Anda di halaman 1dari 12

TUGAS II

MATA KULIAH : PENGANTAR MANAJEMEN


KELAS : AKUNTANSI S1 / C
NAMA : MUHAMMAD RAFLIANSYAH
SESI II (PERTEMUAN KE 10)

A. MEMBUAT PENJELASAN MATERI :

TOPIK : PERENCANAAN

1. PERENCANAAN
2. PROSES PERENCANAAN
3. PERENCANAAN SITUASIONAL
4. PERENCANAAN DAN TINGKATAN MANAJEMEN
5. HAMBATAN DAN PEMECAHAN MASALAH HAMBATAN DALAM PERENCANAAN
6. MBO (MANAGEMENT BY OBJECTIVES).

BERIKAN PENJELASAN APA YANG DIMAKSUD DARI KALIMAT DIATAS DAN APA YANG SEHARUSNYA
DIBICARAKAN DARI SETIAP POINT-POINT TERSEBUT, JELASKAN SEDETAIL MUNGKIN?
1. PERENCANAAN
 Pengertian Perencanaan
pengertian perencanaan secara umum merupakan suatu upaya dalam menentukan berbagai hal
yang hendak dicapai atau tujuan di masa depan dan juga untuk menentukan beragam tahapan
yang memang dibutuhkan demi mencapai tujuan tersebut. Pengertian perencanaan juga bisa
diartikan sebagai suatu bentuk kegiatan yang sudah terkoordinasi demi mencapai suatu tujuan
tertentu dan juga dalam jangka waktu tertentu. Sehingga, dalam perencanaan akan terdapat
berbagai kegiatan pengujian pada beberapa arah pencapaian, menganalisa seluruh
ketidakpastian, menilai kapasitas, menentukan tujuan pencapaian, dan juga menentukan
langkah dalam pencapaiannya.

 Karakteristik Perencanaan
1. Fungsi Manajerial
Perencanaan adalah suatu fungsi manajerial yang paling pertama dan juga paling penting dalam
menyediakan dasar untuk fungsi lain dari manajemen, yakni kepegawaian, pengarahan,
pengorganisasian, dan juga pengendalian, karena didalamnya dilakukan ruang lingkup rencana
yang dibuat.
2. Berorientasi Pada Tujuan
Perencanaan akan lebih fokus dalam hal menjelaskan tujuan perusahaan, mengidentifikasi
tindakan alternatif, serta memutuskan berbagai rencana tindakan secara tepat, untuk mencapai
tujuan utama perusahaan.
3. Pervasif
Dalam hal ini, pengertian pervasif adalah perencanaan yang harus bisa turut hadir pada seluruh
segmen dan dibutuhkan pada semua level dalam organisasi. Walaupun ruang lingkup di
dalamnya sangat beragam dalam tingkatan dan departemen.
4. Proses Berkelanjutan
Rencana dibuat dalam kurun waktu tertentu, seperti satu bulan, satu kuartal, satu tahun, dll.
Setelah kurun waktu tersebut sudah selesai, maka diperlukan rencana baru dengan berbagai
pertimbangan dan juga persyaratan serta kondisi saat ini dan di masa depan nantinya.
Untuk itu, perencanaan menjadi proses yang dilakukan secara berkelanjutan karena dibuat,
dijalankan serta dilakukan oleh rencana orang lain juga.
5. Proses Intelektual
Perencanaan adalah suatu proses dari latihan mental yang di dalamnya melibatkan penerapan
logika, cara berpikir, memperkirakan, serta membayangkan hal lain secara lebih cerdas dan
berinovasi.
6. Futuristik
Dalam suatu proses perencanaan, kita bisa mengintip masa depan. Hal ini mencakup
memproyeksikan masa depan, melakukan analisa dan juga memprediksinya, sehingga pihak
perusahaan akan siap menghadapi masa depan secara lebih efektif.
7. Pengambilan Keputusan
Keputusan bisa dibuat terkait pilihan tindakan alternatif yang bisa dilakukan guna mencapai
tujuan. Pilihan yang bisa dipilih harus yang terbaik diantara semua pilihan yang ada, yang
didalamnya mempunyai banyak kelebihan dan juga sedikit keuntungan.

