Anda di halaman 1dari 15

SEJARAH ILMU PERKEMBANGAN ILMU ADMINISTRASI

OLEH

NAMA : MOHAMMAD YUSUF


NIM : B 401 21 028
KELAS : A
DOSEN PENGAMPUH : Dr. H. Irwan Waris, M.Si

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TADULKO

2021

i
KATA PENGANTAR
Segala Puji Dan Syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi tugas mata kuliah pengantar administrasi.
Saya menyadari bawa makalah ini belum sepenuhnya sempurna, maka dari itu demi
kesempurnaannya saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun
Palu 22 april 2021

Mohammad yusuf

ii
DAFTAR ISI
Halaman judul…………………………………………………………………………………….i
Kata pengantar……………………………………………………………………………………ii
Daftar isi………………………………………………………………………………………….iii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………..1
1.1 latar belakang…………………………………………………………………………………1
1.2 tujuan penulisan………………………………………………………………………………1
BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………………………………………..2
2.1 sejarah perkembangan administrasi…………………………………………………………...2
2.2 paradigma administrasi public………………………..……………………………………….8
BAB 3 PENUTUP………...……………………………………………………………………..11
3.1 kesimpulan………...…………………………………………………..……………………..11
3.2 saran………...………………………………………………………………………………..11
Daftar pustaka………………………………………………………..………………………….12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Administrasi telah ada sejak adanya dua orang manusia (Adam & Hawa) bekerjasama untuk
mencapai tujuan hidupnya yang didorong oleh kebutuhan dengan kemampuan yang serba
terbatas, sehingga terjadi praktik administrasi secara alami atau pelaksanaan administrasi sebagai
seni. Administrasi juga berkembang bersama sama dengan perkembangan peradaban manusia.
Tuntutan akan pemenuhan kebutuhan manusia yang semakin meningkat dan kompleks serta
sulit dipenuhi secara individual dan keterbatasan sumberdaya mewarnai perkembangan
kehidupan manusia dewasa ini. Hal ini mendorong manusia melakukan kerjasama, baik secara
individual maupun secara organisasi. Itu sebabnya dikatakan bahwa dunia modern adalah
dunianya kerjasama, sebab tanpa melakukan kerjasama, tiap individu, organisasi bahkan negara
dan pemerintahan tidak akan dapat survive. Meskipun aktivitas kerjasama sudah ada sejak
adanya peradapan manusia namun pada zaman sekarang ini bentuk kerjasama tersebut semakin
menunjukan kompleksivitas dan menyangkut hampir semua aspek kehidupan dan memerlukan
sistem peadministrasian yang kompleks pula.
Demikian pula dalam penyelenggaran suatu negara dan pemerintahan tentu saja diperlukan
suatu sistem administrasi yang sangat kompleks yang sering disebut dengan Administrasi
Negara. Sejalan dengan perkembangannya, istilah “Negara” digantikan dengan “Publik” untuk
menekankan bahwa administrasi tersebut bertujuan untuk pelayanan publik.
Sejalan dari uraian di atas, maka saya tertarik untuk mengkaji hal ini lebih lanjut dan
terdorong untuk menyusun sebuah paper yang berjudul Sejarah Perkembangan Administrasi

1.2 Tujuan Penulisan


Penulisan makalah ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan administrasi.
2. Untuk mengetahui perkembangan paradigma administrasi publik

iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Administrasi


Administrasi telah ada sejak dahulukala karena administrasi timbul dengan timbulnya peradaban
manusia. Apabila sejarah perkembangan administrasi itu dipelajari lebih mendalam akan terlihat bahwa
dalam setiap kebudayaan, apapun tujuannya, bagaimanapun bentuk dan strukturnya, unsur-unsur
administrasi tersebut pasti selalu ada. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa administrasi selalu ada pada
setiap kegiatan.

Ada dua hal yang akan dijelaskan yaitu,pertama administrasi sebagai seni yaitu perkembangannya selalu
dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat dinamis. Demikian juga sebaliknya. Secara historical
perkembangan administrasi sebagai seni itu didasarkan kepada pengetahuan masyarakat modern sekarang
tentang kejadian-kejadian dimasa lalu pada kebudayaan tertentu pula . yang kedua, administrasi sebagai
ilmu pengetahuan , tepatnya sebagai ilmu pengetahuan social.

