbedaan harga yang sangat jauh dengan mobil-mobil di Indonesia.
Manager unit bisnis harus peka terhadap berbagai kondisi di luar perusahaan yang akan
mempengaruhi perusahaan. Kepekaan manager akan menentukan seberapa Cepat respon yang
akan diberikan unit bisnis terhadap kondisi bisnis. Pada contoh di Bias, jika manager gagal untuk
segera menanggapi aturan pernerintah, maka bukan tidak ungkin, perusahaannya akan kalah
bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya.

2. Memutuskan Asumsi dan Pedoman


Agar rencana strategik yang dibuat dapat sesuai dengan kondisi makro maupun Mikro, rencana
strategik harus sudah memuat asumsi-asumsi yang mungkin akan terjadi. Contoh dari asumsi yang
bisa dimasukan ke dalam rencana strategik adalah nilai Waktu uang, daya beli masyarakat,
perubahan selera konsumen, perubahan bahan baku (bagi perusahaan manufaktur), dan lain-lain.
Asumsi-asumsi tersebut juga mungkin lidak akan secara terus menerus sama, maka asumsi-asumsi
tersebut harus disesuaikan dengan kemungkinan di masa datang.

3. Iterasi Pertama dari rencana strategik baru


Berdasarkan asumsi-asumsi dan pedoman yang telah dibuat pada tahap sebelumnya, manager unit
dapat langsung menyusun rancangan awal mengenai rencana strategik, Dikatakan rancangan awal
karena manager unit dapat saja menetapkan atau merubah rancangan awal yang telah disusun.
Sebagai bagian dari kegiatan ini, staff yang berada pada unit bisnis dapat mencari tahu mengenai
kebijakan kantor pusat dan informasi pendukung lainnya dalam menyusun set informasi yang akan
disampaikan pada pimpinan unit. Pimpinan unit akan mengambil mengenai rencana strategik yang
mungkin dapat dilaksanakan dalam mendukung strategi perusahaan secara keseluruhan, Manager
masing-masing unit akan berdiskusi dengan para staff dibawahnya yang terlibat dalam penyusunan
rencana strategik untuk menentukan kelebihan dan keunggulan rencana strategik yang akan dibuat.

4. Analisis
Setelah setiap unit bisnis menyusun rencana strategiknya, kantor pusat akan mengumpulkan
rencana strategik dari setiap unit. Kantor pusat harus menganalisis apakah rencana-rencana
strategik tersebut memiliki keterpaduan dengan rencana strategi perusahaan dan hubungan antara
setiap rencana strategik. Untuk memudahkan pemahaman, mari kita simak ilustrasi berikut ini. PT.
Angin Timur merupakan perusahaan yang bergerak dalam bisnis makanan ringan. PT Angin Timur
memiliki 4 departemen yang memiliki tugas berbeda. Anggaplah unit-unit tersebut bernama Unit
A, B, C, dan D. Unit A berencana melakukan penelitian untuk mengembangkan produk yang telah
ada saat ini. Pada saat rencana strategik Unit A dibuat, perusahaan telah memegang 40Ye pangsa
pasar. Unit B sebagai bagian produksi berencana untuk menambah kapasistas produksi dengan
melakukan investasi mesin yang sama. Unit C merencanakan untuk menambah karyawan untuk
mendukung ekspansi yang akan dilakukan oleh unit B, sedangkan Unit D berencana untuk
menurunkan harga jual akhir karena diketahui ada pesaing yang baru masuk dan pesaing baru yang
memiliki produk serupa dengan harga lebih murah. Pimpinan perusahaan harus dapat memilah
rencana strategik mana yang mungkin dilaksanakan dan mana yang sebaiknya ditunda. Tentu saja
keputusan harus mempertimbangkan berbagai kondisi, rencana strategi, dan tujuan perusahaan.
Jika pengambil keputusan di pusat berencana untuk menambah penguasaan pangsa pasar, maka
mungkin justru rencana strategik Unit A harus ditunda terlebih dahulu karena melakukan
pengembangan belum tentu dapat berdampak pada penguasaan pasar secara signifikan.

5. Iterasi Kedua dari Rencana Strategik Baru


Hasil analisis dari iterasi pertama mungkin akan menghasilkan rekomendasirekomendasi
perubahan rencana strategik. Namun jika seluruh rencana strategik yang dibuat oleh setiap unit
bisnis telah sesuai dan saling terkait dalam upaya menunjang rencana strategi perusahaan, maka
perubahan atas rencana strategik tidak perlu dilakukan. Simak kembali contoh PT Angin Timur
pada bahasan di atas. Jika PT
Angin Timur berencang untuk menambah penguasaan pangsa pasar maka un A harus merubah
rencana suntegiknya mergadi melakukan panetiuan untuk dapat memangkatkan jumlah produksi
meskipun dengan taput yang sarma stih-olih mengembangkan produk yang sudah ada enat tni.