 Fungsi Perencanaan
ada dasarnya, perencanaan berguna untuk membantu berbagai proses pengambilan suatu
keputusan yang paling baik dan paling sesuai dengan tujuan utama perusahaan. Jadi pada
intinya, perencanaan memiliki fungsi untuk mencapai tingkat efektivitas dan juga efisiensi
operasional perusahaan. Sehingga, nantinya bisa dilakukan upaya mengidentifikasi berbagai
hambatan, melakukan koreksi terkait penyimpangan secara cepat, sehingga perusahaan bisa
berjalan secara lebih baik.

 Tujuan Perencanaan
- Demi mengantisipasi dan juga beradaptasi dengan berbagai perubahan yang mungkin
terjadi.
- Demi memberikan arahan kepada para administrator ataupun non administrator agar bisa
melakukan tugasnya sesuai dengan rencana yang sudah dibuat.
- Menghindari atau meminimalisir berbagai potensi terkait adanya tumpang tindih dan
pemborosan dalam hal pelaksanaan pekerjaan.
- Menetapkan suatu standar tertentu yang nantinya harus bisa digunakan dalam bekerja,
sehingga akan memudahkan proses pengawasan ataupun pemantauan.
 Jenis-jenis Perencanaan
1. Perencanaan Berdasarkan Tingkatan
Master Plan atau Rencana Induk, adalah suatu perencanaan yang lebih menekankan pada
kebijakan perusahaan yang mana didalamnya tercantum tujuan dalam kurun waktu dan ruang
lingkup yang lebih luas.
Operational Planning atau Rencana Operasional, adalah suatu perencanaan yang lebih
menekankan pada pedoman ataupun petunjuk dalam hal melaksanakan berbagai program
perusahaan.
Day to Day Planning atau Rencana harian, adalah perencanaan yang di dalamnya terdapat
berbagai kegiatan yang lebih bersifat rutin.
2. Perencanaan Berdasarkan Jangka Waktu
Rencana Jangka Panjang atau long term Planning, adalah suatu perencanaan yang dibuat dan
akan tetap berlaku dalam kurun waktu 10 hingga 25 tahun.
Rencana Jangka Menengah atau Medium Range Planning, adalah suatu perencanaan yang
dibuat dan akan tetap berlaku dalam kurun waktu 5 hingga 4 tahun
Rencana jangka pendek atau short range planning, adalah suatu perencanaan yang dibuat dan
akan tetap berlaku dalam kurun waktu 1 tahun
3. Perencanaan Berdasarkan Ruang Lingkup
Rencana strategis atau strategic planning, adalah suatu perencanaan yang didalamnya memiliki
penjelasan terkait kebijakan dalam kurun waktu yang lama dan waktu pelaksanaannya pun juga
lama. Biasanya, jenis perencanaan ini sangat sulit untuk dimodifikasi.
Rencana taktis atau tactical planning, adalah suatu bentuk perencanaan yang didalamnya
memiliki penjelasan yang lebih bersifat pendek, serta lebih mudah untuk disesuaikan
kegiatannya selama tujuannya masih sama.
Rencana terintegrasi atau integrated planning, adalah suatu bentuk perencanaan yang
didalamnya memiliki penjelasan secara menyeluruh dan lebih terpadu.

2. PROSES PERENCANAAN
 Pengertian Proses Perencanaan
Proses perencanaan atau planning adalah bagian dari daur kegiatan manajemen yang terutama
berhubungan dengan pengambilan keputusan (decision making) untuk masa depan, baik jangka
panjang maupun jangka pendek, sehubungan dengan pokok pertanyaan: apa, siapa, bagaimana,
kapan, di mana, dan berapa, baik sehubungan dengan lembaga yang dimanajemeni maupun
usaha-usahanya.

 Karakter atau Pendekatan Dasar Proses Perencanaan


- Dari atas ke bawah (top-down). Pendekatan ini mendesak bagian bawah bekerja sesuai
kemauan atasan di dalam perencanaan tanpa memedulikan situasi nyata bagian bawah.
Waktu perencanaan bisa sangat pendek, tetapi ada banyak hal yang terlewatkan karena
sempitnya forum informasi dan komunikasi. Biasanya menimbulkan kepatuhan yang
terpaksa namun untuk sementara waktu efektif.
- Dari bawah ke atas (bottom-up). Pendekatan ini merupakan upaya melibatkan semua pihak
sejak awal, sehingga setiap keputusan yang diambil dalam perencanaan adalah keputusan
mereka bersama, dan mendorong keterlibatan dan komitmen sepenuhnya untuk
melaksanakannya. Kelemahannya memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk
perencanaan. Diperlukan pengembangan budaya perusahaan yang sesuai.

 Unsur-unsur Proses Perencanaan


- Audit Situasi
Audit situasi dilaksanakan dengan memeriksa data prestasi beberapa masa yang lalu.
Prinsipnya adalah untuk mendapatkan informasi pengenalan diri sendiri saat ini di sini
dengan segala dimensinya: apa, siapa, mengapa, untuk apa, di mana, bagaimana, berapa?
Mendaftar berbagai aspek kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) internal yang
diketahui. Selanjutnya teknik forecasting secara statistik biasanya digunakan untuk melihat
ekstapolasi kecenderungan data ke masa depan dalam situasi konstan seperti pada masa
lalu. Tetapi situasi tidak akan tetap sama karena adanya perubahan. Perubahan-perubahan
masa depan diantisipasi dengan berbagai teknik riset masa depan.

- Riset Masa Depan


Adalah usaha untuk memperkirakan situasi lingkungan eksternal masa depan yang akan
dihadapi. Tujuan riset masa depan (future research) adalah mengenali dan
mempertimbangkan dampak dari kecenderungan perkembangan faktor-faktor dalam
ekonomi makro, bidang industri atau jasa, politik, perubahan sosial, teknologi, budaya dan
gaya hidup masyarakat, keamanan dan lain sebagainya, apakah positif ataukah negatif. Juga
diperkirakan situasi persaingan. Apa yang akan dikerjakan pemain dan pesaing lama? Berapa
banyak pemain dan pesaing baru akan terjun di lapangan (pasar)? Dampak positif berarti
peluang (opportunities) bagi pengembangan karya yang perlu ditangkap dan dimanfaatkan.
Dampak negatif berarti ancaman (threats), hambatan atau kendala bagi kemajuan. Maka
perlu diatasi.

- Asumsi-asumsi
Gabungan audit situasi (internal) dan riset masa depan (eksternal) yang dipadukan dengan
melakukan metode Analisis SWOT menghasilkan asumsi-asumsi atau pengandaian situasi
atas berbagai faktor variabel. Data basis yang diperoleh di sini seolah-olah siap memberi
penjelasan pada setiap pertanyaan: mengapa.

- Policy atau kebijakan


Perumusan policy atau kebijakan dasar dimaksudkan sebagai garis pedoman mengenai apa
yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan,
sasaran, target. Ini memberi warna dasar pada semua rencana usaha, misalnya orientasi
pada kepuasan konsumen yang harus dipertimbangkan di dalam semua rencana strategi dan
taktis.

- Rencana Strategi
Garis besar ketentuan mengenai bidang-bidang utama mengenai pengembangan bisnis dan
organisasi, pembaruan dan pengembangan produk, strategi persaingan dan pemasaran,
strategi keuangan, strategi investasi prasarana dan sarana, strategi produksi dan strategi
sumber daya manusia.

- Keunggulan Strategis
Perencanaan yang dengan jelas merumuskan hal-hal berikut dikatakan sudah mempunyai
potensi keunggulan strategis:
Visi
Strategi
Taktik
Implementasi
Operasi
3. PERENCANAAN SITUASIONAL
 Perencanaan situasional adalah perencanaan yang memasukan alternatif perecananaan yang
berbeda, jika suatu kondisi tertentu terjadi. Tahapan perencanaan situasional: 1. Tahap pertama
melakukan perencanaan seperti biasa, kemudian dikembangkan dengan mempertimbangkan
kejadian-kejadian situasional 2. Melaksanakan perencanaan dan secara formal
mengidentifikasikan kejadian situasional 3. Menetapkan indikator situasional, bila ada kejadian
situasional maka dilakukan alternatif rencana situasional 4. Menyelesaikan rencana atau
rencana situasional.
Perencanaan situasional terutama bermanfaat untuk organisasi dengan lingkungan yang
dinamis, banyak perubahan dan ketidakpastian.

4. PERENCANAAN DAN TINGKATAN MANAJEMEN


 Tipe perencanaan berbeda berdasarkan tingkatan manajemen. Manajemen puncak lebih banyak
terlibat dalam perencanaan strategis yang mempunyai focus jangka panjang. Sementara
manajemen tingkat bawah lebih banyak berurusan dengan perencanaan operasional yang
berdimensi jangka pendek.

 Tingkatan Manajemen

- Manager Tingkat Atas (Top-Level Manager)


Who
Dikenal dengan istilah senior manager, yaitu para manajer yang memegang jabatan seperti Chief
Executive Officer (CEO), Managing Director, President atau Chief Financial Officer (CFO)
What
Manajer tingkat atas tidak mengatur langsung kegiatan sehari-hari perusahaan namun mereka
membuat keputusan dan menentukan target, strategi, kebijakan dan rencana bisnis perusahaan.
Manajer tingkat atas juga bertugas mengerahkan sumber daya eksternal sehingga sebagian
besar waktu mereka digunakan untuk menyusun perencanaan dan pengaturan. Mereka juga
seringkali diharuskan untuk menyiapkan rencana jangka panjang bagi visi perusahaan dan
umumnya memiliki rencana bisnis untuk 5 hingga 20 tahun ke depan.

How
Manajer tingkat atas merupakan individu-individu pemegang otoritas dan tanggung jawab
tertinggi sehingga keberhasilan atau kegagalan perusahaan sangat bergantung pada efisiensi
dan pengambilan keputusan mereka. Tim HR dapat membantu meninjau rencana bisnis masa
depan para manager senior dan menentukan apakah pelatihan pegawai diperlukan untuk
mempersiapkan mereka menghadapi tuntutan rencana bisnis perusahaan kedepannya. Para
manajer senior kadang tidak peka akan cara penyampaian yang tepat dalam berkomunikasi.
Sebagai tokoh yang bertanggung jawab atas visi misi perusahaan, pesan mereka seringkali
mengandung detail penting yang perlu disampaikan secara akurat kepada seluruh pegawai di
setiap tingkatan struktur organisasi. Tim HR dapat membantu manajer tingkat atas untuk
meningkatkan keterampilan konseptual dan komunikasi mereka melalui edukasi dan
penyediaan format, naskah, atau checklist yang bermanfaat bagi aktivitas komunikasi internal
perusahaan.