A. Perkembangan administrasi sebagai seni

Perkembangan administrasi sebagai seni dapat dibagi menjadi tiga fase utama, yaitu sebagai berikut.

1. Tahap prasejarah yang berakhir pada tahun 1 m.

2. Tahap sejarah yang berakhir pada tahun 1886.

3. Tahap modern yang dimulai pada tahun 1886dan masih berlangsung hingga sekarang ini.

1. Tahap prasejarah

Bukti-bukti sejarah menunjukan dengan jelas bahwa pada tahap prasejarah ini administrasi sudah
berkembangdengan baik. Meskipun mungkin secara tidak sadar, masyarakat purba telah menjalankan
roda administrasi sebagaimana apa yang sekarang disebut sebagai prinsip-prinsip administrasi . karena
kebutuhan masyarakat yang dipuaskan melalui penerapan prinsip-prinsip administarsi dan manajemenpun
relative masih sederhana maka pada umumnya system administrasi yang dipergunakan belum serumit
yang digunakan sekarang ini.

Ditinjau dari segi waktu dan tempat, tahap prasejarah ini dapat dibagi pula menjadi enam tahap
perkembangan, yaitu sebagai berikut.

a. Zaman Sesopotamia

v
Pada zaman semopotamia telah dijalankan prinsip-prinsip dasar administarsi yang diketahui pada zaman
modern sekarng, terutama pada bidang pemerintahan, perdagangan, komunikasi dan pengangkutan
(terutama pengangkutan sungai). Sejarah membuktikan bahwa masyarakat Mesopotamia telah
menggunakan logam sebagai alat tukar, hal ini memudahkan dalam perdagangan.

b. Zaman Babilonia

Zaman babilonia, administrasi pemerintahan, perdagangan, perhubungan dan pengangkutan telah


berkembang pula dengan baik. Perkembangan administrasi juga telah berkembang pada bidang teknologi,
dengan bukti adanya taman gantung.

c. Mesir Kuno

Zaman mesir kuno, yang berkembang pada zaman ini adalah dibidang pemerintahan, militer, perpajakan,
perhubungan dan pertanian (termasuk irigasi). Hanya saja, pada zaman mesir kuno ini, administrasi
dijalankan bukan atas dasar kepentingan rakyat, tetapi hanya untuk kepentingan firaun dan keluarganya.
Karena pada saat itu, firaun dianggap sebagai dewa atau setidaknya sebagai keturunan dewa, sehingga
mengabdikan kepada firaun diindikasikan dengan pengabdian kepada tuhan.

d. Tiongkok Kuno

Zaman tiongkok kuno, administrasi pada zaman ini berkembang sebagaimana zaman-zaman yang telah
disebutkan sebelumnya, tetapi ada yang khas pada tiongkok kuno ini, yaitu system administrasi
kepegawaian yang sangat baik. Demikian baiknya system administarsi tersebut, maka system administarsi
pun meminjam dari system ini dikenal dengan nama merit system. Pada zaman ini menonjol 3 toko yang
memberikaan sumbangan yang sangat besar terhadap administrasi pada zaman itu, yaitu konfisius, chow,
dan mo ti.

e. Romawi Kuno

Zaman romawi kuno, yang berkembang hampir sama dengan zaman-zaman sebelumnya, tetapi yang
sangat menonjol adalah administrasi militer, pajak dan perhubungan melebihi yang sebelumnya, hal ini
diperlukan mengingat romawi mempunyai wilayah yang sangat luas.

f. Yunani Kuno

Zaman yunani kuno, bidang yang berkembang dalam lingkup administrasi hampir sama dengan yang
sebelumnya, tetapi disini muncul konsep demokrasi (berasal dari kata demos dan kratos yang berarti
rakyat dan kekuasaan) sehingga kekuasaan berada ditangan rakyat. Definisi rakyat pada zaman ini
berbeda dengan zaman sekarang yaitu:

vi
o Pria

o Dewasa

o Lahir di Athena

o Orang tua warga Athena

Pembatasan pengertian rakyat ini memang logis pada zaman ini, karena 75% dari penduduk Athena
terdiri dari pendatang yang bekerja sebagai pedagang atau budak belian. Pada zaman ini menciftakan
parlemen pertama didunia yang disebut dengan orang-orang tua yang bijaksana. Untuk urusan di bidang
militer diserahkan kepada dewan militer. Ada lagi ciri khas pada zaman yunani kuno yaitu setiap orang
yang tergolong sebagai rakyat paling sedikit satu kali dalam hidupnya harus menjadi pegawai negeri
tanpa bayaran.

