Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERENCANAAN (PLANNING)
Mata Kuliah : Pengantar Manajemen
Dosen Pengampu : Bapak Indra Maulana, SE,. MM

KELOMPOK 5
Disusun oleh :
Darin Safiska Rizky (030222032)
Irma Mardiana (030122035)
Zihan Junyar (030222033)

STIE DR. KHEZ MUTTAQIEN


PURWAKARTA
2023
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan karunianya sehingga kami
dapat menyusun makalah mengenai “Perencanaan (Planning).”

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan keterbatasan referensi dan pengetahuan yang penyusun miliki. Oleh karena itu saran dan
kritik dari pembaca sangat dinantikan untuk memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, berharap semoga makalah ini dapat memenuhi tugas yang dibutuhkan dan dapat
bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi semua pihak umumnya.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Manajemen hal pertama yang dilakukan sebelum memulai kegiatan adalah dengan
membuat perencanaan, karena perencanaan merupakan dasar, landasan, atau titik tolak dalam
melaksanakan tindakan-tindakan administratif (administrative action).

Di dalam perencanaan inilah dirumuskan dan ditetapkan seluruh aktivitas-aktivitas manajemen,


dan di dalam perencanaan pula lah dirumuskan dan ditetapkan jawaban-jawaban dan pertanyaan-
pertanyaan tentang 5W+1H (What, Why, Where, When, Who, and How – Apa, Kenapa, Dimana,
Kapan, Siapa, dan Bagaimana) yang mempermudah pegawai dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas
pekerjaannya dan membuat aktivitas-aktivitas tersebut menjadi lebih jelas tujuannya dan terarah
proses pencapaiannya.

Dan perencanaan yang baik adalah perencanaan yang melanjutkan perancaan sebelumnya, karna
dapat lebih efektif dan efisien dalam pengerjaan proses aktivitas-aktivitasnya.

Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini
merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan
diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di
masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi
tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu:

 Apa pengertian perencanaan?


 Apa saja macam-macam perencanaan?
 Apa saja dari fungsi perencanaan?
 Apakah ada hubungan perencanaan dengan fungsi lain?
 Hambatan apa saja yang ada dalam perencanaan?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Planning / Perencanaan

Masing-masing orang memberikan pemahaman yang berbeda sesuai dengan bidang yang mereka
kaji dan amati dalam perencanaan. Namun, dalam konteks ini perencanaan diartikan sebagai suatu
proses menetapkan tujuan dan sasaran, menentukan pilihan-pilihan tindakan yang akan dilakukan dan
mengkaji cara-cara terbaik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dengan demikian, perencanaan mengandung beberapa arti antara lain:

 Proses. Yaitu suatu konsep dasar yang menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukan akan
berjalan sesuai dengan tahap-tahap yang di tentukan.dalam hal ini kegiatan dalam
perencanaan dilakukan menurut proses yang berlaku.
 Penetapan tujuan dan sasaran. Yaitu kegiatan merencanakan ke arah mana organisasi
dapat menetapkan tujuan nya secara khusus ataupun umum,tujuan jangka panjang maupun
tujuan jangka pendek.
 Pemilihan tindakan. yaitu organisasi harus mengoptimalkan pada beberapa tindakan yang
efektif ketimbang harus menggunakan semua tindakan yang kadang kala tidak efektif.
 Mengakaji cara terbaik. Walaupun pilihan tindakan itu sudah dianggap baik namun bisa
saja tetap tidak efektif kalau dilakukan dengan cara kurang baik.sebaliknya,sesuatu yang
baik apabila dilakukan dengan cara yang baik pula maka akan menghasilkan sesuatu yang
efektif.
 Tujuan. Hal ini menyangkut hasil akhir atau sasaran khusus yang diinginkan oleh
organisasi.keinginan itu bisa dinyatakan dalam suatu standar-standar yang berlaku baik
kualitatif maupun kuantitatif.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah tindakan integratif yang mencoba untuk
memaksimumkan efektifitas secara total dari organisasi sehingga apa yang dibutuhkan tercapai.