- Manajer Tingkat Menengah (Middle-Level Managers)


Who
Manajer tingkat menengah adalah manajer yang melapor kepada manajer tingkat atas, yaitu
Kepala Departemen (HOD), Manajer Cabang, Manajer Regional atau Manajer Umum (GM).
What
Secara umum, manajer tingkat menengah bertanggung jawab atas pelaksanaan target atau
tujuan yang ditetapkan oleh manajer tingkat atas, yaitu dengan menetapkan target masing-
masing departemen / cabang. Manajer tingkat menengah bertugas membantu dan memotivasi
manajer tingkat bawah untuk mencapai target bisnis atau memberikan saran dan rekomendasi
yang sesuai kepada manajer tingkat atas. Mereka juga dipersiapkan untuk melaporkan
perkembangan terbaru atas operasional perusahaan sehari-hari kepada manager tingkat atas.
How
Manajer tingkat menengah merupakan perantara antara manajemen atas dan bawah serta
bertugas untuk mengoordinasikan kegiatan semua departemen. Oleh karena itu, tingkatan
manajemen ini berpotensi mendapat tekanan tertinggi karena harus terus-menerus memenuhi
tuntutan manajer tingkat atas dan kebutuhan manajer tingkat bawah, di saat kebutuhan mereka
sendiri terabaikan. Tim HR harus mencari waktu untuk membangun hubungan yang erat dengan
manajer tingkat menengah dan selalu siap sedia untuk memberikan dukungan dan bantuan yang
mereka butuhkan. Tim HR juga dapat membantu mencegah terjadinya burnout dengan
memberikan pelatihan yang relevan untuk kesenjangan keterampilan, memfasilitasi sesi
coaching dan stress management. Selain itu, tim HR dapat membantu manajer tingkat
menengah untuk memperluas koneksi internal dan menjalin hubungan kerja yang baik dengan
tingkatan lainnya. Hal ini dapat dilakukan dengan memfasilitasi pertemuan pada suasana yang
santai, melalui breakfast breaks, sesi lunch-and-learn, atau bahkan happy hours.

- Manager Tingkat Bawah (Low-level Managers)


Who
Dikenal pula dengan sebutan manajer lini pertama (first-line managers), yaitu manajer dengan
jabatan seperti Shift Supervisor, Operative Officer, Section Officer atau Manajer Kantor (Office
Manager).
What
Manajer tingkat bawah bertanggung jawab atas para pegawai yang secara langsung
memproduksi produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan. Dengan kata lain, mereka
bertanggung jawab atas rutinitas sehari-hari perusahaan. Manajer lini pertama biasanya tidak
menetapkan tujuan atau target untuk perusahaan dan umumnya hanya menyampaikan
keputusan dan tujuan terbaru yang diberikan oleh manajer tingkat menengah dan atas kepada
pegawai mereka masing-masing. Manajer tingkat bawah memiliki wewenang yang terbatas dan
berada di bawah wewenang manajer tingkat menengah.
How
Meskipun manajer tingkat bawah memiliki otoritas yang terbatas dibandingkan dengan manajer
yang tingkatannya yang lebih tinggi, mereka memiliki pengaruh yang kuat karena mereka
berinteraksi langsung dengan sebagian besar pegawai setiap harinya. Oleh karenanya, jika
manajer lini pertama berkinerja buruk atau kehilangan motivasi mereka maka akan sangat
memengaruhi dan menghambat kinerja pegawai mereka, berujung pada penurunan tingkat
produktivitas dan retensi pegawai. Setiap konflik atau masalah kepercayaan serta urusan kinerja
yang dihadapi oleh manajer lini pertama harus ditangani dengan segera. Sebagai pihak yang
netral dan departemen yang terus-menerus berurusan dengan pegawai dari seluruh tingkatan
manajemen, tim HR dapat menjadi pemecah masalah yang ideal. Tim HR dapat membantu
memotivasi manajer tingkat bawah dengan memberi apresiasi atas kerja keras mereka atau
melaporkan pencapaian mereka kepada para manajer tingkat atas untuk membantu para
manajer tingkat bawah mendapatkan promosi. Tim HR juga merupakan pihak yang ideal untuk
membantu menyelesaikan perselisihan dan konflik antara para pegawai dan manajer mereka.
Untuk menangani tenaga kerja yang beragam dengan efektif dan memastikan keseluruhan
kegiatan operasional berjalan lancar, penting bagi tim HR untuk memahami sepenuhnya
berbagai posisi manajerial di perusahaan mereka. Mungkin awalnya memang sulit, namun
pandangan yang relatif idealis ini adalah kunci keberhasilan dalam menciptakan tenaga kerja
hierarkis yang mulus dan fungsional dan dapat bersaing dengan baik di tengah pasar yang sulit
saat ini.

5. HAMBATAN DAN PEMECAHAN MASALAH HAMBATAN DALAM PERENCANAAN


 Hambatan dalam Perencanaan yang Efektif:
Tujuan yang tidak tepat
Balas jasa yang tidak tepat
Lingkungan yang kompleks
Keputusan menetapkan tujuan yang baru dan mengalokasikan sumberdaya untuk mencapai
tujuan tersebut berarti melepaskan tujuan lainnya
Beberapa anggota organisasi enggan untuk melakukan perubahan
Anggota organisasi mengalami pembatasan- pembatasan
Anggota organisasi yang tidak memahami lingkungan eksternal akan cenderung menolak
perubahan.

 Memahami tujuan perencanaan dan proses penetapan tujuan


Mengatasi Hambatan:
Memahami tujuan perencanaan dan proses penetapan tujuan
Rencana dan tujuan harus dikomunikasikan ke bawah
Konsistensi antara tujuan yang lebih tinggi dengan tujuan yang lebih rendah, konsistensi antar
tujuan bagian atau departemen harus dijaga
d. Sistem balas jasa (reward) yang tepat akan mendorong penetapan tujuan dan perencanaan
yang efektif.

6. MBO (MANAGEMENT BY OBJECTIVES)


 Pengertian MBO
Peter Drucker dalam bukunya The Practice of Management (1954), MBO adalah metode formal
atau semiformal yang dimulai dari penetapan tujuan, pelaksanaan, dan kemudian diteruskan
dengan evaluasi. Kunci dalam metode MBO adalah partisipasi dan komunikasi dalam penetapan
tujuan atau perencanaan.

 Efektivitas MBO
Manfaat penting dari MBO adalah mendorong motivasi karyawan. Untuk mendukung sukses
MBO, diperlukan beberapa elemen:
Komitmen: diperlukan komitmen manajemen yang tinggi khususnya dari manajemen puncak
Penetapan Tujuan Puncak:
1. penetapan tujuan harus dinyatakan dengan jelas dan dapat diukur.
2. Manajer dan bawahan harus bekerja sama menyelaraskan rencana bawahan dengan rencana
dan tujuan manajemen puncak.
3. Tujuan Individu: harus dinyatakan dengan jelas, siapa yang harus bertanggungjawab
4. Partisipasi
5. Komunikasi: manajer mengkomunikasikan tujuan manajemen puncak dan bawahan
mendiskusikan apa yang perlu disumbangkan untuk mendukung tujuan tersebut
6. Otonomi dalam Pelaksanaan: otonomi mendorong kreatifitas dan komitmen bawahan serta
memberi kebebasan dalam batas-batas tertentu
Reviev Prestasi: kemajuan yang dicapai dapat memberi umpan balik yang kemudian dapat
memberikan input perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA
https://accurate.id/marketing-manajemen/pengertian-perencanaan/
https://id.wikipedia.org/wiki/Proses_perencanaan
https://slideplayer.info/slide/12679340/
https://www.googleadservices.com/pagead/aclk?
sa=L&ai=DChcSEwjn5dWm1pr0AhVUDysKHQJAAGAYABAAGgJzZg&ae=2&ohost=www.google.com&
cid=CAASE-Ro8Ak6QNLgdrvCzI9Fn8KJtws&sig=AOD64_2h0CU46SGyx4T2s-
XWoGUG0xv3tg&q&adurl&ved=2ahUKEwjBh82m1pr0AhUhyzgGHcnYB2MQ0Qx6BAgCEAE

Anda mungkin juga menyukai