Anda di halaman 1dari 6

Nama : Risya Ardiana Putri

NIM : 041678457

Jurusan : Manajemen

Mata Kuliah : Penganggaran

Jawaban untuk Tugas 1 Mata kuliah Penganggaran

1. Tujuan Penyusunan Perencanaan Bisnis Pelaku bisnis, baik di level UMKM (usaha
mikro, kecil, dan menengah) maupun yang lebih besar, harus mengetahui tujuan
sebenarnya dari penyusunan rencana bisnis. Sebuah perencanaan bisnis memiliki tiga
tujuan penting, yaitu sebagai rencana tindakan manager, road map (peta jalan)
perusahaan, dan sebagai alat penjualan. Uraiannya sebagai berikut.
a. Sebagai Rencana Tindakan (Action Plan)
Perencanaan bisnis dapat membantu seluruh elemen dalam perusahaan
untuk bekerja dan mengambil tindakan terkait dengan bisnis perusahaan.
Perusahaan mungkin sudah lama berencana untuk memulai bisnis baru, tetapi
proses untuk memulai bisnis baru mungkin tampak seperti sesuatu yang
melelahkan, sulit dan sangat kompleks. Untuk mengatasi permasalahan
semacam itu, lebih mudah bagi pihak managemen untuk menyampaikan
rencananya kepada seluruh elemen dalam perusahaan melalui rencana bisnis
yang matang.
Rencana bisnis akan membantu untuk mengembangkan proses
pengembangan bisnis menjadi bagian-bagian kecil yang lebih jelas. Memecah
proses menjadikan masalah pengembangan bisnis yang besar dapat dianggap
sebagai rangkaian urutan masalah-masalah sederhana. Pemecahan
permasalahan yang kecil berkaitan dengan pemecahan permasalahan lebih
besar. Jadi, menyusun perencanaan bisnis akan sangat membantu managemen
dalam mengambil keputusan dan atau tindakan bisnis dengan membagi
masalah menjadi permasalahan yang lebih sederhana.
b. Sebagai Road Map Perusahaan
Pada permulaan usaha, perencanaan bisnis adalah alat yang sangat
berguna untuk memastikan kegiatan usaha berada pada arah yang diinginkan
(perorangan maupun perusahaan). Dalam kegiatan rutin bisnis, sangat
mungkin bagi seseorang (bukan perusahaan) untuk kehilangan arah usaha
untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Rencana bisnis membantu
perusahaan untuk tetap fokus dalam arah yang direncanakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan bisnis juga bermanfaat untuk
membantu pihak lain yang berkepentingan untuk memahami visi dan misi
perusahaan.
c. Sebagai Alat Penjualan
Hal yang terpenting untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan
adalah dari kegiatan menjual barang atau jasa. Oleh karena itu, tujuan
penyusunan perencanaan bisnis sebagai alat penjualan menjadi sesuatu yang
penting pula. Perencanaan penjualan yang terlihat menguntungkan dan dalam
jangka waktu lama akan menarik perhatian pihak-pihak yang direncanakan
dapat menjalin kerja sama. Selain itu, perencanaan penjualan yang baik akan
menjadi pertimbangan khusus bagi calon kreditur untuk
memberikan pinjaman.

