Anda di halaman 1dari 11

Menurut UU No.

25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, tahapan


perencanaan pembangunan nasional meliputi :

1. Penyusunan Rencana

Tahap penyusunan rencana dilaksanakan untuk menghasilkan rancangan lengkap suatu  rencana
yang  siap  untuk  ditetapkan  yang  terdiri  dari  4  (empat)  langkah, yaitu :

penyiapan  rancangan  rencana  pembangunan  yang  bersifat  teknokratik,  menyeluruh,  dan


terukur.  

masing-masing instansi  pemerintah  menyiapkan  rancangan  rencana  kerja  dengan  berpedoman


pada rancangan rencana pembangunan yang telah disiapkan.

melibatkan masyarakat (stakeholders) dan menyelaraskan rencana   pembangunan  yang  dihasilkan


masing-masing  jenjang  pemerintahan  melalui  musyawarah  perencanaan  pembangunan.  

penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.  

2. Penetapan Rencana

Penetapan rencana menjadi produk hukum sehingga mengikat semua pihak untuk
melaksanakannya. Menurut Undang-Undang ini, rencana   pembangunan jangka panjang
Nasional/Daerah ditetapkan sebagai Undang-Undang/Peraturan Daerah, rencana pembangunan
jangka  menengah Nasional/Daerah ditetapkan sebagai Peraturan Presiden/Kepala   Daerah, dan
rencana  pembangunan  tahunan  Nasional/daerah ditetapkan  sebagai  Peraturan Presiden/Kepala
Daerah.  

3. Pengendalian Pelaksanaan Rencana

Tujuan pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan adalah untuk  menjamin tercapainya


tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang  dalam rencana melalui kegiatan-kegiatan koreksi
dan penyesuaian selama  pelaksanaan rencana tersebut oleh pimpinan Kementerian/Lembag/Satuan
Kerja Perangkat Daerah. Selanjutnya, Menteri/Kepala Bappeda menghimpun dan menganalisis hasil
pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing  pimpinan
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah sesuai  dengan tugas dan kewenangannya.
4. Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Evaluasi pelaksanaan rencana adalah bagian dari kegiatan perencanaan pembangunan yang secara
sistematis mengumpulkan dan menganalisis  data dan informasi untuk menilai pencapaian sasaran,
tujuan dan kinerja  pembangunan. Evaluasi ini dilaksanakan berdasarkan indikator dan sasaran
kinerja yang tercantum dalam dokumen rencana pembangunan. Indikator dan sasaran kinerja
mencakup masukan (input), keluaran (output),  hasil (result), manfaat (benefit) dan dampak
(impact). Dalam rangka   perencanaan pembangunan, setiap Kementerian/Lembaga, baik Pusat  
maupun Daerah, berkewajiban untuk melaksanakan evaluasi kinerja pembangunan yang merupakan
dan atau terkait dengan fungsi dan  tanggungjawabnya. Dalam melaksanakan evaluasi kinerja proyek
pembangunan, Kementrian/Lembaga, baik Pusat maupun Daerah, mengikuti pedoman dan petunjuk
pelaksanaan evaluasi kinerja untuk  menjamin keseragaman metode, materi, dan ukuran yang sesuai
untuk  masing-masing jangka waktu sebuah rencana.  

Pembahasan

Pengertian Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang bertujuan untuk menaikkan PDB (Produk Domestik
Bruto) suatu negara atau daerah melebihi tingkat pertumbuhan penduduk.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembangunan Ekonomi

Tanah dan Kekayaan Alam. Negara yang memiliki kekayaan alam berlimpah akan lebih mudah
meningkatkan laju pembangunan ekonominya dibandingkan negara yang kurang.

Kuantitas dan Kualitas Penduduk dan Tenaga Kerja. Pertambahan penduduk akan meningkatkan
jumlah angkatan kerja yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan produksi. Jumalah
penduduk yang besar akan meningkatkan permintaan barang yang diikuti dengan perluasan pasar.
Dengan pendidikan dan pelatihan yang memadai, akan menghasilkan sumber daya manusia yang
terlatih dan terampil sehingga mampu menjadi prionir dalam pembangunan.

Kepemilikan Barang Modal dan Penguasaan Teknologi, Modal dan teknologi diperlukan untuk
peningkatan pembangunan.

Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat. Sistem sosial dan sikap yang menjadi penghambat
pembangunan ekonomi seperti sistem feodal, sikap tidak mau bekerja keras, malas menabung, dan
sikap negatif lainnya.
Indikator Utama Pembangunan Ekonomi

Indikator Moneter, yaitu pendapatan perkapita dan indikator kesejahteraan ekonomi bersih atau
Net Economic Welfare (NEC)

Indikator Non Moneter, yaitu indikator sosial dan indeks kualitas hidup

Indikator Campuran, yaitu Indikator Susenas Inti dan Indek Pembangunan Manusia (Human
Development Index)

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/20674534#readmore


Rencana harus diiplementasikan setiap saat selama proses iplementasi dan pengawasan
rencana-rencana mungkin memerlukan modifikasi agar tetap berguna. Salah satu aspek
penting perencanaan pembangunan adalah pembuatan keputusan, proses pengembangan dan
penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan masalah tertentu. Keputusan harus dibuat
pada berbagai tahapan antara lain sebagai berikut:

1.            Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan

Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi


atau kelompok kerja. Tanpa tujuan yang jelas organisasi akan menggunakan sumber daya secara
tidak efektif.

2.            Merumuskan keadaan saat ini

Pemahaman akan posisi perusahaan sekarang dari tujuan yang hendak dicapai atau sumber daya
yang tersedia untuk mencapai tujuan adalah sangat penting karena tujuan dan perencanaan
menyangkut waktu yang akan dating

3.            Mengidentisifikasi kemudahan dan hambatan

Segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentisifikasi untuk
mengukur kemampuannya dalam mencapai tujuan.

4.            Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan

Tahapan terakhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan berbagai altrernatif kegiatan
untuk mencapai tujuan alternatif tersebut dan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.
UNSUR-UNSUR POKOK PERENCANAAN PEMBANGUNAN[1]

A.          Pengertian Perencanaan Pembangunan


Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan fakta-fakta dan atau perkiraan yang
mendekat (estimate) sebagai persiapan untuk melaksanakan tindakan-tindakan. (Abdul
Rahman, 1973) Sedangkan Pembangunan dalam bahasa Indonesia dimaknai dengan;
Pertama, “berasal dari kata “bangunan” yang berkonotasi fisik. Dalam hal ini pembangunan
bermakna membuat infrastruktur “bangunan-bangunan.” Kedua, “Pembangunan” berasal dari
“bangun”, yang bermakna bangkit, aktif, tidak berdiam diri. Lawan dari “duduk”, pasif, diam,
tetap, bahkan mundur.[2]
Sedangkan menurut Barat, pembangunan diambil dari istilah develop,
developing, dan development. Develop bermakna:
1.             Grow or cause to grow and become larger or more advanced, dan
2.             Convert (land) to a new purpose, especially by constructing buildings.
Development bermakna;
1.             The process of developing or being developed. a specified state of growth or advancement.
2.             A new product or idea.
3.             An event constituting a new stage in a changing situation.
4.             An area of land with new buildings.
Developing country bermakna; poor agricultural country that is seeking to become
more advanced economically and socially. [3]
Jadi pembangunan dalam pandangan Barat secara bahasa terangkum pada kata
kunci: grow, advancement, new, larger, change (tumbuh, kemajuan, pembaruan, perluasan
atau pembesaran, perubahan, dll). Dan lawan dari pembangunan menurut konsep Barat
adalah; tetap, mundur, penyempitan, pengurangan, stabil, tidak berubah, dll. [4]
Dengan melihat definisi diatas, maka definisi perencanaan pembangunan menurut para
ahli adalah sebagai berikut.
1.             Menurut Arthur W. Lewis (1965), Perencanaan pembangunan sebagai suatu kumpulan
kebijaksanaan dan program pembangunan untuk merangsang masyarakat dan seasta untuk
menggunakan sumberdaya yang tersedia secara lebih produktif.
2.             Menurut M. L. Jhingan (1984), Perencanaan pembangunan pada dasarnya merupakan
pengendalian dan pengaturan perekonomian dengan sengaja oleh suatu penguasa
(pemerintah) pusat untuk mencapai suatu sasaran dan tujuan tertentu di dalam jangka waktu
tertentu pula.
3.             Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004, Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN) adalah suatu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk
menghasilkan rencana-rencana pembangunan jangka panjang, jangka menegah dan tahunan,
yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan
daerah.
Dengan demikian perencanaan pembangunan merupakan cara atau teknik untuk
mencapai tujuan pembangunan secara tepat, terarah, dan efisien sesuai dengan kondisi negara
atau daerah bersangkutan.[5] Atau dapat juga disimpulkan perencanaan pembangunan
merupakan suatu rencana pembangunan untuk mencapai perkembangan sosial ekonomi yang
tetap (steady social economy growth).[6]
Ketika menelisik lebih dalam pada ajaran Islam, makna pembangunan tidaklah sesuai
untuk menggambarkan sebuah kemajuan masyarakat. Pembangunan yang hanya
mengedepankan aspek fisik hanya menjadi tolak ukur semu dalam sebuah kemajuan.
Setidaknya konsep pembangunan dalam bahasa Arab modern memiliki tiga istilah, yaitu;
Tanmiyyah (tumbuh, growth), Taghayyur (berubah, change), dan Taqaddum (maju, advance,
forwardness). Ketika meletakkan standar pembangunan sesuai perspektif Barat, bangsa
Indonesia akan kesulitan beranjak dari standar tersebut. Dan oleh karena itu, bangsa
Indonesia harus meletakkan standar pembangunan dalam konsep yang benar, yaitu sesuai
dalam perspektif Islam.
Pembangunan dalam pandangan Islam tercermin dalam al-Qur’an sebagai Ishlah (-‫اصلح‬
‫الح‬HH‫اص‬-‫لح‬HH‫)يص‬. Secara bahasa berarti “memperbaiki”, “reformasi pada yang lebih baik”,
“mendamaikan agar menjadi baik dan sesuai”. Ishlah berhubungan dengan shalih, mushlih,
yakni “baik”, jadi pembangunan dalam Islam berarti perbaikan mengacu pada al-Qur’an dan
Sunnah. Islah dalam bahasa Indonesia sudah menyempit maknanya menjadi mendamaikan,
meskipun sebenarnya “memperbaiki”. Baik tidak selalu bermakna bertambah, maju,
bergerak, membangun, dll sebagaimana difahami dalam konsep pembangunan Barat.
Pembangunan dalam Islam utamanya ditujukan untuk membangun individu-individu
yang baik, bukan warga negara yang baik semata. Individu yang baik, akan mengetahui mana
yang perlu dibangun, ditambah, dikurangi, diprioritaskan. Sebab ia memahami adab.
Pembangunan individu yang baik hanya dapat dilakukan melalui pendidikan. Terutama
pendidikan tinggi. Kemajuan kadangkala harus melihat kebelakang, pada zaman Nabi
shallallahu ‘alayhi wasallam sebagai tolak-ukur kemajuan dan bahkan zaman alastu untuk
keselamatan ukhrawi. To move forward you must look backward, not to stay backward. [7]

B.            Unsur-unsur Pokok dalam Perencanaan Pembangunan
Dalam suatu perencanaan pembangunan menurut Barat terdapat beberapa unsur-unsur
pokok. Unsur-unsur ini mungkin di telah atau di uraikan dalam satu atau beberapa bab
bahkan mungkin dalam beberapa bagian dari suatu bab. Cara penyajiannya berbeda-beda
antara rencana-rencana pembangunan berbagai negara.
Secara umum unsur-unsur pokok yang terdapat dalam perencanaan pembangunan di
Indonesia adalah sebagai berikut:
1.             Kebijaksanaan dasar atau strategi dasar perencanaan pembangunan. Sering juga disebut
sebagai tujuan, arah, dan prioritas-prioritas pembangunan. Meliputi pula sebagai sasaran
pembangunan. Unsur ini merupakan dasar daripada seluruh rencana, yang kemudiaan di
tuangkan dalam unsur-unsur pokok perencanaan pembangunan lainnya. Salah satu hal yang
penting dalam hal ini adalah, penetapan tujuan-tujuan rencana.
2.             Unsur pokok yang kedua adalah adanya kerangka rencana. Seringkali hal ini disebut juga
sebagai kerangka makro rencana. Dalam kerangka ini dihubungkan berbagai varibael-
variabel pembangunan (ekonomi) serta implikasi hubungan tersebut.
3.             Perkiraan sumber-sumber pembangunan merupakan unsur pokok dalam penyusunan rencana
pembangunan. Khususnya adalah sumber-sumber pembiayaan pembangunan. Seringkali hal
ini merupakan bagian dari penelaahan kerangka makro rencana. Sumber-sumber pembiayaan
pembangunan merupakan keterbatasan yang strategis dalam usaha pembangunan deengan
demikian perlu diperkirakan secara seksama.
4.             Unsur pokok yang lain dalam perencanaan pembangunan adalah uraian tentang rencana
kebijaksanaan yang konsisten. Berbagai kebijaksanaan perlu dirumuskan dan kemudian
dilaksanakan. Kebijaksanaan-kebijaksanaan perencanaan pembangunan itu antara lain
kebijaksanaan fiskal, kebijaksanaan penganggaran, kebijaksanaan moneter, kebijaksanaan
harga serta berbagai kebijaksanaan sektoral lainnya. Kecuali itu juga penting kebijaksanaan
pembangunan daerah-dareah.
5.             Unsur pokok kelima dari perencanaan pembangunan adalah program investasi. Program
investasi ini dilakukan secara sektoral, misalnya dibidang pertanian, industri, pertambangan,
pendidikan, perumahan, dan lain-lain. Penyusunan program investasi secara sektoral ini
dilakukan bersamaan dengan penyusunan sasaran-sasaran rencana. Caranya ialah dengan
merencanakan program-program investasi tersebut sampai dengan komponen unit kegiatan
usaha yang terkecil yaitu proyek-proyek pembangunan.
6.             Unsur pokok yang terakhir dalam perencanaan pembangunan adalah administrasi
pembangunan. Salah satu segi penting dalam proses perencanaan adalah pelaksanaanya, dan
untuk ini diperlukan suatu administrasi negara yang mendukung usaha perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan tersebut. Perencanaan penyempurnaan administrasi negara dan
pembinaan sistem administrasi untuk mendukung perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan perlu direncanakan sebagai bagian integral dari rencana pembangunan itu
sendiri. Dalam usaha tersebut  termasuk pula penelaahan terhadap mekanisme dan
kelembagaan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Semua ini disebut administrasi
pembangunan.[8]
Tidak semua perencanaan maupun rencana-rencana seperti diuraikan dalam bagian-
bagian terdahulu adalah suatu perencanaan pembangunan. Ada beberapa hal yang
membedakan suatu perencanaan pembangunan yaitu dipenuhinya dengan ciri-ciri
tertentu. Ciri- ciri perencanaan suatu pembangunan adalah :
1.             Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk mencapai perkembangan sosial ekonomi yang
mantap. Hal ini dicerminkan dalam usaha pertumbuhan ekonomi yang positif.
2.             Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk meningkatkan pendapatan per-kapita.
3.             Usaha untuk mengadakan perubahan struktur  ekonomi.
4.             Usaha perluasan kesepakatan kerja.
5.             Usaha pemerataan pembangunan, seringkali disebut sebagai distributive justice.
6.             Usaha pembinaan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat yang lebih menunjang kegiatan-
kegiatan pembangunan.
7.             Usaha secara terus menerus menjaga stabilitas ekonomi.[9]
Adapun terdapat pula fungsi-fungsi suatu perencanaan pembangunan. Fungsi-fungsi
perencanaan pembangunan adalah sebagai berikut:
1.             Dengan perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman
bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan.
2.             Dengan perencanaan dapat dilakukan suatu perkiraan suatu potensi-potensi, prospek-prospek
perkembangan, hambatan serta resiko yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang.
3.             Perencanaan memberikan kesempatan untuk mengadakan pemilihan yang tetbaik.
4.             Dengan perencaanaan dilakukan penyusunan skala prioritas dari segi pentingnya tujuan.
5.             Perencanaan sebagai alat untuk mengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan dan
evaluasi.[10]

C.          Visi dan Misi Pembangunan


Visi pembangunan Indonesia adalah “Terwujudnya masyarakat yang tertib, sejuk,
nyaman, unggul, dan maju.”[11] Sebuah visi yang cukup baik. Sedangkan misi pembangunan
nasional adalah sebagai berikut;
1.             Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab
berdasarkan falsafah Pancasila adalah memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui
pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan antarumat beragama,
melaksanakan interaksi antarbudaya, mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai
luhur budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalam rangka
memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.
2.             Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing adalah mengedepankan pembangunan sumber daya
manusia berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek
melalui penelitian, pengembangan, dan penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan;
membangun infrastruktur yang maju serta reformasi di bidang hukum dan aparatur negara;
dan memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan setiap wilayah menuju
keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan
pelayanan termasuk pelayanan jasa dalam negeri.
3.             Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum adalah memantapkan
kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat peran masyarakat sipil; memperkuat
kualitas desentralisasi dan otonomi daerah; menjamin pengembangan media dan kebebasan
media dalam mengomunikasikan kepentingan masyarakat; dan melakukan pembenahan
struktur hukum dan meningkatkan budaya hukum dan menegakkan hukum secara adil,
konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak pada rakyat kecil.
4.             Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu adalah membangun kekuatan TNI hingga
melampui kekuatan esensial minimum serta disegani di kawasan regional dan internasional;
memantapkan kemampuan dan meningkatkan profesionalisme Polri agar mampu melindungi
dan mengayomi masyarakat; mencegah tindak kejahatan, dan menuntaskan tindak
kriminalitas; membangun kapabilitas lembaga intelijen dan kontra-intelijen negara dalam
penciptaan keamanan nasional; serta meningkatkan kesiapan komponen cadangan, komponen
pendukung pertahanan dan kontribusi industri pertahanan nasional dalam sistem pertahanan
semesta.
5.             Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan adalah meningkatkan pembangunan
daerah; mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat,
kelompok dan wilayah/daerah yang masih lemah; menanggulangi kemiskinan dan
pengangguran secara drastis; menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap
berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi; serta menghilangkan
diskriminasi.
6.             Mewujudkan Indonesia asri dan lestari adalah memperbaiki pengelolaan pelaksanaan
pembangunan yang dapat menjaga keseimbangan antara pemanfaatan, keberlanjutan,
keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga
fungsi, daya dukung, dan kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan masa depan,
melalui pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk permukiman, kegiatan
sosial ekonomi, dan upaya konservasi; meningkatkan pemanfaatan ekonomi sumber daya
alam dan lingkungan yang berkesinambungan; memperbaiki pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup untuk mendukung kualitas kehidupan; memberikan keindahan dan
kenyamanan kehidupan; serta meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman
hayati sebagai modal dasar pembangunan.
7.             Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional adalah menumbuhkan wawasan bahari bagi masyarakat
dan pemerintah agar pembangunan Indonesia berorientasi kelautan; meningkatkan kapasitas
sumber daya manusia yang berwawasan kelautan melalui pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kelautan; mengelola wilayah laut nasional untuk mempertahankan kedaulatan
dan kemakmuran; dan membangun ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan
pemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan.
8.             Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional adalah
memantapkan diplomasi Indonesia dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional;
melanjutkan komitmen Indonesia terhadap pembentukan identitas dan pemantapan integrasi
internasional dan regional; dan mendorong kerja sama internasional, regional dan bilateral
antarmasyarakat, antarkelompok, serta antarlembaga di berbagai bidang.[12]

D.           Prioritas dalam Pembangunan


Pedoman penyusunan RAPBN 2012 adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2012, serta
Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal tahun 2012. Penyusunan
RAPBN 2012 juga memperhatikan saran dan pendapat DPR-RI serta pertimbangan DPD-RI
yang disampaikan dalam forum pembicaraan pendahuluan pada bulan Juni 2011 yang lalu.
Dalam RKP 2012, Pemerintah akan fokus dalam 11 prioritas pembangunan nasional. 11
prioritas tersebut adalah Reformasi dan Tata Kelola, Pendidikan, Kesehatan dan
Kependudukan, Penanggulangan Kemiskinan, Ketahanan Pangan, Infrastruktur, Iklim
Investasi dan Iklim Usaha, Energi, Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana, Daerah
Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik. “Terakhir adalah Kebudayaan, Kreativitas
dan Inovasi Teknologi”.Selain itu, RKP 2012 juga menambahkan tiga prioritas lainnya, yaitu
bidang politik, hukum, dan keamanan; bidang perekonomian, dan bidang kesejahteraan.
Dengan tema dan prioritas pembangunan nasional RKP 2012 tersebut, kebijakan fiskal
dalam RAPBN tahun 2012 diarahkan terutama untuk mendukung kegiatan ekonomi nasional
dalam memacu peningkatan kesejahteraan rakyat. Kesemua prioritas pembangunan nasional
tersebut bertumpu pada empat pilar yang telah dicanangkan pemerintah, yakni  pro growth,
pro job, pro poor serta pro environment.[13]

E.            Kebijakan dan Program Pembangunan


  Pemerintah harus menetapkan kebijaksanaan pembangunan yang tepat demi
berhasilnya rencana pembangunan dan untuk menghindari kesulitan yang mungkin timbul
dalam proses pelaksanaannya. Dalam hal ini Lewis mencatat unsur-unsur utama kebijakan
pembangunan yang meliputi:
1.             Penyelidikan potensi pembangunan; survei sumberdaya nasional, penelitian ilmiah;
penelitian pasar;
2.             Penyediaan prasarana yang memadai (air, listrik, transportasi dan telekomunikasi) apakah
oleh badan usaha negara atau swasta;
3.             Penyediaan fasilitas latihan khusus dan juga pendidikan umum yang memadai untuk
menyediakan ketrampilan yang diperlukan;
4.             Perbaikan landasan hukum bagi kegiatan perekonomian, khususnya peraturan yang berkaitan
dengan hak atas tanah, perusahaan, dan transaksi ekonomi;
5.             Bantuan untuk menciptakan pasar yang lebih banyak dan dan lebih baik;
6.             Menemukan dan membantu pengusaha yang potensial, baik dalam negeri maupun luar
negeri;
7.             Peningkatan pemanfaatan sumber daya secara lebih baik, baik swasta maupun negara.
Keberhasilan perencanaan pembangunan dapat dinilai terutama dengan menguji berbagai
usulan dari masing-masing unsur tersebut.
Kebijakan yang baik dapat membantu keberhasilan suatu perencanaan, tetapi dia tidak
dapat menjamin keberhasilan. Karenanya, Lewis menyamakan perencanaan pembangunan
dengan obat.Obat yang berada di tangan seorang praktisi yang baik dapat memberikan hasil
yang manjur, tetapi masih mungkin terjadi bahwa pasien yang diharapkan hidup ternyata mati
dan yang diharapkan mati ternyata hidup.[14]

[1] Makalah ini disusun oleh, Anita (1110015000015), dipresentasikan pada tanggal 27 September 2012.


[2] Definisi ini dikutip dari sebuah slide presentasi Muhammad Ishaq yang bertema “Konsep
Islam tentang Kemajuan dan Pembangunan.” Slide ini dibuat berdasarkan sumber utama buku-buku
Prof. Wan Muhammad Nor Wan Daud mengenai pembangunan menurut Syed Muhammad naquib al-
Attas. 
[3] Muhammad Ishaq, Konsep Islam tentang kemajuan dan pembangunan. PIMPIN 2011.
[4] Muhammad Ishaq, Konsep Islam tentang kemajuan dan pembangunan. PIMPIN 2011.
[5]Pengertian perencanaan pembangunan diakses melalui internet
http//cassiouvheyaa.wordpress.com pada tanggal 24 September 2012.
[6] Lihat. Materi Kuliah Sosiologi Pembangunan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
pendidikan IPS. Slide ini disusun oleh Syaripulloh, M.Sc.
[7] Muhammad Ishaq, Konsep Islam tentang Kemajuan dan Pembangunan. PIMPIN 2011.
[8] Bintoro Tjokroamidjojo, Perencanaan Pembangunan. (Jakarta: CV Haji Masagung, 1976),
Hlm 45.
[9] Bintoro Tjokroamidjojo, Perencanaan Pembangunan. (Jakarta: CV Haji Masagung, 1976),
Hlm 45.
[10] Ciri-ciri dan fungsi perencanaan pembangunan diakses melalui internet
jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/81081624.pdf pada tanggal 24 September 2012
[11] Lihat kembali. Materi Kuliah Sosiologi Pembangunan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan pendidikan IPS. Slide ini disusun oleh Syaripulloh, M.Sc.

Anda mungkin juga menyukai