6. Meninjan daa Meayetujul


Jika memang tidak ada renvans strategik dari seuap uni yang perlu pempunan perusahaan barus
berkumpul untuk secara bersema-sama rencana irategik ang bianis. Rencana strateg k uni biasa ini
nanunya akan manjadi dasar pengalokasian anggaran untuk mendukung pelaksanaannya. Lam
hainya ika ada rencana strateg k yang harus dirubah karena dipendang kurang sesum dengan
rencana strategi perusahaan. Sast perbaikan rencana strateg k unit telah selenas dilakukan, maka
pempinan perusahaan akan berkumpul untuk melakukan peninjauan stas perubahan yang
dilakukan. Seandainya perubahan yang dilakukan disetujui, maka beas diputuskan secara bersama
bahwa rencana strategik telah disetujui Namun jika dirasg rencang strategik yang harus dirubah
dirasa masih kurang, maka sebaiknya sevisi kembali dilakukan Terlepas apakah seluruh rencana
strategik disetujui semuanya stau maub terdapat revisi, seluruh rencana strategik harus selesai
disusun dan disetuyus proses pembuatan anggaran dimulai. Rencana strategik sebelum
diterimakan ke anggaran pertu ditinjau kembali untuk memastikan bahwa sevap rencana strategik
sesuai dengan strategi perusahaan dan dapat dilaksanakan sesum dengan ketersediaan sumber daya
perusahaan.

4. Ada empat macam sistem penganggaran yang biasa digunakan yaitu :


1. Sister Anggaran Tradisional
Sistem anggaran tradisional disusun berdasarkan kelompok dan jenis pengeluaran yang dilakukan
oleh sebuah perusahaan. Kelompok dan jenis biaya biasanya bersifat konstan, namun angka untuk
setiap jenis terus berubah dari tahun ke tahun. Sistem anggaran semacam ini biasanya untuk
perusahaan yang sudah “mature” sehingga dapat dipastikan kelompok dan jenis biaya yang akan
terjadi.
2. Sistem Anggaran Hasil Karya
Sistem anggaran semacam ini disusun berdasarkan target-target yang ingin dicapai dalam satu
tahun anggaran. Sebagai contoh, sebuah perusahaan ingin memproduksi sejumlah barang dengan
biaya yang sudah ditentukan, maka berbagai unit yang saling terkait harus berkoordinasi untuk
dapat mewujudkannya, Koordinasi antara berbagai unit ini penting karena ada banyak biaya yang
harus dikeluarkan oleh unit-unit atau pusat-pusat biaya lainnya.
3. Sistem Anggaran PPBS (Planning Programming Budgeting System)
Sistem penganggaran ini biasa digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar yang sudah mapan.
Selain oleh perusahaan-perusahaan bisnis, sistem penganggaran ini juga digunakan pemerintah
dalam penyusunan APBN. Dasar dari penggunaan sistem ini adalah adanya rencana dan program
kegiatan yang akan dilaksanakan oleh masing-masing unit. Sistem ini berfokus pada program-
program sehingga memudahkan managemen puncak untuk mengalokasikan sumber daya
perusahaan yang terbatas. Managemen puncak akan sangat terbantu dalam menentukan prioritas
program dalam upaya mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Ada tiga hal penting yang perlu
diperhatikan ketika seorang manager puncak memilih untuk menggunakan sistem ini, yaitu: .
a. Tujuan atau sasaran yang ingin diraih
b. Ketersediaan sumber daya perusahaan.
c. Langkah —langkah yang akan dilakukan
Kelemahan yang terjadi dengan penggunaan sistem ini adalah sistem penilaian kinerja manager
yang dianggap kurang adil. Sistem anggaran PPBS akan menilai kinerja manager kurang optimal
jika terjadi selisih (anggaran tidak terserap) pada akhir periode. Senyatanya ketidak terserapnya
anggaran mungkin dapat mengindikasikanadanya penghematan yang dapat dilakukan oleh
manager unit.
4. Sistem anggaran ZBB (Zero Based Budgeting) Sistem anggaran ZBB muncul karena untuk
memperbaiki sistem anggaran PPBS. Sistem anggaran ZBB. Sistem ZBB menghubungkan antara
proses perencanaan, pemrograman dan penganggaran melalui evaluasi berbagai program yang
telah dan sedang dilaksanakan disaat yang bersamaan dengan rencana yang diusulkan. Penggunaan
sistem ini akan memulai tahun anggaran dengan mulai dari nol, meskipun sisa anggaran yang
mungkin terjadi pada tahun sebelumnya dinyatakan tidak hangus. Sisa anggaran yang terjadi
ditahun sebelumnya dianggap sebagai kelebihan alokasi yang kemudian di kembalikan ke dalam
kas perusahaan (kas tanpa batasan penggunaan).

Sumber : Penganggaran/EKMA4570/Modul1-9/Edisi3

Anda mungkin juga menyukai