2. Perumusan strategi dilakukan dengan empat langkah utama, yaitu:


a. Trendwatching
Trendwatching adalah kegiatan pengamatan terhadap tren perubahan kondisi
makro dan persaingan industri untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman
yang tidak bisa dihindari oleh perusahaan. Hasil indentifikasi peluang dan
ancaman digunakan untuk melakukan envisioning.
b. Analisis SWOT
analisis SWOT mengkaji keterkaitan antara kekuatan (strengths), kelemahan
(weaknesses), peluang (opportunity), dan ancaman (threats). Secara garis
besar, analisis SWOT membagi pengkajian menjadi (a) faktor internal (S dan
W) dan (b) faktor eksternal (O dan T) perusahaan. Tujuan dari pelaksanaan
analisis faktor eksternal adalah untuk mempertimbangkan peluang dan
ancaman yang akan dihadapi perusahaan (dapat jangka pendek maupun jangka
panjang). Sedangkan analisis internal digunakan untuk mempertimbangkan
kekuatan dan kelemahan yang saat ini dimiliki oleh perusahaan untuk dapat
mencapai tujuan. Analisis SWOT lazim digunakan untuk menyusun strategi
perusahaan maupun program-program turunan yang akan dilaksanakan oleh
setiap unit.
c. Envisioning
Strategi dapat ditentukan jika manajemen puncak benar-benar paham jenis
industri dan bisnis yang dijalani atau yang akan dijalani. Pemahaman
manajemen puncak tersebut akan mengarahkan pada visi, misi, keyakinan
dasar, nilai-nilai perusahaan yang akan dijadikn panduan dalam mencapai visi-
misi. Proses envisioning dilakukan dengan menggunakan dasar dari analisis
SWOT yang telah dilakukan sebelumnya. Dalam pelaksanaan proses
envisioning, visi, misi, tujuan, keyakinan dasar, dan nilai-nilai perusahaan
dikonfirmasi dan didefinisikan kembali.
d. Pemilihan strategi
Startegi yang terbaik bagi perusahaan diperoleh dari proses pemilihan strategi
yang kondusif. Ketepatan pemilihan strategi menjadi faktor penentu
efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan dalam kegiatan
operasional dalam rangka pencapai visi perusahaan. Dalam lingkungan bisnis
yang sangat dinamis, pemilihan strategi perlu lebih sering dilakukan.
Keputusan perubahan strategi melalui pemilihan strategi tetap didasarkan atas
hasil dari trendwatching. Jika kesimpulan hasil dari kegiatan trendwatching
menyatakan bahwa lingkungan belum berubah secara berarti atau tidak ada
perubahan kondisi lingkungan secara signifikan, maka managemen tidak perlu
terlalu memaksakan diri untuk mengubah strategi yang sedang dijalankan.

3. Perencanaan startegik melibatkan beberapa kegiatan, yaitu:


a. Meninjau dan memperbarui rencana strategic
Rencana strategic yang tersusun sebelum tahun buku dimulai tidak bersifat
mengikat selama satu periode operasi ke depan. rencana startegik mungkin
berubah sepanjang periode jika memang dirasa diperlukan. Proses meninjau
dan memperbarui rencana strategic menjadi sangat penting karena dengan
kegiatan ini, rencana strategic yang dimiliki perusahaan akan terus dapat
disesuaikan dengan kondisi persaingan.
b. Memutuskan asumsi dan pedoman
Agar rencana strategic yang dibuat dapat sesuai dengan kondisi makro
maupun mikro, rencana strategic harus sudah memuat asumsi-asumsi yang
mungkin akan terjadi.
c. Iterasi pertama dan rencana strategic baru
Berdasarkan asumsi-asumsi dan pedoman yang telah dibuat pada tahap
sbeelumnya, manager unit dapat langsung menyusun rancangan awal
mengenai rencana strategic. Dikatakan rancangan awal karena manager unit
dapat saja menetapkan atau merubah rancangan awal yang telah disusun.
d. Analisis
Setelah setiap unit bisnis menyusun rencana strategiknya, kantor pusat akan
mengumpulkan rencana strategic dari setiap unit. Kantor pusat harus
menganalisis apakah rencana-rencana strategic tersebut memiliki keterpaduan
dengan rencana strategi perusahaan dan hubungan antara setiap rencana
strategic.
e. Iterasi kedua dari rencana strategic baru
Hasil analisis dari iterasi pertama mungkin akan menghasilkan rekomendasi-
rekomendasi perubahan rencana strategic. Namun jika seluruh rencana
strategic yang dibuat oleh setiap unit bisnis telah sesuai dan saling terkait
dalam upaya menunjang rencana startegi perusahaan, maka perubahan atas
rencana startegik tidak perlu dilakukan.
f. Meninjau dan menyetujui
Jika memang tidak ada rencana strategic dari setiap unit perlu dirubah,
pimpinan perushaaan harus berkumpul untuk secara bersama-sama
mengesahkan rencana strategic unit bisnis. Rencana strategic unit bisnis ini
nantinya akan enjadi dasar pengalokasian anggaran untuk mendukung
pelaksanaannya.

