Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Batasan Perencanaan


Perencanaan akan selalu terjadi di dalam kehidupan sehari hari. Dalam
manajemen, perencanaan adalah hal yang wajib ditentukan sebelum
memulai segala kegiatan. Perencanaan menjadi hal yang penting karena
merupakan tahap dasar yang harus dilakukan sebelum memulai suatu
kegiatan agar dapat menjadi gambaran tentang apa yang akan terjadi saat
pelaksanaan kegiatan itu berlangsung dan mengurangi resiko
ketidakpastian. Perencanaan juga merupakan salah satu fungsi dari
manajemen yang paling penting yang mana di dalamnya terdapat kegiatan
mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi, dan juga
mengembangkan rencana kerja organisasi. Perencanaan ini merupakan
tahap awal dalam kegiatan atau aktivitas suatu organisasi terkait dengan
pencapaian tujuan organisasi tersebut.

Menurut Becker (dalam Rustiadi 2008:339), perencanaan merupakan


suatu cara rasional untuk dapat mempersiapkan masa depan. Jadi suatu
perencanaan itu dibuat dengan logis dan mempertimbangkan seluruh aspek
yang ada. Menurut Erly Suandy (2001:2), perencanaan ini ialah suatu
proses penentuan tujuan organisasi serta yang kemudian menyajikan nya
itu dengan jelas taktik-taktik,strategi-strategi, serta juga operasi yang
diperlukan untuk dapat/bisa mencapai tujuan organisasi dengan secara
menyeluruh.

Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan rencana.


Perencanaan dan rencana sangat penting, karena:
1. Tanpa perencanaan dan rencana berarti tidak dapat mencapai tujuan.
2. Tanpa perencanaan dan rencana tidak ada pedoman pelaksanaan
sehingga banyak pemborosan dan kesalahan.
3. Rencana adalah dasar pengendalian, karena tanpa ada rencana
pengendalian tidak dapat dilakukan.

1
4. Tanpa perencanaan dan rencana berarti tidak ada keputusan dan proses
manajemen pun tidak ada.
Jadi pada kesimpulannya, perencanaan berperan memberikan arahan
terhadap berjalannya suatu kegiatan.

2.2 Unsur-Unsur Perencanaan


Dalam suatu rencana yang baik tentu harus memiliki unsur-unsur
yang baik pula agar menjadi rencana yang baik dan sesuai kebutuhan.
Adapun unsur-unsur dari perencanaan tersebut adalah:

1. Tujuan
Tujuan adalah segala sesuatu yang hendak dicapai dalam usaha kerjasama
atau organisasi, dapat berupa material ataupun alat pemuas kebutuhan
spiritual. Untuk dapat dipakai sebagai dasar dalam pelaksanaan kerja,
maka tujuan yang hendak dicapai haruslah dirumuskan secara jelas dan
tegas.

2. Politik atau Kebijaksanaan


Politik atau Kebijaksanaan merupakan peraturan-peraturan atau pedoman
yang digariskan oleh organisasi. Atau dengan kata lain lazim disebut
sebagai pedoman tindakan untuk mencapai tujuan.

3. Prosedur
Prosedur adalah suatu tata urutan pelaksanaan kerja yang harus dilakukan
atau diikuti. Jadi dengan prosedur orang-orang akan senantiasa mengetahui
dari mana mereka harus memulai dan mengakhiri tugas-tugasnya.

4. Budget
Budget adalah suatu anggaran yang berupa ikhtisar daripada hasil yang
diharapkan akan dicapai dan biaya atau input yang diperlukan untuk
mencapai hasil itu. Budget itu lazimnya dinyatakan dalam bentuk angka-
angka.

5. Program

2
Program merupakan campuran dari pada tujuan, politik, prosedur, dan
budget yang dimaksudkan untuk menetapkan suatu kerangka tindakan
untuk waktu yang akan datang.

2.3 Sifat Suatu Rencana Yang Baik


Menurut Manullang (2009 : 44) rencana yang baik, haruslah mengandung
sifat-sifat sebagai berikut :
1. Pemakaian kata-kata yang sederhana dan terang. Kata-kata dalam
kalimat-kalimat yangaaa dipergunakan oleh suatu rencana haruslah
sederhana dan mudah dimengerti untuk meniadakan penafsiran yang
berbeda.
2. Fleksibel, rencana tersebut harus dapat menyesuaikan diri dengan
keadaan yang berubah yang tidak diduga sebelumnya
3. Mempunyai stabilitas,
4. Ada dalam perimbangan, artinya pemberian waktu dan faktor-faktor
produksi kepada setiap unsur organisasi seimbang dengan kebutuhannya.
5. Meliputi semua tindakan yang diperlukan, rencana harus meliputi
segala-galanya hingga terjamin koordinasi dari tindakan seluruh unsur-
unsur organisasi.

2.4 Proses Pembuatan Rencana


Perencanaan merupakan proses dimana manajemen merumuskan
suatu tujuan dan bagaimana cara untuk dapat mencapainya, proses
perencaan terjadi disemua tipe.
Jadi perencan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan kepeutusan
selanjutnya tentang apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh
siapa. Adapun perencanaan merupakan proses yang tidak berakhir bila
rencana tersebut telah ditetapkan bahkan disahkan dan rencana harus
diimplemntasikan.

Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap, yaitu:

Tahap 1: Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.


Perencanaan harus melalui tahap pengambilan keputusan tentang
tujuan yang hendak dicapai, sehingga apa yang akan dilakukan menjadi

3
terarah. Hal ini dilakukan agar dapat menempatkan sumber daya secara
efektif.
Tahap 2: Merumuskan keadaan sekarang/saat ini.
Merumuskan keadaan saat ini, pemahaman akan posisi atau keadaan
organisasi sekarang ini dari pada tujuan yang hendak dicapai atau sumber
daya-sumber daya yang tersedia untuk pencapaian tujuan merupakan hal
sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan
datang.
Tahap 3: Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan yang dapat
terjadi.
Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan. Segala
kekuatan dankelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu
diindentifikasikan untuk mengukurkemampuan organisasi dalam mencapai
tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intern dan
ekstern yang dapat membantu organisasi mencapaitujuannya, atau yang
mungkin menimbulkan masalah. Walaupun sulit dilakukan,antisipasi
keadaan, masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi
diwaktu mendatang adalah bagian esensi dari proses perencanaan.
Tahap 4: Mengembangkan rencana ataupun serangkaian kegiatan untuk
mencapai tujuan.
Tahap terakhir dalam proses perncanaan meliputi pengembangaan
berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-
alternatif tersebut dan pemilihan alternatif terbaik (paling memuaskan)
diantara berbagai alternatif yang ada.

2.5 Pihak Pembuat Rencana


Perencanaan strategik merupakan suatu usaha team. Meskipun
perencanaan strategik dimulai dari puncak, para pemimpin organisasi
seyogyanya mencari masukan-masukan (input) dari manajer, supervisor,
dan karyawan yang mengetahui pelayanan dan pelanggan terbaik. Team
perencanaan yang terlibat dalam proses perencanaan strategik terdiri dari
orang-orang yang memiliki tanggung jawab untuk mencapai bagian dari
rencana strategik, dan ukuran dari team ini akan bervariasi tergantung pada
ukuran dan kompleksitas dari organisasi.

