Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

PERENCANAAN

Pengantar Bab
Perencanaan merupakan penetapan terlebih dahulu apa yang akan dilakukan dimasa yang akan
datang. Hal ini berkaitan dengan hal-hal atau kegiatan yang dilakukan meliputi ciri-ciri khusus
perencanaan; tipe-tipe perencanaan; jeni-jenis perencanaan; fungsi dari perencanaan; persyaratan
perencanaan; tahapan-tahapan dalam perencanaan; proses perencanaan; alasan perlunya
perencanaan.

Tujuan Umum
Setelah pembahasan bab ini mahasiswa mahasiswa diharapkan mampu membuat sebuah
perencanaan dalam sebuah kegiatan sehingga nantinya kegiatan yang dilakukan dapat berjalan
sebagaimana mestinya.

Tujuan Khusus
Setelah pembahasan bab ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan pengertian perencanaan
2. Mengidentifikasi ciri-ciri khusus dari perencanaan
3. Membedakan serta menjelaskan tipe-tipe dari perencanaan
4. Memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi sebuah perencanaan
5. Menjelaskan ruang lingkup dari perencanaan
6. Menjelaskan filsafat perencanaan
7. Mengidentifikasi jenis-jenis dari perencanaan
8. Menjelaskan fungsi apa saja yang ada didalam sebuah perencanaan
9. Memahami persyaratan perencanaan
10. Menjelaskan tahapan-tahapan dalam sebuah perencanaan
11. Menjelaskan proses perencanaan
12. Memahami tentang perlunya sebuah perencanaan
1.1 Pengertian Perencanaan

Perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menetukan cakupan
pencapaiannya. Merencanakan berarti mengupayakan penggunaan sumber daya manusia (human
resources), sumber daya alam (natural sources), dan sumber daya lainnya (other resources) untuk
mencapai tujuan.

Suatu perencanaan adalah suatu aktivitas integrative yang berusaha memaksimumkan efektivitas
seluruhnya dari suatu organisasi sebagai suatu sistem, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Perencanaan minimum memiliki tiga karakteristik yaitu:

1. Perencanaan tersebut harus menyangkut masa yang akan datang.


2. Terdapat suatu elemen identifikasi pribadi atau organisasi, yaitu serangkaian tindakan
dimasa yang akan datang dan akan diambil oleh perencana
3. Masa yang akan datang, tindakan dan identifikasi pribadi, serta organisasi merupakan
unsur yang amat penting dalam setiap perencanaan.

1.2 Ciri-ciri Khusus Perencanaan

1. Dalam rangka proses manajemen, maka perencanaan yang dimaksudkan adalah menyusun
rencana untuk mengadakan suatu perubahan. Jika menyusun suatu rencana, maka
maksudnya adalah menyongsong perubahan yang menurut perhitungan akan terjadi
ataupun rencana diadakan dengan harapan agar terjadi perubahan yang diinginkan.
2. Bahwa perencanaan yang dibuat selalu berdasarkan anggapan, rencana selalu berhubungan
waktu yang akan datang.
3. Bahwa manusia adalah faktor yang sangat penting bagi suatu rencana. Ide yang ada
dimaksudkan untuk mempengaruhi orang lain agar mau melaksanakan kegiatan sesuai
dengan perencanaan. Ini berarti bahwa rencana itu hanya dapat berjalan efektif dengan
dukungan kerja sama orang lain.
1.3 Tipe-Tipe Perencanaan

Ada dua tipe perencanaan, sebagai berikut:

1. Rencana-rencana strategik
Strategi adalah program umum untuk pencapaian tujuan organisasi dalam pencapaian misi.
Strategi memberikan pengarahan terpadu bagi organisasi dan berbagai tujuan organisasi.
Perencanaan strategik adalah proses pemilihan tujuan organisasi, penentuan strategi,
kebijaksanaan, dan program-program strategik yang diperlukan untuk tujuan dan
penetapan cara. Tiga alasan penting dalam perencanaan strategi adalah:
a. Perencanaan strategik memberikan kerangka dasar dalam sebuah bentuk
perencanaan lainnya yang harus diambil.
b. Pemahaman perencanaan strategik akan mempermudah pemahaman bentuk
perencanaan lainnya.
2. Rencana Operasional dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Rencana Sekali Pakai
Adalah serangkaian kegiatan terperinci yang kemungkinan tidak berulang dalam
bentuk yang sama diwaktu yang datang. Tipe-tipe perencanaan sekali pakai adalah
sebagai berikut:
 Program
Suatu program meliputi serangkaian kegiatan yang luas, program terdiri
dari:
1. Langkah-langkah pokok yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
2. Satuan atau para anggota organisasi yang bertanggung jawab atas setiap
langkah.
3. Urutan dan waktu setiap langkah.
 Proyek
Adalah rencana sekali pakai yang lebih sempit dan merupakan bagian
terpisah dari program.
 Anggaran
Adalah laporan sumber daya keuangan yang disusun untuk kegiatan tertentu
dalam jangka waktu tertentu.
b. Rencana Tetap
Bentuk umum rencana tetap adalah kebijaksanaan, prosedur, aturan. Rencana ini
sekali ditetapkan akan terus diterapkan sampai perlu dirubah atau dihapuskan, yang
terdiri dari:
 Kebijaksanaan
Para manajer menetapkan kebijaksanaan dikarenakan:
1. Akan meningkatkan efektivitas organisasi.
2. Mencerminkan nilai-nilai pribadi manajer.
3. Menjernihkan sebagai konflik yang terjadi.
 Prosedur standar
Adalah kebijaksanaan dilaksanakan dengan pedoman yang lebih terperinci,
manfaat prosedur standar adalah:
1. Menghemat usaha manajer.
2. Memudahkan pendelegasian wewenang.
3. Memudahkan penempatan tanggung jawab.
4. Menimbulkan cara operasi yang lebih efisien.
5. Memudahkan pengawasan.
6. Penghematan sumber daya manusia.
7. Membantu kegiatan organisasi.
 Aturan
Adalah pernyataan bahwa suatu kegiatan tertentu harus ada, tidak boleh
dilakukan dalam situasi yang berbeda.

1.4 Faktor Waktu Terhadap Perencanaan.

Faktor waktu dalam pembuatan perencanaan memiliki pengaruh sangat besar terhadap
perencanaan, faktor waktu akan mempengaruhi pembuatan perencanaan dalam tiga hal yaitu:

1. Waktu sangat diperlukan dalam melaksanakan perencanaan efektif.


2. Waktu sering diperlukan untuk melanjutkan setiap langkah perencanaan tanpa informasi
yang lengkap tentang variabel-variabel dan alternatif-alternatif, karena waktu diperlukan
untuk mendapatkan data dan memperhitungkan semua kemungkinan.
3. Jumlah waktu yang akan dicapai dalam perencanaan harus dipertimbangkan.
1.5 Ruang Lingkup Perencanaan.

Ruang lingkup perencanaan dipengaruhi oleh dimensi waktu, spasial, dan tingkatan teknis
perencanaan. Ketiga dimensi ini saling berinteraksi dan masing-masing dimensi tersebut sebagai
berikut:

1. Perencanaan dari Dimensi Waktu


a. Perencanaan Jangka Panjang (Long Term Planning)
Perencanaan ini meliputi jangka waktu 4 lebih sampai 8 tahun katas untuk
lingkungan kemendikbud.
b. Perencanaan Jangka Menengah (Medium Term Planning)
Perencanaan ini meliputi jangka waktu 1 tahun lebih sampai dengan 4 tahun untuk
lingkungan kemendikbud. Perencanaan jangka menengah ini merupakan
penjabaran atau uraian perencanaan jangka panjang.
c. Perencanaan Jangka Pendek (Short Term Planning)
Jangka waktunya kurang maksimal 1 tahun untuk kemendikbud. Perencanaan
jangka pendek tahunan disebut juga perencanaan operasional tahunan.
2. Perencanaan dari Dimensi Spasial
Perencanaan dilihat dari dimensi spasial adalah perencanaan yang memiliki karakter yang
terkait dengan ruang dan batas wilayah. Dimensi spasial ini meliputi:
a. Perencanaan Nasional
Perencanaan nasonal adalah suatu proses penyusunan perencanaan berskala
nasional sebagai consensus dan komitmen seluruh rakyat Indonesia yang terarah,
terpadu menyeluruh untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur,
memperhitungkan dan memanfaatkan sumber daya nasional dan memerhatikan
perkembangan internasonal.
b. Perencanaan Regional
Perencanaan Regional ialah pilihan antar sektor dan hubungan antar sektor dalam
suatu wilayah sehingga disebut sebagai perencanaan daerah atau wilayah. Misalnya,
Propeda dan perencanaan pendidikan di provinsi/kabupaten/kota.
c. Perencanaan Tata Ruang
Perencanaan Tata Ruang adalah ekpresi geografis yang merupakan cermin lingkup
kebijakan yang dibuat dalam masyarakat terkait dengan perekonomian, social, dan
kebudayaan mereka