4. Proses penentuan suatu rencana dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan yang
dapat dipilih oleh pihak managemen. Berikut ini adalah beberapa pendekatan yang
dapat dipilih untuk dilakukan (Supriyono, 2001).
a. Pendekatan Top-down
Penganggaran yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan ini
dilakukan dan diselesaikan oleh pihak managemen puncak. Unit-unit
organisasi hanya bertugas untuk melaksanakan seluruh rencana, program dan
menyelesaikannya. Bagi perusahaan yang terdesentralisasi, manajajemen
puncak memberikan pengarahan dan petunjuk mengenai apa yang diinginkan
oleh perusahaan yang kemudian akan dijabarkan menjadi sebuah set rencana.
Managemen puncak wajib untuk meninjau dan melakukan tindakan korektif
sebelum sebuah set rencana yang diajukan oleh pimpinan di masing-masing
cabang dilaksanakan.
b. Pendekatan Bottom-up
Penganggaran dengan metode ini didahului dengan pemberian
gambaran situasi dan kondisi yang dihadapi perusahaan kepada seluruh
elemen dalam perusahaan (dapat diwakilkan kepada pimpinan unit). Situasi
dan kondisi yang dihadapi dapat berupa ketersediaan sumber daya,
kemungkinan visi, misi tujuan dan sasaran (jika berubah). Pmpinan puncak
akan memberikan kuasa kepada setiap pimpinan unit untuk menentukan detail
rencana dan kebutuhan sumberdaya yang diperlukan dalam menjalankan
rencana-rencana yang disusunnya. Dalam metode penyusunan anggaran
semacam ini, setiap pimpinan unit akan bekerja sama dengan seluruh
karyawan kunci dalam unitnya untuk membantu menyusun anggaran.
Anggaran yang telah tersusun di setiap unit akan disampaikan kepada
managemen puncak untuk digabungkan dengan hasil dari unit-unit lain.
c. Pendekatan campuran
Senyatanya, pendekatan yang dilakukan secara murni dengan 2 metode
tersebut diatas jarang ditemui. Yang paling sering terjadi di dunia nyata,
adalah perpaduan antara 2 pendekatan tersebut diatas. Pendekatan semacam
ini diinisiasi dengan penyampaian petunjuk perencanaan perusahaan secara
garis besar yang kemudian akan dijabarkan oleh masing-masing unit. Tiap unit
akan menterjemahkan perencanaan dengan menggunakan kreatifitas setiap
unit. Meskipun melibatkan kreatifitas tiap unit, namun tetap harus berpegang
pada aturan perusahaan yang berlaku.
d. Pendekatan kelompok
Penganggaran dengan metode ini, hanya akan melibatkan
sekelompoktenaga ahli dalam penyusunannya. Penggunaan metode ini dalam
sebuah perusahaan dapat terlihat jelas. Sebuah perusahaan yang menggunakan
metode ini, dapat diketahui dengan cara melihat struktur organisasinya. Jika
dalam struktur organisasi perusahaan terdapat sebuah unit khusus yang
bertugas menyusun anggaran (misal divisi perencanaan) maka bisa dipastikan
bahwa perusahaan menggunakan metode ini dalam penyusunan anggarannya.
Sumber: BMP EKMA4570 Modul 1-4

Anda mungkin juga menyukai