G.R.Terry
Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan
asumsi-asumsi mengenai masa datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Louis A.Allen
Perencanaan adalah menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diiginkan
Billy E.Goetz
Perencanaan adalah pemilihan yang fundamental dan masalah perencanaan timbul,jika
terdapat alternatif-alternatif.
Bintoro Tjokroaminoto
Proses mempersiapkan kegiatan kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk
mencapai tujun tertentu
Prajudi Atmosudirdjo
Perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang kan di jalankan dalam
rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukan, bilamana, dimana, dan bagaimana
cara melakukanya.
S.P. Siagian
Perencanaan sebagai keseluruhan proses pemikiran secara matang menyangkut halhal yang
akan di kerjakan dimasa dating dalam rangka mencaoai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
Tujuan perencanaan:
C. Pengawasan
Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan sangat erat, sehingga sering disebut
sebagai “kembar siam” dalam manajemen. Pengawasan adalah penting sebagai produk
perencanaan efektif. Oleh karena itu, pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian
pelaksanaan kerja terhadap rencana. Tujuan setiap rencana adalah untuk membantu sumber
daya dalam kontribusinya secara positif terhadap pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
4. Jenis-jenis perencanaan
Ada beberapa macam jenis perencanaan yang ditinjau dari beberapa segi, yaitu:
1. Long Range Planning, yaitu perencanaan jangka panjang yang dalam pelaksanaannya
membutuhkan waktu lebih dari tigatahun
2. Intermediate Planning, yaitu perencanaan jangka menengahyang waktu pelaksanaanya
membutuhkan waktu antara 1hingga tiga tahun
3. Short Range Planning, yaitu perencanaan jangka pendek yangpelaksanaannya
membutuhkan waktu kurang dari 1 tahun
1. National Planning, yakni rencana yang diperuntukkan bagiseluruh wilayah negara
3. Local Planning, yakni rencana untuk suatu daerah yang sangatterbatas.
1. Single Use Planning, yaitu suatu perencanaan hanya untuksekali pakai saja. Dalam
artian jika rencana tersebut
telah tercapai, maka tidak akan digunakan lagi
2. Repeats Planning, yaitu perencanaan yang dipakai secaraberulang-ulang, walaupun
sudah dilaksanakan berkali-kali
1. General Planning, suatu rencana yang dibuat secara garis besardan menyeluruh untuk
kegiatan kerja sama yang lebih
luas.Misalnya rencana Kepala Bidang Kanwil untuk satu tahunpelajaran
2. Special (Concentrated) Planning, suatu rencana mengenaikeegiatan khusus, misalnya
perencanaan yang dilakukan oleh
kepala sekolah untuk mengatasi kesulitan belajar dikela IPA
F. Jenis Perencanaan Menurut James Af Stoner dan R . Edward Freeman, 1994
1. Perencanan strategis, perencanaan yang dilakukan oleh para manajer puncak dan
menengah untuk mencapai tujuan
organisasi yang lebih luas,
2. Perencanaan operasional , perencanaan yang memperlihatkan bagaimana perencanan
strategis akan diimplementasikan
dalam kegiatan sehari hari.
Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin
meningkat pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai
kemungkinan dampak yang paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top
manajer pada umumnya mencurahkan hampir semua waktu perencanaannya jauh ke masa
depan dan pada strategi-strategi dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih
rendah merencanakan terutama untuk subunit mereka sendiri dan untuk jangka waktu yang
lebih pendek.
Terdapat pula beberapa variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang tergantung
pada ukuran dan tujuan organisasi dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi
yang besar dan berskala internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka
panjang daripada perusahaan lokal. Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu
mempertimbangkan keseimbangan antara perencanaan jangka panjang maupun perencanaan
jangka pendek. Karena itu penting bagi para manejer untuk mengerti peranan perencanaan
jangka pendek dan jangka panjang dalam pola perencanaan secara keseluruhan.
Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap
sebagai berikut:
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.
2. Merumuskan keadaan saat ini
3. Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan
1. Menyadari adanya perluang. Artinya, kesadaran akan suatu kesempatan merupakan titik
awal yang sebenarnya dari perencanaan. Hal itu meliputi suatu pandangan pendahuluan
terhadap kemungkinan adanya peluang-peluang di hari depan dan kemampuan untuk
melihatnya dengan jelas dan lengkap, suatu pengetahuan tentang dimana kita berdiri pada
sudut kekuatan dan kelemahan kita, suatu pengertian tentang mengapa kita ingin
memecahkan ketidakpastian, dan suatu visi tentang apa yang menurut harapan kita akan kita
dapatkan.
2. Menentukan tujuan. Artinya, tujuan-tujuan yang menentukan hasil-hasil yang diharapkan
menggambarkan hal-hal akhir yang harus dilakukan, dimana penekanan penting harus
ditempatkan, dan apa yang harus dicapai oleh jaringan strategi, kebijakan, prosedur,
peraturan, anggaran dan program-program.
3. Menentukan Premis. Artinya, Premis adalah asumi-asumi perencanaan. Dengan kata lain,
lingkungan yang diharapkan dari rencana-rencana yang sedang dilaksanakan. Apabila premis
perencanaan yang konsekuen makin dipahami oleh perencana, maka akan semakin
terkoordinasilah perencanaan perusahaan itu.
4. Menentukan arah tindakan alternatif. Artinya, langkah keempat di dalam perencanaan
adalah mencari dan memeriksa arah-arah alternatif dalam tindakan, khususnya yang tidak
nampak dengan segera.
5. Mengevaluasi arah tindakan alternatif. Artinya, dalam langkah ini, tindakan dan kegiatan
yang telah dilakukan perlu dilakukan evaluasi kekurangan dari tindakan alternative yang
diambil dan dirasa menghambat atau menggangu jalannya kegiatan tujuannya agar tidak
terjadi kesalahan para tahap-tahap selanjutnya dari kegiatan tersebut
6. Memilih satu arah tindakan, artinya langkah yang terakhir dari perencanaan ini
merupakan langkah yang paling menentukan untuk melanjutkan pada proses pelaksanaan.
Perencanaan inside-out: terfokus pada yang sudah dilakukan dan mengusahakan untuk
melakukan yang tebaik yang dapat dilakukan. Ini meningkatkan efektivitas organisasi.
Perencanaan dari atas ke bawah (top-down): manajer dibawah manajer puncak membuat
perencanaan berdasarkan tujuan yang telah ditentukan manajer puncak.
Perencanaan dari bawah ke atas (bottom-up) dikembangkan pada tingkatan yang lebih bawah
tanpa adanya batasan yang secara teratur melewati hirarki tersebut ke tingkat manajer
puncak. Kelebihan: kuatnya komitmen dan kepemilikan dalam perencanaan yang lebih
rendah. Kelemahan: bila terlalu ekstrim mungkin akan gagal untuk menghasilkan seluruh
tugas yang terintegrasi dalam organisasi secara keseluruhan.
Perencanaan yang terfokus pada pemikiran ke depan. Perencanaan ini meliputi penentuan
alternatif-alternatif tindakan yang dapat diimplementasikan seandainya perencanaan orisinil
tidak sesuai karena adanya perubahan keadaan. Kunci: prediksi perubahan yang akan datang
yang dapat berakibat pada perencanaan yang sedang dijalankan.
C.Where (dimana),
Membicarakan masalah dimana program dalam perencanaan tersebut dilaksanakan
D.When (kapan),
Membicarakan masalah kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan dan diakhiri.
E.Who (siapa),
Membicarakan masalah siapa yang akan melaksanakan program tersebut.
F.HOW (bagaimana).
Membicarakan masalah bagaimana cara melaksanakan program yang
direncanakan tersebut.
Dengan melakukan kategori di atas, maka seorang manager akan mudah dalam
melaksanakan program atau kegiatan yang direncanakannya. Hal ini dikarenakan, metode
yang dilakukannya terpola secara baik dan berkesinambungan yang melibatkan berbagai
macam objek penunjang pelaksanaan program atau kegiatan.
Dilain hal, sebeuh perencanaan yang baik dan efektif haruslah memiliki criteria-kriteria
sebagai berikut :
1. Logis dan Rasional. Artinya, apa yang dirumuskan dapat diterima oleh akal, dan oleh
sebab itu maka perencanaan
tersebut bisa dijalankan.
