NIM :651420023
KELAS :A_ITP
Perencanaan
1. Proses Perencanaan
Proses perencanaan atau planning adalah bagian dari daur kegiatan manajemen yang
terutama berhubungan dengan pengambilan keputusan(decision making)untuk masa
depan,baik jangka panjang maupun jangka pendek, sehubungan dengan pokok
pertanyaan:apa,siapa,bagaimana,kapan,dimana,dan berapa,baik sehubungan dengan lembaga
yang dimanajemeni maupun usaha-usahanya.
a. Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah proses yang mendefinisikan tujuan dari organisasi, membuat
strategi digunakan untuk mencapai tujuan dari organisasi, serta mengembangkan rencana
aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses-peroses yang penting dari semua
fungsi manajemen sebab tanpa perencanaan (planning) fungsi pengorganisasian,
pengontrolan maupun pengarahan tidak akan dapat berjalan.
Rencana (plan) dapat berupa rencana informal ataupun rencana formal. Rencana
informal adalah rencana-rencana yang tak tertulis dan bukan merupakan dari tujuan bersama
anggota organisasi. Sedangkan definisi dari rencana formal adalah rencana yang tertulis yang
harus dilaksanakan oleh organisasi dalam jangka waktu tertentu.
Rencana formal adalah rencana bersama anggota-anggota korporasi, artinya setiap
anggota harus mengetahui serta menjalankan rencana tersebut. Rencana formal dibuat sbagai
untuk mengurangi ambiguitas & menciptakan kesepahaman mengenai apa yang harus
dilakukan.
b. Empat Dasar Tahap Perencaaan
Seluruh aktivitas perencanaan pada dasarnya melewati empat tahap, antara lain:
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan perencaan yang diawali dengan keputusan-
keputusan suatu keinginan atua keperluan organisasi atua kelompok kerja. Tanpa adanya
rumusan tujuan yang jelas organisasi akan memakai sumber daya, sumber daya yang
tidak efektif.
2. Merumuskan keadaan saat ini, pemahaman akan posisi perusahaan sekarang dari tujuan
yang akan dicapai atau sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujua dalah sangat
penting karena tujaun dan rencana berhubungan waktu yang akan datang.Hanya setelah
keadaan perusahaan sekarang ini dianalisa rencana bisa dirumusan untuk menunjukkan
rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini membutuhkan informasi terutama
keuangan dan data statistik yang diperoleh melalui komunikasi dalam organisasi.
3. Mengindentifikasi seluruh kemudahan dan hambatan, semua kekuatan dan kelemahan
dan juga kemudahan dan hambatan membutuhkan pengindentifikasian untuk mengukur
kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan.Untuk itu dibutuhakn pengetahuan faktor-
faktor lingkungan intern dan ekstern yang bisa membantu organisasi mencapai tujuannya
atau yang mungkin menimbulkan masalah. Meskipun sulit dilaksanakan antisipasi
keadaan, masalah dan kesempatan dan juga ancaman yang mungkin terjadi diwaktu
mendatang adalah bagian esensi dari proses perencanaan.
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian aktivitas untuk mencapai tujuan. Tahap akhir
dalam proses perencanaan mencakup pengembangan berbagai alternatif aktivitas untuk
mencapai tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut dan dipilihnya alternatif terbaik
yaitu yang paling memuaskan diantara berbagai alternafif yang ada.
c. Rencana Operasioanal
Perencanaan Operasional ( Operational Planning) Adalah perencanaan jangka pendek
yang dirancang untuk menerjemahkan rencana jangka panjang ke dalam serangkaian kegiatan
yang lebih rinci. Ia merupakan terjemahan sekaligus penunjang rencana jangka panjang.
Operasional (dibuat untuk dilaksanakan; untuk keperluan tindakan-tindakan kemudian dan
seterusnya; bukan yang telah lalu). Tujuan operasinal diturunkan dari tujuan dan rencana
taktis. Rencana operasional lebih sempit dengan jangka waktu yang lebih pendek dan banyak
melibatkan manajemen tingkat bawah. Rencana Tunggal untuk aktivitas tidak berulang,
contoh: program, proyek, dan anggaran.Rencana Standing untuk aktivitas yang berulang,
contoh: kebijakan, prosedur standar, dan aturan.
d. Rencana Strategik
Perencanaan strategic (strategic planning) adalah proses pemilihan tujuan-tujuan
organisasi, penentuan strategi, program-program strategi, dan penetapan metoda-metoda yang
diperlukan untuk menjamin bahwa strategi dan kebijaksanaan telah diimplementasikan.
Perencanaan strategi juga merupakan proses perencanaan jangka panjang yang disusun untuk
mencapai tujuan organisasi.
Alasan-alasan pentingnya rencana strategik adalah :
1. Perencanaan strategik memberikan kerangka dasar dalam mana semua bentuk-bentuk
perencanaan lainnya harus diambil.
2. Pemahaman terhadap perencanaan strategik akan mempermudah pemahaman bentuk-
bentuk perencanaan lainnya.
3. Perencanaan strategik sering merupakan titik permulaan bagi pemahaman dan penilaian
kegiatan-kegiatan manajer dan perusahaan.
e. Faktor Waktu dan Perencanaan
Besarnya pengaruh waktu dalam perencanaan terutama dapat dirasakan dalam hal :
1. Waktu sangat diperlukan untuk melaksanakan perencanaan efektif.
2. Waktu sering dilakukan untuk melanjutkan setiap langkah perencanaan tanpa informasi
lengkap tentang variabel-veriabel dan alternatif-alternatif, karena waktu diperlukan untuk
mendapatkan data dan memperhitungkan semua kemungkinan.
3. Jumlah atau rentang waktu yang akan dicakup dalam rencana harus dipertimbangkan.
Faktor waktu lainnya yang mempengaruhi perencanaan adalah seberapa sering rencana-
rencana harus ditinjau kembali dan diperbaiki. Hal in tergantung pada sumber daya yang tersedia
dan derajat ketetapan perencanaan manajemen. Hubungan yang sering dijumpai dalam praktek
adalah semakin panjang jangka waktu suatu rencana, semakin panjang periode untuk peninjauan
kembali dan perbaikannya. Demikian juga, semakin penting rencana terhadap keberhasilan
organisasi, maka rencana tersebut akan semakin sering diteliti dan perhatikan.
2. Penetapan Tujuan
Tujuan atau (goals) merupakan target kinerja,yang menjadi alat ukur keberhasilan atau
kegagalan kinerja sesuai sasaran yang diinginkan dan direncanakan.Sebuah organisasi akan
berfungsi secara sistematis apabila organisasi tersebut telah menetapkan tujuan /goals dan
rencana strategis terlebih dahulu.Namun demikian,fungsi tersebut dapat terwujud apabila
suatu organisasi melibatkan sumber dayanya secara efektif pada tiap tingkatan manajemen
dalam mencapai tujuannya.
Griffin dan Ebert (2002) menjelaskan secara spesifik 4 maksud utama penetapan tujuan
organisasi tersebut.
Penentuan tujuan dapat memberi arah dan panduan bagi karyawan disemua tingkatan
manajemen.Apabila semua karyawan sampai tingkat yang paling bawah mengetahui
dengan jelas apa yang ingin dicapai perusahaan maka lebih kecil kemungkinan akan
terjadi kesalahan-kesalahan dalam pengambilan keputusan.
Penentuan tujuan dapat membantu perusahaan mengalokasikan sumber daya yang
dimiliki.Contohnya,apabila perusahaan menginginkan peningkatan pasar yang lebih besar
pada satu tahun selanjutnya ,maka perusahaan dapat memfokuskan sumber daya yang di
miliki untuk mencapai tujuan ini.
Penentuan tujuan dapat membantu perusahaan untuk menentukan budaya perusahaan
(corporate culture)
Penetapan tujuan dapat membantu perusahaan dalam mengevaluasi kinerja yang telah
dilakukan dan melakukan perbaikan
Etzioni mendefinisikan tujuan organisasi sebagai suatu pernyataan tentang keadaan yang
diinginkan dimana organisasi bermaksud untuk merealisasikannya dan sebagai
pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang dimana organisasi sebagai
kolektifitas mencoba untuk menimbulkannya .Maka ada dua unsur penting dalam tujuan
yaitu:
Hasil-hasil akhir yang diinginkan di wakyu yang akan datang
Usaha-usaha atau kegiatan-kegiatan sekaran diarahkan
c. Management By Objective
Management By Objective (MBO) adalah metode penilaian kinerja karyawan yang
berorientasi pada pencapaian sasaran kerja.Secara umum esensi sistem MBO,terletak pada
penetapan tujuan-tujuan umum oleh para manejer dan bawahan yang bekerja
bersama,penetuan bidang utama seiap individu yang hasilnya dirumuskan secara jelas dalam
bentuk hasil-hasil(sasaran) yang dapat diukur dan diharapkan,dan ukuran penggunaan ukuran-
ukuran tersebut sebagai satuan pedoman pengoperasian satuan-satuan kerja serta penilaian
masing penilaian sumbangan masing-masing anggota.