2. Tahap sejarah (1 masehi sampai tahun 1886)

Berhubungan dengan gelapnya sejarah dunia, umumnya selama 15 abad pertama dari sejarah dunia
modern, bidang administrasi pun mengalami kegelapan. Berarti tidak banyak yang diketahui dalam 15
abad itu. Kemudian diketahui bahwa timbulnya gereja katolik roma telah mempunyai pengaruh sangat
besar terhadap perkembangan teori administrasi. Dengan kata lain gereja katolik roma memberikan
sumbangan yang besar terhadap perkembangan administrasi, malahan sesungguhnya pola dasar struktur
organisasi yang telah diciftakan oleh gereja katolik roma, telah ditiru oleh hampir semua organisasi
modern hingga sekarang ini, meskipun sudah barang tentu timbul perkembangan lanjutan.

Pada zaman ini administrasi berkembang lebih pesat lagi karena para cendikiawan terjun dalam bidang
administrasi. Pada zaman ini timbul tiga kelompok yang biasa disebut kaum, yaitu:

a. Kaum kameralist di german dan Australia

b. Kaum merkantilisme di inggris

c. Kaum fisiokrat di prancis

Merkatilisme adalah suatu system politik ekonomi yang sangat mementingkan perdagangan internasional
dengan tujuan umtuk memperbanyak asset dan modal yang dimiliki suatu Negara. Merkantilisme tertuang
dalam peraturan Negara yang berbentuk proteksionalisme dan politik colonial demi neraca perdagangan
yang menguntungkan. Pemerintah Negara mendukung ekspor dengan insentif dan menghadang import
dengan tarif. Dijerman, merkantilismenya disebut dengan istilahkameralisme. Camera artinya kas raja.
Caranya dengan memungut pajak dan membentuk perusahaan dagang di afrika untuk mengembangkan
perekonomian. Di perancis, merkantilisme dimulai masa Louis XI (1461-1483). Bertujuan untuk

vii
memakmurkan rakyat terkenal dengan sebutan colbertisme (pencetusannya jean Colbert, menkeu
perancis).

Berbeda dengan kaum merkantilisme, kaum fisiokrat menganggap bahwa sumber kekayaan yang senyata-
nyatanya adalah sumber daya alam. Kaum ini dinamakan physiocratism= physic (alam) dan cratain atau
cratos (kekuasaan). Kaum fisiokrat percaya bahwa alam diciftakan oleh tuhan penuh keselarasan dan
keharmonisan. Yang artinya bahwa biarkan manusia diberikan kebebasannya mengelola alam demi
memenuhi kebutuhannya masing-masing dan akan selaras dengan kebutuhan masyarakat banyak. Artinya
bahwa pemerintah tidak boleh ikut campur dan biarkan alam mengatur. Inilah yang menjadi awal mula
doktrin laissez faire-laissez passer/ let do, let pass yang artinya biarkan semua terjadi, biarkan semua
berlalu. Tokoh yang menonjol pada zaman ini adalah George von zincke yang telah menghasilkan 537
karya ilmiah dan yang terbanyak adalah tentang administrasi pertanian.

Perkembangan semakin pesat karena pada zaman ini telah timbul adanya revolusi industry di inggris,
yang mengakibatkan perubahan yang besar dalam administrasi. Adalagi seorang tokoh yang mempunyai
peranan besar pada zaman ini, yaitu Charles barbage, seorang professor matematika pada universitas
Cambridge, yang pada permulaan abad 18 menulis buku yang berjudul the economy of manufacture. Pada
buku ini menekankan pada pentingnya efesiansi dalam usaha mencapai tujuan. Selama hampir satu abad
hasil karya ini terlupakan dan baru terselidiki kembali setelah lahirnya gerakan manajemen ilmiah
(scientific manajement movement), yang dipelopori oleh Fredrick winslow taylor tahun 1886.

