Anda di halaman 1dari 14

PERENCANAAN STRATEGI

1.      Pengertian perencanaan

        Perencanaan ialah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan


pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tukuan yang ditetapkan. Beberapa tokoh
juga berpendapat tentang arti dari perencanaan:

Harold Koontz dan Cyril O’Donnel


Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-
tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, program-program dari alternatif-alternatif
yang ada.

G.R.Terry
Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan
asumsi-asumsi mengenai masa datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Louis A.Allen
Perencanaan adalah menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diiginkan

Billy E.Goetz
Perencanaan adalah pemilihan yang fundamental dan masalah perencanaan timbul,jika
terdapat alternatif-alternatif.

Drs.H.Malayu S.P Hasibuan


Rencana adalah sejumlah keputusan mengenai keinginan dan berisi pedoman pelaksanaan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan itu. Jadi,setiap rencana mengandung dua
unsur,yaitu:”tujuan dan pedoman” .

Bintoro Tjokroaminoto
Proses mempersiapkan kegiatan kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk
mencapai tujun tertentu

Prajudi Atmosudirdjo
Perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang kan di jalankan dalam
rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukan, bilamana, dimana, dan bagaimana
cara melakukanya.

S.P. Siagian
Perencanaan sebagai keseluruhan proses pemikiran secara matang menyangkut halhal yang
akan di kerjakan dimasa dating dalam rangka mencaoai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.

2.      Pentingnya suatu perencanaan

        Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang


dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan di waktu yang
akan datang, sehingga dapat meningkatkan pengambilan keputusan yang lebih baik. Oleh
karena itu, perencanaan organisasi harus aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif,
sehingga manajemen tidak hanya bereaksi terhadap lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta
aktif dalam dunia usaha.

Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan:

1. untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan


terjadinya kesalahan dalam pembuatan     keputusan
2. untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan
organisasi.

Tujuan perencanaan:

1. Standar Pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaanya


2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat ( struktur organisasinya ), baik kualifikasinya maupun
kuantitasnya
4. Mendapat kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan
5. Meminalkan kegiatan kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga
dan waktu
6. Memberikan Gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan
7. Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan
8. mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui
9. Mengarahkan pada pencapaian tujuan

Beberapa manfaat perencanaan adalah:


1. membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan
2. memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
3. membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
4. memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
5. memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
6. membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
7. meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
8. menghemat waktu, usaha, dan dana

3. Hubungan perencanaan dengan fungsi-fungsi lain

        Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan-kegiatan manajerial lainnya adalah


saling berhubungan, saling tergantungdan berinteraksi.  Berikut ini penjelasan tentang
hubungan nnya:

A.       Pengorganisasian dan penyusunan personalia

        Pengorganisasian adalah proses pengaturan kerja bersama sumber daya-sumber daya


keuangan, phisik dan manusia dalam organisasi. Perencanaan menunjukan cara dan
menunjukan sumber daya-sumber daya tersebut untuk mencapai efektivitas paling tinggi.
B.       Pengarahan
       Fungsi pengarahan selalu berkaitan dengan perencanaan. Perencanaan
menentukankombinasi yang paling baik dari faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, sumber daya-
sumber daya dan hubungan-hubungan yang di perlukan untuk mengarahkan dan memotivasi
karyawan.

C.       Pengawasan
       Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan sangat erat, sehingga sering disebut
sebagai “kembar siam” dalam manajemen. Pengawasan adalah penting sebagai produk
perencanaan efektif. Oleh karena itu, pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian
pelaksanaan kerja terhadap rencana. Tujuan setiap rencana adalah untuk membantu sumber
daya dalam kontribusinya secara positif terhadap pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.

4. Jenis-jenis perencanaan

Ada beberapa macam  jenis perencanaan yang ditinjau dari beberapa segi, yaitu:

A. Jenis perencanaan menurut prosesnya:

1.      Policy Planning, suatu rencana yang memuat kebiajkankebijakansaja, tentang garis


besar atau pokok dan bersifat    
   umum.Mengenai apa dan bagaimana melaksanakan kebijakanitu tidak dirumuskan.
Contohnya ada pada GBHN.

