Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENGERTIAN DAN FUNGSI PERENCANAAN

Pengertian Perencanaan
Perencanaan bagi administrasi modern adalah suatu gejala yang umum
dan mutlak diperlukan terutama bagi usaha-usaha yang mempunyai lapangan luas.
Selain urgensinya yang esensial, perencanaan dalam setiap organisasi bagaimanapun
juga adalah merupakan fungsi pertama yang harus dilakukandalam rangka pencapaian
tujuan. Perencanaan dapat diartikan sebagai kerja (kegiatan) dan atau sebagai hasil
karya rencana.
Koonzt dan O’Donnel dalam bukunya Priciple of Management
memberikan definisi perencanaan sebagai persiapan yang teratur dari setiap usaha
yang mewujudkan pencapaian tujuan atau tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Dalam rumusan ini perlu dijelaskan arti kata ”persiapan” (prepatation). Perkataan ini
dapat menimbulkan kesan seakan-akan karya yang disebut perencanaan itu hanya
karya yang harus dilakukan sebelum suatu usaha dimulai dan berakhir pada saat
usaha sebagaimana disiapkan itu telah dimulai. Padahal sebenarnya perencanaan itu
adalah proses karya yang walaupun benar harus dimulai dan pada pokoknya selesai
sebelum usaha dimulai, namun sesudah usaha dimulai perencanaan masih tetap
berjalan terus sehingga perencanaan berupa suatu proses karya yang berjalan suatu
usaha.
Dilain pihak menurut Bintoro Tjokroamidjojo, arti dan fungsi
perencanaan adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah suatu proses
mempersiapkan secara sistimatis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Oleh karena itu hakekatnya terdapat pada setiap
jenis usaha manusia.

1
b. Perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya
(maximun output) dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien dan
efektif.
c. Perencanaan adalah penentuan tujuan yang akan dicapai atau yang akan
dilakukan, bagaimana, bilamana dan oleh siapa.
d. Perencanaan pembangunan adalah melihat kedepan dengan mengambil pilihan
berbagai alternatif dan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan masa depan tersebut
dengan terus mengikuti agar supaya pelaksanannya tidak menyimpang dari dari
tujuan. (Albert waterston)
e. Perencanaan pembangunan adalah suatu pengarahan penggunaan sumber-sumber
pembangunan (termasuk sumber-sumber ekonomi) yang terbatas adanya, untuk
mencapai tujuan-tujuan keadaan sosial ekonomi yang lebih baik secara lebih
efisien dan efektif.
Pendapat yang dikemukkan oleh Widjojo Nitisastro, perencanaan pada
azasnya berkisar kepada dua hal : yang pertama ialah penentuan pilihan secara sadar
mengenai tujuan-tujuan konkrit yang hendak dicapai dalam jangka waktu tertentu
atas dasar nilai-nilai yang dimiliki oleh masyarakat yang bersangkutan, yang kedua,
ialah pilihan diantara cara-cara alternatif yang efisien serta rasional guna mencapai
tujuan-tujuan tersebut, baik untuk penentuan tujuan yang meliputi jangka waktu
tertentu maupun bagi pemilihan cara-cara tersebut diperlukan ukuran-ukuran atau
kreteria-kreteria tertentu yang terlebih dahulu harus dipiliya pula.
Dengan demikian di dalam perencanaan ataupun perencanaan
pembangunan perlu diketahui lima hal pokok :
a. Masalah-masalah pembangunan suatu negara/masyarakat yang dikaitkan dengan
sumber-sumber pembangunan yang dapat diusahakan, dalam hal ini sumber-
sumber daya ekonomi dan sumber-sumber daya lainnya.
b. Tujuan serta sasaran rencana yang ingin dicapai

2
c. Kebijaksanaan dan cara untuk mencapai tujuan dan sasaran rencana dengan
melihat penggunaan sumber-sumbernya dan pemilihan alternatif-alternatif yang
terbaik.
d. Penterjemahan dalam program-program atau kegiatan-kegiatan usaha yang
konkrit
e. Jangka waktu pencapaian tujuan
Mengenai pemilihan tujuan dan sasaran-sasaran rencana maupun
mengenai kebijaksanaan dan cara mencapainya tergantung pula dari preferensi-
preferensi berdasarkan nilai-nilai sosial dan politik masyarakat bangsa tertentu.
Dalam penetapan tujuan dan terutama dalam cara pencapaian tujuan itu,
tiga unsur penting dari perencanaan yang harus mendapat perhatian adalah :
a. Perlunya koordinasi
b. Konsistensi antara berbagai variabel sosial ekonomi suatu masyarakat
c. Penetapan skala prioritas
Kelima pokok perencanaan tersebut diatas sangatlah dipengaruhi oleh dua
hal, yaitu hasrat dan motivasi untuk membangun masyarakat dan derajat kesediaan
berkorban untuk mencapai tujuan pembangunannya.
Unsur-unsur Perencanaan
Agar dapat diperoleh jaminan sebesar-besarnya, bahwa tujuan yang telah
ditentukan dapat dicapai sebaik-baiknya, maka suatu perencanaan sebaiknya
mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
a. Unsur tujuan, yaitu merupakan perumusan yang lebih jelas dan lebih terperinci
mengenai tujuan yang telah ditetapkan untuk dicapai.
b. Unsur policy kebijaksanaan) merupakn metode atau cara untuk mencapai tujuan
yang hendak dicapai
c. Unsur prosedur (procedure) merupakan pembagian tugas serta hubungannya (baik
vertikal maupun horizontal) antara masing-masing kelompok secara terperinci.

3
d. Unsur kemajuan (progress). Dalam perencanaan ditentukan standar-standar
mengenai segala sesuatu yang hendak dicapai dapat dirumuskan dengan kata-
kata:
”How many” untuk kuantitasnya
”How well” untuk kualitasnya
”How long” untuk lamanya
e. Unsur program (programme). Di dalam unsur ini tidak hanya menyimpulkan
rencnana keseluruhan, sehingga merupakan kesatuan rencana, melainkan juga
dalam rangka perencanaan seluruhnya itu program harus pula mengandung acara
urut-urutan (sequence) pentingnya macam-macam proyek dari perencanaan
tersebut. (Sarwoto, 1978)
Selanjutnya Ibnu Syamsi (1983) dalam bukunya pokok-pokok organisasi
dan manajemen mengemukakan unsur-unsur perencanaan adalah sebagai berikut :
1. Apa ( What). Rencana apa yang akan dilakukan
2. Mengapa (Why). Mengapa perencanaan itu perlu dilakukan
3. Siapa (Who). Siapa sebagai subjek (Who) dan siapa sebagai objek (Whom)
4. Bagaimana (How dan how much). Bagaimana cara melaksanakan dan
menyangkut biayanya.
5. Dimana (where). Hal ini menyangkut tempat
6. Kapan (When). Hal ini menyangkut waktu pelaksanaannya.
Macam-macam perencanaan
Macam-macam perencanaan dapat dibagi menjadi dua :
a. Perencanaan fisik (physical planning) satu yati perencanaan mengenai hal-hal
yang hendak dihasilkan baik material, maupun barang-barang immaterial (jasa-
jasa).
b. Perencanaan pembiayaan (cost planning atau finansial planning) yaitu
perencanaan untuk memperoleh sumber keuangan yang diperlukan untuk
membiayai planning dimaksud.

4
Syarat-syarat perencanaan
Luther Gullick mengemukakkan syarat-syarat perencanaan sebagai
berikut:
a. Tujuan dirumuskan secara jelas
b. Sifatnya harus sederhana
c. Memuat analisa dan penjelasan serta penggolongan tindak usaha yang
direncanakan untuk dilakukan, kegiatan-kegiatan yang hendak dilaksanakan,
pedoman-pedoman mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan.
d. Mempunyai sifat luwes (flexible)
e. Adanya keseimbangan dalam rencana, baik kedalam maupun keluar. Kedalam
berarti keseimbangan berbagai bagian proyek dari rencana itu. Tidak perlu sama
tetapi berimbang menurut urgensinya. Keluar berarti keseimbangan antara tujuan
dan syarat-syaratnya.
f. Segala sesuatu yang tersedia (tenaga, biaya dan segala sumber yang tersedia akan
dapat disediakan) digunakan seefisien dan seefektif mungkin.
Proses perencanaan
Walaupun proses perencanaan dalam prakteknya bervariasi, maka Harold
Konzt mengemukakan langkah-langkah dalam proses perencanaan sebagai berikut :
1. Penetapan tujuan. Tujuan yang telah ditetapkan harus dimengerti oleh sebanyak
mereka yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tujuan tersebut.
2. Penetapan premis non-controlable perencanaan. Premis ini dapat digolongkan
menjadi :
a). Premis non-controlable, yaitu premis yang tidak dapat dikuasai atau
dikendalikan. Misalnya peartambahan penduduk pada masa datang, suasana
politik, kebijakan pemerintah dalam perpajakan dsb.
b). Premis semi-cobtrolable, premis yang setengahnya dapat dikuasai dan
setengahnya tidak, misalnya hasil kerja para pekerja, harga dan sebagainya.

5
c). Premis yang controblable, premis yang dapat dikuasai atau dikendalikan,
misalnya kenaikan gaji pada tahun depan, dan hal ini betul-betul dapat
dilaksanakan.
3. Mencari dan menyelidiki berbagai kemungkinan rangkaian tindakan yang dapat
diambil

KEPERLUAN AKAN PERENCANAAN


Seringkali ada pertanyaan mengapa dilakukan perencanaan bagi suatu
masyarakat atau negara. Perencanaan yang dilakukan bagi suatu masyarakat atau
negara sangat terkait dengan falsafah kemasyarakatn yang dianut oleh suatu negara.
Pada suatu negara yang menganut falsafah kemasyarakatan Sosialisme atau bahkan
intervensionisme, maka terdapat suatu keyakinan, bahwa arah pembangunan
masyarakat yang baik hanya dapat dilakukan melalui suatu pengarahan dan campur
tangan pemerintah. Menurut Bintoro Tjokroamidjojo, alasaan yang melatar belakangi
hal tersebut adalah karena tanpa adanya pengarahan dan campur tangan pemerintah,
maka perkembangan masyarakat tidak didasarkan pada :
1. Penggunaan sumber-sumber pembangunan secara efisien dan efektif
2. Keperluan mendobrak kearah perubahan struktur ekonomi dan sosial masyarakat
3. Arah perkembangan untuk kepentingan keadilan sosial
Namun kenyataan dewasa in pengarahan dan campur tangan pemerintah
tidak lagi begitu populer, hal ini disebabkan terdapatnya berbagai macam
perencanaan yang mempunyai sifat yang ketat sampai perencanaan yang sifatnya
longgar yang dilakukan oleh negara-negara yang menganut falsafah masyarakat yang
berbeda-beda. Dan bahkan ada suatu perencanaan yang mengusahakan mengurangi
keterlibatan pemerintah dalam kegiatan perkembangan sosial ekonomi masyarakat .
Alasan untuk melakukan perencanaan dilihat dari aspek suatu alat atau
suatu cara untuk mencapai tujuan adalah sebagai beriktu :

6
1. Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan,
adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada
pencapaian tujuan pembangunan
2. Dengan perencanaan dilakukan suatu perkiraan (forescasting) terhadap hal-hal
dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensi-
potensi dan prospek-prospek perkembangan, tetapi juga mengenai hambatan-
hambatan dan resiko-resiko yang mungkin dihadapi. Perencanaan mengusahakan
supaya ketidak pastian dapat dibatasi sedikit mungkin.
3. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang
cara yang terbaik (the best alternative) atau kesempatan untuk memilih kombinasi
cara yang terbaik (the best combination).
4. Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas memilih urut-urutan
dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya.
5. Dengan adanya rencana, maka ada suatu alat pengukur atau standar untuk
melakukan pengawasan/evaluasi (control/evaluation)
Alasan perencanaan apabila dilihat dari aspek ekonomi adalah :
1. Penggunaan dan alolasi sumber-sumber pembangunan yang terbatas adapun
secara efisien dan efektif. Diusahakan menghindari keborosan-keborosan untuk
mencapai out-put/hasil secara maksimal dari penggunaan resources/sumber-
sumber yang tersedia.
2. Perkembangan ekonomi yang mantap atau pertumbuhan ekonomi yang secara
terus menerus meningkat
3. Stabilitas ekonomi, menghindari siklus konjungtur ..
Selanjutnya beberapa sepenuhnya perencanaan ekonomi tidak sepenuhnya
diserahkan pada ekonomi pasar dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut :
1. Perlunya penanggulangan terhadap instabilitas ekonomi atau terdapat fluktuasi
konjungtur.
2. Ekonomi pasar dapat menghasilkan distribusi pendapatan yang kurang adil

7
3. Mekanisme pasar dapat mempunyai kekurangan-kekuranganga dalam soal
hubungan upah
4. Keborosan-keborosan ekonomi pasar
5. Perencanaan ekonomi juga sering dilakukan untuk menanggapi perubahan-
perubahan pasar. (Bintoro Tjokroamodjojo)
Sementara itu Arthur Lewis memberikan alasan secara terperinci mengapa
perencanaan ekonomi tidak diserahkan sepenuhnya kepada ekonomi antara lain :
1. Keyakinan ideologi politik. Seperti telah dikemukakan sebelumnya, maka negara-
negara baru berkembang cenderung menganut faham falsafah masyarakat
Sosialistis.
2. Belum sempurna atau lemahnya mekanisme pasar. Dan ini akan mengakibatkan
kepincangan dalam mekanisme pasar, misalnya dalam hubungan harga-harga
(price relationship) yang mungkin tidak mendorong perkembangan ekonomi yang
sehat.
3. Perubahan struktur ekonomi. Banyak negara-negara baru berkembang struktur
ekonomi berat sebelah agraris atau ekstraktif, yang membawa kelembahan-
kelemahan struktural tertentu antara lain inflesibilitas supplu serta adanya
absorpsi kesempatan kerja yang lebih terbatas.
4. Tingkat investasi yang masih rendah. Hal ini disebabkan oleh tingkat tabungan
rendah. Dengan demikian menyebabkan tingkat investasi yang rendah. Investasi
merupakan variabel pokok dalam pembinaan modal dan pertumbuhan ekonomi.
5. Belum berkembangnya kemampuan wira usaha (enterpreneuar) . Dengan
kenyataan ini maka peran kegiatan produktif dalam masyarakat tidak dapat
banyak diserahkan kepada sektor kegiatan usaha swasta. Kelompok ini penting
karena ada negara-negara yang bisa cepat maju karena terdapat kelompok wira
usaha (enterpreneur) yang kuat dalam masyarakat tersebut.
6. Teknologi yang masih lemah. Teknologi juga merupakan variabel penting lainnya
dalam proses pembangunan.

8
Namun demikian seringkali perencanaan yang dilakukan oleh negara baru
berkembang karena kepentingan untuk menerima bantuan luar negeri, hal ini karena
negara donor lebih tertarik pada negara yang melakukan perencanaan.

9
BAB II
PERENCANAAN PEMBANGUNAN

CIRI-CIRI DAN TUJUAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN


Tidak semua perencanaan maupun rencana-rencana adalah suatu
perencanaan, karena suatu perencanaan pembangunan memiliki ciri tertentu serta
adanya tujuan yang bersifat pembangunan. Adapun ciri-ciri tersebut sebagai berikut :
a. Ciri pertama dari suatu perencanaan pembangunan adalah usaha yang
dicerminkan dalam rencana untuk mencapai perkembangan sosial ekonomi yang
tetap (steady social economic growth). Hal ini dicerminkan dalam usaha
peningkatan produksi nasional, berupa tingkat laju pertumbuhan ekonomi yang
positif.
b. Ciri kedua adalah usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk meningkatkan
pendapatan perkapita. Ciri ini merupakan kelanjutan dari ciri pertama, laju
pertumbuhan ekonomi yang positif, yaitu setelah dikurangi dengan laju
pertumbuhan penduduk menunjukkan pula kenaikan pendapatan perkapita.
c. Ciri yang ketiga adalah usaha untuk mengadakan perubahan struktur ekonomi.
Hal ini disebabkan karena pada umumnya negara baru berkembang struktur
ekonominya bersifat agraris centris, hal ini diusahakan adanya keseimbangan
antara sektor agraris terhadap produksti nasional dengan sumbangan-sumbangan
sektor lain terutama industri terhadap produksi nasional. Hal seperti ini sering
disebut dengan difersifikasi nasional.
d. Ciri keempat adalah perluasan kesempatan kerja. Kecuali menanggulangi adanya
pengangguran dan pengangguran tak kentara, juga diupayakan perluasan
kesempatan kerja baru dalam kehidupan ekonomi.
e. Ciri kelima setelah tahuan 60-an adalah pemerataan pembangunan seringkali
disebut distributive justice. Pemerataan pembangunan ditujukan kepada
pemerataan pendapatan antara golongan-golongan dalam masyarakat dan
pemerataan pembangunan antara daerah-daerah dalam negara.

10
f. Ciri keenam adanya usaha pembinaan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat
yang lebih menunjang kegiatan-kegiatan pembangunan.
g. Ciri ketujuh adalah adanya usaha sedemikian rupa supaya kemampuan
membangun secara bertahap lebih didasarkan kepada kemampuan nasional.
Peningkatan kemampuan membangun tidak semata-mata tergantung dari modal
yang tersedia tetapi harus dilihat dari segi alih keterampilan dan alih teknologi.
h. Ciri kedelapan adalah terdapatnya usaha secara terus menerus menjaga stabilitas
ekonomi. Salah satu usaha dibidang ini dilakukannya perencanaan anti siklus
i. Ciri kesembilan adalah negara-negara yang mencantumkan sebagai tujuan
pembangunan hal-hal yang fundamental/ideal atau bersifat jangka panjang. Misal
saja perubahan struktural pelembangaan masyarakat, pola pemilihan dan
pengusahaan faktor-faktor produksi berdasarkan orientasi keadilan sosial dan
peningkatan kemampuan nasional, pembangunan bangsa (nation building) dan
pembangunan atau peningkatan kualitas hidup manusia.
Semua ciri-ciri perencanaan pembangunan tersebut diatas menunjukkan
peranan pemerintah sebagai pendorong pembangunan (agent of development) bagi
banyak negara-negara berkembang

PROSES PERENCANAAN PEMBANGUNAN


Secara lebih rinci dapat dikemukakan tahap-tahap dalam proses
perencanaan adalah sebagai beriktu :
1. Penyusunan Rencana
Penyusunan rencana ini terdiri dari unsur-unsur :
a. Tinjauan keadaan. Tinjauan keadaan atau review ini dapat berupa tinjauan
sebelum melalui suatu rencana (review before take off) atau tinjauan tentang
pelaksanaan rencana sebelumnya (review of performance). Dengan kegiatan
ini diusahakan dapat dilakukan dan identifikasi masalah-masalah pokok yang
(masih) dihadapi, seberapa jauh kemajuan telah dicapai untuk menjamin

11
kontinuitas kegiatan-kegiatan usaha, hambatan-hambatan masih ada, potensi-
potensi serta prospek yang masih dikembangkan.
b. Perkiraan keadaan masa yang akan dilalui rencana (forecasting). Dalam hal ini
diperlukan data, baik statistik, hasil penelitian dan teknik proyeksi sebagai
informasi untuk mengetahui kecendrungan prespektif masa depan
c. Penetapan tujuan rencana (plan objectives) dan pemilihan cara-cara untuk
mencapai tujuan rencana tersebut. Dalam hal ini nilai politik dan sosial
kemasyarakatan memainkan peranan yang sangat penting.
d. Identifikasi kebijaksanaan dan atau kegiatan usaha yang perlu dilakukan
dalam rencana kegiatan-kegiatan usaha ini perlu dilakukan berdasarkan alternatif
yang terbaik, hal ini dilakukan berdarakan opportunity cost dan skala prioritas.
e. Tahap persetujuan rencana. Proses pengambilan keputusan disini mungkin
bertingkat-tingkat, dari keputusan dibidang teknis, kemudian memasuki
wilayah proses politik.
2. Penyusunan program rencana
Dalam tahap ini dilakukan perumusan yang lebih terperinci mengenal
tujuan atau sasaran dalam jangka waktu tertentu, suatu rincian jadwal kegiatan,
jumlah dan jadwal pembiayaan serta penentuan lembaga atau kerja sama antar
lembaga mana yang akan melakukan program-program pembangunan.
3. Pelaksanaan rencana
Pada tahap ini perlu dibedakan antara tahap eksplorasi, tahap konstruksi
dan tahap operasi. Hal ini sangat perlu dipertimbangkan karena sifat kegiatan
usahanya berbeda, misalnya dalam tahap operasi perlu dipertimbangkan kegiatan
pemeliharaan.
4. Pengawasan atas pelaksanaan rencana
a. Mengusahakan agar supaya pelaksanaan rencana berjalan sesuai dengan
rencananya
b. Apabila terjadi penyimpangan maka perlu diketahui seberapa jauh
penyimpangan tersebut dan apa sebabnya.

12
c. Dilakukan tindakan korektif terhadap adanya penyimpangan pangan
penyimpangan.
5. Evaluasi
Evaluasi ini membantu kegiatan pengawasan, untuk itu dalam hal
dilakukan suatu evaluasi atau tinjauan yang berjalan secara terus menerus, sering
disebut sebagai concurrent review.

UNSUR POKOK PERENCANAAN PEMBANGUNAN


Secara umum unsur pokok yang terdapat dalam perencanaan
pembangunan adalah sebagai berikut :
a. Kebijaksanaan dasar atau strategi dasar rencana pembangunan, ini sering juga
disebut sebagai tujuan, arah dan prioritas-prioritas pembangunan. Salah satu hal
yang penting dalam hal ini adalah tujuan-tujuan rencana (development objectives)
atau (plan objectives). Tujuan-tujuan perencanaan dapat dikemukakan hal-hal
sebagai beriktu :
1. Perumusan tujuan perencanaan pembangunan merupakan komponen pertama
dari suatu rencana pembangunan. Hal ini merupakan persyaratan bagi
penentuan strategi yang baik untuk menggunakan sumber-sumber
pembangunan padsa alokasi keperluan investasi yang menunjang pencapaian
tujuan-tujuan pembangunan.
2. Perumusan atau penetapan tujuan perencanaan pembangunan tergantung dari :
a). Preferensi-preferensi nasional atau pilihan-pilihan nasional yang
didasarkan pada kondisi serta nilai ekonomi masyarakat yang
bersangkutan
b). Tingkat perkembangan pembangunan (stage of development)
3. Dalam memilih dan penentuan-penentuan tujuan rencana pembangunan sering
terdapat kelemahan, taitu adanya tujuan-tujuan yang bersaing satu sama lain,
misalnya tujuan untuk menaikkan pendapatan nasional dan tujuan pembagian
pendapatan lebih merata.

13
4. Penetapan tujuan pembangunan pada umumnya perlu merupakan suatu
putusan politik.
5. Terdapat kecenderungan untuk memperluas tujuan-tujuan rencana
pembangunan tidak hanya menyangkut bidang ekonomi saja, melainkan
bidang sosial, politik, budaya dan hankam. Dan bahkan pada akhir-akhir ini
juga pembangunan manusia itu sendiri, artinya peningkatan kualitas hidup
material maupun spirirual.
b. Kerangka rencana, Kerangka ini sering juga disebut sebagai kerangka makro
rencana. Dalam kerangka ini dihubungkan berbagai variabel pembangunan
(ekonomi) serta implikasi hubungan tersebut.
c. Perkiraan sumber-sumber pembangunan sebagai unsur pokok pembangunan
d. Uraian kerangka kebijaksanaan yang konsisten, artinya satu sama lain
kebijaksanaan-kebijaksanaan pembangunan tersebut perlu serasi dan konsisten
yaitu antara lain kebijakan fiskal, kebijakan penganggaran, kebijakan moneter,
kebijakan harga serta berbagai kebijakan di sektro lain.
e. Program investasi. Program dilakukan secara sektoral misalnya dibidang
pertanian, industri dll. Penyusunan program investasi secara sektoral ini dilakukan
bersamaan dengan penyusunan saran-saran rencana (plan targets atau
development targets)
Dalam penyusunan program investasi dan sasaran rencana pertimbangan
ekonomi dan pembangunan diserasikan dengan kemungkinan pembiayaannya
secara wajar. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, tiga pertimbangan penting
yang perlu diperhatikan yaitu :
1). Konsistensi dan saling mendukung antara program-program dan proyek-
proyek investasi
2). Penetapan skala prioritas secara tajam
3). Lebih menjamin proses pertumbuhan

14
f. Administrasi pembangunan, Salah satu segi penting dari proses pembangunan
adalah pelaksanaannya, dan untuk ini diperlukan suatu administrasi negara yang
mendukung usaha perencanaan dan pelaksanaaan pembangunan tersebut.

STATUS FORMAL RENCANA


Suatu rencana pembangunan agar mendapat kekuatan dalam
pelaksanaannya perlu mempunyai status formal atau dasar hukum tertentu. Hal ini
dapat dibagi menjadi tiga pola yaitu :
a. Disyahkan melalui lembaga perwakilan rakyat, kendatipun penyusunannya
dilakukan oleh badan-badan perencanaan yang bersifat teknis.
Kebaikan dari pola ini adalah :
1). Rencana bersifat lebih representatif. Lebih memberikan peluang mewakili
atau mencerminkan aspirasi kepentingan berbagai golongan dalam
masyarakat.
2.) Adanya dukungan dari masyarakat
3). Terdapat kontinuitas, karena untuk mengadakan perubahan harus melalui
lembaga perwakilan rakyat (UU)
Kelemahan adalah :
1). Karena merangkum kepentingan dan pendapat banyak pihak, maka sering kali
bersifat kompromi atau kombinasi, hal ini mengurangi tingkat konsistensi
bahkan mungkin terdapat pertentangan antara bagian-bagiannya.
2). Kurang fleksibel. Hal semacam ini merupakan suatu kurang baik bagi negara-
negara yang baru berkembang
b. Rencana pembangunan lebih merupakan suatu kebijakan pemerintah saja. Status
formal atau kedudukan hukumnya adalah suatu kebijakan pemerintah, yaitu suatu
peraturan pemerintah atau keputusan pimpinan pemerintah (keputusan presiden).
Dan apabila disampaikan kepada lembaga perwakilan, maka hal ini hanya sekedar
untuk mendapat pengetahuan, tetapi keputusan ada pada pemerintah
Kebaikan dari pola ini adalah :

15
1). Karena merupakan kebijaksanaan pemerintah, mak sifatnya lebih operasional
didasarkan atas kepastian pelaksanaan yang relatif tinggi
2). Lebih luwes (flexible). Sebagai keputusan atau kebijakan pemerintaha maka
rencana dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi dalam perkembangan
pelaksanaan rencana.
Kelemahannya adalah :
1). Relatif kurang representatif karena tidak melalui pembahasan berbagai fihak
secara aktif dalam proses pengambilan keputusannya.
2). Relatif kurang mendapat dukungan dari masyarakat. Oleh karena tidak
melalui suatu keputusan lembaga perwikilan
3). Seringkali dianggap sebagai campur tangan terlalu besar dari pemerintah
c. Garis-garis besar atau kebijaksanaan-kebijaksanaan dasar suatu rencana
pembangunan disetujui atau ditetapkan oleh lembaga perwakilan. Sedangkan
kebijaksanaan-kebijaksanaan program-program pembangunan selanjutnya
menjadi keputusan pemerintah. Namun demikian kebijaksanaan pembangunan
dan program-program pembangunan tetap mencerminkan kebijaksanan-
kebijaksanaan dasar yang telah ditetapkan oleh lembaga perwakilan rakyat.

JANGKA WAKTU RENCANA


Perencanaan pembangunan juga dapat dilihat perbedaan-perbedaannya
dari segi jangka waktu rencana, dalam hal ini terdapat tiga pola yaitu :
1. Rencana jangka panjang (long term plan). Perencanaan ini meliputi jangka waktu
sepuluh tahun keatas. Sifat perencanaan ini dua macam :
a. Perencanaan jangka panjang yang bersifat studi perkiraan atau proyeksi
keadaan masa depan dengan jangka waktu yang cukup panjang. Penelaahan
tentang kecenderungan-kecenderungan jangka panjang berdasarkan variabel-
variebel ekonomi maupun kondisi-kondisi lainnya dalam masyarakat. Ini
disebut sebagai perencanaan persepektif

16
b. Perencanaan kebijaksanaan, dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan
perkembangan dalam masyarakat yang bersifat fundamental dan struktural
jangka panjang (GBHN dengan pola dan arah pembangunan jangka panjang)
2. Perencanaan pembangunan jangka menengah (medium term plan) Perencanaan
ini meliputi jangka waktu antara 3 sampai 8 tahun. Bentuk perencanaan ini
banyak sekali dilakukan oleh negara-negara dikarenakan
a. Cukup waktu untuk memperhitungkan tingkat pematangan (gestation)
pelaksanaan pembangunan berbagai program dan proyek
b. Cukup waktu untuk memperkirakan pemupukan sumber-sumber pembiayaan
pembangunan
c. Seringkali disesuaikan dengan periode pemerintahan atau periode lembaga
penelitian
d. Sering pula lama jangka waktu menengah suatu rencana pembangunan
disesuaikan dengan perjanjian internasional.
3. Rencana jangka pendek (short term plan). Jangka waktu perencanaan ini setengah
sampai dua tahun. Rencana jangka pendek ini dapat dibagi menjadi dua macam
yaitu :
a. Rencana jangka pendek yang sering dilakukan untuk menanggulangi keadaan
yang bersiat mendesak. (penanggulangi krisis ekonomi, sehabis perang dll)
b. Rencana tahunan (anual plan). Rencana ini adalah suatu rencana jangka
pendek sebagai penterjemahan dari rencana jangka menengah supaya lebih
bersifat konkrit, spesifik dan operasional. Oleh karena itu perencanaan ini
sering disebut sebagai perencanaan operasional tahunan.

17
BAB III
KEBIJAKSANAAN DAN PROGRAM

KEBIJAKSANAAN DASAR PEMBANGUNAN

Kebijaksanaan dasar pembangunan sering kali disebut sebagai perumusan


atau penentuan strategi pembangunan, yaitu penetapan tujuan dan cara yang terbaik
mencapai tujuan itu berdasarkan sumber daya dan dana yang ada serta mampu
dikerahkan. Kebijaksanaan dasar pembangunan ini sangat tergantung dari nilai,
sosial, politik, ekonomi yang dianut oleh suatu masyarakat bangsa.
Perumusan kebijaksan dasar ini, pertama : harus dilandasi pula oleh
pengetahuan atas kondisi sosial ekonomi masyarakat, potensi, pemasalahan dan
kemungkinan-kemungkinanya. Kedua : pemilihan antara berbagai alternatif-alternatif
yang fundamental, misalnya masalah tujuan pembangunan apakah ditekankan pada
laju pertumbuhan yang tinggi atau kepada keadilan sosial/pemerataan (growth versus
equity) apakah dalam bidang ekonomi ditekankan kepada peningkatan produksi dan
produktivitas atau kepada perluasan kesempatan kerja. Apakah tujuan-tujuan
dibidang politik dan non ekonomi mendapat tempat yang begitu utama sehingga akan
mengurangi potensi alokasi investasi sektor pembangunan ekonomi atau
kebalikannya.
Suatu kebijakan dasar yang mengutamakan peningkatan laju pertumbuhan
atau produksi nasional dan didalamnya terkandung secara inplisit pmerataan
pendapatan dan keadilan sosial politik mendapat kritik tajam. Terdapat pendapat yang
mengatakan bahwa pembangunan ekonomi pata tingkat permulaan dan menengahnya
malah tidak memperlihatkan keadilan sosial hal ini biasanya terjadi 5% golongan
paling atas naik pendapatnya berlipat-lipat, tetapi 40% golongan masyarakat bawah
malahan turun tingkat kesejahteraannya, 20% golongan atas rata-rata menerima 50%
dari seluruh pendapatan, sedangkan 20% yang dibawah hanya menerima 5% sehingga

18
perlu orientasi dan pemikiran kembali tujuan kebijaksanaan pembangunan (Bintoro
Tjokroamidjojo).

Selanjutnya kebijaksanaan dasar pembangunan juga harus memperhatikan


kondiis masyarakat yang menunjukkan apakah suatu perencanaan dapat dilakukan,
ataukah penetapan kebijakan rencana yang disesuaikan dengan tingkat atau tahap
pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat. Suatu kebijakan perlu terlebih dahulu untuk
menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan.
Kebijaksanaan dasar pembangunan dalam konteks Indonesia, khususnya
mengenai cara pembangunan bidang ekonomi adalah Undang-undang dasar 1945
pasal 33. dalam pasal ini tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan
oleh semua, untuk semua dibawa pimpinan atau pemilihan anggota masyarakat. Oleh
karena itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan azas
kekeluargaan.
Secara skematis kebijaksanaan dasar pembangunan di Indonesia adalah
sebagai berikut :
a. Tujuan nasional rumusannya seperti pada pembukaan UUD 45
b. Tujuan pembangunan nasional adalah masyarakat adil makmur, merata spiritual
dan material berdasarkan Pancasila
c. Sebagai orientasi mencapai tujuan pembangunan nasional dirumuskan pula arah
pembangunan jangka panjang
d. Pembangunan jangka tersebut dilakukan secara bertahap dengan sasaran
terciptanya landasan yang kuat untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan
sendiri.
e. Titik berat pembangunan diletakkan pada pembangunan ekonomi dan secara
bertahap dilakukan prioritas-prioritas pembangunan
f. Pembangunan diluar ekonomi dilaksanakan diseirama dan serasi dengan
kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam bidang ekonomi

19
g. Orientasi keadilan, pemerataan pembangunan, perluasan lapangan kerja dan
partisipasi masyarakat
h. Pengarahan dan bimbingan dari pemerintah serta menciptakan Iklim yang sehat.

PERENCANAAN SEKTOR NON EKONOMI


Seperti telah dikemukakan terdahulu, umumnya negara-negara
berkembang prioritas utamanya adalah pembangunan ekonomi, umum perencanaan
sektor non ekonomi menempati perannya secara lebih besar. Perencanaan faktor-
faktor non ekonomi muncul pada :
1. Tahap penentuan tujuan dan sasaran pembangunan
2. Waktu memilih cara pendekatan pembangunan
3. Tahap operasional pelaksanaan pembangunan itu
Pembangunan politik erat hubungannya dengan pembangunan ekonomi,
sebagaimana dikemukakan oleh Selo Sumardjan” Usaha pembangunan ekonomi
kalau mau berhasil dilaksanakan tidak boleh dipisahkan dari pembangunan politik”.
Aspek-aspek politik lain yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pembangunan,
kecuali hubungan antara ekonomi dan politik, sebagaimana dikemukakan oleh alfian”
antara lain peranan partai politik, peranan militer dalam politk, masalah hubungan
suku bangsa, masalah minoritas, masalah kota dan desa dalam politik dan masalah
hubungan luar negeri.
Suatu pendekatan dalam perencanaan pembangunan khusus dibidang
sosial atau non ekonomi dapat dimulai dengan penelaahan masalah-masalah sosial
yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi dan kemudian menyusun
kebijaksanaan-kebijaksanaan serta program-programnya. Apakah terjadi
kecenderungan sosial yang dikehendaki dapat diusahakan pengukuran dengan
mengembangkan indikator-indikator sosial.
Satu bidang sosial yang penting dalam perencanaan adalah masalah
penduduk dan tenaga kerja. Kesempatan kerja itu sendiri merupakan aspek sosial

20
ekonomi manusia yang terpokok. Hal tersebut mempengaruhi produktivitas dan
partisipasi.
Aspek non ekonomi yang penting lainnya apabila dilihat dari perencanaan
jangka menengah atau jangka panjang adalah perencanaan perkembangan IPTEK.
Penyusunan teknologi perlu disesuaikan dengan aspek kesempatan kerja dan
kemampuan adaptasi masyarakat menggunakannya untuk dapat menangkap
perkembangan hubungan manusia dengan penguasa atau lingkungan.
Perencanaan bdiang non ekonomi yang lebih mengemuka akhir-akhir ini,
karena adanya orientasi yang lebih kuat dari pembangunan adalah ”pertumbuhan
dengan keadilan sosial”

TINJAUAN KEBIJAKSANAAN DAN PROGRAM


Tinjauan dan pengawasan kebijaksanaan dan program juga dapat dilihat
sebagai kegiatan usaha perencanaan kembali (replanning). Bagaimana baiknya suatu
rencana, perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian bahkan koreksi-koreksi terhadap
asumsi-asumi semula sebagai akibat perkembangan keadaan yang tidak terantisipasi,
dan tersedianya informasi dan hasil-hasil penelitian baru, keterlambatan-
keterlambatan pelaksanaan pembangunan sebelumnya, timbulnya program-program
baru yang dianggap urgen atau prioritas dilihat dari kerangka situasi keadaan yang
baru.
Tinjauan kebijaksanaan dan program yang bersifat umum atau yang
menyeluruh lebih menekankan penelaahan kepada aspek-aspek strategis dan
perkembangan pembangunan. Sering kali negara melakukan apa yang disebut sebagai
mid-term review yaitu suatu tinjauan yang dilaksanakan ditengah-tengah jangka
waktu pelaksanaannya. Dalam peninjauan ini ditelaah kembali performans
pelaksanaan rencana, kemudian dicek kembali apakah asumi-asumi semula mengenai
variabel-variabel dasar yang dipakai dalam rencana masih tepat, serta sasaran-sasaran
rencananya.

21
Dari uraian tersebut diatas, maka disimpulkan, bahka tinjauan
kebijaksanaan dan program dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu : !0. Tinjauan
keadaaan untuk memulai rencana. 2). Tinjauan mengenai pelaksanaan rencana. 3)
Tinjauan dilakukan secara terus-menerus atau concurrent review.

22
BAB IV
PERENCANAAN DAN PELAKSANAANNYA

ORIENTASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN


Orientasi pelaksanaan atau implementation orientation mengaundung dua
hal :
a. Suatu rencana harus benar-benar dilaksanakan, hal ini sangat penting karena
banyak rencna hanya merupakan window dressing saja. Unsur-unsur prasyarat
suatu rencana dapat dilaksanakan dengan baik.
1. Perlu dukungan atau commitment dari elit politik terutama pimpinan
pemerintah
2. Adanya stabilitas
3. Technicl feasible, artinya secara teknis dapat dilaksanakan
4. Pelaksanaannya jug tergantung dari pada kapasistas administrasi negara yang
ada
b. Terdapat suatu sifat atau cara yang lebih menjamin rencana tersebut dapat
dilaksanakan. Untuk itu berbagai desain-desain perencanaan dikembangkan
antara lain :
1. Rolling plans. Cara perencanaan ini dilakukan yakni pada tiap akhir tahun
pelaksanaan rencana dilakukan perubahan-perubahan serta penyesuaian-
penyesuaian kembali dari perkiraan sasaran-sasaran dan proyek-proyek untuk
rencana tahun-tahun berikutnya. Jangka waktu biasanya tetap dipertahankan,
misalnya lima tahun
2. Perencanaan operasional tahunan (annual operational plan). Dengan cara
perencanaan seperti ini, rencana tahuan merupakan penterjemahan dalam satu
tahun secara lebih konkrit, spesifik dan lebih operasional dari rencana jangka
menengah. Tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prioritas dan sasaran
tetap dipertahankan sebagaimana yang terdapat dalam rencana jangka
menengah.

23
3. Adanya kaitan yang erat antara perencanaan tahunan dengan penyusunan
anggaran belanja negara. Jaminan pelaksanaan suatu rencana adalah apabila
kegiatan usahanya dalam bentuk program dan proyek-proyek pembangunan
dimuat dalam anggaran belanja negara.
4. Perlunya direncanakan penyempurnaan administrasi negara dan pembinaan
administrasi untuk mendukung perencanaan serta pelaksanaan pembangunan
sebagai bagian integral dari perencanaan pembangunan secara menyeluruh.

PERENCANAAN OPERASIONAL TAHUNAN


Perencanaan operasional tahunan juga mengaitkan secara erat antara
perencanaan program-program dan proyek-proyek tahunan dengan perencanaan serta
penyusunan anggaran belanja negara, hal ini menunjukkan sifat operasionalnya
rencana ini.
Unsur-unsur yang perlu ditetapkan dalam perencanaan operasional
tahunan ini adalah :
a. Kegiatan apa yang perlu dilakukan
b. Siapa yang melakukan kegiatan tersebut terdahulu, dan tata hubungan kerja antara
masing-masing
c. Jadwal waktu pelaksanaan kegiatan perlu yang dilakuka
d. Bentuk atau hasil dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan
Kegiatan-kegiatan dalam perencanaan operasional tahunan yang perlu
dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Review atau tinjauan pelaksanaan. Tinjauan pelaksanaan pembangunan masa
sebelumnya perlu dilakukan untuk mengetahui secara lebih baik sampai sejauh
mana telah dilaksanakan, masalah-masalah apa yang dihadapi dan memerlukan
perhatian dan prospek-prospek apa yang dapat diambil langkah-langkah
kebijaksanaannya.
b. Forecast atau perkiraan tentang perkembangan keadaan masa yang akan dilalui
rencana

24
c. Resources assessment atau perkiraan sumber-sumber pembangunan
d. Penetapan kebijaksanaan pembangunan untuk tahun yang akan datang
e. Penyusunan program investasi sektoral dengan memperhatikan petimbangan-
pertimbangan regional. Program investasi ini memuat aspek fisik
pembangunannya dan aspek pembiayaannya
f. Implementasi program-program dan proyek-proyek
g. Feedback (umpan balik) monitoring dan evaluasi pelaksanaan. Kegiatan lain yang
harus dilakukan adalah mendapatkan informasi tentang pelaksanaan
kebijaksanaan dan program-program pembangunan (termasuk proyeknya)
kemudian memonitor melalui sistem pelaporan dan hasilnya mendapatkan analisa
atau evaluasi.

KAITAN ANTARA PERENCANAAN DAN ANGGARAN BELANJA


NEGARA
Salah satu orientasi pelaksanaan dari pada perencanaan pembangunan
adalah perlunya kaitan atau hubungan yang erat antara perencanaan dan anggaran
belanja negara. Tujuannya adalah agar supaya yang direncanakan sebagai kegiatan
usaha pembangunan juga mendapat kepastian pembiayaan. Hubungan antara
perencanaan dan anggaran belanja negera menjadi timbal balik, disitu fihak
pencerminan dalam anggaran belanja negera menjamin kepastian pembiayaan,
difihak lain perencanaan akan memberikan perhatian terhadap keterbatasan
pembiayaan.
Hubungan antara perencanaan dan anggaran belanja negara ini dapat
berdiri sendiri, tetapi dapat terkait dalam rangka perencanaan operasional tahunan. Di
Indonesia diadakakan hubungan yang erat antara badan perencanaan dna badan
penyusunan anggaran, dalam tingkat perencanaan ini dengan institusionalisasi bahwa
segala proyek pembangunan dan pembiayaannya harus disetujui bersama oleh kedua
badan tersebut.

25
Keserasian hubungan juga harus dicerminakan dalam tata cara-cara
perencanaan dan penyusunan anggaran, yaitu diserasikannya jadwal kegiatan
perencanaan dan jadwal kegiatan penyusunan anggaran (Planning cycle danbudget
cycle). Kegiatan tinjauan pelaksanaan pembangunan, seluruh waktu dalam analisa
dan perencanaan proyek-proyek harus bertemu pada suatu yang sama dimana proyek-
proyek yang telah ditelaah dan disetujui dapat dimasukkan dalam anggaran belanja
negara dimana pelaksanaan dan pembiayaan proyek-proyek kemudian
diselenggarakan berdasarkan tahun fiskal yang berlaku.
Dengan mengaitkan antara perencanaan dan anggaran belanja negara juga
dapat dilaksanakan suatu pengawasan pelaksanaan pembangunan yang memuat aspek
perkembangan fisiknya serta pelaksanaan pembiayaannya. Tata cara pengawasan
diusahakan supaya terjamin keterarahan dan kelancaran pelaksanaan kegiatan fisik
serta pembiayaannya, akan tetapi tetap menghindari pemborosan-pemborosan dn
penyelewengan-penyelewengan.
Dalam penyerasian anggaran dengan perencanaan tahunan, dapat
dilakukan dengan tiga cara :
a. Cara penyusunan anggaran yang tradisional, dimana pengeluaran diklasfikasikan
suai dengan objek pengeluaran/pembelian yang dikatkan dengan badan
pemerintahan yang mengeluarkannya.
b. Performance budgeting yang memberi perhatian terhadap aspek manajemen
pelaksanaan kegiatan pemerintah
c. Planning Programming Budgeting System (PPBS), di Indonesia menjadi SIPPA
Dalam pengembangan sistem baru ini penyusunan anggaran berorientasi
kepada perencanaan strategis, dengan mempertimbangkan pengaruh secara ekologis
dan jangka waktu kedepan serta berdasarkan atas usaha pencapaian tujuan

26
DAFTA PUSTAKA

Bintoro Tjokroamijoyo, 1984, Perencanaan Pembangunan, PT Gunung


Agung, Jakarta
Buchari Zaiunun, 1982, Organisasi dan Manajemen, Balai Pustaka
Jakarta
Ibnu Syamsi, 1983, Pokok-pokok Oranisasi dan Manajemen, Bina Aksara Jakarata
Sarwoto, 1988, Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen PT Ghalia
Indonesia, Jakarata
Diktat Kuliah Manajemen Pembangunan, 1999, Magister Perencanaan
Kota dan Daerah, Proram Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yoyakarta

27

Anda mungkin juga menyukai