2. Komprehensif. Perencanaan yang baik juga harus memenuhi syarat komprehensif.
Artinya menyeluruh dan mengakomodasi aspek-aspek yang terkait langsung terhadap
perusahaan. Perencanaan yang
baik tidak hanya terkait dengan bagian yang harus kita jalankan, tetai juga dengan
mempertimbangkan koordinasi dan
integrasi dengan bagian lain di perusahaan.
3. Fleksibel. Artinya, perencanaan yang baik diharapkan dapat beradaptasi dengan
perubahan dimasa yang akan datang,
tapi bukan berarti perencanaan itu dapat diubah seenaknya.
1. Realistis, perencanaan yang baik perlu memenuhi persyaratan realistis. Artinya, apa
yang dirumuskan oleh perusahaan sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam
kondisi tertentu yang dihadapi perusahaan.
· Penyusunan rencana yang lamban seringkali membuat fungsi-fungsi dari setiap bagian
perusahan tidak berjalan dengan smestinya.
1. Keputusan Strategis, adalah keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dalam sebuh
perusahaan.
2. Keputusan taktis, adalah keputusan yang dibuat oleh manajemen menengah
3. Keputusan operasional, adalah keputusan yang dibuat oleh tingkat manajemen yang paling
bawah, misalnya operator mesin di lantai produksi.
Berdasarkan tersedianya pemecahan masalah, jenis keputusan yang biasanya muncul adalah:
• Keputusan Terprogram. Keputusan ini berkaitan dengan kebiasaan, aturan, dan prosedur.
Dalam hal ini kondisi yang dihadapi semuanya dapat diketahui dengan pasti.
• Keputusan tidak terprogram. Keputusan tidak terprogram ini adalah keputusan yang tidak
mempunyai suatu aturan yang baku, tergantung pada jenis masalahnya. Biasanya, masalah
yang membutuhkan keputusan tidak terprogram ini terjadinya tidak dapat diprediksi.
Contoh halnya dirut dan wakilnya. Bertanggung jawab pengolahan terhadap organisasi secara
keseluruhan. Membuat rencana jangka panjang, merumuskan strategi, menetapkan
kebijaksanaan, dan menetapkan interaksi / hubungan organisasi dengan lingkungan luar.
Tingkatan yang mempunyai tanggung-jawab penuh terhadap jalannya perusahaan. Dan
biasanya pada tingkatan ini membuat keputusan yang tidak terprogram, yaitu keputusan yang
tidak selalu terjadi.
Salah satu contohnya seperti kepala bagian / divisi. Pengendali manajemen dalam suatu
organisasi. Bertanggung-jawab atas ruang lingkupnya, wilayah, divisi dll. Merumuskan
rencana jangka menengah, melakukan pengendalian, membuat prosedur, dan membuat
keputusan berdasarkan lingkup tanggung-jawabnya. Sebagai pengendali dalam arti
mengawasi dan meyakini bahwa organisasi menjalankan strategic yang sudah ditetapkan
secara baik, efektif dan se’efisien mungkin.
Seperti supervisor atau mandor. Yaitu pengendali dalam jalannya operasional. Bertanggung
jawab atas pelaksanaan dan sasaran operasional. Membuat keputusan jangka pendek dan
mengendalikan transaksi sehari-hari. Biasanya keputusan yang diambil yaitu keputusan yang
terprogram, keputusan yang sering terjadi dan rutin.
3.Pengembangan Model
Peralatan pengambilan keputusan antar hubungan model matematik, riset yang dapat menjadi
out put proses.
6. Penerapan Pemecahan
Dapat berupa aktifitas perubahan prilaku, pelontaran ide, pelibatan manajemen
serta penjelasan yang dapat menjadi out put
pemahaman manajemen untuk menunjang model operasi dalam jangka yang lebih panjang.
Masalah merupakan kesenjangan antara das sollen atau teori dengan das sein atau fakta
empiris; antara yang ditetapkan sebagai kebijakan dengan kenyataan implementasi kebijakan.
