Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


“PERENCANAAN PUBLIK”

Disusun oleh:
Nama Kelompok : 1. Muhammad Imam Rofi’I (202212057)
2. Nia Novitasari (202212105)
3. Charista Velinda Vikasari (202212107)
Mata Kuliah : Akuntansi Sektor Publik

PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2023/2024

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Saya panjatkan puja puji syukur atas berkat rahmat dan hidayah-nya saya dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah tentang Perencanaan Publik.

Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik.
Makalah ini sudah saya susun dengan maksimal. Terlepas dari itu, saya menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari
Bapak/ Ibu dosen serta dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para
pembaca.

2
DAFTAR ISI

3
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu perencanaan publik ?
2. Apa saja sistem perencanaan publik ?
3. Apa saja siklus perencanaan publik ?
4. Sebutkan teknik perencanaan publik ?
5. Sebutkan contoh praktek perencanaan publik ?

4
BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 TEORI PERENCANAAN PUBLIK
Perencanaan (planning) adalah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi,
yaitu menentukan strategi untuk pencapaian tujuan tersebut secara menyeluruh serta
merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan
mengoordinasikan seluruh pekerjaan organisasi, hingga tercapainya tujuan organisasi
(Robbins dan Coulter, 2002). Perencanaan dapat dilihat dari 3 hal, yaitu prose, fungsi
manajemen, dan pengambilan keputusan. (Ernie dan Kurniawan, 2005) :
 Dari sisi proses, fungsi perencanaan adalah sebagai proses dasar yang digunakan
untuk memilih tujuan dan menentukan bagaimana tujuan tersebut akan dicapai.
 Dari sisi fungsi manajemen , perencanaan adalah fungsi di mana pimpinan
menggunakan pengaruh dan wewenangnya untuk menentukan atau mengubah tujuan
serta kegiatan organisasi.
 Dari sisi pengambilan keputusan, perencanaan merupakan pengambilan keputusan
jangka panjang atau yang akan datang mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana
melakukannya, kapan, dan siapa yang akan melakukannya. Dalam perencanaan.
keputusan yang diambil belum tentu sesuai dengan tujuan sebelumnya hingga
implementasi perencanaan tersebut dibuktikan di kemudian hari.
Inti dari perencanaan adalah bagaimana mengantisipasi masa depan berdasarkan tujuan
yang ditetapkan. Jadi, aspek yang terkandung dalam perencanaan adalah perumusan tujuan
dan cara mencapai tujuan tersebut dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
Perencanaan dibedakan menjadi dua, yaitu perencanaan sektoral dan perencanaan
nasional/regional. Berdasarkan dimensi pendekatan dan koordinasi, perencanaan pem-
bangunan terdiri dari (a) perencanaan makro; (b) perencanaan sektoral; (c) perencanaan
regional, dan (d) perencanaan mikro.
Perencanaan pembangunan makro adalah perencanaan pembangunan nasional dalam
skala makro atau menyeluruh. Perencanaan makro ini dilakukan dengan melihat dan
memperhitungkan secara cermat keterkaitannya dengan perencanaan sektoral serta regional.
Perencanaan sektoral adalah perncanaan yang dilakukan dengan pendekatan sektor, yaitu
kumpulan dari kegiatan atau program yang mempunyai persamaan karakteristik serta tujuan.
Pembagian menurut klasifikasi fungsional, seperti sektor, dimaksudkan untuk mempermudah
perhitungan dalam mencapai sasaran makro. Pendekatan ini berbeda dengan pendekatan
perencanaan lainnya, terutama karena bertumpu pada lokasi kegiatan. Perencanaan dengan
dimensi di mana kegiatan dilakukan.
Perencanaan mikro adalah perencanaan skala terinci dalam perencanaan tahunan yaitu
penjabaran rencana makro, sektoral, maupun regional ke dalam susunan proyek dan kegiatan
dengan berbagai dokumen perencanaan serta penganggarannya. Perencanaan ini merupakan
unsur yang sangat penting karena pada dasarnya pencapaian tujuan dan saun pembangunan
sangat tergantung pada implementasi dari rencana di tingkat mikro. Bagi organisasi yang
bergerak dalam sektor publik, khususnya pelayanan publik perencanaan tidak akan terlepas
dari ketersediaan data pembangunan.

5
 Fungsi Perencanaan
Fungi perencanaan adalah kegiatan menetapkan tujuan organisasi dan diku dengan
pembuatan berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut. Secara
singkat, berdasarkan rangkuman dari beberapa pustaka (seperti Bryson, 1988, Bryson dan
Einsweiler, 1988, Gordon, 1993; Djunaedi, 1995), perencanaan strategis untuk sektor publik
mempunyal karakteristik sebagai berikut :
1) Dipisahkan antara rencana strategis dan rencana operasional.
2) Penyusunan rencana strategik melibatkan secara aktif semaa stakeholders di
masyarakat.
3) Tidak semua isu atau masalah dipilih untuk ditangani
4) Kajian lingkungan internal dan eksternal secara kontinu dilakukan agar pemilihan
strategi selalu "diperbaharui" berkaitan dengan peluang serta ancaman di
lingkungan luar, dan mempertimbangkan kekuatan serta kelemahan yang ada di
lingkungan internal.
Karakteristik perencanaan strategic

Rencana Strategik

Rencana
operasional

Tindakan / aksi
2.2 SISTEM PERENCANAAN PUBLIK
Ada dua jenis rencana, yaitu: (1) Rencana strategik yang disusun untuk mencapa
tujuan umum organisasi, yaitu pelaksanaan misi organisasi, dan (2) rencana operasional yang
merupakan rincian tentang bagaimana rencana strategik dilaksanakan.
a. Rencana strategik, yang juga sering disebut perencanaan jangka panjang (long range
planning), adalah proses pengambilan keputusan yang menyangkut tujuan jangka panjang
organisasi, kebijakan yang harus diperhatikan, serta strategi yang haras dijalankan untuk
mencapai tujuan tersebut. Singkatnya, perencanaan strategic adalah proses perencanaan
jangka panjang yang sudah diformalkan dan digunakan untuk merumuskan tujuan
organisasi serta cara menghadapinya.
b. Rencana operasional, terdiri dari (1) rencana sekali pakai (single use plan), yakni rencana
yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu dan segera dibubarkan setelah tujuan itu
tercapai; dan (2) rencana permanen (standing plans), yakni pendekatan yang sudah
distandardisasi untuk menghadapi situasi berulang dan dapat diramalkan sebelumnya.
Sistem perencanaan mencakup lima pendekatan dalam seluruh rangkaian
perencanaan, yaitu :
1) Politik
2) Teknokratik
3) Partisipatif

6
4) Atas-bawah (top-down)
5) Bawah-atas (bottom-down)
Pendekatan politik dalam organisasi pemerintahan memandang pemilihan
Presiden/Kepala Daerah sebagai proses penyusunan rencana, karena rakyat pemilihan
menentukan pilihannya berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan
masing-masing calon Presiden/Kepala Daerah.
Perencanaan menurut pendekatan teknokratik dilaksanakan dengan menggunakan
metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja. Perencanaan menurut
pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan
(stakeholders) terhadap pembangunan. Pelibatan mereka ditujukan untuk mendapatkan
aspirasi dan menciptakan rasa memiliki. Sedangkan pendekatan atas-bawah dan bawah-atas
dalam perencanaan dilaksanakan menurut jenjang yang ada di dalam organisasi. Rencana
yang berasal dari hasil proses atas-bawah dan bawah-atas diselaraskan melalui musyawarah
yang dilaksanakan baik di tingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, maupun
Desa.
Perencanaan pembangunan terdiri dari empat tahapan, yaitu :
1) Penyusunan rencana
2) Penetapan rencana
3) Pengendalian pelaksanaan rencana
4) Evaluasi pelaksanaan rencana
Keempat tahapan tersebut diselenggarakan secara berkelanjutan untuk membentuk satu siklus
perencanaan yang utuh. Pengendalian atas pelaksanaan rencana pembangunan dimaksudkan
untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam dokumen
perencanaan melalui kegiatan koreksi dan penyesuaian. Hal ini dilakukan oleh pimpinan unit
organisasi selama pelaksanaan rencana tersebut.
Evaluasi pelaksanaan rencana adalah bagian dari kegiatan perencanaan pembangunan
yang secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data serta informasi untuk menilai
pencapaian sasaran, tujuan, dan kinerja pembangunan. Evaluasi ini dilaksanakan berdasarkan
indikator dan sasaran kinerja yang tercantum dalam dokumen rencana pembangunan.
Indikator dan sasaran kinerja mencakup masukan (input), keluaran (output), hasil (result).
manfaat (benefit), dan dampak (impact).
2.3 SIKLUS PERENCANAAN PUBLIK
Unsur pengambilan keputusan yang sangat penting dalam perencanaan adalah proses
mengembangkan dan memilih langkah-langkah yang akan diambil untuk menghadapi
masalah yang dialami organisasi sektor publik. Pimpinan harus mengambil keputusan tentang
ramalan situasi yang akan terjadi di masa depan.
Dalam mencapai perencanaan yang efektif, ada banyak hal yang sering kali menjadi
halangan seperti:
 Kegagalan manajemen dalam memahami sistem yang diterapkan di sekitar area
organisasi
 Kurangnya dukungan manajemen terhadap sistem perencanaan. Pimpinan kurang
mendukung dan berperan serta dalam segala kegiatan.
 Kegagalan memahami peran penting perencanaan dalam proses manajemen.
Siklus perencanaan mengikutsertakan semua aspek perencanaan ke dalam satu proses
yang terpadu. Siklus perencanaan ini akan mengawal perjalanan rencana tersebut dengan
matang, terfokus dengan baik, ulet, hemat biaya, dan praktis.

7
2.3.1. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Tahun Lalu dan Penetapan Prosedur
Perencanaan
Dengan evaluasi ini, gambaran tentang pelaksanaan aktivitas dapat ditentukan mana
yang telah berjalan dengan baik atau yang kurang optimal, sehingga perencana bisa
menyusun strategi perencanaan baru yang bisa meningkatkan kualitas pelaksanaan dari
kegiatan- kegiatan yang kurang optimal serta mempertahankan pelaksanaan kegiatan yang
sudah berjalan baik. Setelah melakukan evaluasi atas pelaksanaan aktivitas tahun lalu,
ditetapkan prosedur perencanaan.

Siklus Perencanaan Publik :


1. Evaluasi hasil
pelaksanaan tahun lalu
dan penetapan prosedur
pencarian
13. Penetapan 2. Organisasi
dokumen pendukung
perencanaan perencanaan

12. Pembahasan 3. Penetapan


draft dokumen asumsi
perencanaan perencanaan

4. Kriteria
11. Penyelesaian
evaluasi hasil
draft dokumen
perencanaan
perencanaan
(SPM)

10. Penentuan 5. Penyusupan


usulan rencana indikator
program kerja program

6. Penyusunan
9. Penentuan
kertas kerja
draft skala
perencanaan
prioritas dan
strategi dan
plafon anggaran
program
7. Partisipasi
8. Penentuan
masyarakat
usulan
dalam
perencanaan
perencanaan
strategik
(musrenbang)

Penentuan prosedur perencanaan merupakan hal yang penting dalam siklus


perencanaan. Prosedur yang baik dan benar akan memberikan arahan yang tepat demi meraih
keberhasilan proses perencanaan.
2.3.2. Organisasi Pendukung Perencanaan
Strategi perencanaan dari hasil evaluasi tahun lalu dan prosedur perencanaan akan
dapat dilaksanakan oleh organisasi pendukung perencanaan. Dengan kata lain, melalui
organisasi langkah-langkah pelaksanaan perencanaan akan dilakukan.
2.3.3. Penetapan Asumsi Perencanaan
Setelah dilakukan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan tahun lalu, hasil dari evaluasi
tersebur akan digunakan sebagai dasar dalam membuat asumsi perencanaan untuk tahun
berjalan.
2.3.4. Kriteria Evaluasi Hasil Perencanaan

8
Agar perencanaan dapat dijalankan sesuai dengan prosedur pelaksanaan dan hasil
yang telah tapkan, perlu disepakati terlebih dahulu berbagai kriteria evaluasi hasil Kriteria
inilah yang dapat menilai apakah hasil perencanaan dikatakan berhasil atau tidak.

2.3.5. Penyusunan Indikator Program


Indikator program ini akan mengkerangkai bagaimana input, benefit, outcome, output,
dan impact suatu program harus dijalankan. Dengan demikian, pelaksana program akan dapat
dikendalikan semaksimal mungkin. Tahapan pelaksanaan perencanaan publik akan dibahas
berikut ini :
 Pembuatan kertas kerja perencanaan strategi dan program
 Partisipasi masyarakat dalam perencanaan (musrenbang)
 Penentuan usulan perencanaan startegik
 Penentuan draft skala prioritas dan plafon anggaran
 Penentuan usulan rencana program kerja
 Penyelesaian draft dokumen perencanaan
 Pembahasan draft dokumen perencanaan
 Penetapan dokumen perencanaan

2.4 TEKNIK PERENCANAAN PUBLIK


Dalam hal ini, struktur atas (top manajer) akan melaksanakan perencanaan yang
terwujud dalam bentuk penetapan tujuan, misi, sasaran, dan strategi organisasi. Sedangkan
struktur menengah (middle manager) dan struktur bawah (lower manager) akan
melaksanakan perencanaan yang terwujud dalam bentuk pelaksanaan program, proyek, dan
prosedur. Dalam buku The Practice of Local Government Planning (So, Frank S., and Judith
Getzels, 1988) disebutkan mengenai lima langkah utama dalam proses perencanaan, terutama
tingkat perencanaan dan manajemen secara umum, yakni :
a) Tujuan Dasar (Basic Goals): Menetapkan tujuan dasar pemerintah daerah (seperti
"apakah kita menginginkan perkembangan?" dan "bagaimana?").
b) Studi dan Analisis (Study and Analysis): Studi tentang penggunaan lahan, demografi,
transportasi, karakteristik ekonomi, dan kecenderungan yang ada pada pemerintah
daerah bersangkutan. Analisis lingkungan dan keterbatasan ekonomi.
c) Rencana atau Persiapan Kebijakan (Plan or Policy Preparation): Membangun sebuah
rencana atau pernyataan kebijakan yang menyebutkan bagaimana, di mana, dan kapan
suatu organisasi akan dibangun.
d) Implementasi dan Pengaruh (Implementation and Effectuation): Menggunakan alat,
seperti peraturan tentang zoning (zona) dan peraturan subdivisi/pembangunan lahan,
teknik manajemen pertumbuhan, dan program peningkatan modal untuk
melaksanakan rencana dalam bentuk pernyataan kebijakan.
e) Pemantauan dan Upan Balik (Monitoring and Feedback): Memantau pencapaian
rencana. Menyesuaikan alat pelaksanaan jika diperlukan.

Dalam buku yang sama, disebutkan juga bahwa perencanaan publik terdiri atas tiga
tahapan:
1) Memeriksa inventaris dan kecenderungan dalam konsumen/masyarakat
2) Memperkirakan "permintaan"
3) Merencanakan fasilitas dan pelayanan berdasarkan kapasitas yang dimiliki untuk
mengakomodir permintaan di masa depan.
Secara lebih detail, ada sembilan langkah dalam proses perencanaan publik yaitu :

9
1. Menggunakan inventaris dan mengidentifikasi kecenderungan dalam
konsumen/masya- rakat, seperti penggunaan lahan, demografi, ekonomi, dan
karakteristik transportasi
2. Memperkirakan kecenderungan atas dasar "bagaimana jika" ("what if").
3. Mengidentifikasi tujuan dan sasaran dengan partisipasi publik yang ekstensif
4. Memformulasikan pengujian dan membandingkan kebijakan dengan rencana
alternative
5. Membandingkan dan mengevaluasi kebijakan dan rencana alternatif. Meneliti tingkat
kesesuaian antara tujuan dan sasaran dengan lingkungan secara fiskal, politik, dan
legal.
6. Menyeleksi kebijakan atau rencana yang paling dapat diterima. Mereview perkiraan
dan asumsi terkait untuk menetapkan (a) bagaimana kesamaan perencanaan dengan
data yang diperoleh pada tahap pertama, dan (b) seberapa besar kompromi yang
diperlukan untuk menyeleksi rencana yang paling dapat diterima
7. Mempersiapkan unsur-unsur rencana secara detail (misalnya, untuk perumahan:
transportasi dan penggunaan lahan).
8. Melaksanakan rencana melalui sarana (mean) publik maupun swasta
9. Mengevaluasi rencana secara terus-menerus dan proses yang dilakukan.
Menyesuaikan pengukuran pelaksanaan dan perencanaan kembali apabila diperlukan.
Namun secara garis besar, ada empat langkah dasar perencanaan yang dapat dipakai
untuk semua kegiatan perencanaan pada semua jenjang organisasi. Langkah-langkah
tersebut adalah :
1) Menetapkan sasaran
2) Merumuskan posisi organisasi pada saat ini
3) Mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat menuju sasaran
4) Menyusun langkah-langkah untuk mencapai sasaran
Sebagai contoh, dalam praktek perencanaan pemerintah daerah, ada 5 ragam tingkatan
perencanaan, yaitu :
I. Perencanaan Komprehensif (Comphrehensive plans)
Perencanaan komprehensif dalam lingkup geografis biasanya berupa wilayah
organisasi secara keseluruhan, skala waktunya biasanya jangka panjang, dan unsurnya
tertuju pada demografi, pembangunan ekonomi, transportasi, penggunaan lahan,
fasilitas masyarakat, kegunaan publik, karakteristik/keterbatasan lingkungan, dan pel
rekreasi.
II. Perencanaan Sistem (System Plans)
Perencanaan sistem mengatur kebijakan dan program untuk jaringan kerja khusus da
fasilitas masyarakat, seperti sistem pembuangan limbah.
III. Perencanaan di Tingkat Daerah (District Plans) – Area Perencanaan
Perencanaan daerah biasanya sesuai dengan subjek dalam perencanaan komprehensif.
Dalam bentuk yang lebih detail dan lingkup geografis yang terbatas, perencanaan
berfokus pada salah satu bagian dari daerah bersangkutan.
IV. Perencanaan Subsistem (Subsystem Plans)
Perencanaan subsistem adalah perencanaan yang secara teknis lebih detail untuk
subsistem dari fasilitas komunitas secara luas.
V. Perencanaan Tempat
Perencanaan tempat adalah perencanaan untuk menentukan tempat atau kompote
khusus dari fasilitas komunitas secara luas, seperti perawatan tumbuhan atau
perawatan.

10
2.5 CONTOH PRAKTEK PERENCANAAN PUBLIK
a. Pemerintah Pusat
Untuk menyusun Rencana Kerja Pemerintah Pusat yang berfungsi sebagai dokumen
perencanaan tahunan nasional, pemerintah perlu menyelenggarakan Musrenbang Pusat,
Musrenbang Provinsi, dan Musrenbang Nasional.
Tahapan dalam sistem perencanaan nasional adalah:
 Tahap Persiapan Perencanaan
 Tahap Perencanaan dan Anggaran
 Tahap Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan dan Belanja Negara
 Tahap Pelaporan dan Pertanggungjawaban

Musrenbang Pusat dilakukan pada bulan Maret yang menghasilkan beberapa hal pokok
Rancangan yang antara lain:
 Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
 Rencana Rancangan Rencana Pembangunan Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-
KL). Acuannya adalah Jangka Menengah (RPJM) Nasional yang sedang berlaku.
 Pesertanya adalah seluruh Kementerian/Lembaga Pemerintah Non-Departemen dan
seluruh Gubernur (u.p. Kepala Bappeda Provinsi) sebagai peninjau.

Musrenbang Nasional (Musrenbangnas) . dilaksanakan pada bulan April. Pada tahap ini, hasil
Musrenbang Provinsi disampaikan kepada seluruh Kementerian/Lembaga, Gubernur, dan
Kepala Bappeda Provinsi untuk disepakati sebagai program prioritas pembangunan nasional,
prioritas pendanaan RAPBN, dan rancangan akhir RKP untuk disampaikan serta dibahas
dalam sidang kabinet. (Sumber: WOMEN RESEARCH INSTITUTE (WRI), http://
www.wri.or.id/)

b. Pemerintah Daerah

Dalam rangka menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang berfungsi sebagai dokumen
perencanaan tahunan, Pemerintah Daerah perlu menyelenggarakan forum Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) secara berjenjang, mulai dari tingkat desa/
kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, hingga tingkat Provinsi, termasuk menyelenggarakan
Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah/Provinsi, Kabupaten dan Kota (Forum SKPD).

Berikut ini adalah dokumen perencanaan dihasilkan berdasarkan dimensi waktu:


a) Rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJP Daerah), yang berjangka
waktu 20 tahun yang ditetapkan dengan Perda;
b) Rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJM Daerah), yang
berjangka waktu 5 tahun yang ditetapkan dengan Perda
c) Rencana kerja pembangunan daerah (RKPD) yang merupakan penjabaran dari
RPJM daerah untuk jangka waktu 1 tahun dengan mengacu pada rencana kerja
Pemerintah Pusat.

11
Tahap Persiapan Perencanaan Daerah
Pada tahap ini, Kepala Pemerintahan mulai dari tingkat Desa/Lurah hingga Provinsi
menetapkan Tim Penyelenggara Musrenbang. Tim inilah yang akan menyusun jadwal serta
agenda Musrenbang, mengumumkan, atau mengundang minimal 7 hari sebelum kegiatan
dilaksanakan agar peserta dapat melakukan pendaftaran. Tim ini juga yang akan menyiapkan
materi serta notulen pertemuan. Musrenbang ini merupakan forum untuk menjaring aspirasi
masyarakat.

Para pesertanya adalah mereka yang menjadi delegasi Musrenbang Kecamatan dan kelompok
masyarakat yang bekerja dalam bidang yang terkait dengan fungsi/SKPD pada tingkat
Kabupaten/kota.

a) Musrenbang Desa/Kelurahan dilaksanakan pada bulan Januari, di mana aspirasi


masyarakat dapat digali melalui dialog atau musyawarah antarkelompok masyarakat.

b) Musrenbang Kecamatan dilaksanakan pada bulan Februari. Keluaran dari


Musrenbang di tingkat kecamatan ini menetapkan daftar prioritas kegiatan
pembangunan di wilayah kecamatan, yang disesuaikan menurut fungsi SKPD dan
penetapan anggaran yang akan didanai melalui APBD serta sumber pendanaan
lainnya.

c) Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten/Kota dilaksanakan antara


bulan Februari dan Maret. Keluaran dari Forum ini adalah:
 Rancangan Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD) yang memuat kerangka
regula dan kerangka anggaran SKPD yang akhirnya menjadi Rencana
Kerja Perangkat
 Prioritas kegiatan yang sudah dipilah menurut sumber pendanaan dari
APBD kabupaten/kota, APBD Provinsi, dan APBN.
 Menetapkan delegasi dengan memperhatikan komposisi perempuan untuk
mengikuti Musrenbang Kabupaten/Kota.
d) Musrenbang Daerah Kabupaten/Kota dilaksanakan sepanjang bulan Maret Keluaran
dari Musrenbang Kabupaten/Kota ini adalah:

 Arah kebijakan prioritas pembangunan dan pagu dana berdasarkan fungsi SKPD. •
 Daftar prioritas yang sudah dibahas pada forum SKPD.
 Daftar usulan kebijakan/regulasi pada tingkat pemerintahan Kabupaten/Kota,
Provinsi, dan Pusat.
 Rancangan pendanaan untuk Alokasi Dana Desa.

e) Forum SKPD Provinsi dilaksanakan pada bulan Maret. Keluaran dari Forum ini
adalah:
 Rancangan Rencana Kerja (Renja-SKPD) yang memuat kerangka regulasi dan
kerangka anggaran SKPD Provinsi.
 Menggabungkan Prioritas Pembangunan Kabupaten/Kota dengan Daftar Prioritas
Kegiatan Pembangunan yang berasal dari Renja-SKPD Provinsi.
 Mengidentifikasi prioritas kegiatan pembangunan Kabupaten/ Kota yang sesuai
dengan prioritas kegiatan pembangunan Renja-SKPD Provinsi.
 Forum juga menetapkan delegast dengan memperhatikan komposisi perempuan
untuk mengikuti Musrenbang Provinsi

12
f) Musrenbang Provinsi pada bulan April merupakan tahap pemutakhiran RKPD
Provinsi serta tahap penyelarasan RKP dan Renja KL. dengan RKPD Provinsi dan
RKPD Kabupaten/Kota.

(Sumber: WOMEN RESEARCH INSTITUTE (WRI), http://www.wri.or.id/)

c. LSM
Dalam organisasi LSM, perencanaan akan disusun pada semua jenis kegiatan.
Perencanaan adalah proses dasar di mana pengelola organisasi memutuskan tujuan dan
cara untuk mencapainya. Perbedaan pelaksanaan diakibatkan oleh jenis dan tingkat
perencanaan yang juga berbeda. Perencanaan dalam organisasi sangatlah penting karena
memegang peranan lebih dibanding fungsi-fungsi pengelola organisasi lainnya. Fungsi-
fungsi pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan sebenarnya hanya melaksanakan
keputusan perencanaan.

Manfaat Perencanaan LSM. Perencanaan mempunyai banyak manfaat. Sebagai


contoh, perencanaan
1) Membantu pengelola LSM untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan lingkungan;
2) Membantu mengkristalisasi penyesuaian terhadap masalah utama;
3) Memungkinkan pengelola LSM untuk memahami keseluruhan
gambaran operasi secara lebih jelas;
4) Membantu penempatan tanggung jawab secara lebih tepat;
5) Menyajikan cara pemberian perintah untuk beroperasi;
6) Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian
organisasi LSM;
7) Membuat tujuan lebih khusus, terperinci, dan lebih mudah dipahami;
8) meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan
9) menghemat waktu, usaha, serta dana.
Kelemahan Perencanaan LSM. Perencanaan juga mempunyai beberapa
kelemahan, yang di antaranya adalah bahwa
1) Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan
pada kontribusi nyata;
2) Perencanaan cenderung menunda kegiatan;
3) Perencanaan mungkin terlalu membatasi pengelola ISM untuk
berinisiatif dan berinovasi:
4) Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh
penyelesaian situasi individual dan penanganan setiap masalah
pada saat terjadi; dan
5) Ada rencana yang diikuti dengan cara-cara yang tidak konsisten
Ada 2 jenis dokumen perencanaan organisasi LSM yakni perencanaan
program dan perencanaan keuangan.
1) Dokumen Perencanaan Program

13
Dokumen perencanaan program organisasi LSM dibuat berdasarkan
rancangan program yang ditentukan organisasi. Secara garis besar,
perencanaan program ini berisi keputusan organisasi mengenai "apa
yang harus dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana
melakukannya, dan siapa yang melakukannya". Dalam hal ini, visi-
misi LSM akan menjadi patokan utama dari proses perancangan
agenda program.
2) Dokumen Perencanaan Keuangan
Dokumen perencanaan keuangan dibuat berdasarkan anggaran yang
dirancang organisasi. Proses anggaran harus diawali dengan penetapan
tujuan, target, dan kebijakan.
d. Yayasan
Yayasan sebagai organisasi nonprofit mengarahkan proses perencanaan dan sumber daya
yang tersedia untuk memaksimalkan manfaat perencanaan. Contoh spesifik sumber daya
waktu yang dipakai dalam proses perencanaan adalah:
1) Pengumpulan dan analisis informasi lingkungan stakeholder kunci
2) Penggunaan stakeholder kunci
3) Pengumpulan sejarah informasi keuangan, proyeksi anggaran, dan arus kas
4) Analisis konsekuensi dan pilihan untuk strategi program dan potensi yayasan.

Jumlah sumber daya waktu dan uang yang dialokasikan dalam proses perencanaan
harus mencerminkan kompleksitas persoalan dengan ketersediaan informasi serta sumber
daya. Bagi yayasan yang belum mempunyai pengalaman melakukan perencanaan,
konsultan eksternal dapat memberikan jasa sebagai berikut:
1) Memfasilitasi pertemuan dan proses perencanaan. Penggunaan konsultan
sebagai "polisi lalu lintas percakapan" merupakan metode untuk memastikan
keutuhan ide, termasuk emosi, proses, dan kepribadian. Konsultan dapat
bekerja dengan meminimalkan hambatan perencanaan. Dalam hal ini,
pengalaman konsultan merupakan salah satu sumber daya proses.
2) Pelatihan menyangkut proses dan informasi perencanaan. Setiap orang yang
terlibat dalam proses perencanaan sebaiknya terlatih dalam menggunakan
sarana perencanaan yang sama. Konsultan eksternal dapat memberikan
masukan melalui saluran arus informasi dan pelatihan.
3) Sebagai pihak luar, konsultan dapat mempertanyakan tradisi, asumsi, dan
rutinitas para pengelola serta dewan pembina. Para perencana sering kali tidak
merealisasikan jargon dan asumsi dalam kerangka perencanaan. Karena itu,
yayasan tetap berjalan dalam koridor yang benar.
4) Konsultan memfasilitasi proses perencanaan strategik dengan informasi yang
signifikan, sarana, dan proses secara baik.

(Sumber: Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik, Indra Bastian: 2007)

14
e. Partai Politik
Pada dasarnya, perencanaan dalam partai politik tidak jauh berbeda dengan yang ada di
LSM. Sebelum pengelola parpol dapat mengorganisasi, mengarahkan, atau mengawasi,
pengelola parpol harus membuat rencana yang akan memberikan tujuan dan arah
organisasi. Dalam perencanaan, pengelola parpol memutuskan "apa yang harus
dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukannya, dan siapa yang
melakukannya". Jadi, perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan
selanjutnya tentang 'apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa.
Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang
akan datang, di mana perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan pada
saat rencana dibuat. (Sumber: Akuntansi untuk LSM dan Parpol, Indra Bastian: 2007)

15

Anda mungkin juga menyukai