1.6 Filsafat Perencanaan

Sekurang-kurangnya ada empat filsafat perencanaan, yaitu Filsafat Sintetis (synthetis),


Rasionalisme (rasionalism), Pengembangan Organisasi (organizational development), dan
Empirisme (empiricism)

1. Sintesis
Manheim (1949) memandang perencanaan sebagai suatu cara berpikir dan Dahl & Linblon
(1953) memandang perencanan sebagai suatu proses pengambilan keputusan. Etzioni
(1969) memandang prencanaan sebagai proses psikologis dalam bentuk pembelajaran yang
menekankan pada transaksi interpersonal.
2. Rasionalisme
Menurut paham rasionalisme, perencanaan dipandang sebagai suatu bentuk pengambilan
keputusan, suatu proses yang mengikuti langkah-langkah procedural dalam pengambilan
keputusan.
3. Pengembangan Organisasi
Benis (1969) berpendapat bahwa perencanaan menurut pandangan pengembangan
organisasi adalah sebagai salah satu metode perencanaan, yaitu proses pembelajaran
mengenai kesadaran dan prilaku anggota organisasi.
4. Empirisme
Penganut empirisme membagi teori perencanaan atas (1) aliran yang memusatkan
perhatiannya pada aspek politik dan realitas fungsi ekonomi pada skala nasional, dan (2)
aliran yang memfokuskan perhatiannya pada berbagai studi politik pembangunan kota.

1.7 Jenis-jenis Perencanaan

Perencanaan mencakup banyak variasi atau jenis. Beberapa variasi tersebut adalah visi, misi,
tujuan, strategi, kebijakan, prosedur, dan aturan.

1. Visi (vision)
Visi menggambarkan kondisi masa depan yang diwujudkan melalui pelaksanaan sejumlah
misi. Visi organisasi sangat bergantung pada pemimpin, bila pemimpin memliki komitmen
yang tinggi terhadap organisasi, maka segala bentuk kegiatan yang direncanakan sebelumnya
dapat direalisasikan dengan menentukan siapa pelaksana, mengapa harus melaksanakan,
mengapa hal itu penting, bagaimana merealisasikan janji kepada pelanggan dan pedoman
prilaku yang mengatur, serta bagaimana berbuat.
2. Misi (mission)

Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya
mewujudkan Visi. Dalam operasionalnya orang berpedoman pada pernyataan misi yang
merupakan hasil kompromi interpretasi Visi. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk
dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian Visi.

3. Tujuan (Objective)
Tujuan yang diinginkan harus dirumuskan dengan sejelas-jelasnya agar dapat dipahami
dan ditafsirkan dengan mudah oleh orang lain. Tujuan yang diinginkan itu juga harus wajar,
rasional, ideal, dan cukup menantang untuk diperjuangkan dan dapat dicapai oleh orang
banyak. Tegasnya, tujuan yang diinginkan itu harus ditetapkan supaya perencanaan itu
tidak mengambang.
4. Strategi (strategy)
Stra tegi pada hakikatnya merupakan interpretative planning yang dibuat dengan
memperhitungkan rencana saingan. Penyusunan strategi didasarkan atas pemanfaatan
keunggulan-keunggulan dari pada saingan. Celah-celah kelemahan saingan harus
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga kita unggul dalam persaingan tersebut.
Strategi yang dilaksanakan tidak boleh diketahui saingan agar tidak ada kontra strategi dari
pihak-pihak saingan (top secret)
5. Kebijakan (policy)
Kebijakan adalah suatu jenis rencana yang memberikan bimbingan berpikir dan arah dalam
pengambilan keputusan. Sering kali kebijakan merupakan pernyataan tidak tertulis dari
manajer. Dengan kebijakan, maka rencana akan semakin baik dan menjuruskan daya pikir
dari pengambil keputusan kearah tujuan yang diinginkan. Kebijakan membatasi
pengambilan keputusan dalam wilayah tertentu dan memastikan agar keputusan tersebut
konsisten dan mengarah pada tujuan organisasi. Kebijakan memberi ruang pada inisiatif
dalam pengambilan keputusan, kebijakan umum terdiri atas program dan anggaran.
Melayu S.P Hasibuan menjelaskan tingkat-tingkat kebijakan yaitu sebgai berikut:
a. Kebijakan Pokok, dibuat oleh manajer puncak atau oleh pemilik perusahaan. Pada
tingkat ini perencanaan lebih bersifat membimbing ke arah pemmikiran untuk
manajerial yaitu memberikan petunjuk serta menggariskan secara umum, baik
mengenai tujuan maupun cara yang ditempuh.
b. Kebijakan Umum, yang dibuat oleh manajer madya. Pada tingkat ini, perencanaan lebih
bersifat administrative yaitu sudah lebih jelas menunjukan cara-cara bagaimana tujuan
dan cara yang telah digariskan dalam perencanaan yang bersifat bersifat direktif dapat
dilaksanakan sebaik-baiknya.
c. Kebijakan bagian, yang dibuat oleh manajer lini dan atau mandor. Dalam tingkat ini
setiap anggota kelompok lebih banyak mempunyai tugas menghasilkan sehingga tugas
itu berifat operatif, yaitu pekerjaan yang harus berakhir dengan menghasilkan sesuatu
yang kongkret.

6. Prosedur (procedure)
Prosedur merupakan jenis rencana, karena prosedur menunjukan pemilihan cara bertindak
dan berhubungan dngan aktivitas masa depan. Prosedur benar-benar merupakan petunjuk
untuk tindakan dan bukan cara berpikir. Prosedur memebrikan detail tindakan, sehingga
suatu aktivitas tertentu harus dilaksanakan, biasanya prosedur dijelaskan secara kronologis.
Prosedur yang bersifat umum berlaku untuk organisasi secara keseluruhan. Selanjutnya
prosedur umum diturunkan ke prosedur yang lebih spesifik yang berlaku untuk bagian yang
lebih kecil misalnya prosedur untuk divisi atau departemen. Prosedur merupakan
penjelasan yang lebih rici dari kebijakan organisasi dan kemudian dikembangkan untuk
memperjelas langkah-langkah yang akan dilakukan oleh karyawan.
7. Peraturan (rule)
Rule adalah rencana tentang peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dan harus ditaati.
Rule kadang-kadang timbul oleh prosedur tetapi keadaanya tidak sama. Perbedaannya, rule
tidak menurut urutan-urutan sedangkan prosedur berdasarkan urutan. Persamaannya rule
dan prosedur sama-sama memberikan bimbingan untuk bertindak yang baik.
1.8 Fungsi dari Perencanaan

Perencanan berfungsi sebagai arahan, perencanaan meminimalkan dampak dari perubahan,


perencanaan meminimalkan pemborosan dan kesia-siaan, serta perencanaan menetapkan standar
dalam pengawasan kualitas.

1. Perencanaan sebagai Pengarah


Perencanaan akan menghasilkan upaya untuk meraih sesuatu dengan cara yang lebih
terkoordinasi. Perusahaan yang tidak menjalankan perencanaan sangat mungkin untuk
mengalami konflik kepentingan, pemborosan sumber daya, dan ketidak berhasilan dalam
pencapaikan tujuan karena bagian-bagian dari organisasi yang jelas dan terarah,
perencanaan dalam hal ini memegang fungsi pengarahan dari apa yang harus dicapai oleh
organisasi.
2. Perencanaan sebagai Minimalisasi Ketidakpastian
Pada dasarnya segala sesuatu di dunia ini akan mengalami perubahan. Tidak ada yang tidak
berubah kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan sering kali sesuai dengan apa yang kita
perkirakan, akan tetapi tidak jarang pula malah diluar perkiraan kita, sehingga
menimbulkan ketidakpastian bagi perusahaan. Ketidakpastian inilah yang coba diharapkan
ketidakpastian yang mungkin akan terjadi di masa yangakan datang dapat diantisipasi jauh-
jauh hari.
3. Perencanaan sebagai Minimalisasi Pemborosan Sumber Daya
Perencanaan juga berfungsi sebagai minimalisasi pemborosan sumber daya organisasi
yang digunakan. Jika perencanaan dilakukan dengan baik, maka jumlah sumber daya yang
diperlukan, dengan cara bagaimana penggunaannya, dan untuk penggunaan apa saja
dengan lebih baik dipersiapkan sebelum kegiatan dijalankan. Dengan demikian,
pemborosan yang terkait dengan penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan akan
bisa diminimalkan sehingga tingkat efisiensi dari perusahaan menjadi meningkat.
4. Perencanaan sebagai Penetapan Standar dalam Pengawasan Kualitas
perencanaan berfungsi sebagai penetapan standar kualitas yang harus dicapai oleh
perusahaan dan diawasi pelaksanaannya dalam fungsi pengawasan manajemen. Dalam
pelaksanaan perencanaan, perusahaan menentukan tujuan danrencana-rencana untuk
mencapai tujuan tersebut. Dalam pengawasan, perusahaan membandingkan antara tujuan
yang ingin dicapai dengan realisasi di lapangan dan membandingkan nya antara standar
yang ingin dicapai dengan realisasi di lapangan.

1.9 Persyaratan Perencanaan (planning Requirements)

a. Faktual atau Realistis. Perencanaan yang baik perlu memenuhi persyaratan faktual atau
realistis, artinya apa yang dirumuskan oleh perusahaan sesuai dengan fakta dan wajar untuk
dicapai dalam kondisi tertentu yang dihadapi perusahaan.
b. Logis dan Rasional. Perencanaan yang baik juga perlu untuk memenuhi syarat logis dan
rasional. Artinya apa yang dirumuskan dapat diterima oleh akal, dan oleh sebab itu maka
perencanaan tersebut dijalankan.
c. Fleksibel. Perencanaan yang baik juga tidak berarti kaku dan kurang fleksibel. Perencanaan
yang baik justru diharapkan tetap dapat beradaptasi dengan perubahaan di masa yang akan
datang, sekali pun tidak berarti bahwa planning dapat kita ubah seenaknya.
d. Komitmen. Perencanaan yang baik harus merupakan dan melahirkan komitmen terhadap
seluruh anggota organisasi untuk bersama-sama berupaya mewujudkan tujuan organisasi.
e. Komprehensif. Perencaan yang baik juga harus memenuhi syarat komprehensif artinya
menyeluruh dan mengakomodasi aspek-aspek yang terkait langsung maupun tak langsung
terhadap perusahaan.

1.10 Tahapan-Tahapan Dalam Perencanaan

Dalama melakukan perencanaan, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh para perencana
agar dapat gambaran yang jelas tentang tindakan apasaja yang seharusnya dikerjakan untuk
mencapai tujuan. Tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut:

1. Identifikasi dan Perumusan Masalah


Identifikasi adalah menguraikan atau menjelaskan berbagai unsur atau elemen pada objek
tertentu sebagai contoh organisasi ingin meningkatkan pendapatannya dimasa depan.
Dengan demikian, objek pembahasannya adalah pendapatan.
Perumusan masalah adalah menyimpulkan beberapa variabel yang dianggap dapat
mempengaruhi keberadaan suatu objek yang dijadikan sebagai sasaran untuk memenuhi
keinginan organisasi.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan Data dilakukan sebagai upaya untuk menghimpun atau menyusun data-data
yang diperlukan guna mendukung terwujudnya keinginan-keinginan yang ingin dicapai
dimasa mendatang sebagai contoh seorang entrepreneur yang menjalankan suatu bisnis
menginginkan tahun depan bisa memperoleh keuntungan sebesar 500 juta.
3. Analisis Data
Analisis Data diperlukan peramalan yang tepat seperti bagaimana kondisi ekonomi, social,
politik, kebijakan pemerintah, pekerja, konsumen serta pesaing dimasa depan. Apabila
memiliki informasi-informasi tersebut, organisasi akan lebih mudah memperkirakan
kondisi dimasa depan.
4. Penetapan Sasaran
Sasaran adalah objek yang ditentukan oleh organisasi untuk dicapai. Agar bisa menetapkan
sasaran, organisasi harus memakai beberapa variabel yang dijelaskan dalam kegiatan
identifikasi masalah. Karena ada lebih dari satu variabel, organisasi perlu memilih salah
satu variabel yang dianggap paling penting untuk mencapai sasaran.
5. Penetapan Strategi
Strategi adalah cara yang dapat dilakukan oelh organisasi untuk mewujudkan tujuan yang
telah ditetapkan. Cara yang dapat dilakukan untuk mewujudkan tujuan adalah dengan
menetapkan besarnya sumber-sumber daya serta yang dibutuhkan untuk mengerjakan dan
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan.

1.11 Proses Perencanaan

Ada beberapa tindakan atau langkah yang harus dilalui dalam tingkatan proses perencanaan adalah
sebagai berikut:

1. Menetapkan Tugas dan Tujuan


Tugas dan tujuan adalah dua pengertian yang berhubungan erat sekali, bila melaksanakan
tugas pasti ada yang menjadi tujuan kegiatan. Sebaliknya suatu tujuan tidak akan tercapai
bila tidak melakukan aktivitas yaitu melakukan suatu tugas. Dalam membuat suatu rencana
harus menetapkan tugas yang dimaksudkan bahwa kegiatan yang harus dijalankan, seperti
memproduksi, mengangkut, menjual dan lain sebagainya.
2. Mengobservasi dan Menganalisis
Setelah tugas dan tujuan sudah ditetapkan selangkah selanjutnya adalah mencapai atau
mengobservasi factor yang mempermudah untuk mencapai tujuan.segala kekuatan,
kelemahan, kemudahan, dan hambatan perlu diindentifikasi untuk mengukur kemampuan
organisasi dalam mencapai tujuan. Bila factor itu sudah diketahui maka akan dapat
membantu organisasi mencapai sasaran yang diinginkan.
3. Mengidentifikasi Alternatif
Tersedianya bahan yang diperoleh pada langkah terdahulu memberikan perencana dapat
membuat beberapa alternative untuk mencapai tujuan perusahaan. Pemahaman posisi
perusahaan sekarang ini adalah sangat penting karena tujuan dan rencana menyangkut
masa yang akan datang, alternative dapat diurutkan atas dasar prioritas, misalnya lama
waktu penyelesaian, biaya yang dibutuhkan dan lain sebagainya.
4. Membuat Sintesis
Terdapat beberapa alternative untuk mencapai tujuan yang memaksa pembuat rencana
harus memilih berbagai alternative. Pemilihan salah satu kemungkinan sering kali tidak
tepat sebab masing-masing alternative selalu mengandung unsur yang baik karena
disamping adanya sela-sela negative nya, oleh karena ini pembuat rencana harus
mengawinkan atau membuat berbagai kemungkinan itu. Dalam proses perencanaan
meliputi pengembangan berbagai alternative kegiatan untuk mencapai tujuan, penilaian
alternative tersebut pilih yang paling terbaik sebagai prioritas utama.

1.12 Alasan-Alasan Perlunya Perencanaan

Salah satu maksud utama perencanaan adalah melihat bahwa program dan penemuan sekarang
dapat dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan dimasa yang akan
datang. Adanya empat alasan perlunya perencanaan dilakukan, antara lain:

1. Perencanaan sebagai Penentu Arah


Maksudnya rencana memberikan arah kepada karyawan organisasi itu dan apa yang harus
mereka sumbangkan untuk mencapai sasaran, mereka dapat mengoordinasikan aktivitas,
bekerja sama dalam satu tim.
2. Perencanaan Mengantisipasi Dampak Perubahan
Maksudnya encana memberikan dorongan untuk melihat jauh ke depan, mengantisipasi
perubahan, pertimbangan dari dampak perubahan.
3. Perencanaan Memperkecil Pemborosan
Maksudnya perencanaan dapat mengurangi pemborosan, tumpang tindih kegiatan,
koordinasi sebelum terjadi akan cenderung menunjuk pada pemborosan dan berlebihan.
4. Perencanaan sebagai Ukuran
Maksudnya perencanaan untuk mengendalikan dalam arti pelaksanaan kegiatan apabila
terjadi penyimpangan maka akan lebih mudah untuk diketahui dan secepatnya akan
diperbaiki.

1.13 Perlatihan
1. Buatlah sebuah perencaan beserta kegiatan yang akan dilaksanakan, dimulai dari persiapan
hingga akhir acara. Sertakan pula manfaat dari perencanaan yang telah dibuat serta tujuan
membuat perencanaan tersebut!

1.14angkuman
1. Perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan
cakupan pencapaiannya
2. Dalam rangka proses manajemen, maka perencanaan yang dimaksudkan adalah menyusun
rencana untuk mengadakan suatu perubahan. Rencana yang dibuat selalu berdasarkan
anggapan, rencana selalu berhubungan dengan waktu yang akan datang. Manusia
merupakan faktor yang sangat penting bagi suatu rencana
3. Tipe-tipe perencanaan yaitu, rencana strategik, dan rencana operasional
4. Faktor waktu dalam pembuatan perencanaan memiliki pengaruh sangat besar terhadap
perencanaan, dimana waktu yang diperlukan dalam melaksanakan perencanaan yang
efektif dan efisien
5. Ruang lingkup perencanaan dipengaruhi oleh dimensi waktu, spasial, dan tingkatan teknis
perencanaan
6. Sekurang-kurangnya ada empat filsafat perencanaan yaitu, sintesis (synthesis),
rasionalisme (rasionalism), pengembangan organisasi (organizational development), dan
empirisme (empiricism)
7. Perencanaan mencakup banyak variasi atau jenis. Beberapa variasi tersebut adalah visi,
misi, tujuan, strategi, kebijakan, prosedur, dan aturan
8. Perencanaan berfungsi sebagai arahan, meminimalkan dampak dari perubahan,
meminimalkan pemborosan dan Kesia-siaan, serta perencanaan menetapkan standar dalam
pengawasan kualitas
9. Persyaratan dalam perencanaan yaitu, factual atau realistis, logis dan rasional, fleksibel,
komitmen, dan komprehensif.
10. Dalam melakukan perencanaan, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan yaitu,
mengidentifikasi dan perumusan masalah, pengumpulan data, analisis data, penetapan
sasaran, dan penetapan strategi
11. Ada beberapa tindakan atau langkah yang harus dilakukan dalam tingkatan perencanaan
yaitu, menetapkan tugas dan tujuan, mengobservasi dan menganalisis, mengidentifikasi
alternatif, dan membuat sintesis.
12. Alasan-alasan diperlukannya sebuah perencanaan yaitu, perencanaan sebagai penentu arah,
perencanaan mengantisipasi dampak perubahan, perencanaan memperkecil pemborosan,
dan perencanaan sebagai ukuran.

1.15 Bacaan Lebih Lanjut

Badrudin. (2013). Dasar-Dasar Manajemen. Bandung: Alfabeta CV.


Effendi, U. (2015). Asas Manajemen. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Fahmi, I. (2015). Pengantar Ilmu Administrasi Bisnis. Bandung: Alfabeta CV.

Herlambang, S. (2013). Pengantar Manajemen; Cara Mudah Memahami Ilmu Manajemen.

Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Nikodemus. (2016). Dasar-Dasar Manajemen; Teori, Definisi, dan Konsep. Yogyakarta: C.V

Andi Offset.

Nuryadin, A. (2012). Manajemen Perusahaan. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.

Relawati, R. (2012). Dasar Manajemen; Pendekatan Aplikasi Bidang Pertanian. Malang: UPT

Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang.

Siswanto. (2015). Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sule, E. T., & Saefullah, K. (2008). Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Usman, H. (2013). Manajemen; Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai