Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ANALISIS FILOSOFIS ADMINISTRASI PUBLIK


MEMBERIKAN KONTRIBUSI MEMBANGUN BANGSA
DAN NEGARA

Disusun oleh :
Bayu Bahrul Dini Ba’sar (2101020310)

KELAS A NON REGULER BANJARMASIN


PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ANALISIS
FILOSOFIS ADMINISTRASI PUBLIK MEMBERIKAN KONTRIBUSI
MEMBANGUN BANGSA DAN NEGARA ini tepat pada waktunya.

makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Peran administrasi bagi
Bangsa dan Negara yang diperuntukkan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata kuliah Teori Manajemen Publik
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................5
2.1 Pengertian Administrasi Publik...........................................................................5
2.2 Peran Administrasi Publik bagi Bangsa dan Negara...........................................5
2.3 Karakteristik Administrasi Publik.......................................................................8
2.4 Paradigma Administrasi Publik...........................................................................8
BAB III PENUTUP.....................................................................................................12
3.1 Kesimpulan........................................................................................................12
3.2 Saran..................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Administrasi publik atau administrasi negara dewasa ini telah diberikan arti
lebih dari sekedar pengertian yang sederhana yaitu " ilmu urusan negara "
administrasi publik memiliki peranan yang sangat besar dalam mencakup keseluruhan
aspek dari lingkungan sosial, politik, budaya, dan hukum yang mempengaruhi
pelaksanaan tugas dari lembaga negara.
Suatu bangsa baik itu pemerintah maupun organisasi swasta, untuk mencapai
suatu tujuan perlu adanya unsur-unsur yang mendukung jalannya operasional suatu
Negara. Salah satu unsur yang menunjang berhasilnya tujuan tersebut adalah
manusia/Seorang administrator yang merupakan sumber daya yang paling berharga
dan terpenting yang ada dalam Bangsa dan Negara.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa itu Administrasi Publik ?
2. Apa peran Administrasi Pubik bagi Bangsa dan Negara ?
3. Apa saja karekteristik dari ilmu administrasi negara/publik itu?
4. Apa saja Paradigmanya ?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan dari makalah ini ialah
sebagai berikut:
1. Mengetahui Administrasi Publik
2. Mengetahui perannya bagi Bangsa dan Negara
3. Mengetahui karakteristik Ilmu Administrasi Publik
4. Mengetahui Paradigma Administrasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Administrasi Publik
Administrasi Publik atau Administrasi Negara adalah suatu bahasan ilmu
sosial yang mempelajari tiga elemen penting kehidupan bernegara yang meliputi
lembaga legislatif, yudikatif, dan eksekutif serta hal- hal yang berkaitan dengan
publik yang meliputi kebijakan publik, manajemen publik, administrasi
pembangunan, tujuan negara, dan etika yang mengatur penyelenggara negara.
Secara sederhana, administrasi publik adalah ilmu yang mempelajari tentang
bagaimana pengelolaan suatu organisasi publik. Meskipun sama-sama mengkaji
tentang organisasi, administrasi publik ini berbeda dengan ilmu manajemen: jika
manajemen mengkaji tentang pengelolaan organisasi swasta, maka administrasi
publik mengkaji tentang organisasi publik/pemerintah, seperti departemen-
departemen, dan dinas-dinas, mulai dari tingkat kecamatan sampai tingkat pusat.
Kajian ini termasuk mengenai birokrasi; penyusunan, pengimplementasian, dan
pengevaluasian kebijakan publik; administrasi pembangunan; kepemerintahan
daerah; dan good governance. Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang
berkenaan dengan penyelenggaraan kebijaksanaan untuk mencapai tujuan. Berikut
adalah beberapa pengertian tentang administrasi negara yang dikutip dari berbagai
sumber :
Administrasi Negara adalah suatu bahasan ilmu sosial yang mempelajari tiga
elemen penting kehidupan bernegara yang meliputi lembaga legislatif, yudikatif, dan
eksekutif serta hal- hal yang berkaitan dengan publik yang meliputi kebijakan publik,
manajemen publik, administrasi pembangunan, tujuan negara, dan etika yang
mengatur penyelenggara negara.

2.2 Peran Administrasi Publik bagi Bangsa dan Negara


Dalam masyarakat maju dan modern setiap orang selalu dipengaruhi oleh
keputusan-keputusan yang ditetapkan pelaksana Administrasi Negara. Kehidupan
berbangsa dan bernegara yang merupakan organisasi besar. bukan sekedar wajar
tetapi juga dibutuhkan oleh setiap manusia modern. Oleh karena itu realisasi
Administrasi Negara seeara operasional harus diterima dan dipatuhinya, karena hanya
dengan bersikap seperti itu kebutuhan dan keinginannya dapat terpenuhi.
Sebaliknya manusia modern juga cenderung untuk ikut mewamai
Administrasi Negara sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Kecenderungan itu
mengharuskan Administrasi Negara terbuka terhadap kontrol sosial dalam
mewujudkan kegiatan-kegiatannya secara operasional. Berdasarkan kondisi seperti
itu, jelas bahwa peranan pertama Administrasi Negara adalah sebagai stabilisator
masyarakat, karena keinginan dan kebutuhan manusia tidak mungkin sama. Peranan
tersebut sebagaimana telah dikemukakan terdahulu, bahwa dalam melayani
masyarakat berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan sebagai hukum.
Administrasi Negara harus mampu menyerap dan menyesuaikannya dengan
aspirasi masyarakat. Dalam menjalankan peranan sebagai stabilisator itu.
Administrasi Negara harus berusaha menyeimbangkan aspirasi yang berbeda-beda, di
samping mungkin pula bertentangan antara yang satu dengan yang lain. Dengan
demikian berarti tidak semua aspirasi masyarakat akan terpenuhi, namun harus
dihasilkan kebijaksanaan-kebijaksanaan publik (umum) yang mampu menciptakan
stabilitas masyarakat. Dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan publik (umum) yang
tepat, maka stabilitas masyarakat (sosial) akan terwujud. dalam arti tidak akan terjadi
gejolak-gejolak karena perbedaan aspirasi. berdasarkan perbedaan keinginan
kepentingan dan kebutuhan.
Peranan kedua dari Administrasi Negara adalah mengatur, mengarahkan dan
memperecpat pembahan sosial, sesuai dengan yang diinginkan oleh rakyat atau
bangsa masing-masing. Pembahan sosial yang direncanakan disebut dengan
pembangunan, untuk mewujudkan suatu kondisi tertentu bagi rakyat/bangsa di masa
depan. Berikutnya Administrasi Negara dalam mewujudkannya harus berperan
sebagai pelaksana dan sekaligus mengkoordinasikannya, agar seluruh kegiatannya
termasuk yang dilaksanakan oleh masyarakat terarah pada tujuannya berupa
perubahan sosial yang diinginkan tersebut. Sedang pada giliran berikutnya
Administrasi Negara berperan juga dalam melaksanakan kontrol dan evaluasi
terhadap pelaksanaan setiap dan seluruh kegiatan, agar tidak menyimpang dari
perencanaan. Bersamaan dengan kegiatan pembangunan yang membawa perubahan-
perubahan itu, sering timbul berbagai ekses yang tidak diinginkan. Sehubungan
dengan itu dalam melakukan pembangunan yang membawa perubahan nilai-nilai,
maka Administrasi Negara harus berperan memelihara dan memantapkan kehidupan
bersama, yang tidak kehilangan pegangan sebagai bangsa yang bersatu.
Peranan itu harus dijalankan dengan beberapa cara sebagai berikut:
1. Melestarikan nilai-nilai dasar yang telah diterima sebagai konsensus nasional.
Misalnya di Indonesia mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai luhur
Pancasila sebagai nilai-nilai dasar yang menjadi pandangan hidup.
2. Menegakkan dan memberlakukan semua aturan hukum pada setiap warga
Negara (anggota masyarakat), tanpa membeda-bedakan pelaksanaannya
berdasarkan strata sosial, status sosial ekonomi, golongan dan lain-lain.
Aturan hukum itu harus dibuat dengan berlandaskan pada nilai-nilai dasar
seperti disebutkan di atas. Misalnya dalam menindak pelaksana pembangunan
yang menyalahgunakan wewenang dan tanggung jawabnya. Untuk itu
siapapun juga pelaksana yang menyelewengkannya, harus ditindak dengan
hukum yang sama dan perlakuan yang sama pula.
3. Melakukan tindakan preventif terhadap keeenderungan untuk melawan suatu
usaha melakukan perubahan melalui pembangunan, dengan berperilaku
menyimpang dari perilaku standar (baku) berdasarkan hak dan kewajiban
sebagai warga negara, yang bersumber dari nilai-nilai dasar sebagai konsensus
nasional. Misalnya berusaha membina toleransi kehidupan beragama bagi
negara yang rakyatnya memeluk berbagai agama, seperti di Indonesia.
Dengan demikian diharapkan setiap warga negara memiliki wawasan yang
luas, sehingga mampu mencegah pandangan yang sempit terhadap
pembangunan yang berkenaan dengan salah satu agama. Usaha itu bersifat
preventif terhadap kemungkinan adanya warga negara yang berperilaku yang
bernilai sara.
Peranan ketiga dari Administrasi Negara adalah mengantar dan mendorong
rakyat memasuki kehidupan sebagai masyarakat maju dan modern. Di atas telah
dikemukakan bahwa Administrasi Negara berperan mewujudkan perubahan sosial,
antara lain melalui pelaksanaan pembangunan. Usaha itu tidak mungkin mengelak
dari perkembangan dan kemajuan ilmu dan teknologi yang pesat dari negara maju
dan modern. Manusia semakin yakin bahwa dengan ilmu dan teknologi akan dapat
mewujudkan masyarakat maju dan modern yang sejahtera. Oleh karena itulah maka
Administrasi Negara dalam mewujudkan kegiatannya pada dasamya telah melakukan
usaha mengantar rakyat memasuki kehidupan masyarakat maju dan modern, yang
memungkinkan mencapai masa depan yang lebih baik dan lebih cerah.
Untuk menjalankan ketiga peranan tersebut di atas dalam kegiatan yang
bersifat operasional, Administrasi Negara memerlukan dukungan berupa suatu
otoritas yang bersifat memaksa. Otoritas tersebut dipergunakan untuk mencegah
terjadinya ketidakpatuhan, yang dapat mengakibatkan mengganggu pelaksanaan
kegiatan mewujudkan kepentingan umum (publik).
Misalnya untuk mencegah terjadinya penggunaan jalan raya (kepentingan
umum) yang mengancam atau dapat mengakibatkan kecelakaan bahkan dapat
merenggut nyawa, maka setiap pengendara kendaraan bermotor harus memiliki SIM.
Seorang pengendara yang tidak memiliki SIM, akan berhadapan dengan hukum yang
dijalankan oleh aparat pelaksana Administrasi Negara, meskipun belum/tidak
menabrak sesuatu/seseorang. Apalagi melanggar ketentuan tertib lalu lintas dan
diketahui tidak mempunyai SIM, siapapun pelakunya harus ditindak dengan aturan
hukum yang sama.
2.3 Karakteristik Administrasi Publik
Karakteristik Ilmu Administrasi dalam Pendidikan:
 Adanya kerjasama dalam mencapai tujuan pendidikan, baik pada tingkat
pembelajaran, sekolah, maupun kelembagaan. Proses dalam mencapai tujuan
pendidikan yang dimulai dengan perencanaan, pengerahan, pemantauan, dan
penilaian. Dapat dilihat dari kerangka berpikir system, yaitu keseluruhan yang
terdiri dari bagian- bagian yang berinteraksi dalam proses mengubah masukan
menjadi keluaran ( input, proses, dan keluarannya ).
 Adanya kepemimpinan, yaitu bagaimana kemampuan administrator dalam
melaksanakan tut wuri handayani, ing madyo mangun karso dan ing nagarso
asung tulodo dalam mencapai tujuan pendidikan, bagaimana ia menggerakkan
orang lain untuk bekerja, mempengaruhi dan mengawasi, bekerjasama dan
memberi contoh;
 Adanya proses pengambilan keputusan, yakni seorang administrator harus
bisa membuat pemecahan dari masalah kerjasama yang dihadapi dengan
memilih alternatif kemungkinan yang terbaik;
 Adanya komunikasi, yaitu pengertian timbal balik dalam suatu proses
kerjasama secara tansparan;
 Adanya tatausaha, yaitu administrasi pendidikan dilihat dari pengertian sempit
berupa kegiatan rutin dalam bentuk pekerjaan kantor.

2.4 Paradigma Administrasi Publik


Paradigma administrasi publik yang dipetakan dalam upaya untuk
menunjukkan bahwa gagasan administrasi publik sebagai sesuatu yang unik, sintesis
lapangan yang relatif baru. Disiplin ilmu ini disusun sebagai suatu pencampuran dari
teori organisasi, ilmu manajemen, dan konsep kepentingan umum. Kemudian
menyarankan bahwa sudah waktunya administrasi publik membentuk dirinya sebagai
kurikulum otonom di perguruan tinggi dan universitas dalam rangka mempertahankan
relevansi dan kelayakan sosialnya.
Masing-masing fase dapat ditandai menurut "lokus" atau "fokus”. Lokus
adalah tempat yang menggambarkan di mana ilmu tersebut berada. Sebuah lokus
administrasi publik adalah birokrasi pemerintah, tetapi ini tidak sepebuhnya tepat dan
lokus tradisional ini sering dikaburkan. Dalam perkembangannya lokus dari ilmu
administrasi publik menjadi kepentingan publik (public interest) dan urusan publik
(public affair). Fokus adalah apa yang menjadi pembahasan penting dalam
memepelajari ilmu administrasi publik. Salah satu fokus administrasi publik yaitu
"prinsip-prinsip administrasi" tertentu, tapi, sekali lagi, fokus disiplin ilmu ini telah
berubah dengan paradigma perubahan administrasi publik1. Dalam perkembangannya
fokus dari ilmu administrasi publik menjadi teori organisasi dan ilmu manajemen. 5
Paradigma Administrasi Negara, yaitu:
1. Dikotomi Politik dan Administrasi, tahun 1990-1926
Dikotomi politik dalam administrasi menekankan pada lokus dimana
administrasi publik seharusnya diletakkan. Jelas, dalam pandangan Goodnow
dan rekan-rekannya sesama pemerhati public administration, administrasi
publik harus berpusat pada birokrasi pemerintah. Fokus bidang ini terbatas
pada masalah-masalah- masalah organisasi dan penyususnan anggaran dalam
birokrasi pemerintahan, politik dan kebijakan merupakan isi dari ilmu politik.
Awal legitimasi konseptual lokus ini yang berpusat pada definisi lapangan,
dan salah satu permasalahan yang akan berkembang untuk akademisi dan
praktisi yaitu masalah dikotomi ilmu politik dan ilmu administrasi.

2. Prinsip- Prinsip Administrasi, tahun 1927-1937


Pada masa ini lokus administrasi publik kurang diperhatikan,
sedangkan fokusnya adalah “prinsip-prinsip” manajerial yang dipandang
berlaku universal pada setiap bentuk organisasi dan lingkungan budaya.
Perbedaan pendapat dari administrasi publik pada 1940-an salah satunya
adalah keberatan bahwa politik dan pemerintahan tidak akan pernah bisa
dipisahkan. Kemudian yang lainnya adalah bahwa prinsip-prinsip administrasi
secara logis tidak konsisten. Pada abad pertengahan, dua definisi pilar yaitu
dikotomi politik/administrasi publik dan prinsip-prinsip administration telah
digulingkan dan ditinggalkan oleh kaum intelektual yang kreatif di lapangan.
Pengabaian ini meninggalkan administrasi publik dari epistemologi
yang berbeda-identitas yang tidak jelas. Beberapa berpendapat bahwa suatu
identitas belum dapat ditemukan. Hubungan konseptual yang logis antara
Administrasi Publik dan Ilmu Politik yaitu, proses pembuatan kebijakan
publik. Administrasi Publik menentukan isi “kotak hitam" pada proses itu:
perumusan kebijakan publik dalam birokrasi publik dan mengubungkannya ke
politik. Ilmu politik dianggap mempertimbangkan "Input Dan output" dari
proses itu: tekanan dalam politik menghasilkan perubahan Politik Dan sosial.

3. Administrasi Publik Sebagai Ilmu Politik, tahun 1950-1970.


Definisi fase ketiga ini sebagian besar adalah usaha membangun
kembali hubungan antara administrasi publik dan ilmu politik. Tapi
konsekuensi dari usaha ini adalah untuk "mendefinisikan" bidang ilmu ini,
setidaknya dalam hal fokus analisis, "keahlian” esensial.
1
Nicholas Henry (1985)
Dengan demikian, tulisan-tulisan tentang administrasi publik di tahun
1950-an berbicara tentang bidang ini sebagai "penekanan," sebuah "daerah
kepentingan, "atau bahkan sebagai" sinonim "ilmu politik. Administrasi
publik kembali menjadi bagian dari ilmu politik.Pelaksanaan prinsip-prinsip
administrasi sangat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor lingkungan, jadi
tidak “value free” (bebas nilai).Pada tahun 1962, administrasi publik tidak
dimasukkan sebagai Sub bidang ilmu politik dalam laporan Komite Ilmu
Politik sebagai Disiplin Asosiasi Ilmu Politik Amerika.

4. Administrasi Negara sebagai Ilmu Administrasi, tahun 1956-1970


Pada masa ini Administrasi publik tetap menggunakan paradigma ilmu
administrasi, dengan mengembangkan pemahaman sosial psikologi, dan
analisis sistem sebagai pelengkapnya .Sebagai sebuah paradigma, ilmu
administrasi memberikan fokus tapi tidak lokus. Menawarkan teknik yang
membutuhkan keahlian dan spesialisasi, tetapi dalam pengaturan kelembagaan
bahwa keahlian yang harus diterapkan tidak dapat didefinisikan. Sebagai
Paradigma, administrasi adalah administrasi dimana pun ia ditemukan; Fokus
lebih difavoritkan daripada lokus. Ada masalah dalam ilmu administrasi, dan
nyata.
Jika Ilmu administrasi terpilih sebagai satu-satunya fokus administrasi
publik, bisakah satu hal ini terus berbicara dalam administrasi publik? Setelah
semua, ilmu administrasi, tidak menganjurkan prinsip-prinsip universal,
namun berpendapat bahwa semua organisasi dan metodologi manajerial
memiliki karakteristik tertentu, pola, dan patologi yang sama. Kalau saja ilmu
administrasi didefinisikan dalam paradigma bidang ini, maka administrasi
publik akan bertukar, terbaik, "penekanan" dalam bidang ilmu politik, yang
terbaik, sub bidang di sekolah ilmu administrasi. Hal ini sering diartikan
bahwa sekolah administrasi bisnis akan menyerap bidang administrasi publik.
Sebagai sebuah paradigma, ilmu administrasi tidak bisa memahami nilai lebih
dari kepentingan umum.
Tanpa unsur kepentingan umum, ilmu administrasi dapat digunakan
untuk tujuan apa pun, tidak peduli seberapa bertentangan dengan nilai-nilai
demokrasi. Konsep penentuan dan penerapan kepentingan publik
mendefinisikan pilar administrasi publik dan lokus dari bidang yang hanya
menerima sedikit jika setiap perhatian hanya dalam konteks ilmu administrasi,
hanya sebagai fokus teori organisasi / ilmu manajemen kurang menyimpan
dukungan dalam ilmu politik.

5. Administrasi Publik sebagai Administrasi Publik, tahun 1970-Sekarang


Kurangnya kemajuan dalam menggambarkan sebuah lokus untuk
bidang ini, atau urusan publik apa dan "resep untuk kebijakan publik " harus
mencakup hal yang relevan dengan administratior publik. Namun demikian,
bidang ini tidak muncul untuk penekanan pada keunikan faktor-faktor sosial
tertentu untuk sepenuhnya dikembangkan negara sebagai lokus yang tepat.
Pilihan fenomena ini mungkin agak sewenang-wenang pada bagian dari
administratior publik, tetapi mereka berbagi kesamaan sehingga mereka
memiliki konsep lintas disiplin di universitas, membutuhkan kapasitas sintesis
intelektual, dan bersandar ke arah tema yang mencerminkan kehidupan
perkotaan,hubungan administrasi antar organisasi, dan menghubungkan
teknologi dan nilai kemanusiaan, secara singkat disebut urusan publik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian-uraian di atas terlihat pula bahwa Administrasi Negara menuntut
kepatuhan atau ketaatan, meskipun disadari di negara mana pun juga peranannya
tidak pernah diwujudkan secara sempuma atau tanpa cacat dan cela. Dalam keadaan
seperti itu selalu saja tampak adanya ketidakpatuhan, yang setidak-tidaknya
disampaikan berupa kecaman-kecaman. Para administrator pelaksananya tidak perlu
disibukkan oleh kecaman-kecaman tersebut, namun harus bersikap arif dan bijaksana.
Sikap itu harus ditampilkan berupa kemampuan membedakan antara kecaman dan
keluhan yang nyata/obyektif dengan yang semu.
Pada umumnya rakyat/anggota masyarakat tidak mau tahu bagaimana
Administrasi Negara menghasilkan suatu kebijaksanaan atau hukum yang mengatur,
bahkan cenderung membutatulikan diri dan yang diinginkannya harus terpenuhi.
Sedang dalam kenyataannya kebutuhan dan keinginan setiap anggota masyarakat
tidak sama. Oleh karena itulah yang dibutuhkan Administrasi Negara adalah
kepatuhan untuk mengikuti sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
atau kepentingan umum, meskipun dengan menggunakan otoritas memaksa terhadap
yang tidak patuh/taat.
Dalam keadaan Administrasi Negara menghadapi perbedaan kepentingan,
keinginan dan kebutuhan yang beragam-ragam untuk dapat melayani masyarakat
seeara baik, maka tidak ada pilihan lain selain harus mendasarkan pada prioritas.
Administrasi Negara di negara manapun juga tidak mungkin melayani seluruh
pelayanan masyarakat secara serentak dengan intensitas yang sama. Prioritas-prioritas
harus ditetapkan dengan memperhatikan dampaknya, jika sesuatu dalam pelayanan
masyarakat melalui kegiatan pembangunan dilaksanakan atau tidak.
Oleh karena itulah dalam suatu kurun waktu tertentu selalu terlihat ada
kegiatan yang didahulukan/diprioritaskan, sedang yang lain ditunda, meskipun dilihat
dari kepentingan orang atau kelompok tertentu seharusnya dibalik atau dilaksanakan
serentak. Misalnya Administrasi Negara di Indonesia selama PJPT 1 memprioritaskan
pembangunan ekonomi, namun tidak mengabaikan pembangunan di bidang lain,
seperti pembangunan sosial budaya.

3.2 Saran
Perlu kesadaran tersendiri bahwa Ilmu Administrasi Publik itu penting
perannya bagi Bangsa dan Negara.
DAFTAR PUSTAKA
https://karyatulisilmiah.com/peranan-administrasi-negara/
http://adminpublik.uma.ac.id/2021/01/29/peran-administrasi-publik-di-negara-
modern/
http://timberlakeorin.blogspot.com/2009/11/karakteristik-ilmu-administrasi-
dalam.html

https://rahimoke.wordpress.com/2010/10/23/pengertian-dan-perkembangan-
paradigma-administrasi/

http://digilib.uinsgd.ac.id/4031/9/4_bab1.pdf

http://elkanagoro.blogspot.com/2014/09/lima-paradigma-administrasi-
negara.html

Anda mungkin juga menyukai