Anda di halaman 1dari 8

NAMA :MOHAMAD HALID DIKO

NIM :651420023

KELAS :A_ITP

TUGAS MK :DASAR-DASAR MANAJEMAN

Perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses.Proses perencanaan merupakan rangkaian urutan rasional di


dalam penyusunan rencana.

1. Proses Perencanaan
Proses perencanaan atau planning adalah bagian dari daur kegiatan manajemen yang
terutama berhubungan dengan pengambilan keputusan(decision making)untuk masa
depan,baik jangka panjang maupun jangka pendek, sehubungan dengan pokok
pertanyaan:apa,siapa,bagaimana,kapan,dimana,dan berapa,baik sehubungan dengan lembaga
yang dimanajemeni maupun usaha-usahanya.
a. Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah proses yang mendefinisikan tujuan dari organisasi, membuat
strategi digunakan untuk mencapai tujuan dari organisasi, serta mengembangkan rencana
aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses-peroses yang penting dari semua
fungsi manajemen sebab tanpa perencanaan  (planning) fungsi pengorganisasian,
pengontrolan maupun pengarahan tidak akan dapat berjalan.
Rencana (plan) dapat berupa rencana informal ataupun rencana formal. Rencana
informal adalah rencana-rencana yang tak tertulis dan bukan merupakan dari tujuan bersama
anggota organisasi. Sedangkan definisi dari rencana formal adalah rencana yang tertulis yang
harus dilaksanakan oleh organisasi dalam jangka waktu tertentu.
Rencana formal adalah rencana bersama anggota-anggota korporasi, artinya setiap
anggota harus mengetahui serta menjalankan rencana tersebut. Rencana formal dibuat sbagai
untuk mengurangi ambiguitas & menciptakan kesepahaman mengenai apa yang harus
dilakukan.
b. Empat Dasar Tahap Perencaaan
Seluruh aktivitas perencanaan pada dasarnya melewati empat tahap, antara lain:

1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan perencaan yang diawali dengan keputusan-
keputusan suatu keinginan atua keperluan organisasi atua kelompok kerja. Tanpa adanya
rumusan tujuan yang jelas organisasi akan memakai sumber daya, sumber daya yang
tidak efektif.
2. Merumuskan keadaan saat ini, pemahaman akan posisi perusahaan sekarang dari tujuan
yang akan dicapai atau sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujua dalah sangat
penting karena tujaun dan rencana berhubungan waktu yang akan datang.Hanya setelah
keadaan perusahaan sekarang ini dianalisa rencana bisa dirumusan untuk menunjukkan
rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini membutuhkan informasi terutama
keuangan dan data statistik yang diperoleh melalui komunikasi dalam organisasi.
3. Mengindentifikasi seluruh kemudahan dan hambatan, semua kekuatan dan kelemahan
dan juga kemudahan dan hambatan membutuhkan pengindentifikasian untuk mengukur
kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan.Untuk itu dibutuhakn pengetahuan faktor-
faktor lingkungan intern dan ekstern yang bisa membantu organisasi mencapai tujuannya
atau yang mungkin menimbulkan masalah. Meskipun sulit dilaksanakan antisipasi
keadaan, masalah dan kesempatan dan juga ancaman yang mungkin terjadi diwaktu
mendatang adalah bagian esensi dari proses perencanaan.
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian aktivitas untuk mencapai tujuan. Tahap akhir
dalam proses perencanaan mencakup pengembangan berbagai alternatif aktivitas untuk
mencapai tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut dan dipilihnya alternatif terbaik
yaitu yang paling memuaskan diantara berbagai alternafif yang ada.