3. Zaman modern

Pada zaman ini, administrasi mulai dikenal sebagai ilmu, karena pada zaman itu yang dipelopori oleh f.w.
taylor (seorang sarjana pertambangan) dari amerika serikat, mulai mengadakan penyelidikan-
penyelidikan dalam rangka mempertinggi efesiensi perusahaan dan peningkatan produktivitas pekerja.
Pada saat itu dia melihat bahwa efesiensi perusahaan tidak terlalu tinggi dan produktivitas pekerjanya
rendah karena terlalu banyaknya waktu dan gerak-gerik kaum buruh yang tidak produktif, kemudian dia
melakukan studi yang dikenal dengan time and motion study untuk mempelajari penggunaan waktu yang
oleh kaum buruh serta gerak-gerik mereka dalam melaksanakan pekerjaan, terutama para buruh tingkat
bawah. Hasil studinya dituliskan dalam satu buku yang berjudul the principle of scientific management,
yang diterbitkan pada tahun 1911.

Pada saat taylor melakukan penyelidikan-penyelidikan, di prancis timbul pula seorang ahli pertambangan
yang bernama Hendry fayol yang bekerja pada salah satu perusahan tambang disana, yang pada saat itu
perusahaan terancam oleh kehancuran. Sebagai seorang ahli fikir, fayol mencari sebab-musabab dari
kegagalan perusahaan itu untuk mencapai tujuannya. Hasil pemikiran fayol ditulis dalm bukunya pada

viii
tahun 1916 dengan judul administration generalle et industrielle, yang diterjemahkan dalam bahasa
inggris pada tahun 1930 dengan judul general and industrial management (seharusnya general and
industrial administration). Dari teori-teori yang ia temukan dan kemudian ia terapkan sendiri, maka
perusahaan berhasil selamat dari keruntuhan bahkan dapat dikembangkannya.

Karena besarnya sumbangan yang diberiakn kedua tokoh itu terhadap administrasi, maka f.w. taylor
diberi julukan, sebagi bapak gerakan manajemen ilmiah, sedangkan Hendry fayol diberi julukan bapak
teori administrasi modern.

A. Perkembangan Administrasi Sebagai Ilmu

ilmu pengetahuan dapat didefinisikan sebagai suatu objek ilmiah yang memiliki sekelompok prinsip, dalil
dan rumus yang melalui percobaan-percobaan yang sistematis dilakukan berulangkali telah diuji
kebenarannya, prinsip-prinsip, dalil-dalil, dan rumus-rumus dapat diajarkan dan dipelajari.

Dari segi perkembangan ilmu administrasi sejak lahir hingga sekarang, ilmu administrasi telah mencapai
empat tahap :

1. Tahap survival (1886-1930):

Pada tahap ini dimulai peletakan dasar-dasar administrasi oleh f.w. taylor dan Hendry fayol.

2. Tahap konsolidasi dan penyempurnaan (1930-1945)

Pada tahap ini terjadi penyempurnaan teori-teori, sehingga kebenarannya tidak dapat dibantah lagi. Dalam
jangka waktu ini pulalah gelar-gelar kesarjanaan dalam ilmu administrasi Negara dan siaga mulai banyak
diberikan oleh lembaga-lembaga pendidikan tinggi.

3. Tahap human relation (1945-1959)

Setelah teori-teori disempurnakan, maka fokusnya berubah pada factor manusia serta hubungan formal
dan informal yang perlu diciftakan pada semua tingkatan organisasi demi terlaksananya kegiatan-kegiatan
yang harus dilaksanakan dalam suasana yang intim dan harmonis.

4. Tahap behaviouralisme (1959-sekarang)

Pada tahap ini focus perhatiannya bukan hanya pada hubungan manusianya, tetapi sudah maju kepada
motif tindak-tanduk manusia dalam berorganisasi, diselidiki pula cara-cara yang dapat ditempuh untuk
lebih meningkatkan kegiatan-kegiatan yang membuat organisasi menjadi lebih efesien dan efektif,
sehingga administrasi menyatu kepada manusia itu sendiri.

ix
2.2 Perkembangan Paradigma Administrasi Publik

Thomas Kuhn dalam bukunya “The Stucture of Scientific Revolutions”mendefinisikan


paradigma, yaitu suatu cara pandang, nilai-nilai, metode-metode, prinsip dasar atau cara
memecahkan suatu masalah yang diantu suatu masyarakat ilmiah pada suatu masa tertentu.
Robert T Golembiewski menganggap bahwa paradigma adalah standar suatu displin ilmu
dilihat dari fokus dan lokusnya. Fokus mempersoalkan apa kajian (what of the field) atau cara
bagaimana memecahkan (solution) persoalan. Sedangkan lokus mempersoalkan di mana lokasi
(where of the field) atau medan penerapan ilmu pengetahuan.
Dalam perkembangan bidang ilmu administrasi publik tumbuh dan dikenal sejumlah
padardigma yang menggambarkan adanya perubahan dan perbedaan dalam tujuan, teori, dan
metodologi atau dalam bangunan epsitemologi serta nilai-nilai yang mendasari. Perkembangan
paradigma administrasi publik, khususunya dari Nicholas Henry (1988) dan Frederickson (1984)
sudah cukup dikenal sebagai sarjana administrasi publik, di Indonesia dapat kita lihat antara lain
dalam tulisan Ali Mufiz (1984), Irfan Islamy (1984), Miftah Toha (1984), dan Adam Indrawijaya
(1985).
Nicholas Henry mengemukakan lima paradigma administrasi publik, yaitu:
1. Paradigma 1: Dikotomi Politik dan Administrasi (1900-1926)
Pada paradigma Dikotomi Politik dan Administrasi, Fokus ilmu administrasi negara hanya
terbatas pada masalah organisasi, kepegawaian, dan penyusunan anggaran dalam birokrasi
pemerintah.
Frank J Goodnow dan Leonard D White dalam bukunya Politics and
Administration menyatakan dua fungsi pokok dari pemerintah yang berbeda:
1. fungsi politik yang melahirkan kebijaksanaan atau keinginan negara,
2. fungsi Administrasi yang berhubungan dengan pelaksanaan kebijakan negara.
Penekanan pada Paradigma ini terletak pada Locusnya, menurut Goodnowlocusnya berpusat
pada ( government Bureucracy ) birokrasi Pemerintahan.Administrasi negara memperoleh
legitimasi akademiknya lewat lahirnyaIntroduction To the study of Public Administration oleh
Leoanrd D White yang menyatakan dengan tegas bahwa politik seharusnya tidak ikut
mencampuri administrasi, dan administrasi negara harus bersifat studi ilimiah yang bersifat
bebas nilai.
2. Paradigma 2: Prinsip – Prinsip Administrasi (1927-1937)

x
Pelopor dari paradigma kedua ini adalah W.F. Willoghby yang menerbitkan buku berjudul
“Principles of Public Administration”. Pada periode inilah administrasi mencapai puncak
kejayaannya di mana para ahli administrasi negara diterima baik oleh kalangan industri maupun
kalangan pemerintah selama tahun 1930-an dan awal tahun 1940-an yang disebabkan oleh
kemampuan manajerialnya.
Prinsip-prinsip administrasi dipandang dapat berlaku universal pada setiap bentuk dari
organisasi dan setiap lingkungan sosial budaya. Pada fase iniadministrasi diwarnai oleh berbagai
macam kontribusi dari bidang-bidang lain seperti industri dan manajemen, berbagai bidang inilah
yang membawa dampak yang besar pada timbulnya prinsip-prinsip administrasi.
Sedangkan Locus dari paradigma ini kurang ditekankan karena esensi prinsip-prinsip
tersebut, di mana dalam kenyataan bahwa bahwa prinsip itu bisa terjadi pada semua tatanan,
lingkungan, misi atau kerangka institusi, ataupun kebudayaan, dengan demikian administrasi
bisa hidup dimanapun asalkan prinsip-prinsip tersebut dipatuhi.

Luther H. Gullick dan Lyndall Urwick mengajukan tujuh prinsip administrasi dalam
anagram singkat yaitu POSDCORB yang memiliki kepanjangan dari Planning, Organizing,
Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, Budgeting.
3. Paradigma 3: Administrasi Negara sebagai Ilmu Politik (1950-1970)
Dengan adanya berbagai kritik konseptual, maka administrasi negara melompat ke belakang
ke dalam induk disiplin ilmu politik. Dikotomi antara politik dan administrasi tidak realistis dan
prinsip administrasi tidak konsisten dan tidak dapat berlaku universal. Fase paradigma ini
menerapkan suatu usaha untuk menetapkan kembali hubungan konseptual antara administrasi
saat itu, karena hal itulah administrasi pulang kembali menemui induk ilmunya yaitu Ilmu
Politik, akibatnya terjadilah perubahan dan pembaruan Locusnya yakni birokrasi pemerintahan
akan tetapi konsekuensi dari usaha ini adalah keharusan untuk merumuskan bidang ini dalam
hubungannya dengan focus keahliannya yang esensial. Terdapat perkembangan baru yang dicatat
pada fase ini yaitu timbulnya studi perbandingan dan pembangunan administrasi sebagi bagian
dari administrasi negara.
4. Paradigma 4: Administrasi Negara sebagai Ilmu Administrasi (1956-1970)
Pada masa ini, administrasi negara telah berkembang sebagai ilmu administrasi.
Perkembangan ini diawali dengan ketidaksenangan bahwa ilmu administrasi dianggap sebagai

xi
ilmu kelas dua setelah ilmu politik. Sebagai suatu paradigma, pada fase ini ilmu administrasi
hanya memberikan fokus, tetapi tidak lokusnya. Usaha pengembangan, terutama diperoleh dari
fakultas administrasi perusahaan (school of business administrator) mempercepat proses mencari
alternatif paradigma ilmu administrasi. Pada tahun 1956 terbitlah jurnalAdministrative science
Quarterly, sebagai sarana untuk menyuarakan pendapat dan konsepsi-konsepsi.
5. Paradigma 5: Administrasi Negara sebagai Administrasi Negara (1970- sekarang)
Pada masa ini, administrasi negara telah berkembang menjadi ilmu administrasi negara,
yaitu merambah ke teori organisasi, ilmu kebijakan, dan ekonomi politik.
G. Frederickson (1984:27-30), mengemukakan enam paradigma administrasi publik, yaitu:
1. Paradigma 1: Birokrasi Klasik
Fokus pengamtan paradigma ini adalah struktur (disain) organisasi dan fungsi prinsip-
prinsip manajemen, sedangkan yang menjadi lokus adalah berbagai jenis organisasi baik
pemerintahan maupun bisnis.Nilai pokok yang ingin diwujudkan adalah efisiensi, efektifivitas,
ekonomi dan rasionalitas. Tolak utama paradigma ini antara lain : Weber: Bureaucracy, (1922),
Wilson : The Study of Public Administration (1887), Taylor: Scientific Management, (1912)
serta Gulick dan Urwick: Papers on the Science of Administration , (1937).
2. Paradigma 2: Birokrasi Neo-Klasik
Nilai yang dianut dan dicapai paradigma ini adalah serupa dengan paradigma pertama,tetapi
yang merupakan lokus dan fokusnya berbeda. Lokus dari paradigma ini adalah “keputusan” yang
dihasilkan oleh birokrasi pemerintahan,sedangkan fokusnya adalah “proses pengambilan
keputusan” dengan perhatian khusus kepada penerapan ilmu perilaku, ilmu manajemen, analiosa
sistem danpenelitian operasi. Teoritisi pendukung paradigma ini antara lain adalah
Simon: Administration Behavior (1948), Cyer dan March: Abehavioral Theory of the
Firm (1963).
3. Paradigma 3: Kelembagaan
Paradigma kelembagaan fokusnya terletak pada pemahaman mengenai “perilaku birokrasi”
yang dipandang juga sebagai suatu organisasi yang kompleks. Masalah-masalah efisiensi,
efektivitas, dan produktivitas organisasi kurang mendapat perhatian. Salah satu perilaku
organisasi yang diungkapkan oleh paraddigma ini adalah perilaku pengambilan keputusan yang
bersifat gradual dan inkremental, yang oleh Limdblom dipandang sebagai satu-satunya cara
untuk memadukan kemampuan dan keahlian birokrasi dengan preferensi kebijakan dan berbagai

xii
kemungkinan bisa dari pejabat-pejabat politis. Di anatara teoritisi yang cukup berpengaruh
adalah Thompson: Organization in Action: The Social Science Bases of Asministration
Theory (1967), Mosher: Democracy and the Public Service(1968), dan Etzioni: A Comprative
Analysis of Complex Organization (1962).
4. Paradigma 4: Hubungan Kemanusiaan
Inti yang mendasari paradigma ini adalah keikutsertaan dalam pengambilan keputusan,
minimasi perbedaan dan status hubungan antarpribadi, keterbukaan, aktualisasi diri dan optimasi
tingkat kepuasan. Fokus dari paradigma ini adalah “dimensi-dimensi kemanusiaan” dan aspek
sosial dalam tipa jenis organisasi ataupun birokrasi. Para teoritisi yang cukup berpengaruh antara
lain: Rennis Likert:The Human Organization: Its Management and Value (1967), dan Daniel
Katz dan Robert Khan: The Social Pasycology of Organization (1966), pengembangannya
meliputi sensitivty training group & organization development.
5. Paradigma 5: Pilihan Publik
Fokus dari administrai negara menurut paradigma ini tak lepas dari politik. Sedangkan
fokusnya adalah pilihan-pilihan untuk melayani kepentingan publik akan barang dan jasa yang
harus diberikan oleh sejumlah organisasi yang kompleks. Tokoh paradigma ini antara lain:
Ostrom, Buchanan, dan Tullock.
6. Paradigma 6: Administrasi Negara Baru
Fokus dari paradigma ini meliputi usaha untuk mengorganisasikan, menggambarkan,
mendesain, ataupun membuat organisasi dapat berjalan ke arah dan dengan mewujudkan nilai-
nilai kemanusiaan secara maksimal yang dilaksanakan dengan menggambarkan sistem
desentralisasi dan organisasi-organisasi demokratis yang responsif dan mengundang partisipasi
serta dapat memberikan secara merata jasa-jasa yang diperlukan masyrakat. Karakteristik
paradigma administrasi negara baru, menurut Frederickson, menolak bahwa para administrator
dan teori administrasi bersifat netral atau bebas nilai-nilai sebagaimana dianut dalam berbagai
paradigma.

xiii
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pekembangan administrasi dibagi menjadi 3 fase utama yaitu:
1. Fase Pra Sejarah yang berakhir pada tahun 1 masehi;
2. Fase Sejarah yang berakhir pada tahun 1886;
3. Fase Modern yang dimulai pada tahun 1886 dan yang masih berlangsung hingga sekarang ini.
Nicholas Henry membagi perkembangan paradigma administrasi negara menjadi lima:
1. Dikotomi politik administrasi;
2. Prinsip-prinsip administrasi;
3. Administrasi negara sebagai ilmu politik;
4. Administrasi negara sebagai ilmu administrasi;
5. Administrasi negara sebagai ilmu administrasi negara.
Sedangkan G. Frederickson membagi menjadi enam:
1. Birokrasi klasik;
2. Birokrasi Neo-Klasik;
3. Kelembagaan;
4. Hubungan kemanusiaan;
5. Pilihan publik;
6. Administrasi negara baru.

3.2 Saran
Setelah membaca uraian di atas, diharapkan pembaca mengetahui betul mengenai sejarah
perkembangan administrasi publik dan perkembangan paradigma yang berubah-berubah dari
masa ke mas

xiv
DAFTAR PUSTAKA

Siagian, P. Sondang. 2004. Filsafat Administrasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Silalahi, Ulbert. 1999. Studi Tentang Ilmu Administrasi: Konsep, Teori, dan Dimensi.Bandung:
Sinar Baru Algesindo.

xv

Anda mungkin juga menyukai