publik
VIRNA MUSELIZA, SE,MSi
LATAR BELAKANG
Kondisi geografis Indonesia yang terdiri lebih
dari 17.000 (tujuh belas ribu) pulau yang
terbentang sepanjang 1/8 (satu per delapan)
garis khatulistiwa dengan kekayaan alam yang
melimpah dan menghasilkan komoditas
strategis maupun komoditas ekspor.
Membutuhkan sistim logistik Nasional yang
terintegrasi, efektif dan efisien. Kondisi ini
semestinya mampu menjadikan Indonesia
sebagai “supply side” yang dapat memasok
dunia dengan kekayaan sumber daya alam
yang dimiliki dan hasil industri olahannya,
sekaligus menjadi pasar yang besar atau
“demand side” dalam rantai pasok global
karena jumlah penduduknya yang besar.
Namun kenyataannya saat ini kinerja Sistem
Logistik Nasional masih belum optimal, karena
masih tingginya biaya logistik nasional yang
mencapai 27% (dua puluh tujuh persen) dari
Produk Domestik Bruto (PDB) dan belum
memadainya kualitas pelayanan, yang ditandai
dengan :
a. Masih rendahnya tingkat penyediaan
infrastruktur baik kuantitas maupun kualitas;
b. Masih adanya pungutan tidak resmi dan
biaya transaksi yang menyebabkan
ekonomi biaya tinggi;
c. Masih tingginya waktu pelayanan ekspor-
impor dan adanya hambatan operasional
pelayanan di pelabuhan:
d. Masih terbatasnya kapasitas dan jaringan
pelayanan penyedia jasa logistik nasional;
e. Masih terjadinya kelangkaan stok dan
fluktuasi harga kebutuhan bahan pokok
masyarakat, terutama pada hari-hari besar
nasional dan keagamaan, dan bahkan
f. Masih tingginya disparitas harga pada daerah
perbatasan, terpencil dan terluar. Kondisi
tersebut sangat mempengaruhi kinerja sektor
logistik nasional, dimana berdasarkan survey
Indeks Kinerja Logistik (Logistics Performance
Index/LPI) oleh Bank Dunia yang dipublikasikan
pada tahun 2010 posisi Indonesia berada pada
peringkat ke-75 dari 155 (seratus lima puluh
lima) negara yang disurvei, dan berada di bawah
kinerja beberapa negara ASEAN yaitu Singapura
(peringkat ke-2), Malaysia (peringkat ke-29),
Thailand (peringkat ke-35), bahkan dibawah
Philipina (peringkat ke-44) dan Vietnam
(peringkat ke-53).
Selain dihadapkan pada masih rendahnya
kinerja logistik, Indonesia juga dihadapkan
pada tingkat persaingan antar negara dan
antar regional yang semakin tinggi, dimana
persaingan telah bergeser dari persaingan
antar produk dan antar perusahaan ke
persaingan antar jaringan logistik dan
rantai pasok. Sehingga dibutuhkan Sistem
Logistik Nasional yang terintegrasi, efektif
dan efisien untuk mendukung terwujudnya
peranan tersebut.
Akibat dari meningkatnya kegiatan
pembangunan maka pengelolaan di
bagian perlengkapan dan peralatan
semakin rumit dan tidak mudah, semakin
banyak masalah – masalah serta
hambatan yang akan muncul. Oleh karena
itu dibutuhkan pengelolaan dan
penggunaan yang lebih teliti, lebih hati –
hati dan lebih serius. Agar tidak terjadi
hal – hal yang menimbulkan kerugian
seperti :
Pengelolaan barang yang tidak tepat ;
Penggunaan barang yang kurang efisien serta tidak
dilaksanakan
Sarana dan
prasarana tertentu
HUBUNGAN ILMU ADMINISTRASI
DENGAN ILMU SOSIAL LAINNYA
Ilmu Hukum Antropologi
Ilmu Ekonomi Etnologi
Ilmu Politik Ilmu jiwa
Sejarah Statistik
Sosiologi informatika
FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN (EKOLOGIS) YANG
HARUS DIPERHATIKAN DALAM ILMU ADMINISTRASI
Rakyat
PERANAN ADMINISTRASI
Untuk mengembangkan lingkungan yang
mampu mendorong munculnya inisiatif
perseorangan dan berlakunya contoh sosial
dan konstruktif.
Meningkatkan kemampuan dalam membuat
Manusia
Organisasi
Managemen
Komunikasi
Keuangan
Perbekalan
Ketatausahaan
Perwakilan humas
PENGERTIAN LOGISTIK
SUBAGYA
Material Actuating
controlling
Machine
Method
Market
Minute
Penyimpanan &
Penyaluran
I. FUNGSI PERENCANAAN DAN
PENENTUAN KEBUTUHAN
Pengertian Fungsi Perencanaan
Perencanaan adalah Proses dasar dimana manajemen
memutuskan tujuan dan cara mencapainya yang tidak
berakhir bila rencana tersebut telah ditetapkan dan
harus diimplementasikan atau dijabarkan.
Perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan
operasional
Memudahkan dalam melakukan koordinasi diantara
dipahami
Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
Menghemat waktu, usaha dan dana
5 (lima) KELEMAHAN PERENCANAAN
Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan
mungkin berlebihan pada kontribusinya
Perencanaan cenderung menundang kegiatan
Perencanaan mungkin terlalu membatasi
manajemen untuk berinisiatif dan inovasi
Kadang2 hasil yang paling baik didapatkan oleh
konsisten
UNTUK MEMPERMUDAH PENGENDALIAN MASALAH
MAKA PERENCANAAN DIKELOMPOKKAN
Rencana Jangka Panjang (Long Range ) yaitu
rencana untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun
Rencana Jangka Menengah (Middle Range)
dibutuhkan;
Pemilihan komposisi barang alat yang dibutuhkan
Penggantian barang/alat
Perkembangan Tekhnologi
barang yang tepat (the right item and the right quality);
o Berapa yang dibutuhkan (how much, how many) untuk
untuk menentukan orang atau unit yang tepat (the right person
or unit);
o Bagaimana diselenggarakan (how) untuk menentukan proses
(RAPBD);
2) masing-masing SKPD menyusun Rencana Kebutuhan Barang
dan Rencana
Kebutuhan Pemeliharaan Barang kemudian menyampaikan kepada
Pengelola melalui pembantu pengelola untuk meneliti dan
menyusun menjadi
Rencana Daftar Kebutuhan Barang Milik Daerah (RDKBMD) dan
Rencana
Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah (RKPBMD);
3) rencana kebutuhan barang SKPD disusun berdasarkan
standarisasi sarana
dan prasarana kerja pemerintahan daerah yang ditetapkan Kepala
Daerah;
Barang dan disampaikan kepada Kepala Daerah
melalui pengelola;
berdasarkan rencana tahunan barang dari semua
SKPD, diteliti dan dihimpun menjadi Daftar
Kebutuhan Barang Milik Daerah (RKBMD) untuk
satu tahun anggaran;
daftar kebutuhan barang daerah tersebut dijadikan
tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana
berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut
dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya
diserahkan kembali tanah beserta bangunan dan/atau sarana berikut
fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu.
e. Bangun Serah Guna
Bangun Serah Guna (“BSG”) adalah Pemanfaatan Barang Negara berupa
tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana
berikut fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya diserahkan untuk
didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang
disepakati.
Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna dapat dilakukan
dengan ketentuan:
a. Pengguna barang memerlukan bangunan dan fasilitas bagi
penyelenggaraan pemerintahan negara/daerah untuk kepentingan
pelayanan umum dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan
fungsi; dan
b. Tidak tersedia dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara/Daerah untuk penyediaan bangunan dan fasilitas
dimaksud.
Pelaksanaan Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna
e. Penelitian kualifikasi;
f. Pemanggilan peserta calon mitra;
g. Pelaksanaan tender; dan
menyenangkan
Tingkat-tingkat Pelaksanaan
Pemeliharaan
Pemeliharaan bersifat pemcegahan
Pemeliharaan secara periodic
Pemeliharaan oleh tenaga terdidik dari instalasi
tersebut
Pemeliharaan oleh unit pemeliharaan yang punya
kebutuhan.
Jenis Pemeliharaan
Preventive maintenance: kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya
kerusakan yang tidak terduga dan menemukan
kondisi/keadaan yang tidak terduga dan menemukan
kondisi/keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas
produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan
Corrective maintence: kegiatan pemeliharaan setelah
Pengelola Barang
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 83/Pmk.06/2016
TentangTata Cara Pelaksanaan Pemusnahan Dan Penghapusan Barang Milik Negara,
Pengelola Barang adalah pejabat yang berwenang danbertanggung jawab
menetapkan kebijakan dan pedomanserta melakukan pengelolaan BMN.
keputusan.
Dalam invenstarisasi kegiatan-kegiatan
yang telah dapat kita identifikasi
Menyediakan data untuk merencanakan
mutu.
Mempermudah pengawasan.
Mempermudah pelaksanaan pekerjaan.
Mengurangi jumlah macam barang dan
persediaan.
* Mengurangi kemungkinan tinggal guna.
* Menghemat biaya dan waktu.
* Menciptakan saling pengertian dan
menghindarkan salah pengertian antara pembeli
dan penjual.
* Menyederhanakan dan mengintegrasikan
penatausahaan logistik (pengelolaan
Perlengkapan).
* Menjamin keamanan dan keselamatan.