MBO dapat dicapai melalui beberapa upaya untuk efektivitas dari program MBO (unsur
evektifitas MBO) , yaitu : [7]
3. Pembuatan Keputusan
Kegiatan pembuatan/pengambilan keputusan merupakan kegiatan yang sudah biasa kita
lakukan dalam organisasi ataupun kegiatan sehari-hari.Pembuatan keputusan dapat
didefenisikan sebagai proses menentukan dan memilih dengan tepat secara rasional suatu
alternatif tertentu dari beberapa alternatif yang sudah dikembangkan yang bertujuan untuk
menyelesaikan atau memperkecil suatu masalah.
Beberapa Pengertian Pembuatan Keputusan Menurut Para Ahli:
1. G.R. Terry
Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang
didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
2. P.Siagian
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah,
pengumpulan fakta dan data.
3. Horold dan Cyril O’Donnell
Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara
alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak
dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya,
petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
4. Claude S.George,Jr
Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer
berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaiandan
pemilihan diantara sejumlah alternatif.
a. Tipe-Tipe Keputusan
Yaitu keputusan yang berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan
terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manjemen tingkat bawah. Contoh:keputusan
pemesanan barang, keputusan penagihan piutang.
Yaitu keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan
sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan
perhitungan serta analisis yg terperinci. Contoh: Keputusan membeli sistem komputer yg
lebih canggih dan keputusan alokasi dana promosi.
Yaitu keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini
terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur,
tidak mudah untuk didapatkan, dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan
luar.Pengalaman manajer sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan tidak
terstruktur.Contoh:keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain
Keinginan untuk berperan serta menurut Archbold (1976) didorongkan oleh kebutuhan
akan hasrat akan kekuasaan, ingin memperoleh pengakuan, dan hasrat untuk bergantung pada
orang lain, tetapi juga sebaliknya tempat orang bergantung. Pentingnya peran serta bawahan
dalam pengambilan keputusan juga diakui oleh Alutto dan Belasco (1972), karena dengan
demikian ada jaminan bahwa pemeran serta(karyawan) tetap mempunyai kontrol atas
keputusan-keputusan yang diambil. Apabila pemeran serta tidak dapat mengontrolnya, maka
organisasi akan mengalami kerugian, sama dengan tidak ada peran serta sama sekali.
Para managerakan sulit untuk membuat keputusan tanpa melibatkan para bawahannya,
keterlibatan ini dapat formal seperti pengguanaan kelompok dalam pembuatan keputusan;
atau informal seperti permintaan akan gagasan-gagasan.Bantuan para bawahan dapat terjadi
pada setiap tahap proses pembuatan keputusan. Bermacam-macam bentuk peran serta
bawahan dalam pengambilan keputusan telah diperkenalkan oleh sejumlah penulis. Seperti
Cotton et al. (1988) yang mencoba mengadakan penelitian terhadap berbagai karya tulis
tersebut dengan mengumpulkan lebih dari 400 artikel tentang peran serta dalam pengambilan
keputusan. Dimana setiap artikel itu diklasifikasikan ke dalam lima sifat peran serta, yaitu ;
formal-tidak formal, langsung-tidak langsung, tingkat pengaruhnya isi dari keputusan, dan
jangka waktunya singkat atau lama.
Dari lima sifat peran serta itu dengan memperhatikan berbagai bentuk peran serta yang
tersedia dalam kepustakaan, dirumuskanlah 6 kombinasi bentuk peran serta, yaitu:
(1) Peran serta pengambilan keputusan dalam bidang tugas