2.      Program Planning, merupakan perincian dan penjelasandaripada policy planning.


Dalam perencanaan ini biasanya   
   memuat, hal-hal berikut:

a.       Ikhtisar tugas-tugas yang harus dikerjakan


b.      Sumber-sumber dan bahan-bahan yang dapat digunakan
c.       Biaya, personalia, situasi dan kondisi pekerjaan
d.      Prosedur kerja yang harus dipatuhi
e.       Struktur organisasi yang harus dipenuhi

3.            Operational Planning (perencanaan kerja), yakni suatuperencanaan yang memuat


hal- hal yang bersifat teknis 
  seperti cara-cara pelaksanaan tugas agar berhasil mencapai tujuanyang lebih tinggi. Hal-hal
yang seringkali dimuat 
  dalam perencanaan ini adalah: 
a.       Analisa daripada program perencanaan
b.       Penetapan prosedur kerja
c.      Metode-metode kerja
d.      Tenaga-tenaga pelaksana
e.      Waktu, dan sebagainya

B. Jenis perencanaan menurut jangka waktunya

1.      Long Range Planning, yaitu perencanaan jangka panjang yang dalam pelaksanaannya
membutuhkan waktu lebih dari tigatahun
2.      Intermediate Planning, yaitu perencanaan jangka menengahyang waktu pelaksanaanya
membutuhkan waktu antara 1hingga tiga tahun
3.      Short Range Planning, yaitu perencanaan jangka pendek yangpelaksanaannya
membutuhkan waktu kurang dari 1 tahun

C.  Jenis perencanaan menurut wilayah pelaksanaannya

1.      National Planning, yakni rencana yang diperuntukkan bagiseluruh  wilayah negara

2.      Regional Planning, yakni rencana untuk suatu daerah

3.      Local Planning, yakni rencana untuk suatu daerah yang sangatterbatas.

D. Jenis perencanaan menurut penggunaannya

1.      Single Use Planning, yaitu suatu perencanaan hanya untuksekali pakai saja. Dalam
artian jika rencana tersebut 
         telah tercapai, maka tidak akan digunakan lagi
2.      Repeats Planning, yaitu perencanaan yang dipakai secaraberulang-ulang, walaupun
sudah dilaksanakan berkali-kali

E.  Jenis perencanaan dilihat dari segi luasnya usaha kegiatan

1.      General Planning, suatu rencana yang dibuat secara garis besardan menyeluruh untuk
kegiatan kerja sama yang lebih 
         luas.Misalnya rencana Kepala Bidang Kanwil untuk satu tahunpelajaran
2.      Special (Concentrated) Planning, suatu rencana mengenaikeegiatan khusus, misalnya
perencanaan yang dilakukan oleh 
         kepala sekolah untuk mengatasi kesulitan belajar dikela IPA

F.  Jenis Perencanaan Menurut James Af Stoner dan R . Edward Freeman, 1994

1.      Perencanan strategis, perencanaan yang dilakukan oleh para manajer puncak dan
menengah untuk mencapai tujuan    
         organisasi yang lebih luas,
2.      Perencanaan operasional , perencanaan yang memperlihatkan bagaimana perencanan
strategis akan diimplementasikan 
         dalam kegiatan sehari hari.

5. Proses penyusunan perencanaan

        Sebelum para manajer dapat mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih


dahulu mereka harus membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan
organisasi. Pada tahap perencanaan para manajer menentukan apa yang akan dikerjakan,
kapan akan mengerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.

          Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin
meningkat pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai
kemungkinan dampak yang paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top
manajer pada umumnya mencurahkan hampir semua waktu perencanaannya jauh ke masa
depan dan pada strategi-strategi dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih
rendah merencanakan terutama untuk subunit mereka sendiri dan untuk jangka waktu yang
lebih pendek.

           Terdapat pula beberapa variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang tergantung
pada ukuran dan tujuan organisasi dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi
yang besar dan berskala internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka
panjang daripada perusahaan lokal. Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu
mempertimbangkan keseimbangan antara perencanaan jangka panjang maupun perencanaan
jangka pendek. Karena itu penting bagi para manejer untuk mengerti peranan perencanaan
jangka pendek dan jangka panjang dalam pola perencanaan secara keseluruhan.

Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap
sebagai berikut:
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.
2. Merumuskan keadaan saat ini
3. Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan

Perencanaan yang efektif dan baik memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

1.   Menyadari adanya perluang. Artinya, kesadaran akan suatu kesempatan merupakan titik
awal yang sebenarnya dari perencanaan. Hal itu meliputi suatu pandangan pendahuluan
terhadap kemungkinan adanya peluang-peluang di hari depan dan kemampuan untuk
melihatnya dengan jelas dan lengkap, suatu pengetahuan tentang dimana kita berdiri pada
sudut kekuatan dan kelemahan kita, suatu pengertian tentang mengapa kita ingin
memecahkan ketidakpastian, dan suatu visi tentang apa yang menurut harapan kita akan kita
dapatkan.

2.   Menentukan tujuan. Artinya, tujuan-tujuan yang menentukan hasil-hasil yang diharapkan
menggambarkan hal-hal akhir yang harus dilakukan, dimana penekanan penting harus
ditempatkan, dan apa yang harus dicapai oleh jaringan strategi, kebijakan, prosedur,
peraturan, anggaran dan program-program.

3.   Menentukan Premis. Artinya, Premis adalah asumi-asumi perencanaan. Dengan kata lain,
lingkungan yang diharapkan dari rencana-rencana yang sedang dilaksanakan. Apabila premis
perencanaan yang konsekuen makin dipahami oleh perencana, maka akan semakin
terkoordinasilah perencanaan perusahaan itu.

4.   Menentukan arah tindakan alternatif. Artinya, langkah keempat di dalam perencanaan
adalah mencari dan memeriksa arah-arah alternatif dalam tindakan, khususnya yang tidak
nampak dengan segera.

5.   Mengevaluasi arah tindakan alternatif. Artinya, dalam langkah ini, tindakan dan kegiatan
yang telah dilakukan perlu dilakukan evaluasi kekurangan dari tindakan alternative yang
diambil dan dirasa menghambat atau menggangu jalannya kegiatan tujuannya agar tidak
terjadi kesalahan para tahap-tahap selanjutnya dari kegiatan tersebut

6.   Memilih satu arah tindakan, artinya langkah yang terakhir dari perencanaan ini
merupakan langkah yang paling menentukan untuk melanjutkan pada proses pelaksanaan.

6. Pendekatan dalam perencanaan

1.  Perencanaan inside-out dan perencanaan outside-in

Perencanaan inside-out: terfokus pada yang sudah dilakukan dan mengusahakan untuk
melakukan yang tebaik yang dapat dilakukan. Ini meningkatkan efektivitas organisasi.

Perencanaan outside-in: dari analisa lingkungan eksternal muncul perencanaan untuk


mengeksploitasi kesempatan-kesempatan dan meminimisasi permasalahan yang terjadi.
Kedua perencanaan ini dapat dikombinasikan agar optimal.

2.   Perencanaan top-down dan perencanaan bottom-up

Perencanaan dari atas ke bawah (top-down): manajer dibawah manajer puncak membuat
perencanaan berdasarkan tujuan yang telah ditentukan manajer puncak.

Perencanaan dari bawah ke atas (bottom-up) dikembangkan pada tingkatan yang lebih bawah
tanpa adanya batasan yang secara teratur melewati hirarki tersebut ke tingkat manajer
puncak. Kelebihan: kuatnya komitmen dan kepemilikan dalam perencanaan yang lebih
rendah. Kelemahan: bila terlalu ekstrim mungkin akan gagal untuk menghasilkan seluruh
tugas yang terintegrasi dalam organisasi secara keseluruhan.

3.   Perencanaan contingency

Perencanaan yang terfokus pada pemikiran ke depan. Perencanaan ini meliputi penentuan
alternatif-alternatif tindakan yang dapat diimplementasikan seandainya perencanaan orisinil
tidak sesuai karena adanya perubahan keadaan. Kunci: prediksi perubahan yang akan datang
yang dapat berakibat pada perencanaan yang sedang dijalankan.