Dalam masalah terdiri dua jenis masalah, yaitu:
Ciri dari masalah sederhana adalah, berskala kecil, berdiri sendiri (kurang memiliki sangkut
paut dengan masalah lain), tidak mengandung konsekuensi yang besar, pemecahannya tidak
memerlukan pemikiran luas dan mendalam.Pemecahan masalah dilakukan secara individual.
Teknik yang biasa digunakan, dilakukan atas dasar intuisi, pengalaman, kebiasaan dan
wewenang yang melekat pada jabatannya
Ciri dari masalah rumit adalah, berskala besar, tidak berdiri sendiri (memiliki kaitan erat
dengan masalah lain), mengandung konsekuensi besar, pemecahannya memerlukan
pemikiran yang tajam dan analitis.
Pemecahan masalah dilakukan secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap staf
pembantunya. Jenis dari masalah ini adalah masalah yang terstruktur (struktur problems) dan
masalah yang tidak terstruktur (unstructured problems).
Merupakan masalah yang jelas faktor penyebanya, bersifat rutin dan biasanya timbul
berulang kali sehingga pemecahanya dapat dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan
yang bersifat rutin, repetitif dan dibakukan. Sifat pengambilan keputusannya adalah. relatif
lebih mudah atau cepat, salah satu caranya dengan penyusunan metode, prosedur, atau
program tetap.
Merupakan penyimpangan dari masalah organisasi yang bersifat umum, tidak rutin, tidak
jelas faktor penyebab dan konsekuensinya, serta tidak repetitif. Sifat pengambilan
keputusannya adalah, relatif lebih sulid dan lebih lama, diperlukan teknik pengambilan
keputusan yang bersifat non-programmed decision-making. Bagaimana keputusan yang akan
dibuat?
· Biasanya mereka yang berada paling dekat dengan masalah berada dalam posisi terbaik
untuk memutuskan apa yang
akan dikerjakan
Kebijakan mempunyai dua konsekuensi :
· Sedikit mungkin meneruskan keputusan ketingkat yang lebih atas dalam organisasi
· Sebanyak mungkin meneruskan keputusan ketingkat yang lebih bawah dalam organisasi.
Secara teoritis ada 4 gaya pengambilan keputusan yang biasanya dilakukan oleh seorang
pemimpin. Keempat gaya tersebut adalah:
1. Gaya Direktif
-Cenderung bersifat efisien, logis, pragmatis, dan sistematis dalam memecahkan masalah
-Berfokus pada fakta dan penyelesaian masalah secara lebih cepat
-Cenderung berfokus jangka pendek
-Gemar menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, secara umum menggambarkan
kekeuasaan yang otokratik
2. Gaya Analitik
3. Gaya Konseptual
4. Gaya Perilaku
-Cenderung bekerja dengan orang lain dan terbuka dalam pertukaran pendapat
-Cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat
-Suka informasi yang verbal dan menghindari konflik serta peduli pada kebahagiaan org
lain
-Terkadang, keputusannya tidak tegas dan sulit mengatakan tidak jika keputusan tersebut
akan berdampak kerugian pada orang lain
a. Model Ekonomi, yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu
rasional, yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau
untuk memperoleh keuntungan maksimum
b. Model Manusia Administrasi, Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip
orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan
d. Model Manusia Organisasi, Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih
mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
e. Model Pengusaha Baru, Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat
kompetitif
f. Model Sosial, Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang seringb tidak
rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.
Disamping model-model diatas (model linier) terdapat pula model Spiral dimana satu
anggota mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak setuju
kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan “revisi” dan seterusnya.
1. Keputusannya cepat ditentukan atau diambil, karena tidak usah menunggu persetujuan
dari rekan lainnya.
2. Tidak akan terjadi pertentangan pendapat
3. Kalau pimpinan ya ng mengambil keputusan itu mempunyai kemampuan yang tinggi
dan berpengalaman yang luas
dalam bidang yang akan diputuskan, keputusannya besar kemungkinan tepat.
Kelemahannya antara lain :
1. Bagaimana kepandaian dan kemampuan pimpinan tetapi pasti memiliki keterbatasan.
2. Keputusan yang terlalu cepat diambil dan tidak meminta pendapat orang lain seringkali
kurang tepat.
3. Jika terjadi kesalahan pengambilan keputusan merupakan beban berat bagi pimpinan
seorang diri.