c. Rencana Operasioanal
Perencanaan Operasional ( Operational Planning) Adalah perencanaan jangka pendek
yang dirancang untuk menerjemahkan rencana jangka panjang ke dalam serangkaian kegiatan
yang lebih rinci. Ia merupakan terjemahan sekaligus penunjang rencana jangka panjang.
Operasional (dibuat untuk dilaksanakan; untuk keperluan tindakan-tindakan kemudian dan
seterusnya; bukan yang telah lalu). Tujuan operasinal diturunkan dari tujuan dan rencana
taktis. Rencana operasional lebih sempit dengan jangka waktu yang lebih pendek dan banyak
melibatkan manajemen tingkat bawah. Rencana Tunggal untuk aktivitas tidak berulang,
contoh: program, proyek, dan anggaran.Rencana Standing untuk aktivitas yang berulang,
contoh: kebijakan, prosedur standar, dan aturan.
d. Rencana Strategik
Perencanaan strategic (strategic planning) adalah proses pemilihan tujuan-tujuan
organisasi, penentuan strategi, program-program strategi, dan penetapan metoda-metoda yang
diperlukan untuk menjamin bahwa strategi dan kebijaksanaan telah diimplementasikan.
Perencanaan strategi juga merupakan proses perencanaan jangka panjang yang disusun untuk
mencapai tujuan organisasi.
Alasan-alasan pentingnya rencana strategik adalah :
1. Perencanaan strategik memberikan kerangka dasar dalam mana semua bentuk-bentuk
perencanaan lainnya harus diambil.
2. Pemahaman terhadap perencanaan strategik akan mempermudah pemahaman bentuk-
bentuk perencanaan lainnya.
3. Perencanaan strategik sering merupakan titik permulaan bagi pemahaman dan penilaian
kegiatan-kegiatan manajer dan perusahaan.
e. Faktor Waktu dan Perencanaan
Besarnya pengaruh waktu dalam perencanaan terutama dapat dirasakan dalam hal : 
1. Waktu sangat diperlukan untuk melaksanakan perencanaan efektif.
2. Waktu sering dilakukan untuk melanjutkan setiap langkah  perencanaan tanpa informasi
lengkap tentang variabel-veriabel dan alternatif-alternatif, karena waktu diperlukan untuk
mendapatkan data dan memperhitungkan semua kemungkinan.
3. Jumlah atau rentang waktu yang akan dicakup dalam rencana harus dipertimbangkan.

Faktor waktu dalam perencanaan pada setiap tingkatan manajemen berbeda-beda.


Semakin tinggi tingkatan manajemen akan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam
perencanaan. Demikian juga periode waktu berlakunya rencana yang ditetapkan juga
berbeda. Pada umumnya, pembagian periode perencanaan berdasarkan tingkat
manajemen adalah sebagai berikut :
 Manajer puncak, membuat rencana-rencana jangka panjang antara 2 - 5 tahun atau lebih,
contoh : rencana dalam menghadapi strategi persaingan perusahaan, rencana untuk
menghasilkan suatu produk baru, dan lain sebagainya.
 Manajer menengah, membuat rencana-rencana jangka menengah antara beberapa bulan
sampai 3 tahun, contoh : rencana dalam memperbaiki atau meninjau kembali jadwal
produksi dan koordinasi, rencana untuk memanfaatkan para manajer lini pertama secara
lebih baik, dan lain sebagainya.
 Manajer lini pertama, membuat rencana-rencana jangka pendek, bisa harian, bulanan,
sampai satu tahun, contoh : rencana untuk mengimplementasikan kebijakan, penugasan
kerja, dan metode kerja baru, rencana untuk menaikkan efisiensi, dan lain sebagainya.

Sedangkan berdasarkan batasan waktu, pada umumnya rencana dapat dibedakan menjadi :


1. Rencana jangka pendek (short range plans), mencakup berbagai rencana dari satu hari
sampai satu tahun.
2. Rencana jangka menengah (intermediate range plans), mempunyai rentagan waktu antara
beberapa bulan sampai tiga tahun.
3. Rencana jangka panjang (long range plans), meliputi kegiatan-kegiatan selama dua
sampai lima tahun, dengan beberapa rencana yang diproyeksikan 25 tahun atau lebih di
masa yang akan datang. Perencanaan jangka panjang biasanya berkenaan dengan
perencanaan strategik.

Faktor waktu lainnya yang mempengaruhi perencanaan adalah seberapa sering rencana-
rencana harus ditinjau kembali dan diperbaiki. Hal in tergantung pada sumber daya yang tersedia
dan derajat ketetapan perencanaan manajemen. Hubungan yang sering dijumpai dalam praktek
adalah semakin panjang jangka waktu suatu rencana, semakin panjang periode untuk peninjauan
kembali dan perbaikannya. Demikian juga, semakin penting rencana terhadap keberhasilan
organisasi, maka rencana tersebut akan semakin sering diteliti dan perhatikan.

2. Penetapan Tujuan
Tujuan atau (goals) merupakan target kinerja,yang menjadi alat ukur keberhasilan atau
kegagalan kinerja sesuai sasaran yang diinginkan dan direncanakan.Sebuah organisasi akan
berfungsi secara sistematis apabila organisasi tersebut telah menetapkan tujuan /goals dan
rencana strategis terlebih dahulu.Namun demikian,fungsi tersebut dapat terwujud apabila
suatu organisasi melibatkan sumber dayanya secara efektif pada tiap tingkatan manajemen
dalam mencapai tujuannya.
Griffin dan Ebert (2002) menjelaskan secara spesifik 4 maksud utama penetapan tujuan
organisasi tersebut.
 Penentuan tujuan dapat memberi arah dan panduan bagi karyawan disemua tingkatan
manajemen.Apabila semua karyawan sampai tingkat yang paling bawah mengetahui
dengan jelas apa yang ingin dicapai perusahaan maka lebih kecil kemungkinan akan
terjadi kesalahan-kesalahan dalam pengambilan keputusan.
 Penentuan tujuan dapat membantu perusahaan mengalokasikan sumber daya yang
dimiliki.Contohnya,apabila perusahaan menginginkan peningkatan pasar yang lebih besar
pada satu tahun selanjutnya ,maka perusahaan dapat memfokuskan sumber daya yang di
miliki untuk mencapai tujuan ini.
 Penentuan tujuan dapat membantu perusahaan untuk menentukan budaya perusahaan
(corporate culture)
 Penetapan tujuan dapat membantu perusahaan dalam mengevaluasi kinerja yang telah
dilakukan dan melakukan perbaikan

a. Misi dan Tujuan Organisasi


Sebelum organisasi menetapkan tujuan-tujuan, terlebih dahulu harus menetapkan Misi
atau Organisasi. Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud
organisasi,Misi Organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang membedakan
organisasi dari organisasi lainnya dan mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal
produk dan pasar.
Tujuan Organisisi emrupakan peryataan tentang keadaan atau situasi yang tidak terdapat
sekarang tetapi untuk dicapai diwaktu yang akan datang melalui kegiatan-kegiatan organisasi
Tujuan umum (tujuan strategic) yang dipilih akan menentukan kegiatan-kegiatan dan
mengikat sumber daya-sumber daya untuk jangka waktu yang panjang.Tujuan khusus secara
fungsional berdiri sendiri tetapi seacara operasional terangkai dalam pemberian pedoman
pencapaian tujuan organisasi.

 Etzioni mendefinisikan tujuan organisasi sebagai suatu pernyataan tentang keadaan yang
diinginkan dimana organisasi bermaksud untuk merealisasikannya dan sebagai
pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang dimana organisasi sebagai
kolektifitas mencoba untuk menimbulkannya .Maka ada dua unsur penting dalam tujuan
yaitu:
 Hasil-hasil akhir yang diinginkan di wakyu yang akan datang
 Usaha-usaha atau kegiatan-kegiatan sekaran diarahkan

b. Fungsi Tujuan Organisasi


Konsep tujuan organisasi dipandang secara luas mempunyai beberapa fungsi penting
yang bervariasi menurut waktu dan keadaan. Berbagai fungsi tujuan antara lain sebagai
berikut:
1. Pedoman bagi kegiatan, melalui penggambaran hasil akhir diwaktu yang akan datang.
Memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus atau tidak
dilakukan.
2. Sumber legitimasi, melalui pembenaran kegiatan – kegiatannya. Akan meningkatkan
kemampuan organisasi untuk mendapatkan berbagai sumber daya dan dukungan dari
lingkungan sekitarnya.
3. Standar pelaksanaan, memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan
(prestasi organisasi).
4. Sumber motivasi, karena sering memberikan insentif bagi para anggota.
5. Dasar Rasional Pengorganisasian,karena antara tujuan dan struktur organisasi saling
berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan

c. Management By Objective
Management By Objective (MBO) adalah metode penilaian kinerja karyawan yang
berorientasi pada pencapaian sasaran kerja.Secara umum esensi sistem MBO,terletak pada
penetapan tujuan-tujuan umum oleh para manejer dan bawahan yang bekerja
bersama,penetuan bidang utama seiap individu yang hasilnya dirumuskan secara jelas dalam
bentuk hasil-hasil(sasaran) yang dapat diukur dan diharapkan,dan ukuran penggunaan ukuran-
ukuran tersebut sebagai satuan pedoman pengoperasian satuan-satuan kerja serta penilaian
masing penilaian sumbangan masing-masing anggota.

MBO berkenan dengan penetapan prosedur-prosedur formal,atau semi formal,yang


dimulai dengan penetapan tujuan dan dilanjutkan dengan serangkaian kegiatan (langkah)
sampai peninjauan kembali pelaksanaan kegiatan.Gagasan dasar MBO adalah bahwa MBO
merupakan proses partisipatif,secara aktif melilbatkan manager dan para anggota pada setiap
tingkatan organisasi.Dengan pengembangan hubungan antara fungsi perencanan dan
pengawasan,MBO membantu menghilangkan atau mengatasi berbagai hambatan
perencanaan.

MBO dapat dicapai melalui beberapa upaya untuk efektivitas dari program MBO (unsur
evektifitas MBO) , yaitu : [7]

1. Pendidikan dan pelatihan bagai manajer

2. Keterikatan antara tujuan pribadi dan tujuan organisasi

3. Pelaksanaan umpan balik secara efektif

4. Didorong adanya peserta dari bawahan

Keunggulan dari manajemen berdasarkan sasaran MBO adalah :Meningkatkan komunikasi


antara manajer dan bawahan. Rangkaian tujuan sebagai bagian proses MBO harus spesifik
dan dapat diukur.

3. Pembuatan Keputusan
Kegiatan pembuatan/pengambilan keputusan merupakan kegiatan yang sudah biasa kita
lakukan dalam organisasi ataupun kegiatan sehari-hari.Pembuatan keputusan dapat
didefenisikan sebagai proses menentukan dan memilih dengan  tepat secara rasional suatu
alternatif tertentu dari beberapa alternatif yang sudah dikembangkan yang bertujuan untuk
menyelesaikan atau memperkecil suatu masalah.
Beberapa Pengertian Pembuatan  Keputusan Menurut Para Ahli:
1. G.R. Terry
Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang
didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
2. P.Siagian
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah,
pengumpulan fakta dan data.
3. Horold dan Cyril O’Donnell
Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara
alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak
dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya,
petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
4. Claude S.George,Jr
Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer
berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaiandan
pemilihan diantara sejumlah alternatif.

a. Tipe-Tipe Keputusan

Keputusan dibagi dalam 3 tipe :

1. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur

Yaitu keputusan yang berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan
terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manjemen tingkat bawah. Contoh:keputusan
pemesanan barang, keputusan penagihan piutang.

2. Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur

Yaitu keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan
sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan
perhitungan serta analisis yg terperinci. Contoh: Keputusan membeli sistem komputer yg
lebih canggih dan keputusan alokasi dana promosi.

3. Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur

Yaitu keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini
terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur,
tidak mudah untuk didapatkan, dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan
luar.Pengalaman manajer sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan tidak
terstruktur.Contoh:keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain

b. Proses Pembuatan Keputusan


Pembuatan keputusan meliputi empat tahap yang saling berhubungan dan berurutan
(Simon, 1980).4 proses tersebut adalah :
1. Intelligence
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika
serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam
rangka mengidentifikasi masalah.
2. Design
Tahap ini adalah proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis alternatif
tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mengertimasalah,
menurunkan solusi, dan menguji kelayakan solusi.
3. Choice
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang
mungkin akan dijalankan. Tahap ini meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi solusi
yang sesuai untuk model yang telah dibuat. Solusi dari model merupakan nilai spesifik
untuk variabel hasil pada alternatif yang dipilih.
4. Implementation
Tahap implementasi adalah tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil. Pada
tahap ini diperlukan untuk menyusun serangkian tindakan yang terencana, sehingga hasil
keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila diperlukan perbaikan.

c. Keterlibatan Bawahan dalam pembuatan Keputusan


Konsep peran serta dalam pengambilan keputusan mula-mula diperkenalkan oleh
French et al.(1960), ketika mengatakan bahwa peran serta menujukan suatu proses antara dua
atau lebih pihak yang mempengaruhi satu terhadap yang lainnya dalam membuat rencana,
kebijakan, dan keputusan. Peran serta bawahan dalam mengambil keputusan sesungguhnya
lahir dari desakan kebutuhan psikologis yang mendasar pada setiap individu.

Keinginan untuk berperan serta menurut Archbold (1976) didorongkan oleh kebutuhan
akan hasrat akan kekuasaan, ingin memperoleh pengakuan, dan hasrat untuk bergantung pada
orang lain, tetapi juga sebaliknya tempat orang bergantung. Pentingnya peran serta bawahan
dalam pengambilan keputusan juga diakui oleh Alutto dan Belasco (1972), karena dengan
demikian ada jaminan bahwa pemeran serta(karyawan) tetap mempunyai kontrol atas
keputusan-keputusan yang diambil. Apabila pemeran serta tidak dapat mengontrolnya, maka
organisasi akan mengalami kerugian, sama dengan tidak ada peran serta sama sekali.

Para managerakan sulit untuk membuat keputusan tanpa melibatkan para bawahannya,
keterlibatan ini dapat formal seperti pengguanaan kelompok dalam pembuatan keputusan;
atau informal seperti permintaan akan gagasan-gagasan.Bantuan para bawahan dapat terjadi
pada setiap tahap proses pembuatan keputusan. Bermacam-macam bentuk peran serta
bawahan dalam pengambilan keputusan telah diperkenalkan oleh sejumlah penulis. Seperti
Cotton et al. (1988) yang mencoba mengadakan penelitian terhadap berbagai karya tulis
tersebut dengan mengumpulkan lebih dari 400 artikel tentang peran serta dalam pengambilan
keputusan. Dimana setiap artikel itu diklasifikasikan ke dalam lima sifat peran serta, yaitu ;
formal-tidak formal, langsung-tidak langsung, tingkat pengaruhnya isi dari keputusan, dan
jangka waktunya singkat atau lama.

Dari lima sifat peran serta itu dengan memperhatikan berbagai bentuk peran serta yang
tersedia dalam kepustakaan, dirumuskanlah 6 kombinasi bentuk peran serta, yaitu:
(1) Peran serta pengambilan keputusan dalam bidang tugas

(2) Peran serta konsultatif

(3) Peran serta jangka pendek

(4) peran serta informal

(5) Hak milik karyawan

(6) Peran serta perwakilan

Dapat disimpulkan bahwa keterlibatan bawahan dalam pembuatan keputusan memiliki


sisi positif dan negatif seperti berikut:

Sisi Positif keterlibatan bawahan dalam pengambilan keputusan:


1. Keputusan relative lebih baik,logis,dan ideal sebab hasil dari pemikiran bersama
2. Kecendrungan untuk bertindak otoriter dapat terhindarkan
3. Meningkatkan kerjasama antara anggota grup
4. Resiko dan dampak negative dari keputusan semakin kecil
5. Pembinaan anggota grup akan lebih baik
Sisi Negatif keterlibatan bawahan dalam pengambilan keputusan:
1. Pengambilan keputusan akan memerlukan waktu yang lama
2. Biaya pengambilan keputusan relative lebih banyak
3. Penanggung jawab keputusan kurang jelas
4. Minoritas kadang-kadang terpaksa menyetujui keputusan karena kalah suara.

Anda mungkin juga menyukai