7.             Ciri-ciri rencana yang baik

Perencanaan yang baik dapat dinilai jika adanya :

1.   Perencanaan disusun sesuai dengan tujuan perusahaan


2.   Tepat sasaran
3.   Manager menjalankan fungsinya sebagai seorang coordinator
4.   Anggota atau karyawan berada dalam satu koordinasi
5.   Anggota atau karyawan menjalankan fungsinya sesuai dengan perencanaan program
6.   Adanya peningkatan kualitas kerja karyawan atau anggota
7.   Perencanaan berhasil membuat sebuah pelaksanaa
8.   Adanya pembagian sub-sub koordinasi untuk menjalankan sebuah program
9.   Adanya kesepahaman antara manager dengan karyawan atau anggotanya dalam membuat
sebuah perencanaan

8.            Efektifitas perencanaan


Perencanaan yang baik dan efektif akan berjalan baik dan baik atau tidaknya menurut George
R Terry dapat diketahui melalui pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai perencanaan, yaitu
5W+1H :
A.    What (apa),
      Membicarakan masalah tentang apa yang menjadi tujuan sebuah perencanaan dan hal-hal
yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan perencanaan tersebut.

B.     Why (mengapa),


      Membicarakan masalah mengapa tujuan tersebut harus dicapai dengan mengapa beragam
kegiatan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut

C.Where (dimana),
     Membicarakan masalah dimana program dalam perencanaan tersebut dilaksanakan

D.When (kapan),
    Membicarakan masalah kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan dan diakhiri.

E.Who (siapa),
    Membicarakan masalah siapa yang akan melaksanakan program tersebut.

F.HOW (bagaimana).
    Membicarakan masalah bagaimana cara melaksanakan program yang
direncanakan tersebut.

        Dengan melakukan kategori di atas, maka seorang manager akan mudah dalam
melaksanakan program atau kegiatan yang direncanakannya. Hal ini dikarenakan, metode
yang dilakukannya terpola secara baik dan berkesinambungan yang melibatkan berbagai
macam objek penunjang pelaksanaan program atau kegiatan.

Dilain hal, sebeuh perencanaan yang baik dan efektif haruslah memiliki criteria-kriteria
sebagai berikut :

1.      Logis dan Rasional. Artinya, apa yang dirumuskan dapat diterima oleh akal, dan oleh
sebab itu maka perencanaan 
         tersebut bisa dijalankan.

2.      Komprehensif. Perencanaan yang baik juga harus memenuhi syarat komprehensif.
         Artinya menyeluruh dan mengakomodasi aspek-aspek yang terkait langsung terhadap
perusahaan. Perencanaan yang    
         baik tidak hanya terkait dengan bagian yang harus kita jalankan, tetai juga dengan
mempertimbangkan koordinasi dan  
         integrasi dengan bagian lain di perusahaan.

3.      Fleksibel. Artinya, perencanaan yang baik diharapkan dapat beradaptasi dengan
perubahan dimasa yang akan datang, 
         tapi bukan berarti perencanaan itu dapat diubah seenaknya.

1. Komitmen. Perencanaan yang baik harus merupakan dan melahirkan komitmen

terhadap seluruh anggota organisasi untuk bersama-sama berupaya mewujudkan tujuan


organisasi. Komitmen dapat dibangun dalam sebuah perusahaan jika seluruh anggota di
perusahaan beranggapan bahwa perencanaan yang dirumuskan telah sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai oleh organisasi.

1. Realistis, perencanaan yang baik perlu memenuhi persyaratan realistis. Artinya, apa
yang dirumuskan oleh perusahaan sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam
kondisi tertentu yang dihadapi perusahaan.

