Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATA KULIAH

MANAJEMEN
(EKU 114M)

RANGKUMAN MATERI KULIAH (RMK)

Perencanaan dan Manajemen Strategis

Oleh :

Kelompok 6

Ni Luh Gede Winda Aditya Saraswati – (2207521148) – 05

Gusti Ngurah Made Raditya – (2207521152) – 09

Ni Wayan Oci Wiantari – (2207521160) – 15

I Komang Danta Hartadinata – (2207521168) – 22

Made Dandi Prasetya – (2207521171) – 25

PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
I. PENDAHULUAN

II. PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Alasan Perencanaan
Sebelum manajer dapat mengorganisasi, mengarahkan atau
mengawasi, mereka harus membuat rencana - rencana yang memberikan
tujuan dan arah organisasi. Dalam perencanaan, manajer memutuskan “apa
yang harus dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukannya,
dan siapa yang melakukannya”. Jadi, perencanaan adalah pemilihan
sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus
dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan yang baik dapat
dicapai dengan mempertimbangan kondisi di waktu yang akan datang
dalam mana perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan
dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat.

Berbagai pertanggung jawaban dalam perencanaan tergantung pada


besarnya dan tujuan organisasi serta fungsi atau kegiatan khusus manajer.
Misal, untuk perusahaan - perusahaan konveksi, lebih cenderung hanya
membuat rencana - rencana jangka pendek dalam desain dan pembelian,
karena kegiatan - kegiatannya sangat dipengaruhi oleh perubahan -
perubahan mode. Tetapi perencanaan jangka panjang tetap dibutuhkan
untuk penarikan personalia, pengembangan teknik - teknik produksi dan
sebagainya. Bagaimanapun juga, manajer hendaknya memahami peranan
baik perencanaan jangka panjang maupun jangka pendek dalam kerangka
perencanaan keseluruhan.

Perencanaan adalah suatu proses yang tidak berakhir bila rencana


tersebut telah ditetapkan, rencana harus diimplementasikan. Setiap saat
selama proses implementasi dan pengawasan, rencana - rencana mungkin
memerlukan modifikasi agar tetap berguna. “Perencanaan kembali”
kadang - kadang dapat menjadi faktor kunci pencapaian sukses akhir. Oleh
karena itu perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas,
agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat
mungkin.

Salah satu aspek penting perencanaan adalah pembuatan keputusan


(decision making), proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan
kegiatan untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Keputusan -
keputusan harus dibuat pada berbagai tahap dalam proses perencanaan.
Perencanaan organisasi harus aktif, dinamis, berkesinambungan, dan
kreatif, agar manajemen tidak hanya akan bereaksi terhadap
lingkungannya, tetapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.

Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan. Perencanaan


dilakukan untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari
pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan
keputusan, dan “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses
pencapaian tujuan organisasi.

B. Tujuan dan Mengembangkan Rencana


Proses perencanaan ini biasanya disesuaikan dengan tujuan,
keterbatasan yang ada, dan dikembangkan sesuai dengan teknik dan
kebutuhan tertentu. Perencanaan adalah upaya untuk mencapai tujuan dan
menentukan tahapan-tahapannya. Input dalam perencanaan adalah data-
data atau informasi, sedangkan outputnya adalah produk perencanaan atau
rencana. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tujuan perencanaan
dalam rangka kemajuan suatu usaha.
Tujuan perencanaan tentunya adalah untuk mencapai sesuatu yang
diinginkan dengan mengikuti langkah-langkah yang tepat. Tujuan
perencanaan ini sering kali berkaitan dengan pergerakan suatu perusahaan.
Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan beberapa tujuan
perencanaan, yaitu sebagai berikut:
1. Memberikan Pengarahan Baik Untuk Manajer Maupun Karyawan
Non Manajerial.
Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus
mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana,
departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara
serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efisien.
2. Mengurangi Ketidakpastian.
Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk
melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari
perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.
3. Meminimalisir Pemborosan.
Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja
lebih efisien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana,
seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang
dapat menimbulkan inefisiensi dalam perusahaan atau organisasi.
4. Menetapkan Tujuan dan Standar Yang Digunakan Dalam Fungsi
Pengontrolan dan Pengevalusasian.
Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses
membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya
rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan. Selain
keempat hal tersebut, sebagian besar studi menunjukan adanya hubungan
antara perencanaan dengan kinerja perusahaan.
Berikut beberapa cara untuk mengembangkan sebuah rencana yaitu :
1. Pengorganisasian yang baik
Pengorganisasian yang terencana dengan baik dapat menolong
anda dalam menyelesaikan berbagai tugas, sehingga Anda bisa memantau
tugas atau tahapan yang sudah selesai dilakukan. Salah satu cara yang
banyak dilakukan adalah dengan membuat daftar kerja atau jadwal kerja.
Dengan demikian maka Anda dapat mengevaluasi dan memastikan tidak
ada tugas yang terlewatkan.
2. Berpikir kreatif
Kreativitas sangat dibutuhkan dalam menjalankan usaha agar dapat
memenangkan kompetisi pasar. Berpikir kreatif dengan bersedia
menampung ide-ide baru, terus menambah wawasan dapat Anda gunakan
untuk mengembangkan usaha Anda.
3. Mencatat berbagai hal secara menyeluruh
Sebuah bisnis hendaknya memiliki mencatat seluruh proses yang
ada dalam bisnisnya. Data yang menyeluruh ini akan sangat menolong
Anda untuk mengamati perkembangan bisnis, mengetahui adanya
kekurangan dalam sebuah proses, atau mengambil langkah strategi baru.
4. Menganalisa kompetitor bisnis
Kompetisi atau persaingan memang tidak bisa dipisahkan dari
sebuah proses usaha. Namun dengan adanya kompetisi ini, maka akan
mendorong pengusaha untuk berinovasi dan membuat hal yang baru.
Jangan takut untuk belajar dari kompetitor Anda. Bisa jadi kompetitor
memiliki strategi atau langkah yang bisa menginspirasi Anda.
5. Konsisten
Saat Anda melakukan apa yang sudah ditetapkan dalam perusahaan
secara konsisten, meskipun hal yang sederhana, maka konsistensi tersebut
akan mengarahkan Anda pada kesuksesan di masa datang. Konsisten
dalam berperilaku baik akan membentuk kebiasaan yang positif pula.
Selain itu Anda juga dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan hal
yang sama.

6. Pahami risiko
Membuat penghitungan risiko yang tepat membuat Anda dapat
meminimalkan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Dengan memahami
risiko yang mungkin terjadi, maka akan membuat Anda lebih siap
menghadapinya, tentunya Anda juga sudah memiliki berbagai strategi
yang siap untuk diterapkan.
7. Fokus
Saat Anda membangun bisnis, tidak serta merta Anda akan
mendapatkan penghasilan yang besar. Ada banyak hal yang harus Anda
kerjakan agar bisnis Anda terus tumbuh. Tetap fokus pada tujuan Anda
akan membuat Anda dapat mengelola usaha dengan baik.
8. Pelayanan yang baik
Ada hal penting lainnya yang penting diperhatikan adalah
pelayanan kepada pelanggan. Bagian ini tidak hanya menerima keluhan
pelanggan dan memberikan solusi semata, namun mereka juga harus bisa
mengedukasi konsumen dengan baik. Pelayanan yang baik akan membuat
konsumen Anda akan terus kembali menggunakan produk Anda

C. Tahap-tahap Perencanaan

Perencanaan merupakan proses dasar dimana manajemen memutuskan


suatu tujuan dan cara mencapainya. Dalam suatu perencanaan, pembuatan
keputusan (decision making) menjadi hal yang penting dengan melalui proses
pengembangan untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Keputusan
keputusan ini dapat dibuat dalam berbagai tahapan proses perencanaan.
Terdapat 4 tahapan dalam perencanaan yang meliputi:
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.
Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang
keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja. Tanpa
rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber
dayanya secara tidak efektif.

2. Merumuskan keadaan saat ini.


Pemahaman akan posisi organisasi sekarang dari tujuan yang
hendak dicapai atau sumber daya-sumber daya yang tersedia untuk
pencapaian tujuan sangat penting, karena tujuan rencana menyangkut
waktu yang akan datang. Hanya setelah keadaan organisasi saat ini di
analisa, rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana
kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini memerlukan informasi terutama data
keuangan dan data statistik yang didapatkan melalui komunikasi dalam
organisasi.
3. Tahapan Ketiga, Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan.
Segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan
perlu diidentifikasi untuk mengukur kemampuan organisasi dalam
mencapai tujuan. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor lingkungan
internal dan eksternal yang dapat membantu organisasi mencapai
tujuannya, atau yang mungkin menimbulkan masalah. Walaupun sulit
dilakukan, antisipasi keadaan, masalah, dan kesempatan serta ancaman
yang mungkin terjadi di waktu mendatang adalah bagian esensi dari proses
perencanaan.
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian
tujuan.
Tahap terakhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan
berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-
alternatif tersebut dan pemilihan alternatif terbaik (paling memuaskan) di
antara alternatif yang ada. Setelah mengidentifikasikan kemudahan dan
hambatan maka organisasi mengembangkan rencana yang telah ada guna
untuk pencapaian tujuan seperti apa yang diinginkan

D. Dasar-dasar Pengklasifikasian Rencana

Perencanaan dan rencana dapat diklasifikasikan dalam beberapa


cara yang berbeda. Cara pengklasifikasian perencanaan akan menentukan
isi rencana dan bagaimana perencanaan yang dilakukan. Meskipun proses
perencanaan dasarnya sama untuk setiap manajer, tetapi dalam
pelaksanaannya dapat mengambil bentuk perencanaan yang berbeda
karena hal berikut yakni,
a. Adanya perbedaan jenis organisasi dan misi dari organisasi tersebut
b. Suatu organisasi yang sama membutuhkan jenis perencanaan yang
berbeda untuk waktu yang berbeda juga.
c. Perbedaan sifat manajer sehingga akan setiap manajer memiliki gaya
perencanaan yang berbeda.

Terdapat lima dasar dalam pengklasifikasian perencanaan yaitu:


1. Bidang fungsional
Bidang fungsional. Sebagai contoh, perencanaan kebutuhan bahan
baku, penjadwalan produksi, jadwal pemeliharaan mesin, rencana
pemasaran yang berisi target penjualan, dan program promosi yang akan
dilakukan.
2. Tingkatan Organisasi
Tingkatan organisasi ini mencakup keseluruhan organisasi atau
dari satuan kerja organisasi. Biasanya perencanaan organisasi secara
keseluruhan akan lebih kompleks dari perencanaan suatu unit kerja
organisasi.
3. Karakteristik-karakteristik (sifat) rencana
Karakteristik rencana ini meliputi tentang faktor faktor biaya,
kerahasiaan, kuantitatif dan kualitatif. Misal rencana pengembangan
produk biasanya bersifat rahasia, rencana produksi lebih bersifat
kuantitatif dibanding rencana personalia.
4. Waktu
Perencanaan terdiri dari rencana jangka pendek, menengah, dan
jangka panjang. Semakin lama rentangan waktu antara prediksi dan
kejadian nyata, kemungkinan terjadinya kesalahan semakin besar. Sebagai
contoh, tingkat kepastian rencana pembangunan pabrik baru 10 tahun yang
akan datang, lebih rendah daripada rencana untuk pindah kantor dalam 2
minggu lagi.

5. Unsur-unsur rencana
Unsur rencana terdiri dari anggaran, program dan prosedur.
Perencanaan ini berhubungan dengan kegiatan yang satu dengan kegiatan
lain yang dilaksanakan, seperti program pengiklanan, prosedur seleksi
personalia, anggaran penelitian dan pengembangan.

E. Masalah Kontemporer Dalam Perencanaan

Terdapat dua masalah kontemporer yang timbul pada setiap


perencanaan, yakni kritik terhadap perencanaan dan cara manajer
membuat rencana yang efektif dalam lingkungan yang dinamis. Pada
tahun 1960-an perencanaan organisasi formal sangatlah populer, bahkan
bagi perusahaan - perusahaan besar tertentu masih populer sampai
sekarang.Perencanaan formal menjadi masuk akal bagi organisasi dan
individu untuk menentukan sejumlah arah tertentu. Tetapi para pengkritik
mempertanyakan asumsi dasar yang digunakan dalam perencanaan,
dengan argumen-argumen utama seperti berikut:
1. Perencanaan dapat menciptakan kekakuan
Usaha-usaha perencanaan formal dapat mengunci organisasi ke
sasaran-sasaran tertentu yang harus dicapai dalam jadwal tertentu,
disamping itu kondisi lingkungan diasumsikan tidak berubah selama
periode yang dicakup oleh sasaran tadi.
2. Rencana tidak dapat disusun dalam lingkungan yang dinamis
Kebanyakan organisasi dewasa ini dihadapkan pada lingkungan
yang dinamis, bila asumsi dasar pembuatan rencana (bahwa
lingkungan itu tidak berubah) keliru, bagaimana rencana dapat dibuat?
Mengelola dalam kondisi lingkungan yang dinamis perlu fleksibilitas.
3. Rencana formal tidak dapat menggantikan intuisi dan kreativitas
Organisasi-organisasi yang sukses lazimnya merupakan hasil
visi inovatif seseorang. Visi ini cenderung menjadi formal waktu visi
tersebutberkembang dari waktu ke waktu. Usaha-usaha perencanaan
formal umumnya mencakup investigasi yang menyeluruh terhadap
kemampuan dan peluang organisasi tersebut serta analisis mekanistik
yang menurunkan visi tersebut menjadi rutinitas yang terprogram.
4. Rencana memusatkan perhatian para manajer pada persaingan
sekarang,bukan kelangsungan hidup masa mendatang
Perencanaan formal mempunyai kecenderungan berfokus pada
bagaimana cara terbaik memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang
telah ada dalam industri. Perencanaan itu sering tidak memungkinkan
para manajer untuk mempertimbangkan penciptaan atau penemuan
kembali industri, sebagai akibatnya rencana formal dapat
menimbulkan kesalahan besar yang mahal dan biaya pengejaran
ketika pesaing lain memimpin.
5. Perencanaan formal memperkuat sukses yang dapat menjurus ke
kegagalan
Sukses dapat melahirkan kegagalan dalam lingkungan yang
tidak pasti. Sulit untuk merubah atau membuang rencana-rencana
yang sukses sebelumnya meninggalkan rasa nyaman karena tidak
mengalami kecemasan akibat ketidakpastian. Akan tetapi rencana
yang sukses dapat memberikan rasa nyaman yang palsu, yang
menimbulkan keyakinan lebih besar terhadap rencana formal daripada
yang sepantasnya. Banyak manajer tidak mau menghadapi
ketidaktahuan sampai mereka terpaksa untuk berbuat sesuatu karena
adanya perubahan lingkungan. Pada saat tersebut, manajer yang
bersangkutan terlambat untuk beradaptasi dan gagal untuk membuat
keputusan yang tepat.

F. Manajemen Strategis dan Proses


Proses manajemen strategis adalah seperangkat lengkap komitmen,
keputusan, dan tindakan yang diperlukan bagi perusahaan untuk mencapai
daya saing strategis dan mendapatkan pengembalian di atas rata-rata.
Tahapannya biasanya terdiri dari analisis situasi, perumusan strategi,
implementasi strategi, dan evaluasi strategi. Proses manajemen strategis
melibatkan analisis, strategi, dan kinerja. Langkah pertama perusahaan
dalam proses ini adalah menganalisis lingkungan eksternal dan organisasi
internalnya untuk menentukan sumber daya, kapabilitas, dan kompetensi
utamanya. Analisis ini menjadi landasan strategi.

Bagian strategi model memerlukan perumusan strategi dan


implementasi strategi. Dengan informasi yang diperoleh dari analisis
eksternal dan internal, perusahaan mengembangkan visi dan misinya dan
merumuskan satu atau lebih strategi.

Untuk menerapkan strateginya, perusahaan mengambil tindakan


untuk memberlakukan setiap strategi dengan maksud mencapai daya
saing strategis dan pengembalian di atas rata-rata (kinerja).
Proses manajemen strategis bersifat dinamis mempertimbangkan
pasar yang terus berubah dan struktur kompetitif dikoordinasikan dengan
input strategis perusahaan yang terus berkembang. Oleh karena itu, perlu
evaluasi terhadap berbagai strategi yang dipilih, apakah telah sesuai
dengan kondisi terkini ataukah tidak.
Secara garis besar, proses tersebut menggabungkan unsur-unsur
berikut:

1. memfokuskan proses perencanaan pada pencarian keunggulan


kompetitif
2. integrasi perencanaan strategis dengan tingkat operasional dan
fungsional
3. orientasi terhadap pendanaan dan implementasi strategi daripada
proyek terpisah
4. penekanan yang lebih besar dan fokus lanjutan pada isu-isu
strategis.
Proses perencanaan strategis
Cara yang sistematis atau yang timbul untuk melakukan
perencanaan strategis dalam organisasi melalui penilaian awal, analisis
menyeluruh, perumusan strategi, implementasi dan evaluasi.
G. Strategi Korporasi dan Kompetitif
1. Pengertian Strategi Korporat/Korporasi
Pada dasarnya korporasi adalah suatu organisasi perusahaan yang
telah berdiri dan beroperasi menjalankan aktivitas perusahaan dalam satu
atau beberapa bidang bisnis. Dengan demikian suatu korporasi berupaya
terusmengembangkan satu bisnis atau beberapa bisnis yang ada dalam
perusahaannya. Dalam rangka upaya untuk menumbuhkembangkan bisnis
perusahaan didalam korporasinya, maka suatu korporasi menetapkan arah
pengembangannya yang dikenal dengan strategi korporasi.
Strategi korporat merupakan suatu strategi untuk mengarahkan
perusahaan masuk atau keluar dari bisnis, dan untuk menentukan
bagaimana suatu perusahaan induk meningkatkan nilai serta memberikan
panduan bagaimana memanajemen portofolio bisnis dan arah penciptaan
Value. Strategi korporat bisa melakukan pengembangan pasar baru diluar
pasar tradisional maupun melakukan pengembangan produk baru melalui
backward dan forward integrasi. Analisis strategi tingkat korporat
menghasilkan keputusan yang melibatkan bisnis yang akan ditambah,
bisnis yang akan dipertahankan, bisnis yang akan ditekankan, bisnis yang
akan dikurangi perhatiannya, dan bisnis yang didivestasi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi korporasi merupakan
serangkaian perencanaan yang akan diimplementasikan oleh sebuah
perusahaan korporat untuk jangka waktu panjang dalam rangka
mewujudkan visi dan misi perusahaannya dan diharapkan mampu
memenangi persaingan pasar sehingga tetap eksis bahkan semakin maju.

2. Strategi kompetitif
Strategi kompetitif adalah strategi di tingkat bisnis unit (SBU)
yang berfokus pada persaingan produk atau jasa di pasar. Strategi yang
dipilih merupakan hasil analisis lingkungan, kekuatan internal, peta
persaingan, persepsi konsumen, dan lain-lain, yang mengarah ke
sustainable competitive advantage. Beberapa teori tentang pilihan strategi
adalah:
a. Model Porter’s Generic Strategy
b. Model Strategic Clock
c. Model Matriks Konsumen
H. Masalah manajemen Strategis Saat Ini
Masalah manajemen adalah suatu kondisi yang harus diperhatikan
atau dikedepankan dalam membuat perencanaan. Pada saat ini para
manajer mengalami beberapa masalah manajemen strategis saat ini
yaitu:
1. Kebutuhan akan Kepemimpinan Strategis
Kepemimpinan strategis adalah kemampuan yang dimiliki
seseorang dalam mengantisipasi,mempertahankan fleksibilitas,
berpikir secara strategis, dan bekerja dengan orang lain untuk
memulai perubahan yang akan menciptakan perubahan yang lebih
baik untuk sebuah organisasi. Karakteristik kepemimpinan strategis
yang harus dimiliki yaitu : Memiliki Integritas, Jujur dan dapat
dipercaya, Terbuka dan peduli dengan Individu lain, Berani
mengambil resiko, Kreatif serta inovatif dalam membuat strategi.
2. Kebutuhan akan Fleksibilitas Strategis
Fleksibilitas strategis adalah kemampuan seseorang untuk
menyadari perubahan eksternal utama, untuk mengalokasikan
sumber daya secara cepat, dan menyadari kapan keputusan strategis
tidak berhasil. Sarana dalam pengembangan fleksibilitas yaitu:
a. Mendorong persatuan kepemimpinan dengan memastikan
semuanya telah paham
b. Memastikan sumber daya lancar dan menggerakkan mereka
ketika dibutuhkan
c. Memiliki pola pikir yang tepat untuk mengeksplorasi dan
memahami isu-isu organisasi
d. Serta mengetahui apa yang terjadi dengan strategi yang
digunakan saat ini melalui pemantauan

Contohnya : Sebuah perusahaan yang biasanya membuat rencana


pertumbuhan strategis setiap 5 tahun, tetapi pada tahun 20019
rencana tersebut dihentikan sementara akibat situasi perekonomian
Negara yang tidak menentu. Sehingga, sang CEO membuat sebuah
rencana alternative baru supaya perusahaan bisa tetap bertahan di
tengah kondisi perekonomian yang buruk. Alhasil alternative yang
dibuat berhasil seiring dengan peningkatan keuntungan perusahaan
dan tidak terjadinya PHK terhadap pegawai perusahaannya.
III. PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T Hani. (2018). Manjemen Edisi Kedua. Yogyakarta. BPFE
Yogyakarta. Diakses pada 10 oktober 2022.
P. Robin, Stephen, Coulter Mary.( 2016). Manajemen jilid 1: Robbins Coulter.
Yogyakarta, Penerbit Erlangga. Diakses pada 10 oktober 2022.
P. Robin, Stephen, Coulter Mary.( 2009). Manajemen Edisi 8 jilid 1: Robbins
Coulter. Yogyakarta, Penerbit PT Indeks . Diakses pada 10 oktober 2022.

Anda mungkin juga menyukai