PENDAHULUAN
Di dalam studi Perbandingan Administrasi Negara terkandung aspek yang relevan, yakni
aspek Administrasi Negara yang mengandung pengertian umum tentang bagaimana lembaga-
lembaga negara tumbuh dan hidup didalam suatu negara menjalankan fungsinya. Administrasi
negara bukan merupakan bidang studi yang memiliki pengertian serta sifat yang umum dan
berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu bidang studi yang tidak diterapkan di dalam suatu negara
dengan multidisipliner. Administrasi negara pada hakikatnya merupakan salah satu aspek dari
administrasi yang menekankan pembahasan pada bidang kenegaraan.
LANDASAN TEORI
Pendekatan (approach) adalah suatu langkah rasional untuk mempelajari objek tertentu.
Pendekatan yang digunakan untuk mempelajari perbandingan administrasi negara harus
merupakan langkah-langkah konkret, yang menjelaskan ilmu perbandingan administrasi negara
dalam berbagai perspektif.
Seluk-beluk dan kelahirannya. Adapun metode kritis melibatkan penalaran yang kontemplatif
dan radikal dalam memahami makna filosofis administrasi negara.
a. Metode lain yang dapat digunakan untuk mempelajari administrasi negara adalah: a.
metode deduksi, yaitu suatu metode berpikir yang menarik kesimpulan dari prinsip-
prinsip umum kemudian diterapkan pada sesuatu yang bersifat khusus.
b. metode induksi, yaitu metode berpikir dalam menarik kesimpulan dari prinsip khusus
kemudian diterapkan pada sesuatu yang bersifat umum.
c. metode dialektika, yaitu metode berpikir yang menarik kesimpulan melalui tiga tahap
atau jenjang, yakni tesis, antitesis, dan sintesis.
Cara-cara yang ditempuh oleh metode induktif pertama bertitik tolak dari persoalan-
persoalan yang khusus, kemudian diambil kesimpulan yang bersifat umum. Metode induktif
lebih mendahulukan fakta-fakta konkret dan menunjukkan ciri kekhususannya yang lebih
menonjol dari fakta itu, bukan mengadakan premis-premis tertentu. Dari kenyataan fakta khusus
itu,diambil kesimpulan yang berlaku umum.
Metode induktif didasarkan pula pada metode empiris karena fakta-fakta yang dipergunakan
berdasarkan kenyataan aktual dan dialami secara langsung oleh si pemakainya.
Metode deduktif berhubungan dengan metode induktif. Bahkan, tanpa peran serta metode
induktif, metode deduktif tidak dapat dipergunakan. Karena kedua metode ini bersifat
komplementer, saling melengkapi. Dengan metode ini, cara pengambilan pembuktian melalui
jalan pemikiran dalil-dalil atau anggapan dasar yang kebenarannya telah dianggap sebagai
sesuatu yang mutlak.
PEMBAHASAN
Tahapan Perbandingan
Tahap-tahap perbandingan harus dipersiapkan dengan matang dan sistematis, karena tidak semua
objek dapat diperbandingkan atau logis diperbandingkan.
Untuk mempelajari perbandingan administrasi, diperlukan alat untuk mencapai tujuan dan
seperangkat ilmu pengetahuan yang relevan dengan ilmu perbandingan administrasi negara.
Beberapa aspek yang diperbandingkan dalam studi perbandingan antara lain:
1. Bentuk Negara
Pada dasarnya, bentuk negara adalah hakikat suatu negara sebagai suatu kebulatan
mencakup keseluruhan kedaulatan negara. Beberapa bentuk negara, antara lain sebagai
berikut:
a. Negara Kesatuan, terdiri atas:
1) negara kesatuan dengan sistem sentralisasi, yaitu pemerintah pusat
memegang seluruh kekuasaan pemerintahan di dalam Negara tersebut.
Dengan perkataan lain, pemerintah pusat tidak melimpahkan keluasaan pada
pemerintahan di daerah (local government).
2) negara kesatuan yang menganut sistem desentralisasi, yaitu pemerintah
pusat memberikan/melimpahkan sebagian kekuasaannya pada pemerintah
daerah. Dengan demikian, pemerintah daerah dapat mengurus urusan rumah
tangganya sendiri (otonomi).
2. Negara Republik Indonesia yang merupakan negara kesatuan, memilih sistem
penyelenggaraan pemerintahan dengan system desentralisasi.
3. Jika kita perhatikan posisi geografis dan demografis wilayah Indonesia, akan terlihat
suatu kesulitan yang besar manakala system penyelenggaraan pemerintahan negara
Indonesia dilaksanakan secara sentralistik.
a. tujuan politik, untuk menyalurkan partisipasi politik di tingkat daerah agar terwujudnya
stabilitas politik nasional.
b. tujuan ekonomis, untuk menjamin bahwa pembangunan akan dilaksanakan secara
efektif dan efisien di daerah-daerah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan social
(Tjahya Supriatna,1996).