Pengertian Planning / Perencanaan Menurut Para Ahli :

1) George R. Terry (1975) Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta,


membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang dengan
menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk
mencapai suatu hasil tertentu.
2) Henry Fayol Perencanaan merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan
penentuan strategi kebijaksanaan proyek, program, prosedur, metode, sistem anggaran dan
standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan .
3) Harold Koontz dan Cyril O’Donnel Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang
berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur,
program-program dari alternatif-alternatif yang ada.
4) Drs. Ulbert Silalahi, M.A Perencanaan merupakan kegiatan menetapkan tujuan serta
merumuskan dan mengatur pendayagunaan manusia, informasi, finansial, metode dan waktu
untuk memaksimalisasikan efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan.
5) Abdulrachman (1973) Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan fakta-fakta dan
atau perkiraan yang mendekat (estimate) sebagai persiapan untuk melaksanakan tindakan-
tindakan kemudian.
6) Sondang P. Siagian (1994:108) Perencanaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses
pemikiran dan penentuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang
akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
7) Prajudi Atmosudirdjo Perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang
akan dijalankan dalam mencapai tujuan tertentu, oleh siapa, dan bagaimana.
8) Drs. H. Malayu S. P. Hasibuan Perencanan adalah sejumlah keputusan mengenai keinginan
dan berisi pedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan itu. Jadi, setiap
rencana mengandung dua unsur, yaitu: ”tujuandan pedoman”.
9) Melville Brance, 1980 Perencanaan adalah proses aktifitas berkelanjutan dan memutuskan
apa yang dapat dilakukan dan diinginkan untuk masa depan serta bagaimana mencapainya.
10) Peter Hall, 1992Perencanaan adalah penyusunan rangkaian tindakan secara berurut yang
mengarah pada pencapaian tujuan.

B. Tujuan Perencanaan

1. Standar pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaannya.


2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun
kuantitasnya.
4. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
5. Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat, biaya, tenaga, dan
waktu.
6. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan.
7. Menyerasikan dan memadukan beberapa subkegiatan.
8. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui.
9. Mengarahkan pada pencapaian tujuan.

C. Manfaat perencanaan

Sebagai langkah awal dari kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan, perencanaan. Memiliki
manfaat-manfaat sebagai berikut.

1. Perencanaan dapat membuat pelaksanaan tugas menjadi tepat dan kegiatan tiap unit akan
terorganisasi menuju arah yang sama.
2. Perencanaan yang disusun berdasarkan penelitian yang akurat akan menghindarkan
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
3. Perencanaan memuat standar-standar atau batas-batas tindakan dan biaya sehingga
memudahkan pelaksanaan pengawasan.
4. Perencanaan dapat digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan, sehingga
aparat pelaksanaan Memiliki irama atau gerak dan pandangan yang sama untuk mencapai
tujuan perusahaan.

D. Proses Perencanaan

Sebelum para manajer dapat mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih dahulu
mereka harus membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada tahap
perencanaan para manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan mengerjakan,
bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.

Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin mengingkat
pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai kemungkinan
dampak yang paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada umumnya
mencurahkan hampir semua waktu perencanannya jauh ke masa depan dan pada strategi-strategi dari
seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih rendah merencanakan terutama untuk subunit
mereka sendiri dan untuk jangka waktu yang lebih pendek.

Terdapat pula beberapa variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang tergantung pada ukuran
dan tujuan organisasi dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang besar dan
berskala internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka panjang daripada perusahaan
lokal. Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu mempertimbangkan keseimbangan antara
perencanaan jangka panjang maupun perencnaan jangka pendek. Karena itu penting bagi para mnajer
untuk mengerti peranan perencanaan secara keseluruhan.

Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap
sebagai berikut :

1) Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan


2) Merumuskan keadaan saat ini
3) Mengidentifikasikan segala kemudhan dan hambatan
4) Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan

E. Unsur-unsur Perencanaan

Agar kita dapat memperoleh suatu jaminan yang sebesar-besarnya bahwa tujuan yang telah
ditentukan dapat dicapai sebaik-baiknya, kiranya suatu perencanaan memiliki unsur-unsur sebagai
berikut:

1. Unsur tujuan (objectives – goals), yaitu perumusan yang lebih jelas dan lebih terperinci
tentang apa yang ingin dicapai oleh sesuatu usaha kerja sama. Tujuan ini, sebagai arah
sasaran dari suatu organisasi di mana semua kegiatan usaha tersebut ditujukan. Unsur-unsur
tujuan ini terdiri dari: 1) tujuan akhir (objectives) yaitu rencana menyeluruh dari berbagai
objektif atau haluan, destinasi; dan 2) tujuan antara (goals) yaitu rencana yang lebih spesifik,
terperinci dan terarah pada tujuan tertentu yang ingin dicapai, atau disebut juga dengan
sasaran.
2. Unsur kebijaksanaan (policy), adalah suatu metode atau cara/jalan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. untuk dicapai.sikap, pendirian, pandangan. Kebijaksanaan ini
ditentukan oleh top manajer berdasarkan suatu cita tertentu atau berdasarkan kebutuhan
praktis, biasanya penetapan ini hanya garis-garis besarnya saja. Bentuknya dapat tertulis dan
dapat juga tidak tertulis. Namun sebaiknya kebijaksanaan itu tertulis, agar apabila dikemudian
hari timbul masalah kebijaksanaan, maka akan mudah dilacak dengan jelas
3. Unsur tata cara pengelolaan (prosedure). Unsur ini termasuk pemba-gian tugas serta
hubungannya (vertikal dan horizontal) antara setiap anggota kelompok secara terperinci.
Seperti halnya dengan kebijak-sanaan, ada yang diatur secara tertulis ada yang tidak. Karena
prosedur ini perlu diketahui setiap orang yang berhubungan dengan masalah tersebut, maka
sebaiknya pula secara tertulis. Prosedur adalah pola kerja yang tetap sesuai urut-urutan yang
bersifat kronologis dari tindakan yang harus dilakukan secara berentetan , termasuk route.
4. Unsur kemajuan (progress), yaitu untuk mengukur suatu kemajuan diperlukan standar. Dalam
perencanaan sangat dibutuhkan standar. Standar ini digunakan untuk ukuran kemajuan
sesuatu usaha sebagai-mana yang direncanakan. Dalam menentukan standar ada tiga masalah
yang dalam istilah Inggris rumusannya secara singkat dengan kata: how many (berapa
banyak) untuk menentukan kuantitasnya, how well (berapa baik) untuk menentukan
kualitasnya, how long (berapa lama) untuk menentukan lamanya.
5. Unsur program (programme). ialah menyusun berbagai-bagai rencana secara menyeluruh dan
merupakan kesatuan di mana satu dengan lainnya saling berhubungan, dan secara urut-urutan
(sequence). Misalnya program peningkatan pangan yang terdiri dari berbagai rencana proyek
peningkatan produksi padi, peningkatan produksi kedele, jagung, kacang hijau, ubi, dan lain-
lain. Di dalam unsur program dari perencanaan ini juga tercakup: serangkaian fakta (facts),
perkiraan hari kemudian (forekast), dan serangkaian kegiatan tertentu (tindakan – action).

F. Prinsip-prinsip Perencanaan (Principles of Planning)

Koontz dan O’Donnel dalam Sukarna (ibid) dan Hasibuan (1990) menyebutkan
prinsip-prinsip/asas perencanaan sebagai berikut:

a. Prinsip membantu tercapainya tujuan (Princples of contribution to objective). Setiap


perencanaan dan segala perubahannya harus ditujukan kepada pencapaian tujuan.
b. Prinsip efisiensi dari perencanaan (Principles of effeciency of plans). Suatu perencanaan
adalah efisien apabila perencanaan itu dalam pelaksanaannya dapat mencapai tujuan dengan
biaya yang sekecil-kecilnya.
c. Prinsip pengutamaan perencanaan (Principles of primacy of planning). Perencanaan
merupakan keperluan utama dari manager, fungsi lainnya ialah pengorganisasian, pengstafan,
pemberian perintah dan pengawasan
d. Prinsip pemerataan perencanaan (principle of pervasiveness of planning). Walaupun fungsi-
fungsi manajemen itu sama pentingnya baik dalam ketentuan maupun pelaksanaannya, tetapi
harus diingat bahwa prinsip pemerataan perencanaan memegang peranan penting, mengingat
manajer dalam tingkat tinggi banyak mengerjakan perencanaan dan pertanggungjawab atas
berhasilnya rencana itu. Tidak pernah ada seorang manajer yang tidak mengerjakan
perencanaan.
e. Prinsip patokan perencanaan (Principle of planning premise). Patokan-patokan perencanaan
sangat berguna bagi ramalan, karena premise-premise planning dapat menunjukkan kejadian-
kejadian yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
f. Prinsip kebijaksanaan pola kerja (Principle of policy frame work). Kebijaksanaan ini
mewujudkan pola kerja. Dalam pola kerja itulah prosedur-prosedur kerja dan program
tersusun.
g. Prinsip waktu (principle of timing). Perencanaan yang efektif dan efisien memerlukan waktu
yang cukup dalam penyusunannya baik horizontal maupun vertikal
h. Prinsip tata hubungan perencanaan (Principle of planning commu-nication). Perencanaan
dapat disusun dan dikoordinasi dengan baik, bilamana setiap orang bertanggungjawab
terhadap pekerjaannya dan memperoleh penjelasan yang cukup memadai mengenai bidang
yang akan dilaksanakan.
i. Prinsip alternatif (Principle of alternatives). Alternatif itu ada pada setiap rangkaian kerja dan
perencanaan meliputi pemilihan rangkaian alternatif dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga
tercapai tujuan yang telah ditetapkan.
j. Prinsip pembatasan faktor (Principle of limiting factor) Dalam pemilihan di antara alternatif-
alternatif, maka pertama-tama harus ditujukan kepada faktor-faktor yang strategis dan dapat
membantu pemecahan masalah. Prinsip alternatif dan prinsip pembatasan faktor merupakan
syarat mutlak dalam pembuatan putusan (Decision making). Kunci terhadap decision making
ialah memecahkan masalah-masalah yang timbul di mana dihadapkan dengan alternatif-
alternatif.
k. Prinsip keterikatan (The commitment principle). Perencanaan harus memperhitungkan jangka
waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
l. Prinsip flexibilitas (The principle of flexibility). Perencanaan yang efektif memerlukan
flexibilitas, tetapi tidak berarti merubah tujuan
m. Prinsip ketetapan arah (The principle of navigational change). Perencanaan yang efektif
memerlukan pengamatan yang terus menerus terhadap kejadian-kejadian yang timbul dalam
pelaksanaannya untuk mempertahankan tujuan.
n. Prinsip Perencanaan strategi (Principle of strategic planning). Dalam suatu kondisi di mana
terdapat persaingan yaitu di mana pihak lain berusaha untuk mencapai tujuan yang sama,
maka manajer harus memilih tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menjamin pelaksa-
naan perencanaan tetap efektif.

Berdasarkan uraian prinsip tersebut di atas, Sukarna (opcit) menyim-pulkan sebagai berikut:

 Perencanaan merupakan fungsi utama dari pada manajer. Pelaksanaan pekerjaan tergantung
kepada baik-buruknya suatu perencanaan
 Perencanaan harus diarahkan terhadap tercapainya tujuan. Oleh karena itu apabila tujuan
tidak tercapai mungkin disebabkan oleh kurang sempurnanya perencanaan.
 Perencanaan harus didasarkan atas kenyataan-kenyataan objektif dan rasional untuk
mewujudkan adanya kerja sama yang efektif
 Perencanaan harus mengandung atau dapat memproyeksi kejadian-kejadian pada masa yang
akan datang.
 Perencanaan harus memikirkan dengan matang tentang budget, program, policy, procedure,
methode dan standar, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
G. Fungsi Perencanaan

Fungsi perencanaan pada dasarnya aalah suatu proses pengambilan keputusan sehubungan
dengan hasil yang diinginkan, dengan penggunaan sumber daya dan pembentukan suatu sistem
komunikasi yang memungkinkan pelaporan dan pengendalian hasil akhir serta perbandingan hasil
tersebut dengan rencana yang dibuat. Adapun fungsi lainnya :

1. Mentukan titik tolak dan tujuan usaha.


2. Memberikan pedoman, pegangan, dan arah
3. Mencegah pemborosan waktu, tenaga dan material
4. Memudahkan pengawasan
5. Kemampuan evaluasi yang teratur
6. Sebagai alat kooedinasi

H. Alasan Perlunya Perencanaan

Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang dipergunakan
untuk meningkatkan kemungkinan pencapain tujuantujuan di waktu yang akan datang, sehingga dapat
meningkatkan pengambilan keputusn yang lebih baik. Oleh karena itu, perencanaan organisasi harus
aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga manajemen tidak hanya bereaksi terhadap
lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.

Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan :

1. Untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan


terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
2. Untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan
organisasi.

Beberapa kelemahan perencanaan adalah :

1. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata.
2. Perencanaan cenderung menunda kegiatan.
3. Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi.
4. Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penanganan setiap masalah pada saat
masalah tersebut terjadi.
5. Ada beberapa rencana yang diikuti caracara yang tidak konsisten.
I. Macam-Macam Perencanaan

Macam-macam perencanaan dalam pengantar manajemen dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Perencanaan organisasi

Perencanaan ini terdiri dari:

1) Perencanaan strategis

Rencana strategis yaitu rencana yang dikembangkan untuk mencapai tujuan strategis. Tepatnya,
rencana strategis adalah rencana umum yang mendasari keputusan alokasi sumber daya, prioritas, dan
langkah-langkah tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.

2) Perencanaan taktis

Adalah rencana ditujukan untuk mencapai tujuan taktis, dikembangkan untuk


mengimplementasikan bagian tertentu dari rencana strategis. Rencana strategis pada umumnya
melibatkan manajemen tingkat atas dan menegah dan jika dibandingkan dengan rencana strategis,
memiliki jangka waktu yang lebih singkat dan suatu fokus yang lebih spesifik dan nyata

3) Perencanaan operasional

Adalah rencana yang menitikberatkan pada perencanaan rencana taktis untuk mencapai tujuan
operasional. Dikembangkan oleh manajer ingkat menegah dan tingkat bawah, rencana operasional
memiliki fokus jangka pendek dn lingkup yang relatif lebih sempit. Masing-masing rencana
operasional berkenaan dengan suatu rangkaian kecil aktivitas. Kami menjelaskan perencanaan dengan
lebih mendekati pada bagian selanjutnya.

2. Perencanaan operasional

Perencanaan ini dibagi menjadi 2 yaitu :

1) Rencana sekali pakai : dikembangkan untuk melaksanakan serangkaian tindakan yang


mungkin tidak berulang di masa mendatang

Program: rencana sekali pakai untuk seragkaian aktivitas yang besar

Proyek : rencana sekali pakai untuk lingkup yang lebih sempit dan lebihtidak

kompleks dibandingkan dengan program


2) Rencana tetap : dikembangkan untuk aktivitas yang berulang secara teratur selama suatu
periode waktu tertentu

Kebijakan : rencana tetap yang merinci respons umum organisasi terhadap

suatu masalah atau situasi tertentu

Prosedur operasi standar : rencana tetap yang menguraikan langkah-langkah

yang harus diikuti dalam situasi tertentu

Aturan dan peraturan: rencana tetap yang mendeskripsikan dengan tepat

bagaimana aktivitas tertentu dilaksanakan.

J. Efektivitas Perencanaan

Masalahnya adalah bukan bagaimana melakukan pekerjaan dengan benar tetapi manager,
seringkali dalam pengembangkan perencanaan yang efektif manager mengalami hambatan.

Terdapat dua hambatan utama terhadap pengembangan rencana yang efektif

1. Penolakan dari dalam diri perencana terhadap penentu tujuan dan pembuatan rencana untuk
memecakannya.
2. Keengganan yang lazim dari para anggota organisasi untuk menerima rencana karena
perubahan yang akan ditimbulkannya.

K. Hubungan Perencanaan dengan Fungsi Lain

Perencanaan adalah fungsi yang paling dasar dari fungsi manajemen lainnya. Fungsi
perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan manajerial lainnya adalah saling berhubungan, saling
bergantung dan berinteraksi.

Pengoranisasian (organizing) adalah perencanaan untuk menunjukkan cara dan perkiraan


bagaimana mengoranisasikan sumber daya-sumber daya orgnisasi untuk mencapai efektivitas paling
tinggi.

Pengarahan (directing) adalah perencanaan untuk menentukan kombinasi paling baik dari sumber
daya-sumber daya yang diperlukan untuk mengarahkan, mempengaruhi dan memotivasi karyawan.
Pengawasan (controlling) adalah perencanaan dan pengawasan yang saling berhubungan erat.
Pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam
menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus
lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis, bukan hanya pada intuisi 8 dugaan.

Dalam perencanan terdiri dari macam-macam perencanaan yaitu perencanaan organisasi dan
perencanaan kontijensi. Perencanaan organisasi terbagi menjadi 3 yaitu perencanaan strategi, taktis,
dan operasional. Adapun kerangka waktu dalam perencanaan organisasi yaitu sebagai rencana jangka
Panjang, jangka menengah, dan jangka pendek.

Suatu perencanaan juga terdapat berbagai hambatan dalam penempatan tujuan. Hambatan
tersebut antara lain tujuan yang tidak tepat, system penghargaan yang tidak tepat, penolakan terhadap
perubahan dan keterbatasan.

B. Saran

Sebaiknya dalam mengambil keputusn dan tindakan dalam berbagai bentuk organisasi
menggunakan proses dasar manajemen berupa perencanaan. Dalam sebuah perencanaan perlu
memperhatikan sifat rencana yang baik untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai