Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL KELOMPOK II

PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

ANALISIS PERENCANAAN TRASE JALAN TOL GEMPOL MOJOKERTO

DISUSUN OLEH:

Anselmus U. T. Magang (2019210074)

Albertus Lado (2019210018)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG

2022
Pendahuluan

Pengertian Perencanaan

Perencanaan adalah sebuah patokan untuk mempermudah tercapainya suatu tujuan, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.
Menurut Alder dan Rustiadi (2008:339) menyatakan bahwa perencanaan adalah, ”Suatu
proses menentukan apa yang ingin dicapai dimasa yang akan datang serta menetapkan
tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya”. Perencanaan adalah suatu proses
yang menguraikan tujuan dari organisasi, serta menentukan strategi yang akan digunakan
untuk mencapai tujuan organisasi. Perencanaan merupakan prosesproses yang penting dari
semua fungsi manajemern sebab tanpa perencanaan (Planning) fungsi pengorganisasian,
pengontrolan maupun pengarahan tidak akan berjalan.

Perencanaan dalam arti seluas-luasnya adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis
kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Perencanaan
adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya (maximum output) dengan
sumber-sumber yang ada agar lebih afisien dan efektif. Perencanaan adalah penentuan tujuan
yang akan dicapai dilakukan, bagaimana, bilamana,dan oleh siapa. Albert waterston
menyebutkan perencanaan adalah melihat kedepan dengan mengambil pilihan berbagai
alternatif dari kegiatan untuk mencapai tujuan masa depan tersebut dengan terus mengikuti
agar supaya pelaksanaannya tidak menyimpang dari tujuan.

Pengertian Pembangunan

Berikut beberapa pengertian pembangunan menurut para ahli:

1. Todaro: Pembangunan dibagi dalam tiga komponen dasar, sebagai basis konseptual dan
pedoman praktis dalam memahami pembangunan yang paling hakiki yakni kecukupan  yang
memenuhi kebutuhan pokok, meningkatkan rasa harga diri atau jati diri serta kebebasan
dalam memilih. Selanjutnya, Todaro mengemukakan bahwa pembangunan adalah suatu
proses multidimensional yang mencakup berbagai hal yang mendasar atas struktur sosial
sikap-sikap masyarakat, dan institusi nasional, disamping tetap mengejar akselerasi
pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan,pengentasan kemiskinan.
2. Ginanjar kartasmista: Pembangunan adalah suatu proses perubahan kearah yang lebih
baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.

3. Siagian: Pembangunan adalah rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan


perubahan secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu negara atau bangsa yang
menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building).

4. Deddy T.Tikson: Pembangunan merupakan transformasi ekonomi, strategi dan


budaya yang secara sengaja melalui kebijakan dan juga strategi menuju kearah yang
diinginkan.

5. Surkino: Pembangunan adalah suatu usaha proses yang menyebabkan pandapatan


perkapita masyarakat dapat meningkat dalam jangka panjang. Jadi pembangunan adalah
rangkaian usaha mewudkan pertumbuhan dan perubahan kearah yang lebih baik melalui
upaya yang dilakukan secara terencana dengan menggunakan sumberdaya untuk mencapai
tujuan mewujudkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan.

Pengertian Perencanaan Pembangunan

Perencanaan pembangunan akan menjadi bahan pedoman atau acuan dasar bagi pelaksanaan
pembangunan (action plan). Oleh karena itu, perencanaan pembagunan hendaknya bersifat
implementatif (dapat dilaksanakan) dan aplikatif (dapat diterapkan) Terdapat banyak
pengertian perencanaan pembangunan menurut para ahli dan menurut undang-undang No. 25
tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional:

1. Riyadi dan Bratakusumah: perencanaan pembangunan adalah suatu proses prumusan


alternatif-alternatif atau keputusan–keputusan yang didasarkan pada data-data dan fakta-fakta
yang akan digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan suatu rangkaian kegiatan / aktivitas.

2. Conyers dan Hills: Perencanaan pembangunan adalah suatu proses berkesinambungan


yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan berbagai alternatif penggunaan
sumberdaya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang.

3. Arthur W.Lewis: perencanaan pembangunan merupakan suatu kumpulan


kebijaksanaan dan program pembangunan untuk mendorong masyarakat dan swasta untuk
menggunakan sumberdaya yang tersedia secara lebih produktif.

4. M. L. Jhingan: Perencanaan pembangunan pada dasarnya merupakan pengendalian


dan pengaturan perekonomian dengan sengaja oleh suatu penguasa asi dan pendanaan yang
bersifat indikatif. RKP merupakan pedoman bagi penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN).

Secara umum Perencanaan Pembangunan adalah cara atau teknik untuk mencapai tujuan
yang diinginkan dalam proses pembangunan sehingga mampu mewujudkan masyarakat yang
maju, makmur dan sejahtera.

Literatur ilmiah yang tesedia memberikan beberapa pengertian dari para ahli tentang
perencanaan pembangunan. Berikut penjelasannya

Menurut Arthur W.Lewis (1965) mendefenisikan perencanaan pembangunan sebagai suatu


kumpulan kebijaksanaan dan program pembangunan untuk merangsang masyarakat dan
swasta untuk menggunakan sumberdaya yang tersedia lebih produktif.

Sedangkan Jenseen (1995) merekomendasikan perencanaan pembangunan daerah harus


memperhatikan hal-hal yang bersifat kompleks, sehingga prosesnya harus memperhitungkan
kemampuan sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber
daya fisik, dan sumber daya lainnya. Riyadi (2002 : 8)

Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembangunan

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional, dalam rangka mendorong proses pembangunan secara terpadu dan
efesien, pada dasarnya perencanaan pembangunan nasional di Indonesia mempunyai 5 tujuan
dan fungsi pokok. Adapun tujuan dan fungsi pokok perencanaan pembangunan tersebut
sebagai berikut:

1. Untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan

2. Untuk menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar Daerah.

3. Untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,


pelaksanaan dan pengawasan.

4. Untuk mengoptimalkan partisipasi dan peran masyarakat dalam perencanaan.

5. Untuk menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif dan adil.
Jenis Perencanaan Pembangunan

Perencanaan pembangunan mempunyai berbagai jenis, tergantung dari sifatnya masing-


masing. Berdasarkan jangka waktunya, perencanaan pembangunan dapat diklasifikasikan atas
tiga jenis yaitu : Perencanaan Jangka Panjang, Perencanaan Jangka Menengah, Perencanaan
Jangka Pendek. Penjelasan masing-masing jenis perencanaan Pembangunan tersebut adalah
sebagai berikut :

1. Perencanaan jangka Panjang

Perencanaan Jangka Panjang biasanya mencakup jangka waktu 10-25 tahun. Pada era orde
baru, pembangunan jangka panjang mencakup angka waktu 25 tahun sebagaimana ditetapkan
dalam Garis Garis Besar Haluan Negara. Sedangkan dewasa ini, rencana pembangunan
Jangka Panjang, baik nasional maupun daerah mencakup waktu 20 tahun.

2. Perencanaan Jangka Menengah

Perencanaan Jangka Menengah biasanya mencakup waktu 4-5 tahun, tergantung dari masa
jabatan Presiden atau kepala daerah. Di Indonesia, perencanaan jangka menengah
mempunyai jangka waktu 5 tahun yang disusun baik oleh pemerintah nasional maupun
pemerintah daerah. Perencanaan jangka menengah pada dasarnya merupakan jabaran dari
perencanaan jangka panjang sehingga bersifat lebih operasional. Selain itu, perencanaan
jangka menengah memuat juga sasaran dan target pembangunan secara kuantitatif dan
kualitatif supaya besar perencanaan tersebut menjadi lebih terukur dan mudah dijadikan
sebagai dasar dalam melakukan monitoring dan evaluasi.

3. Perencanaan Jangka Pendek

Perencanaan jangka pendek biasanya mencakup 1 tahun, sehingga sering kali dinamakan
sebagai rencana tahunan. Rencana ini pada dasarnya adalah merupakan jabaran dari rencana
jangka menengah. Disamping itu, perencanaan tahunan ini bersifat sangat operasional karena
didalamnya termasuk program dan kegiatan, lengkap dengan pendanaannya. Bahkan dalam
rencana tahunan ini memuat juga indikator dan target kinerja untuk masing-masing program
dan kegiatan. Karena itu, rencana tahunan ini selanjutnya dijadikan dasar utama dalam
penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja baik pada tingkat Nasional (RAPBN) maupun
pada tingkat Daerah (RAPBD). Rencana tahunan yang mencakup kesemua sektor dinamakan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sedangkan khusus untuk suatu sektor atau bidang
dinamakan Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) yang merupakan
penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) SKPD.

1. Tahap Penyusunan Rencana

Tahap awal kegiatan perencanaan adalah menyusun naskah atau rancangan rencana
pembangunan yang secara formal merupakan tanggung jawab badan perencana, baik
BAPPENAS untuk tingkat Nasional dan BAPPEDA untuk tingkat Daerah. Bila penyusunan
rencana dilakukan dengan menggunakan pendekatan Perencanaan Partisipatif, maka sebelum
naskah rancana disusun, terlebih dahulu perlu dilakukan penjaringan aspirasi dan keinginan
masyarakat tentang visi misi serta arah pembangunan.

Berdasarkan hasil penjaringan aspirasi masyarakat tersebut, maka tim penyusunan rencana
sudah dapat mulai menyusun rencana awal (rancangan) dokumen perencanaan pembangunan
yang dibutuhkan. Kemudian rancangan tersebut dibahas dalam Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (MUSRENBANG) untuk menerima tanggapan baik dari pihak yang peduli dan
berkepentingan dengan pembangunan seperti tokoh masyarakat, alim ulama, cerdik pandai,
dan para tokoh Lembaga Sosial Masyarakat setempat.

2. Tahap Penetapan Rencana

Sesuai ketentuan berlaku, Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) perlu mendapat
pengesahan dari DPRD setempat, sedangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) dan RKPD cukup mendapat pengesahan dari kepala daerah. Pada tahap kedua ini
kegiatan utama badan perencana adalah melakukan

proses untuk mendapatkan pengesahan tersebut.

3. Tahap pengendalian Pelaksanaan rencana

Setelah rencana pembangunan tersebut ditetapkan oleh pihak yang berwenang, maka dimulai
proses pelaksanaan rencana oleh pihak eksekutif melalui SKPD terkait. Sesuai dengan
ketentuan perundangan yang berlaku, perencana masih tetap mempunyai tanggung jawab
dalam melakukan pengendalian pelaksanaan rencana bersama SKPD bersangkutan.

4. Tahap Evaluasi Keberhasilan Pelaksanaan Rencana


Setelah pelaksanaan kegiatan pembangunan selesai, badan perencana masih mempunyai
tanggungjawab terakhir, yaitu melakukan evaluasi terhadap kinerja dari kegiatan
pembangunan tersebut. Sasaran utama kegiatan evaluasi ini adalah untuk mengetahui apakah
kegiatan dan objek pembangunan yang telah selesai dilaksanakan tersebut dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan pemerintah daerah, evaluasi harus dilakukan dengan dengan menggunakan
metode evaluasi kinerja yang paling kurang didasarkan atas 3 unsur utama yaitu: unsur
masukan (input) terutama dana, keluaran (output), dan hasil (outcome). Disamping itu,
evaluasi ini juga mencakup faktor-faktor utama yang menyebabkan berhasilnya atau kendala
yang menyebabkan kurangnya manfaat yang dapat dihasilkan oleh objek dan kegiatan
pembangunan tersebut.

Itulah ulasan mengenai definisi perencanaan pembangunan dan manfaatnya, serta bagaimana
tahapan-tahapannya. Semoga bermanfaat dan semangat terus memajukan Indonesia!

Abstrak: Pembangunan Tol Gempol – Mojokerto sebagai bagian dari jaringan tol trans jawa
diharapkan menjadi solusi pemecah kemacetan pada jalan eksisting Gempol – Mojokerto.
Untuk mendapatkan pelayanan jalan tol yang optimal salah satu perencanaan penting adalah
penentuan trase dan perencanaan perkerasannya. Pengumpulan data pada penelitian ini
melalui survei kondisi lapangan setiap alternatif trase yang telah direncanakan, kuisioner
terhadap stakeholder yang bersangkutan pada perencanaan pembangunan jalan tol Gempol–
Mojokerto, serta data LHR jalan eksisting Gempol-Mojokerto yang didapat dari hasil
penelitian terdahulu. Digunakan metode Analytical Hierarchy Process dalam penentuan
faktor yang digunakan sebagai penentuan alternatif trase yang efisien. Hasil survei kondisi
lapangan berupa skoring disesuaikan dengan hasil bobot kriteria dengan metode AHP. Dari
keseluruhan hasil penelitian, alternatif trase yang terpilih adalah alternatif trase nomor 2
dengan nilai skoring tertinggi. Direncanakan dengan tebal perkerasan kaku sebesar 24 cm
berdasarkan pedoman PdT-14-2003.

Sistem jaringan jalan di Indonesia saat ini menjadi salah satu perhatian khusus bagi
pemerintah. Pemerintah mencanangkan berbagai target pembangunan infrastruktur di
Indonesia, dan salah satunya adalah pembangunan Tol Trans-Jawa. Pembangunan tol baru di
Jawa Timur saat ini salah satunya adalah jalan Tol Gempol – Mojokerto yang diharapkan
dapat menjadi solusi pemecah kemacetan di jalan eksisting Gempol – Mojokerto. Karena
seperti yang diketahui daerah Gempol dan Mojokerto ini merupakan daerah industri yang
cukup berpotensi di Jawa Timur. Pembangunan jalan tol ini hendaknya mengutamakan aspek
kenyamanan, keamanan bagi pengguna tol, dan diharapkan juga dapat mengurangi waktu
tempuh perjalanan pengendara. Sehingga diperlukan pemilihan trase yang efisien dan
perencanaan perkerasan jalan tol Gempol– Mojokerto.

KAJIAN PUSTAKA

Jalan Tol Jalan bebas hambatan adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan
pengendalian jalan masuk secara penuh dan tanpa adanya persimpangan sebidang serta
dilengkapi dengan pagar ruang milik jalan. Disamping itu, jalan tol merupakan jalan bebas
hambatan dan jalan nasional yang dapat menunjang peningkatan pertumbuhan perekonomian.
Penentuan Trase Jalan Perencanaan pembangunan jalan tol perlu memenuhi persyaratan
aman, nyaman dan ekonomis. Sehingga diperlukan desain yang optimal dengan
mempertimbangkan faktor berikut:

 Topografi

 Geologi

 Tata guna lahan

 Lingkungan Metode AHP (Analytical Hierarchy process) Analiyical Hierarchy Process (AHP)
adalah teori pengukuran melalui perbandingan berpasangan dan bergantung pada penilaian
dan pendapat para ahli untuk mendapatkan skala prioritas terhadap suatu alternatif.

Skala prioritas dibuat untuk mengetahui seberapa banyak pilihan mendominasi pilihan
lainnya.Selain itu, metode AHP digunakan untuk mengetahui tingkat konsistensi, menghitung
tingkat konsistensi, dan mengembangkan makna dari pendapat responden (Saaty, 2008).
Metode ini menggunakan matriks perbandingan berpasangan yang didapatkan dari hasil
kuisioner pada stakeholder terkait. Selanjutnya proses yang dilakukan pada metode AHP ini
adalah pembobotan elemen dan pemeriksaan konsistensi, dan hanya hasil yang memiliki nilai
konsistensi tertentu yang akan diambil untuk perhitungan selanjutnya sebagai bobot kriteria.
Perencanaan perkerasan kaku Perkerasan jalan kaku atau yang biasa disebut perkerasan beton
semen adalah perkerasan yang menggunakan beton sebagai bahan utama perkerasan jalan.
Struktur perkerasan kaku terdiri dari pelat beton yang diletakkan pada lapis pondasi bawah
yang menumpu pada tanah dasar, dengan atau tanpa lapis permukaan aspal di atasnya
(Saodang, 2005). METODE Dalam penelitian ini, dimulai dengan berbagai tahapan untuk
mendapatkan hasil analisa. Berikut adalah tahap – tahap kajian yang akan dilaksanakan:

1. Pra-survei Pada tahap pra-survei ini dilakukan cobacoba menentukan alternatif trase pada
daerah Gempol-Mojokerto dengan menggunakan bantuan google earth. Direncanakan untuk
membuat 3 alternatif trase yang nantinya akan disurvei lebih lanjut. Alternatif trase yang
telah dibuat disambungkan dengan alat bantu GPS yang nantinya digunakan untuk membantu
survei kondisi lapangan. Alternatif trase yang telah dibuat diberikan point-point setiap 50 m
agar pada saat verifikasi di lapangan data yang didapatkan lebih akurat.

2. Survei Kondisi Lapangan Survei ini dilakukan untuk memverifikasi rencana trase pada pra-
survei, mengetahui potensi trase tersebut seperti tata guna lahan, mengetahui pemukiman
terdampak, dan meninjau keperluan jembatan pada rencana alternatif trase jalan Tol Gempol
– Mojokerto. Beberapa tahapan yang dilakukan saat survei kondisi lapangan:

 Menyiapkan alat bantu berupa GPS yang sudah terprogram, berisi rute trase alternatif (3
alternatif trase) dengan berupa stationing yang berjarak 50 meter
 Menuju ke lokasi survei dan melakukan tracking dengan berjalan kaki mengikuti rencana
trase dengan GPS.
 Berhenti pada setiap stationing (50 meter) dan mencatat tata guna lahan atau keterangan yang
dianggap perlu pada area sekitar stationing
 Dokumentasikan pada setiap titik stationing menggunakan kamera, pada posisi tampak
depan, kanan, belakang, kiri
3. Survei Pemilihan Trase Dalam tahap ini, digunakan pemilihan alternatif multi kriteria dengan
metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Sebelum melakukan survei AHP, diperlukan pula
survei pra-penelitian atau survei pra-AHP dengan melakukan skoring pada berbagai macam
kriteria yang dianggap penting dan nantinya kriteria-kriteria terpilih inilah yang akan
digunakan pada kuisioner AHP.
a. Kuisioner pra-AHP Dalam kuisioner pra AHP, responden yang memiliki pengalaman dan
keahlian di bidang terkait memberikan skoring terhadap aspek-aspek kriteria yang
mempengaruhi pembangunan jalan tol Gempol- Mojokerto. Metode tersebut disebut dengan
cut off point yang berfungsi untuk memastikan derajat kebutuhan kriteria tersebut untuk
digunakan. Penilaian hasil kuisioner dibagi menjadi 3 dimana bila suatu elemen dinilai sangat
penting maka akan diberi skor 3, cukup penting diberi nilai 2, dan tidak penting diberi nilai 1.
b. Kuisioner AHP Data AHP diperoleh dengan memberikan kuisioner kepada responden terpilih
untuk penilaian pembobotan kriteria terpilih dari kuisioner pra–AHP. Responden terpilih ini
adalah pejabat yang berkepentingan atau stakeholder dalam pembangunan Jalan Tol
GempolMojokerto, baik sebagai pelaksana maupun pembuat keputusan. Responden terpilih
antara lain:
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Mojokerto
2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Pasuruan
3. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Jawa Timur
4. Dinas PU Bina Marga Kab. Mojokerto
5. Dinas PU Bina Marga Kab. Pasuruan
6. Dinas PU Bina Marga Jawa Timur
7. Dinas Perhubungan Kab. Mojokerto
8. Dinas Perhubungan Kab. Pasuruan
9. Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Jalan Provinsi Jawa Timur
10. Kementrian Pekerjaan Umum BBPJN V Surabaya
Metode Analisis Data
1. Analisis Pemilihan Trase (Metode AHP)
Pengolahan hasil kuisioner ini menggunakan program Excel dengan cara pembobotan(scoring)
berdasarkan pendapat responden, berikut langkahlangkah yang dilakukan:
a. Penilaian relatif responden
b. Menghitung bobot masing masing kriteria
c. Mencari eigen value maksimum
d. Menghitung Indeks Konsistensi ( CI )
e. Menghitung Rasio Konsistensi (CR )
2. Penilaian dan Pemilihan Trase Untuk melakukan analisis multi kriteria adalah dengan
menentukan skoring pada masing – masing kriteria yang ada. Oleh karena itu, untuk
menghindari nilai yang tidak konsisten, didalam analisis AHP kondisi ini perlu
“dinormalisasikan”, dengan Interval Scale Properties, sebagai berikut: Nilai Normalisasi
Nilai Normalisasi =
( 𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊−𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒎𝒊𝒏𝒊𝒎𝒖𝒎 )
( 𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎−𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒎𝒊𝒏𝒊𝒎𝒖𝒎 )
Nilai suatu alternatif yang tinggi belum tentu alternatif tersebut lebih baik daripada alternatif
lainnya, tergantung pada arah penilaiannya. Oleh karena itu, terlebih dahulu perlu ditetapkan
arah penilaian utilitas pada masing – masing subkriteria. Untuk mengkonversikan arah
penilaian yang negatif, dapat digunakan persamaan berikut ini : Nilai Konversi = 1 – Nilai
Normalisasi
Dalam studi ini penilaian pemilihan trase berdasarkan kriteria-kriteria sebagaimana pada
analisa AHP. Hasil dari analisis alternatif trase pada saat survei kondisi lapangan ini
dibandingkan dengan hasil kuisioner AHP yang telah dilakukan. 3. Perencanaan Perkerasan
Kaku Perkerasan yang digunakan pada Jalan Tol Gempol - Mojokerto direncanakan
menggunakan perkerasan kaku sesuai dengan pedoman perkerasan kaku PdT-14-2003
tentang perencanaan perkerasan jalan. Selain itu ditambahkan pula perhitungan dengan
metode AASHTO 1993 sebagai pembanding.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Survei Kondisi Lapangan Pengamatan di lapangan yang dilakukan ini menggunakan
bantuan peta pencitraan dari google earth untuk selanjutnya dilakukan tracking di lapangan.
Pada 3 alternatif trase direncanakan pada pintu tol Gempol melalui jalan arteri Porong,
dikarenakan jalan arteri Porong memiliki aksesibilitas yang mudah untuk dilalui dan dekat
dengan kawasan industri. Alternatif 1 direncanakan dibagian utara jalan eksisting, alternatif
trase 1 ini direncanakan sejajar dengan sungai Porong. Dari pintu tol Gempol sampai KM 7
alternatif trase 1 direncanakan sama dengan alternatif 2 dan 3. Selanjutnya, alternatif 2
direncanakan melalui point yang sama dengan alternatif 3 sampai pada KM 17. Pada pintu tol
Mojokerto, alternatif trase 1 direncanakan lebih dekat dengan akses menuju Kota Mojokerto.
Untuk alternatif trase 2 dan 3 direncanakan pada perbatasan kabupaten Mojokerto dengan
Kabupaten jombang, dan terkoneksi dengan Tol MojokertoKertosono yang saat ini sedang
dalam tahap pembangunan.

a) Aspek Jarak Tempuh Jarak tempuh ini diperhitungkan dengan asumsi semakin pendek track
trase semakin tinggi skor alternatif tersebut.
b) Aspek Pengembangan Wilayah & Tata Ruang Pengembangan wilayah diasumsikan dengan
semakin banyak kawasan industri yang 15.10% 28.70% 18.50% 17.30% 20.40% Bobot
kriteria Bobot kriteria ditunjang oleh alternatif trase jalan tol, maka semakin tinggi pula
nilainya.
c) Aspek Pembebasan Lahan Untuk memperoleh nilai luas pembebasan lahan, diasumsikan
lahan yang digunakan semakin luas atau lahan yang diperlukan dan dibebaskan untuk
pembangunan suatu alternatif jalan tol, maka nilainya semakin rendah. Begitu pula
sebaliknya, semakin sedikit lahan yang diperlukan untuk pembebasan jalan tol, maka
semakin tinggi nilainya.
d) Aspek Aksesibilitas Aspek aksesibilitas dinilai dengan asumsi semakin banyak kawasan
startegis yang dilayani oleh alternatif trase jalan tol tersebut maka skornya semakin tinggi.
e) Aspek Teknis Dalam pembangunan jalan tol tentunya tak lepas dari pertimbangan –
pertimbangan terkait kriteria teknis seperti panjang rute trase, kebutuhan jembatan, dan
jumlah persimpangan/crossing jalan. Aspek tersebut berpengaruh pada biaya pembangunan
yang semakin besar jika alternatif jalan semakin panjang, butuh banyak jembatan, dan banyak
memerlukan fly over karena bersimpangan dengan jalan yang telah ada sehingga membuat
nilai dari alternatif trase tersebut semakin rendah.

KESIMPULAN & SARAN

Kesimpulan:
1. Faktor-faktor yang digunakan dalam penentuan trase jalan Tol GempolMojokerto ini adalah: -
Jarak tempuh - Pengembangan wilayah & tata ruang - Pembebasan lahan - Aksesibilitas -
Teknis 2. Direncanakan terdapat 3 alternatif trase jalan Tol Gempol Mojokerto menggunakan
pencitraan aplikasi Google Earth dengan mempertimbangkan tata guna lahan.
. Dari hasil analisa diperoleh skor untuk alternatif trase 1
adalah 1,0004, alternatif trase 2 adalah 1,041, dan
alternatif trase 3 adalah 0,4225. Sehingga terpilih
alternatif 2 sebagai alternatif terbaik berdasarkan hasil
survei teknis. 4. Pada perencanaannya digunakan
perkerasan kaku. Tebal struktur perkerasan dengan
pedoman PdT-14- 2003 didapatkan tebal plat beton
rencana 24 cm.
DAFTAR PUSTAKA

Tamin, Ofyar Z. (2000). Perencanaan dan Permodelan Transportasi. Bandung: Institut


Teknologi Bandung.
Anonim. 2003. Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen Pd T-14-2003 Jakarta : Departemen
Pemukiman dan Prasarana Wilayah.
Anonim. 2013. Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013.Jakarta : Direktorat
Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum.
Bina Marga,1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Bina Marga, Bandung Saaty, L. Thomas.
1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Proses Hirarki Analitik Untuk
Pengambilan Keputusan Dalam Situasi Yang Kompleks. PT. P

Anda mungkin juga menyukai