Hambatan Perencanaan Yang Efektif Dan Baik

·   Seorang manajer bertindak otoriter


Manajer disini, tidak memikirkan kebutuhan karyawan hanya megutamakan aturan yang
mengikat karyawan dalam membuat perencanaan

·   Kurangnya koordinasi


Kurangnya koordinasi antara atasan dengan bawahan sehingga menyebabkan perncanaan
kurang terarah

·   Kurangnya sumber daya manusia


Sumber daya manusia dalam kategori jumlah dan keterampilan

·   Kurangnya sumber daya modal

·   Karyawan atau anggota lebih memikirkan kebutuhan pribadi

·   Penyusunan rencana yang lamban seringkali membuat fungsi-fungsi dari setiap bagian
perusahan tidak berjalan dengan smestinya.

B.     Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan

1.      Macam keputusan manajemen

        Terdapat beberapa jenis keputusan dalam proses pengambilan keputusan.Berdasarkan


keputusan yang harus diambil oleh level manajemen di perusahaan jenis keputusan terdiri
atas:

1. Keputusan Strategis, adalah keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dalam sebuh
perusahaan.
2. Keputusan taktis, adalah keputusan yang dibuat oleh manajemen menengah
3. Keputusan operasional, adalah keputusan yang dibuat oleh tingkat manajemen yang paling
bawah, misalnya operator mesin     di lantai produksi.

Berdasarkan tersedianya pemecahan masalah, jenis keputusan yang biasanya muncul adalah:

• Keputusan Terprogram. Keputusan ini berkaitan dengan kebiasaan, aturan, dan prosedur.
Dalam hal ini kondisi yang dihadapi semuanya dapat diketahui dengan pasti.

• Keputusan tidak terprogram. Keputusan tidak terprogram ini adalah keputusan yang tidak
mempunyai suatu aturan yang baku, tergantung pada jenis masalahnya. Biasanya, masalah
yang membutuhkan keputusan tidak terprogram ini terjadinya tidak dapat diprediksi.

• Keputusan tidak terstruktur.disebut tidak terstruktur karena tidak diketahui pemecahannya


karena ketidakjelasan masalahnya

2.      Keputusan dan jenjang manajemen

1.   HIGH LEVEL (tingkat tinggi)

Contoh halnya dirut dan wakilnya. Bertanggung jawab pengolahan terhadap organisasi secara
keseluruhan. Membuat rencana jangka panjang, merumuskan strategi, menetapkan
kebijaksanaan, dan menetapkan interaksi / hubungan organisasi dengan lingkungan luar.
Tingkatan yang mempunyai tanggung-jawab penuh terhadap jalannya perusahaan. Dan
biasanya pada tingkatan ini membuat keputusan yang tidak terprogram, yaitu keputusan yang
tidak selalu terjadi.

2. MIDDEL LEVEL (tingkat menengah)

Salah satu contohnya seperti kepala bagian / divisi. Pengendali manajemen dalam suatu
organisasi. Bertanggung-jawab atas ruang lingkupnya, wilayah, divisi dll. Merumuskan
rencana jangka menengah, melakukan pengendalian, membuat prosedur, dan membuat
keputusan berdasarkan lingkup tanggung-jawabnya. Sebagai pengendali dalam arti
mengawasi dan meyakini bahwa organisasi menjalankan strategic yang sudah ditetapkan
secara baik, efektif dan se’efisien mungkin.

3. LOW LEVEL (tingkat bawah)

Seperti supervisor atau mandor. Yaitu pengendali dalam jalannya operasional. Bertanggung
jawab atas pelaksanaan dan sasaran operasional. Membuat keputusan jangka pendek dan
mengendalikan transaksi sehari-hari. Biasanya keputusan yang diambil yaitu keputusan yang
terprogram, keputusan yang sering terjadi dan rutin.

3.  Tahap-tahap pengambilan keputusan

        Proses pengambilan keputusan merupakan tahap-tahap yang harus dilalui, atau


digunakan untuk membuat keputusan. Tahap ini merupakan kerangka dasar, sehingga setiap
setiap tahap dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa sub tahap yang lebih khusus dan
spesifik.Proses pengambilan keputusan menurut Levin dkk (1995) terdiri atas 6 tahap yaitu :
1.Observasi
Merupakan aktifitas kunjungan lapangan, konprensi, observasi dan riset yang dapat menjadi
informasi dan data penunjang.

2.Analisis Dan Pengenalan Masalah


Penentuan penggunaan, penentuan tujuan dan penentuan batasan-batasan yang dapat  menjadi
pedoman untuk mencari solusi sebuah masalah.

3.Pengembangan Model
Peralatan pengambilan keputusan antar hubungan model matematik, riset yang dapat menjadi
out put proses.

4. Memilih Data Masuk Yang Sesuai


Berupa data internal dan eksternal, kenyataan, dan dapat dipercaya

5. Perumusan Dan Pengetesan Yang Dapat Dipertanggung Jawabkan


Berupa pengetesan atau percobaan dan pembuktian yang dapat menjadi out put yang
pemecahan yang membantu pencapaian tujuan.

6. Penerapan Pemecahan
Dapat berupa aktifitas perubahan prilaku, pelontaran ide, pelibatan manajemen
serta penjelasan yang dapat menjadi out put 
pemahaman manajemen untuk menunjang model operasi dalam jangka yang lebih panjang.

4.Tipe-tipe masalah dan pemecahannya

Masalah merupakan kesenjangan antara das sollen atau teori dengan das sein atau fakta
empiris; antara yang ditetapkan sebagai kebijakan dengan kenyataan implementasi kebijakan.
Dalam masalah terdiri dua jenis masalah, yaitu:

1. Masalah Sederhana (Simple Problem),

Ciri dari masalah sederhana adalah, berskala kecil, berdiri sendiri (kurang memiliki sangkut
paut dengan masalah lain), tidak mengandung konsekuensi yang besar, pemecahannya tidak
memerlukan pemikiran luas dan mendalam.Pemecahan masalah dilakukan secara individual.
Teknik yang biasa digunakan, dilakukan atas dasar intuisi, pengalaman, kebiasaan dan
wewenang yang melekat pada jabatannya

2. Masalah Rumit (Complex Problem),

Ciri dari masalah rumit adalah, berskala besar, tidak berdiri sendiri (memiliki kaitan erat
dengan masalah lain), mengandung konsekuensi besar, pemecahannya memerlukan
pemikiran yang tajam dan analitis.
Pemecahan masalah dilakukan secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap staf
pembantunya. Jenis dari masalah ini adalah masalah yang terstruktur (struktur problems) dan
masalah yang tidak terstruktur (unstructured problems).

a. Masalah yang Terstruktur,

Merupakan masalah yang jelas faktor penyebanya, bersifat rutin dan biasanya timbul
berulang kali sehingga pemecahanya dapat dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan
yang bersifat rutin, repetitif dan dibakukan. Sifat pengambilan keputusannya adalah. relatif
lebih mudah atau cepat, salah satu caranya dengan penyusunan metode, prosedur, atau
program tetap.

b. Masalah yang tidak Terstruktur,

Merupakan penyimpangan dari masalah organisasi yang bersifat umum, tidak rutin, tidak
jelas faktor penyebab dan konsekuensinya, serta tidak repetitif. Sifat pengambilan
keputusannya adalah, relatif lebih sulid dan lebih lama, diperlukan teknik pengambilan
keputusan yang bersifat non-programmed decision-making. Bagaimana keputusan yang akan
dibuat?

Kebijakan umum yang dapat membantu:

·     Semakin dekat keputusan dibuat dengan asal/sumber masalah, semakin baik.

·     Biasanya mereka yang berada paling dekat dengan masalah berada dalam posisi terbaik
untuk memutuskan apa yang 
      akan dikerjakan
 
Kebijakan mempunyai dua konsekuensi :

·     Sedikit mungkin meneruskan keputusan ketingkat yang lebih atas dalam organisasi

·     Sebanyak mungkin meneruskan keputusan ketingkat yang lebih bawah dalam organisasi.

5. Gaya pengambilan keputusan

Secara teoritis ada 4 gaya pengambilan keputusan yang biasanya dilakukan oleh seorang
pemimpin. Keempat gaya tersebut adalah:

1. Gaya Direktif

-Cenderung bersifat efisien, logis, pragmatis, dan sistematis dalam memecahkan masalah
-Berfokus pada fakta dan penyelesaian masalah secara lebih cepat
-Cenderung berfokus jangka pendek
-Gemar menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, secara umum menggambarkan
kekeuasaan yang otokratik

2. Gaya Analitik

-Hasil keputusan didasarkan atas inputan hasil analisis


-Lebih banyak mempertimbangkan beragam informasi dan alternetif dibandingkan gaya
direktif
-Pengambilan keputusan diambil dalam jangka waktu agak lama
-Menggambarkan pemimpin yang otokratik

3. Gaya Konseptual

-Memecahkan masalah dengan pandangan yang luas


-Suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa depan
-Melibatkan banyak orang untuk memperoleh beragam informasi dan banyak menggunakan
intuisi dalam peng keputusan
-Berani mengambil resiko dan seringkali menemukan solusi yang kreatif
-Ketidakpastian dalam pengambilan keputusan

4. Gaya Perilaku

-Cenderung bekerja dengan orang lain dan terbuka dalam pertukaran pendapat
-Cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat
-Suka informasi yang verbal dan menghindari konflik serta peduli pada kebahagiaan    org
lain
-Terkadang, keputusannya tidak tegas dan sulit mengatakan tidak jika keputusan tersebut
akan berdampak kerugian pada orang lain

6.   Model pengambilan keputusan

a. Model Ekonomi, yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu
rasional, yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau
untuk memperoleh keuntungan maksimum

b. Model Manusia Administrasi, Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip
orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan

c. Model Manusia Mobicentrik, Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan


nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan

d. Model Manusia Organisasi, Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih
mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
e. Model Pengusaha Baru, Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat
kompetitif

f. Model Sosial, Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang seringb tidak
rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.

g.  Model Preskriptif dan Deskriptif


Fisher mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:

·         Model Preskriptif


          Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya
mengambil keputusan.

·         Model Deskriptif


          Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.
Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif
berdasarkan pada realitas observasi.

Disamping model-model diatas (model linier) terdapat pula model Spiral dimana satu
anggota mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak setuju
kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan “revisi” dan seterusnya.

7.      Pengambilan keputusan individu dan kelompok

Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual atau kelompok, tergantung


bagaimana sifat dan corak permasalahannya. Keputusan individual dibuat oleh seorang
pemimpin sendirian, sedangkan keputusan kelompok dibuat sekelompok orang. Keputusan
kelompok dibedakan dalam :

a)      Sekelompok pimpinan


b)      Sekelompok orang-orang bersama pimpinannya.
c)      Sekelompok orang yang mempunyai kedudukan sama dan keputusan    kelompok

A.    Keputusan yang dibuat oleh seseorang

Kebaikannya antara lain :

1.      Keputusannya cepat ditentukan atau diambil, karena tidak usah menunggu persetujuan
dari rekan lainnya.
2.      Tidak akan terjadi pertentangan pendapat
3.      Kalau pimpinan ya ng mengambil keputusan itu  mempunyai kemampuan yang tinggi
dan berpengalaman yang luas 
         dalam bidang yang akan diputuskan, keputusannya besar kemungkinan tepat.
Kelemahannya antara lain :

1.      Bagaimana kepandaian dan kemampuan pimpinan tetapi pasti memiliki keterbatasan.
2.      Keputusan yang terlalu cepat diambil dan tidak meminta pendapat orang lain seringkali
kurang tepat.
3.      Jika terjadi kesalahan pengambilan keputusan merupakan beban berat bagi pimpinan
seorang diri.

B.     Keputusan yang dibuat oleh Sekelompok Orang

Kelebihannya antara lain :

1.      Hasil pemikiran beberapa orang akan saling melengkapi


2.      Pertimbangannya akan lebih matang
3.      Jika ada kesalahan pada pengambilan keputusan tersebut, beban ditanggung secara
bersama.

Kelemahannya antara lain :

1.      Ada kemingkinan terjadi perbedaan pendapat


2.      Biasanya memakan waktu lama dan berlarut-larut karena terjadi perdebatan-perdebatan
3.      Rasa tanggung jawab masing-masing berkurang, dan ada kemungkinan saling
melemparkan tanggung jawab jika terjadi
         kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai