Anda di halaman 1dari 24

PERAN DARI HUBUNGAN ADMINISTRASI PUBLIK DENGAN ILMU

PSIKOLOGI DALAM OPTIMALISASI KINERJA ORGANISASI

Dosen Pengampu:

Dr. Febriani Yuliani, M.Si

Mata Kuliah:

Pengantar Ilmu Administrasi D

Oleh:

Arif Fathurrahman Nurza (2101110237)

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan
lindungan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
ini dengan baik dan tepat waktu. Karya tulis ilmiah ini berjudul “Peran
Administrasi Publik Dalam Optimalisasi Kinerja Organisasi”. Tujuan
penulisan dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk memenuhi Ujian Tengah
Semester (UTS) mata kuliah Pengantar Administrasi.

Penulis sangat berterima kasih kepada Ibu Dr. Febriani Yuliani, M.Si
selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Ilmu Administrasi yang
telah memberikan arahan dan petunjuk yang jelas sehingga memudahkan
penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka terhadap kritik dan
saran yang membangun sehingga kedepannya dalam pembuatan karya
tulis ilmiah dapat lebih baik lagi. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca.

Pekanbaru, 24 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 2

BAB II KAJIAN TEORI....................................................................................... 3

2.1 Konsep Teori ......................................................................................... 3

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 11

3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................... 11

3.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 11

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 12

4.1 Hubungan Administrasi Publik dengan Ilmu Psikologi.......................... 12

4.2 Peran dari Hubungan Administrasi Publik dengan Ilmu Psikologi


dalam Optimalisasi Kinerja Organisasi ....................................................... 13

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 19

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 19

5.2 Saran ..................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Deawasa ini pencapaian prestasi kerja yang baik merupakan hal yang
sangat diinginkan oleh organisasi. Setiap organisasi baik itu organisasi
pemerintah maupun swasta selalu berupaya agar bisa memperoleh
preastasi kerja yang baik. Organisasi pasti memiliki tujuan yang ingin
dicapai, dan ketika telah mencapai tujuan yang ingin dicapai akan
berpengaruh kepada penilaian orang terhadap organisasi tersebut.
Pencapaian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
proses, cara, perbuatan mencapai. 1 Dengan demikian, Pencapaian adalah
suatu proses atau cara untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan prestasi
kerja menurut Bernardin dan Russel dalam Sutrisno (2016:150) ”adalah
sebagai tingkat kecakapan seseorang pada tugas-tugas yang mencakup
pada pekerjaannya, pengertian pada bobot kemampuan individu di dalam
memenuhi ketentuan-ketentuan yang ada di dalam pekerjaan.” 2Berhasil
tidaknya organisasi mencapai prestasi kerja tergantung pada kinerja dari
anggota organisasi.

Kinerja dari anggota organisasi dinilai menjadi faktor yang


menentukan berhasil atau tidaknya organisasi dalam mencapai tujuan
organisasi. Oleh karena itu, dalam organisasi diperlukan pengoptimalan
kinerja anggota organisasi agar dapat mencapai tujuan organisasi. Selain
kinerja organisasi, ada hal lain yang menjadi poin terpenting dalam
tercapainya tujuan dalam organisasi adalah peran dari hubungan
administrasi publik dengan ilmu psikologi dalam mengoptimalkan kinerja
organisasi.

1
Kbbi.web.id, “Arti Kata Capai”, (https://kbbi.web.id/capai), diakses pada 21 Oktober 2021.
2
Portaluniversitasquality.ac.id, “Uraian Teoritis.”
(http://portaluniversitasquality.ac.id:55555/1113/4/BAB%20II.pdf), diakses pada 23 Oktober
2021.

1
Administrasi publik mencakup hal-hal penting dalam organisasi.
Administrasi publik mampu menanggapi isu-isu pokok organisasi dan
memformulasikan ke dalam rumusan kebijaksanaan, serta cakap
melaksanakan kebijakan tersebut dalam kehidupan. Keteraturan
organisasi menjadi acuan suksesnya administrasi publik sehingga mampu
menunjang kehidupan organisasi yang mempunyai kinerja yang baik. 3
Sedangkan ilmu psikologi menjadi pendukung administrasi publik dalam
mengoptimalkan kinerja organisasi, karena ilmu psikologi mempelajari
pola perilaku, kebiasaan, sifat, dan sesuatu yang berkaitan dengan kondisi
psikologis seseorang. Fokus penulis dalam penelitian ini adalah mengkaji
peran dari hubungan administrasi publik dengan ilmu psikologi dalam
mengoptimalkan kinerja organisasi.

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penelitian


ini memiliki tujuan untuk mengetahui peran dari hubungan antara
administrasi publik dengan ilmu psikologi dalam optimalisasi kinerja
organisasi.

3
Fadhil MCH, 2019. “Peran Administrasi Publik.”
(https://www.academia.edu/39884529/PERAN_ADMINISTRASI_PUBLIK), diakses pada 21
Oktober 2021.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Konsep Teori

A. Administrasi Publik

Administrasi publik terdiri dari dua kata yaitu “Administrasi” dan “Publik”,
administrasi publik berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata,
yaitu ad yang artinya intensif dan ministrare yang artinya adalah melayani
(to serve).4 Administrasi secara sempit berarti kegiatan yang berkaitan
dengan tata usaha (pencatatan, pembukuan, surat menyurat, dan
sebagainya). Sedangkan secara luas administrasi dapat diartikan sebagai
kerjasama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.

Publik mengandung arti umum, negara, dan masyarakat atau orang


banyak. Jefkins (2004) mendefinisikan publik sebagai sekelompok orang
atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi baik
secara internal maupun eksternal. Selanjutnya, Ruslan (1999)
menyatakan publik mempunyai konotasi sempit dan spesifik yang
merupakan sekumpulan individu-individu yang terikat suatu ikatan
solidaritas tertentu.

Adapun definisi administrasi publik menurut beberapa ahli:

1. Administrasi Publik adalah seluruh upaya penyelenggaraan


pemerintah yang meliputi kegiatan manajemen pemerintah
(perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan terhadap pembangunan) dengan sebuah
mekanisme kerja serta dengan sumber daya manusia (Ibrahim,
2007).
2. Administrasi publik adalah suatu proses di mana sumber daya
dan personil publik diorganisir dan dikoordinasikan untuk

4
Erika Revida, dkk. Teori Administrasi Publik, (Yayasan Kita Menulis, 2020) 192, halaman 2.

3
memformulasikan, dan mengimplementasikan dan keputusan
dan kebijakan publik (Chandler dan Plano, 1988).
3. Administrasi Publik merupakan aktivitas melayani publik atau
aktivitas pelayanan publik dalam melaksanakan kebijakan yang
diperoleh dari pihak lain (Hughes).

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan


pengertian administrasi publik adalah ilmu dan seni yang dilakukan oleh
sekelompok orang dalam organisasi publik secara rasional bekerja sama
untuk mencapai tujuan publik. Pengertian administrasi publik yang lebih
luas adalah proses kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok orang
yang bergabung dalam pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan
terhadap orang dan sarana prasarana untuk mencapai tujuan publik yaitu
memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. 5

Adapun ciri-ciri administrasi publik menurut para ahli:

1. Caiden (1982) menyatakan ada 7 hal yang menjadi ciri administrasi


publik, yaitu:

1. Kehadiran administrasi publik tidak bisa dihindari.


2. Administrasi publik mengharapkan kepatuhan.
3. Administrasi publik mempunyai prioritas.
4. Administrasi publik mempunyai kekecualian.
5. Manajemen puncak administrasi publik adalah politik.
6. Penampilan administrasi publik sulit diukur.
7. Lebih banyak harapan yang diletakkan pada administrasi publik.

2. Thoha (2008) memberi batasan ciri-ciri administrasi publik sebagai


berikut:

1. pelayanan yang diberikan bersifat urgent (penting) jika


dibandingkan dengan organisasi-organisasi swasta.
2. Pelayanan yang diberikan pada umumnya bersifat monopoli atau
semi monopoli.
5
Ibid,.

4
3. Dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat berarti
mengacu kepada peraturan perundang-undangan.
4. Pelayanan yang diberikan tidak dikendalikan oleh pasar.
5. Usaha-usaha yang dilakukan sangat tergantung pada penilaian
rakyat.6

Selain itu, administrasi publik juga memiliki peran, adapun peran dari
administrasi publik adalah:

Menurut Gray (1989:15-16), peran administrasi publik adalah:

1. Menjamin pemerataan distribusi pendapatan nasional kepada


kelompok masyarakat miskin secara berkeadilan.
2. Melindungi hak-hak masyarakat atas kepemilikan, serta menjamin
kebebasan bagi masyarakat untuk melaksanakan tanggung jawab
atas diri mereka sendiri dalam bidang kesehatan, pendidikan,
pelayanan, dan lain-lain.
3. Berperan melestarikan nilai-nilai tradisi masyarakat yang sangat
bervariasi dari generasi ke generasi.

Gordon dalam Kasim (1994: 12) menyatakan pemahaman mengenai


peran administrasi publik sebagai berikut: “Administrasi publik mempunyai
peran yang lebih besar dan lebih banyak terlibat dalam perumusan
kebijakan, implementasi dan evaluasi kebijakan. Hal tersebut telah
mempengaruhi perkembangan ilmu administrasi publik yang ruang
lingkupnya mulai mencakup analisis dan perumusan kebijakan (policy
analysis and formulation), pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan
(policy implementation) serta pengawasan melekat dan penilaian hasil
kebijakan tersebut (policy evaluation).”7

B. Psikologi

6
Ibid,.
7
Nuraidhil, 25 Februari 2021. “Peran Administrasi Publik Dalam Meningkatkan Kinerja
Organisasi.” (https://amp.kaskus.co.id/thread/6036f249c75dd841182e443f/peran-administrasi-
publik--dalam-meningkatkan-kinerja-organisasi), diakses pada 21 Oktober 2021.

5
Menurut etimologi, psikologi berasal dari bahasa Yunani psyche (psukhē)
yang maknanya “berdarah panas” yang berarti: Hidup, jiwa, hantu. Dan
logos yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa.
Kata ‘psikologi’ (bahasa Latin: Psychologia) pertama kali digunakan oleh
ahli humaniora dari Kroasia dan literatur Kroasia berbahasa Latin dalam
bukunya. Psichiologia de ratione animae humane muncul sekitar abad ke-
15 sampai ke-16 Masehi. Referensi yang pertama kali menggunakan kata
psychology dalam bahasa Inggris adalah terdapat dalam buku The
Physical Dictionary yang ditulis oleh Steven Blankaart yang merujuk
kepada “Anatomi, yang membentuk Tubuh, dan Psikologi, yang
membentuk Jiwa.”

Adapun pengertian psikologi beberapa para ahli, yaitu:

1. Gardner Murphy. Menurut perspektif beliau, psikologi adalah ilmu


yang mempelajari respons yang diberikan oleh makhluk hidup
terhadap lingkungannya.
2. Clifford T. Morgan memperspektifkan bahwa psikologi adalah ilmu
yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan.
3. Dakir (1993) mengembangkan pengertian tentang psikologi, yaitu
membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan
lingkungannya.
4. Muhibbin Syah (2001) memperspektifkan bahwa psikologi
merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku
terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun
kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku
terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi
perbuatan, berbicara, duduk, berjalan dan sebagainya, sedangkan
tingkah laku tertutup meliputi berpikir, berkeyakinan, berperasaan
dan lain sebagainya.8

C. Optimalisasi

8
Konseling.umm.ac.id, “Tentang Psikologi.” (https://konseling.umm.ac.id/files/file/TENTANG
%20PSIKOLOGI.pdf), diakses pada 21 Oktober 2021.

6
Menurut Depdikbud (1995, h. 628) Optimalisasi berasal dari kata
optimal berarti terbaik, tertinggi, sedangkan optimalisasi berarti suatu
proses meninggikan atau meningkatkan ketercapaian dari tujuan yang
diharapkan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Menurut Winardi
(1999:363) optimalisasi adalah suatu ukuran yang menyebabkan
tercapainya sebuah tujuan. Sedangkan menurut W.J.S Poerwadarminta
(1997:753) optimalisasi merupakan suatu hasil yang dicapai sesuai
keinginan, sehingga optimalisasi adalah pencapaian hasil sesuai dengan
harapan secara efektif dan efisien.9

Dari beberapa definisi optimalisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa


optimalisasi adalah suatu proses yang dilakukan dan memiliki suatu
ukuran untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan harapan.

D. Kinerja

1. Definisi

Secara umum kinerja dapat didefinisikan sebagai tingkat keberhasilan


individu berdasarkan kriteria tertentu dalam melakukan pekerjaannya.
Ruky (2006:14) mengungkapkan bahwa istilah kinerja sebenarnya
merupakan pengalih bahasaan dari kata Inggris yaitu performance.
Menurut Ruky (2006:14), kamus the New Webster Dictionary memberikan
tiga arti bagi kata performance yaitu:

a. Adalah “prestasi” yang digunakan dalam konteks atau kalimat


misalnya “mobil yang sangat cepat” atau high performance car.
b. Adalah “pertunjukkan” yang biasanya digunakan dalam kalimat “folk
dance performance” atau pertunjukkan tari-tarian rakyat.
c. Adalah “pelaksanaan tugas”, misalnya dalam kalimat “in performing
his/her duties.”

9
Mingseli.id, “8 Pengertian Optimalisasi Menurut Para Ahli.”
(https://www.mingseli.id/2020/11/pengertian-optimalisasi-menurut-para-ahli.html), di posting
tanggal 12 Maret 2020. Diakses tanggal 20 Oktober 2021.

7
McEvoy dan Cascio dalam Suliman (2001) mendefinisikan kinerja
sebagai ”an accomplishment of assigned task.” Untuk meningkatkan
motivasi pegawai, McEvoy dan Cascio selanjutnya menyatakan bahwa
definisi kinerja seharusnya memasukkan deskripsi mengenai apa yang
diharapkan dari pegawai serta orientasi berkelanjutan terhadap efektivitas
kinerja. Campbell et al. (1993) mendefinisikan kinerja sebagai “Those
action or behavior that are relevant to the organization’s goal and that can
be scaled (measured) in terms of each individual’s proficience (that is,
level of contribution). Menurut Chan dan Schmitt (2002), definisi Campbell
dan koleganya mengkonstruksikan kinerja dalam makna keahlian inti
teknis (core technical proficiency). Sebagai contoh, memadamkan api
merupakan operasionalisasi kinerja petugas pemadam kebakaran, karena
tugas tersebut merupakan core technical proficiency. Core technical
proficiency ini menunjuk pada kinerja kerja atau kinerja tugas (Chan dan
Schmitt, 2002).

2. Kriteria dan Taksonomi Kinerja

Dalam lingkup organisasi, kinerja individual pegawai merupakan salah


satu bentuk kinerja. Namun demikian, sering tidak jelas mengenai kriteria
yang digunakan. Dalam hal ini, kriteria kinerja berbeda dengan komponen
kinerja. Organisasi pada umumnya memiliki lebih dari satu tujuan dan
tidak jarang terjadi pertentangan antar tujuan tersebut. Tujuan organisasi
dalam jangka panjang mungkin saja bersifat tunggal, namun dalam jangka
pendek organisasi memiliki seperangkat tujuan.

Seashore (1965) mengemukakan bahwa kalkulasi mengenai kinerja


organisasi membutuhkan tiga pertimbangan yaitu (a) pencapaian tujuan
utama organisasi dalam rentang waktu jangka panjang tertentu; (b) kinerja
dalam jangka yang lebih pendek, yang menentukan pencapaian kinerja
jangka panjang; dan (c) kinerja untuk masing-masing sejumlah kriteria
yang bersifat immediate. Berdasarkan pertimbangangan tersebut,
Seashore menyusun jaringan kriteria yang berbentuk hirarki piramida
berikut:

8
a. At the top, merupakan the ultimate criterion. Kriteria ini
mengandung beberapa konsepsi mengenai kinerja akhir organisasi
untuk rentang waktu jangka panjang tertentu atas pencapaian
tujuan-tujuan formal, melalui penggunaan sumber daya dan
pemanfaatan peluang yang optimum. The ultimate criterion tidak
pernah diukur (kecuali mungkin oleh para sejarawan); dan lebih
banyak digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja pada kriteria
yang lebih rendah.
b. In the middle, merupakan kriteria berikutnya. Kriteria ini memiliki
jangka waktu lebih pendek, dan merupakan kriteria ”output” atau
”hasil”, namun tidak harus harus menyebabkan adanya pertukaran
nilai satu sama, dengan kata lain, adanya keharusan memberikan
pembobotan yang berbeda. Secara keseluruhan, dengan
perbedaan bobot, menentukan the ultimate criterion. Pada
organisasi bisnis, variabel-variabel yang tergolong pada kelompok
ini misalnya volume penjualan, tingkat pertumbuhan, dan
sebagainya. Pada kasus organisasi non-profit seperti sekolah,
output dapat berupa proporsi pencapaian siswa atas standar nilai
tertentu.
c. At the bottom, merupakan ukuran fungsi organisasi yang
mendukung kriteria in the middle. Penilaian atas kriteria ini dapat
berbasis teori ataupun kondisi empiris yang berkenaan dengan
kriteria in the middle. Terdapat sejumlah besar kriteria pada hirarki
ini, dan kriteria-kriteria tersebut berkaitan satu sama lain dan
menjadikan jaringan hubungan sebab akibat, interaksional, dan
memodifikasi jenis hubungan. Terdapat dua jenis kriteria pada
hirarki ini, yakni hard criterion dan soft criterion. Hard criterion
merupakan ukuran yang bersifat karakteristik, jumlah atau
frekuensi, objek fisik atau peristiwa. Rupiah, ton, atau jumlah
keluhan merupakan contoh bentuk ini. Adapun mengenai kepuasan
kerja pegawai, motivasi, kinerja, loyalitas, merupakan soft criterion.

9
Gibson et al. (1994:6) mengembangkan hirarki kriteria yang ada intinya
mengacu pada pandangan Seashore tersebut di atas. Menurut Gibson,
istilah kinerja memiliki tingkatan hirarki mulai dari yang paling rendah yaitu
kinerja individual, kinerja kelompok, dan kinerja organisasi. Kinerja
organisasi disusun oleh kinerja kelompok, dari kinerja kelompok dibentuk
oleh kinerja organisasi.10

E. Organisasi

Siagan (1997: 138) mendefinisikan organisasi adalah setiap bentuk


perserikatan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk tujuan
bersama dan terikat secara formal dalam persekutuan yang selalu
terdapat hubungan antara seseorang atau sekelompok orang yang
disebut pimpinan dan seorang atau orang lain yang disebut bawahan. 11
Menurut Oliver Sheldon (1923) organisasi adalah proses penggabungan
pekerjaan yang para individu atau kelompok-kelompok harus melakukan
dengan bakat-bakat yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas,
sedemikian rupa, memberikan saluran terbaik untuk pemakaian yang
efisien, sistematis, positif, dan terkoordinasi dari usaha yang tersedia. 12

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

10
D Ishak, “Konsep Kinerja Dalam Studi Organisasi Publik”,
(http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jispo/article/view/2274), diakses pada 22 Oktober 2021.
11
Hari Sulaksono, Budaya Organisasi Dan Kinerja (Yogyakarta, DEEPUBLISH, 2019) 143, halaman
1.
12
Dosenpendidikan, “Pengertian Organisasi Menurut Para Ahli.”
(https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-organisasi-menurut-para-ahli/), diposting
tanggal 3 Oktober 2021. Diakses tanggal 20 Oktober 2021.

10
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian studi
kepustakaan (Library Research). Menurut M. Nazir dalam bukunya yang
berjudul ‘Metode Penelitian’ mengemukakan bahwa yang dimaksud
dengan: “Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur,
catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan
masalah yang dipecahkan.” (Nazir,1988: 111). Studi Kepustakaan yaitu
mengadakan penelitian dengan cara mempelajari dan membaca literatur-
literatur yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi
objek penelitian.13

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini penulis mengumpulkan


data dengan melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan
judul penelitian melalui buku elektronik (e-book), artikel, makalah, jurnal,
dan web (internet).

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hubungan Administrasi Publik dengan Ilmu Psikologi

13
Winiarti Prastiwi, “Metode Studi Pustaka.” (https://widuri.raharja.info/index.php?
title=Metode_Studi_Pustaka), diakses pada 20 Oktober 2021.

11
Pendekatan psikologi sangat membantu dalam perkembangan ilmu
administrasi. Administrasi sebagai proses kegiatan dan tindakan dalam
kerja sama dari kelompok orang-orang dalam mencapai tujuan, juga
dipengaruhi oleh tingkah laku sosial (social behavior). Perilaku individu
yang melaksanakan pekerjaan akan berpengaruh terhadap hasil yang
dicapai, meskipun tujuannya telah direncanakan sebelumnya akan tetapi
bila tingkah laku manusia atau orang yang melaksanakan kerja sama tidak
baik, maka hasil atau tujuan yang akan dicapai tidak akan optimal seperti
yang diharapkan.

Secara khusus dapat dikemukakan hubungan antara administrasi


dengan psikologi sosial. Psikologi sosial mempelajari perilaku hubungan
antar individu (interpersonal behavior) atau perilaku hubungan antara
manusia (human behavior). Psikologi sosial mencoba menerangkan
bagaimana dan mengapa individu berperilaku seperti yang mereka
lakukan dalam kegiatan kelompok atau organisasi. Jadi disini perilaku
sosial, hubungan antar manusia atau antar individu ataupun hubungan
sosial adalah merupakan aspek yang sangat penting dalam administrasi.
14

Untuk mempelajari bagaimana manusia terdorong untuk bertindak


(motivasi kepribadian) Abraham Maslow mengetengahkan, bahwa ada
suatu ilmu kebutuhan yang dapat mengetahui sebab mengapa manusia
melakukan sesuatu. Seseorang yang sedang membutuhkan sesuatu
relatif lebih mudah untuk dipengaruhi atau dengan kata lain mudah untuk
mengetahui motivasi kerja orang tersebut. Kebutuhan yang dimaksudkan
bukan hanya terbatas pada benda-benda materi saja, tetapi sebagaimana
dikemukakan oleh Abraham Maslow, dibagi sebagai berikut:

1. Kebutuhan-kebutuhan fisik (Physiological Needs).


2. Kebutuhan-kebutuhan agar selalu aman (Safety Needs).
3. Kebutuhan-kebutuhan untuk bermasyarakat (Social Needs).
14
Muslimpoliticans, 04 Desember 2018. “Hubungan Ilmu Administrasi Negara Dengan Disiplin
Ilmu Lain”, (http://muslimpoliticians.blogspot.com/2018/12/hubungan-antara-ilmu-
administrasi.html), diakses pada 22 Oktober 2021.

12
4. Kebutuhan-kebutuhan untuk dihormati (Esteem Needs).
5. Kebutuhan-kebutuhan untuk diakui perwujudan dirinya (Self
Actualization Needs).

Para pakar psikologi telah menyumbangkan berbagai pendapat


mereka tentang naluri, emosi, dan kebiasaan individu, dan tentang
kejiwaan seseorang. Pengetahuan terhadap faktor kejiwaan seseorang,
dapat menjelaskan seluruh tingkah laku dan sikap seseorang tersebut. 15

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis mengambil kesimpulan


bahwasanya Dalam hubungan antara ilmu administrasi dengan ilmu
psikologi sangat erat, tetapi ini lebih mengarah pada ilmu administrasi
yang membutuhkan ilmu psikologi dalam proses kegiatannya. Hal itu juga
berlaku pada hubungan administrasi publik dengan ilmu psikologi, yang
mana ilmu psikologi menjadi pendukung administrasi publik dalam proses
kegiatannya.

4.2 Peran dari Hubungan Administrasi Publik dengan Ilmu Psikologi


dalam Optimalisasi Kinerja Organisasi

Kinerja organisasi sangat tergantung pada kinerja anggotanya, untuk


itu dalam organisasi diperlukan bagian yang dapat mengamati anggota
organisasi agar tercapainya kinerja organisasi yang baik, HRD merupakan
bidang pekerjaan yang berasal berkaitan dengan ilmu psikologi. Tanpa
adanya HRD dalam sebuah organisasi maka organisasi tidak akan
berkembang serta akan sulit untuk mencapai kinerja organisasi yang telah
ditentukan. Administrasi publik dalam sebuah organisasi sangat
dibutuhkan, karena administrasi publik tidak hanya sekedar administrasi
yang mengelola dan mengatur kegiatan organisasi, tetapi yang menjadi
poin penting dari administrasi publik adalah pemberian layanan kepada
publik. Adapun wujud dari pelayanan publik ini tidak hanya berlaku pada

15
Ahliartikel.blogspot.com, Oktober 2015. “Ilmu Administrasi dan Hubungannya dengan Ilmu
Psikologi.” (http://ahliartikel.blogspot.com/2015/10/ilmu-administrasi-publik-dan_23.html),
diakses pada 23 Oktober 2021.

13
administrasi publik dalam organisasi pemerintah, tetapi juga dalam
organisasi swasta.

Setiap organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun swasta


sangat membutuhkan administrasi publik dalam aktivitas organisasinya.
Namun, administrasi publik dalam proses kegiatannya juga memerlukan
dukungan dari Ilmu psikologi, yang mana ilmu psikologi ini dalam
organisasi terdapat pada bagian HRD. Maka dari itu, dalam organisasi
diperlukan bagian yang dapat mengamati anggotanya agar tercapainya
kinerja yang baik. Bagian Human Resource Department (HRD)
bertanggung jawab untuk mengelola “Orang” dari sebuah organisasi.
Misalnya, HRD diharapkan dapat mengoptimalkan perencanaan sumber
daya manusia (SDM), meningkatkan dan mengembangkan kinerja SDM
dalam organisasi, menjaga dan menumbuhkan hubungan kerja, dan
termasuk bagaimana merekrut orang yang tepat untuk perusahaan, juga
bagaimana mengembangkan dan menggunakan SDM sebaik mungkin
dalam organisasi. Oleh karena itu, peran dari hubungan administrasi
publik dengan ilmu psikologi sangat berpengaruh terhadap optimalisasi
kinerja organisasi.

Adapun yang dimaksud dengan kinerja organisasi adalah indikator


tingkatan prestasi yang dapat dicapai dan mencerminkan keberhasilan
suatu organisasi, serta merupakan hasil yang dicapai dari perilaku
anggota organisasi. Menurut Surjadi kinerja organisasi adalah totalitas
hasil kerja yang dicapai suatu organisasi tercapainya tujuan organisasi
berarti bahwa kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan
sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada
tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya (Surjadi, 2009:7). Adapun
indikator indikator kinerja organisasi menurut baban sobandi :

1. Keluaran (Output).
2. Hasil.
3. Kaitan usaha dengan pencapaian.
4. Informasi Penjelas. (Sobandi ,2006 : 179-181)

14
Pertama, keluaran (output) adalah sesuatu yang diharapkan
langsung dicapai dari suatu kegiatan yang berupa fisik maupun non fisik.
Suatu kegiatan yang berupa fisik maupun non fisik yang diharapkan dapat
dirasakan langsung oleh masyarakat.

Kedua, hasil adalah mengukur pencapaian atau hasil yang terjadi


karena pemberian layanan.segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).
Maka segala sesuatu kegiatan yang dilakukan atau dilaksanakan pada
jangka menengah harus dapat memberikan efek langsung dari kegiatan
tersebut. Kelompok hasil, mengukur pencapaian atau hasil yang terjadi
karena pemberian layanan, kelompok ini mencakup ukuran persepsi
publik tentang hasil. Ukuran keluaran disebut sangat bermanfaat jika
disajikan secara komparatif dengan hasil tahun sebelumnya, target,
tujuan, atau sasaran, norma, atau standar yang diterima secara umum.
Efek sekunder dari pelayanan atas penerimaan atau pengguna bisa
teridentifikasi dan layak dilaporkan. Ukuran itu mencakup akibat tidak
langsung yang signifikan, dimaksud atau tidak dimaksud, positif atau
negatif, yang terjadi akibat pemberian pelayanan yang diberikan.

Ketiga, kaitan usaha dengan pencapaian adalah ukuran efisiensi


yang mengaitkan usaha dengan keluaran pelayanan. Berdasarkan
pengertian diatas, maka Mengukur sumber daya yang digunakan atau
biaya per unit keluaran, dan memberi informasi tentang keluaran di tingkat
tertentu dari penggunaan sumber daya, menunjukan efisiensi relatif suatu
unit jika dibandingkan dengan hasil sebelumnya, tujuan yang ditetapkan
secara internal, norma atau standar yang bisa diterima atau hasil yang
bisa dihasilkan setara. Indikator yang mengaitkan usaha dengan
pencapaian, meliputi dua hal. Pertama, ukuran efisiensi yang mengaitkan
usaha dengan keluaran pelayanan, indikator ini mengukur sumber daya
yang digunakan atau biaya per-unit keluaran, dan memberi informasi
tentang keluaran ditingkat tertentu dari penggunaan sumber daya di
lingkungan organisasi. Kedua, ukuran biaya hasil yang menghubungkan

15
usaha dan hasil pelayanan, ukuran ini melaporkan biaya per unit hasil,
dan mengaitkan biaya dengan hasil sehingga manajemen publik dan
masyarakat bisa mengukur nilai pelayanan yang telah diberikan.

Keempat, informasi penjelas adalah suatu informasi yang harus


disertakan dalam pelaporan kinerja yang mencakup informasi kuantitatif
dan naratif. Membantu pengguna untuk memahami ukuran kinerja yang
dilaporkan, menilai kinerja suatu organisasi, dan mengevaluasi signifikansi
faktor yang akan mempengaruhi kinerja yang dilaporkan. Ada dua jenis
informasi penjelas yaitu pertama, faktor substansial yang ada di luar
kontrol seperti karakteristik lingkungan dan demografi. Kedua, faktor yang
dapat dikontrol seperti pengadaan staf.

Kinerja organisasi pastinya akan selalu berkaitan dengan faktor-


faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja organisasi adalah:

1. Teknologi yang meliputi peralatan kerja dan metode kerja yang


digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa yang
dihasilkan oleh organisasi. semakin berkualitas teknologi yang
digunakan, maka akan semakin tinggi tingkat kinerja organisasi
tersebut.
2. Kualitas input atau material yang digunakan oleh organisasi.
3. Kualitas lingkungan fisik yang meliputi keselamatan kerja,
penataan ruangan, dan kebersihan.
4. Budaya organisasi sebagai pola tingkah laku dan pola kerja
yang ada dalam organisasi yang bersangkutan.
5. Kepemimpinan sebagai upaya untuk mengendalikan anggota
organisasi agar bekerja sesuai dengan standar dan tujuan
organisasi.
6. Pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi aspek
kompensasi, imbalan, promosi dan lainnya. (Ruky, 2001:7) 16

16
Herinugrah, “Tinjauan Pustaka”, (https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/535/jbptunikompp-gdl-
herinugrah-26743-6-babii.pdf), diakses pada 22 Oktober 2021.

16
Faktor-faktor diatas merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja
organisasi. Mengoptimalkan kinerja organisasi merupakan tujuan yang
ingin dicapai sebuah organisasi dalam memaksimalkan kegiatan yang
sudah pernah dilakukan sebelumnya. Berhasil tidaknya organisasi dalam
mencapai tujuannya tergantung pada optimalisasi kinerja itu sendiri.
Selain enam faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi yang telah
dipaparkan di atas, ada faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
organisasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Keith Davis dalam buku
Anwar Prabu Mangkunegara, yaitu:

1. Faktor Kemampuan Ability secara psikologis, kemampuan


ability terdiri dari kemampuan potensi IQ dan kemampuan
reality knowledge+skill. Artinya pimpinan dan karyawan yang
memiliki IQ superior, very superior, gifted dan genius dengan
pendidikan yang memadai untuk jabatan dan terampil dalam
menjalankan pekerjaan sehari-hari maka akan mudah
menjalankan kinerja maksimal.

2. Faktor Motivation. Motivasi diartikan sebagai suatu sikap


attitude pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja situation
di lingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap positif
terhadap situasi kerjanya akan menunjukan motivasi kerja
tinggi dan sebaliknya jika mereka berpikir negatif kontra
terhadap situasi kerjanya akan menunjukan pada motivasi kerja
yang rendah. Situasi yang dimaksud meliputi hubungan kerja,
fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola
kepemimpinan kerja dan kondisi kerja. (Mangkunegara,
2006:13)17

Berdasarkan faktor-faktor diatas, dapat diketahui bahwasanya


terdapat faktor pendukung dan penghambat pencapaian kinerja
organisasi. Berhasil tidaknya peran dari administrasi publik dengan ilmu

17
Ibid,.

17
psikologi dalam optimalisasi kinerja organisasi tergantung pada faktor-
faktor yang di atas. Maka dari itu, bagian HRD terutama pemimpin
organisasi harus mengetahui faktor-faktor tersebut agar dapat dijadikan
bahan evaluasi serta upaya dalam mengoptimalkan kinerja anggotanya
yang pada akhirnya akan berpengaruh pada optimalisasi kinerja
organisasi. Selain itu, seperti yang telah penulis jelaskan sebelumnya
bahwa peran dari hubungan administrasi publik dengan ilmu psikologi
sangat berpengaruh terhadap optimalisasi kinerja organisasi, karena
administrasi publik mencakup hal-hal penting dalam organisasi.
Keteraturan organisasi menjadi acuan suksesnya administrasi publik
sehingga mampu menunjang kehidupan organisasi yang mempunyai
kinerja yang baik. Sedangkan ilmu psikologi menjadi pendukung
administrasi publik dalam mengoptimalkan kinerja organisasi, karena ilmu
psikologi mempelajari pola perilaku, kebiasaan, sifat, dan sesuatu yang
berkaitan dengan kondisi psikologis seseorang.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Hubungan administrasi publik dengan ilmu psikologi sangat berperan


penting dalam mengoptimalkan kinerja organisasi. Organisasi tidak bisa
lepas dari administrasi publik dan administrasi publik memerlukan ilmu

18
psikologi dalam mendukung proses kegiatan administrasi publik dalam
organisasi agar dapat mengoptimalkan kinerja organisasi. Keteraturan
organisasi menjadi acuan suksesnya administrasi publik sehingga mampu
menunjang kehidupan organisasi yang mempunyai kinerja yang baik. Baik
tidaknya kinerja organisasi tergantung pada kinerja anggotanya, dan
berhasil tidaknya peran dari administrasi publik dan ilmu psikologi
tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi.

Setiap organisasi pasti memiliki yang namanya bagian HRD, yang


mana HRD ini bertanggung jawab terhadap pengembangan kualitas SDM
organisasi dan pemimpin organisasi. Kedua orang ini perlu
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja anggotanya agar
dapat mengoptimalkan kinerja mereka dan kemudian bisa mengarah pada
optimalisasi kinerja organisasi.

5.2 Saran

Penelitian ini masih memerlukan penelitian lanjutan, terutama untuk


mendalami mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi
dan peran dari bagian HRD dalam mengembangkan sumber daya
manusia agar dapat mendukung optimalisasi kinerja organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahliartikel.blogspot.com, Oktober 2015. “Ilmu Administrasi dan


Hubungannya dengan Ilmu Psikologi.”
(http://ahliartikel.blogspot.com/2015/10/ilmu-administrasi-publik-
dan_23.html), diakses pada 23 Oktober 2021.

19
D Ishak, “Konsep Kinerja Dalam Studi Organisasi Publik”,
(http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jispo/article/view/2274),
diakses pada 22 Oktober 2021.

Dosenpendidikan, “Pengertian Organisasi Menurut Para Ahli.”


(https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-organisasi-
menurut-para-ahli/), diposting tanggal 3 Oktober 2021. Diakses
tanggal 20 Oktober 2021.

Erika Revida, dkk. Teori Administrasi Publik, (Yayasan Kita Menulis, 2020)
192, halaman 2.

Fadhil MCH, 2019. “Peran Administrasi Publik.”


(https://www.academia.edu/39884529/PERAN_ADMINISTRASI
_PUBLIK), diakses pada 21 Oktober 2021.

Hari Sulaksono, Budaya Organisasi Dan Kinerja (Yogyakarta,


DEEPUBLISH, 2019) 143, halaman 1.

Herinugrah, “Tinjauan Pustaka”,


(https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/535/jbptunikompp-gdl-
herinugrah-26743-6-babii.pdf), diakses pada 22 Oktober 2021.

Kbbi.web.id, “Arti Kata Capai”, (https://kbbi.web.id/capai), diakses pada 21


Oktober 2021.

Konseling.umm.ac.id, “Tentang Psikologi.”


(https://konseling.umm.ac.id/files/file/TENTANG
%20PSIKOLOGI.pdf), diakses pada 21 Oktober 2021.

Mingseli.id, “8 Pengertian Optimalisasi Menurut Para Ahli.”


(https://www.mingseli.id/2020/11/pengertian-optimalisasi-
menurut-para-ahli.html), di posting tanggal 12 Maret 2020.
Diakses tanggal 20 Oktober 2021.

Muslimpoliticans, 04 Desember 2018. “Hubungan Ilmu Administrasi


Negara Dengan Disiplin Ilmu Lain”,

20
(http://muslimpoliticians.blogspot.com/2018/12/hubungan-
antara-ilmu-administrasi.html), diakses pada 22 Oktober 2021.

Nuraidhil, 25 Februari 2021. “Peran Administrasi Publik Dalam


Meningkatkan Kinerja Organisasi.”
(https://amp.kaskus.co.id/thread/6036f249c75dd841182e443f/p
eran-administrasi-publik--dalam-meningkatkan-kinerja-
organisasi), diakses pada 21 Oktober 2021.

Portaluniversitasquality.ac.id, “Uraian Teoritis.”


(http://portaluniversitasquality.ac.id:55555/1113/4/BAB
%20II.pdf), diakses pada 23 Oktober 2021.

Repository.unmuha.ac.id,
(http://repository.unmuha.ac.id/xmlui/bitstream/handle/),
diakses pada 21 Oktober 2021.

Winiarti Prastiwi, “Metode Studi Pustaka.”


(https://widuri.raharja.info/index.php?
title=Metode_Studi_Pustaka), diakses pada 20 Oktober 2021.

21

Anda mungkin juga menyukai