4
Perencanaan strategik yang berhasil mungkin melibatkan team yang terdiri
dari:
1. Direktur
Memberikan kepemimpinan yang diperlukan untuk menciptakan visi,
mendefinisikan misi, dan menyatakan prinsip-prinsip organisasi. Untuk
proses perencanaan strategik yang berhasil, direktur harus memberikan
kepemimpinan dan dukungan yang aktif
2. Team Manajemen Eksekutif
Mereka yang memiliki pengetahuan tentang pelayanan dan area
fungsional yang dapat berkontribusi mengembangkan visi lingkup
organisasi, misi, prinsip-prinsip, serta membantu menetapkan sasaran
lingkup organisasi, dan memantau kemajuan dan hasil-hasil secara
menyeluruh.
3. Perencana Strategik.
Memberikan koordinasi, jadwal, dan alat-alat untuk menggerakkan
organisasi melalui proses perencanaan. Suatu organisasi yang besar
mungkin memiliki lebih dari satu orang perencana; sementara dalam
organisasi kecil, seorang direktur mungkin menjadi koordinator
perencanaan.
4. Manajer Menengah, Manajer Program, dan Supervisor.
Mereka yang memiliki dan terlibat langsung dalam program, dan dapat
membawa proses perencanaan ke dalam tingkat program. Individu-
individu ini dapat membantu dalam mendefinisikan misi dan prinsip-
prinsip program, menetapkan sasaran dan tujuan spesifik dari program,
mengembangkan tindakan atau strategi untuk mencapai tujuan-tujuan,
menerapkan rencana-rencana tindakan, menetapkan dan memelihara
ukuran-ukuran kinerja (performance measures), dan menentukan
sumber-sumber daya yang diperlukan.
5. Manajer Keuangan atau Anggaran.
Menganalisis dampak fiskal dari strategi-strategi potensial,
memberikan dukungan teknik, dan menggunakan rencana-rencana
strategik untuk memandu pengembangan dari anggaran operasional
tahunan dan anggaran modal lainnya.
6. Manajer Fasilitas.
Menganalisis dampak dari implementasi strategi-strategi potensial pada
fasilitas fisik organisasi dan menggunakan rencana-rencana strategik

5
untuk memandu pengembangan dari rencana-rencana modal atau
fasilitas beserta anggarannya.

7. Manajer Sumber Daya.


Menganalisis dampak dari implementasi strategi potensial pada
karyawan organisasi, program-program pelatihan, dan kebijakan
manajemen sumber daya.
8. Manajer Teknologi Informasi.
Menganalisis dampak dari implementasi strategi potensial pada sistem
sumber daya informasi yang dikumpulkan selama proses perencanaan
strategik untuk pengembangan rencana teknologi informasi organisasi.
9. Koordinator TQM (Total Quality Management) dan/atau Dewan
Kualitas (Quality Councils).
Jika diterapkan, untuk menjamin koordinasi dari perencanaan strategik
dengan usaha-usaha peningkatan kualitas organisasi.
10. Karyawan Lini Depan (Front-line Employees).
Individu yang diharapkan memiliki pengetahuan terbaik berkaitan
dengan kebutuhan pelayanan pelanggan dan proses-proses kerja.
Masukan (input) dari kelompok individu yang b erada di garis depan
akan menjadi sangat kritis dalam pengembangan program dan
subprogram, berkaitan dengan: sasaran (goals), tujuan (objectives),
pengukuran kinerja (performance measurement), dan rencana-rencana
tindakan (action plans).
11. Anggota-anggota Dewan dan Komisi.
Dapat membantu dalam pengembangan visi, misi, dan prinsip-prinsip
dari organisasi, dan juga memberikan umpan balik (feedback) yang
bernilai selama proses perencanaan.
12. Fasilitator.
Membantu memandu team selama sesi perencanaan, menjamin bahwa
semua pandangan telah dipertimbangkan. Seorang fasilitator
merupakan pihak netral yang kadang-kadang harus menjaga diskusi
agar berkembang.

6
BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi
manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang
berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih
mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis. Perencanaan adalah
suatu proses untuk menentukan rencana. Perencanaan dan rencana sangat
penting, karena tanpa perencanaan dan rencana berarti tidak dapat
mencapai tujuan, rencana tidak ada pedoman pelaksanaan sehingga banyak
pemborosan dan kesalahan, pengendalian tidak dapat dilakukan, dan tanpa
perencanaan dan rencana berarti tidak ada keputusan dan proses
manajemen pun tidak ada.

Anda mungkin juga menyukai