Desentralisasi adalah suatu istilah yang luas dan selalu menyangkut persoalan kekuatan (power),
biasanya dihubungkan dengan pendelegasian atau penyerahan wewenang dari pemerintah pusat
kepada pejabatnya di daerah atau kepada lembaga-lembaga pemerintah di daerah, untuk
menjalankan urusan-urusan pemerintahan di daerah.
Menurut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 Pasal 1 ayat (7), desentralisasi adalah
penyerahan wewenang Pemerintahan oleh Pemerintah kepada Daerah Otonomi untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kewenangan daerah ini mencakup kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan, kecuali
kewenangan yang dikecualikan dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004 ini, sebagaimana
diatur dalam Pasal 10 ayat (3), yaitu kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan
dan keamanan, yustisi, moneter, fiskal nasional, dan agama.
Latar belakang diadakannya sistem dekonsentrasi adalah tidak semua urusan pemerintah pusat
dapat diserahkan pada semua urusan pemerintah daerah menurut asas desentralisasi.
Pertimbangan dan tujuan diselenggarakan asas dekonsentrasi ini adalah:
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintahan atau kepala wilayah atau kepala
instansi vertikal tingkat atasnya kepada pejabat-pejabat di daerah, yang meliputi:
a. Pelimpahan wewenang dari aparatur pemerintah yang lebih tinggi kepada aparatur lain
dalam satu tingkatan pemerintahan, disebut dekonsentrasi horizontal.
b. Pelimpahan wewenang dari pemerintah atau dari suatu aparatur pemerintah yang lebih
tinggi kepada aparatur lain dalam tingkatan pemerintahan yang lebih rendah, disebut
dekonsentrasi vertikal.
c. Dalam rangka pelaksanaan asas dekonsentrasi, wilayah Negara kesatuan Republik
Indonesia dibagi dalam wilayah-wilayah provinsi dan ibukota negara. Wilayah provinsi
dibagi ke dalam wilayah-wilayah kabupaten dan kota. Kemudian, wilayah-wilayah
kabupaten dan kota dibagi dalam wilayah kecamatan. Penerapan asas dekonsentrasi
semacam ini disebut dekonsentrasi teritorial.
Menurut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 Pasal 1 ayat (9), Tugas Pembantuan adalah
Penugasan dari Pemerintah kepada Daerah dan/atau Desa, dari pemerintah provinsi kepada
kabupaten/kota dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk
melaksanakan tugas tertentu. Berdasarkan hal tersebut, hakikat daripada tugas pembantuan
adalah sebagai berikut.
Bentuk Pemerintahan Bentuk pemerintahan, yaitu segi-segi dan faktor-faktor dari unsur-
unsur berikut susunan organisasi negara yang terdapat dalam suatu negara. Pada mulanya, bentuk
pemerintahan ini dibedakan menurut jumlah atau banyaknya orang yang memegang kekuasaan
pemerintahan. Atas dasar itulah, dikenal bentuk-bentuk pemerintahan monarki, poligarki, dan
demokrasi
Dilihat dari cara penunjukan kepala negara dari negara yang bersangkutan, dikenal bentuk-
bentuk pemerintahan berikut:
a. Monarki
Suatu negara yang menganut bentuk pemerintahan monarki dikepalai oleh seorang
raja/ratu, yang memegang tampuk pemerintahannya secara turun-temurun.
b. Republik
Bentuk pemerintahan republik adalah suatu bentuk pemerintahan yang kepala negaranya
bukan seorang raja/ratu, melainkan seorang presiden yang memegang tampuk
pemerintahan melalui pemilihan umum.
Sistem Politik Sistem politik adalah tata kehidupan dan hubungan antarmanusia yang
dilembagakan dalam macam-macam lembaga politik, baik lembaga politik yang suprastruktural
maupun lembaga politik yang infrastructural atau dikenal dengan suprastruktur politik dan
infrastruktur politik.
Perbedaan sistem administrasi negara di berbagai negara di dunia ini, dilatarbelakangi oleh
beberapa faktor berikut.
1. Faktor sejarah: setiap negara memiliki sejarah masing-masing, misalnya sekalipun
Indonesia pernah dijajah oleh Belanda dan Jepang, tentu sistem administrasi negaranya
berbeda dengan negara yang menjadi penjajah.
2. Faktor teritorial: perbedaan administrasi negara dilatarbelakangi oleh luas atau tidaknya
wilayah suatu negara. Indonesia sering berganti-ganti sistem pemerintahan disebabkan
luasnya negara.
3. Faktor konstitusional: yaitu undang-undang dasar yang dijadikan dasar hukum
penyelenggaraan negara.
4. Faktor sosial-budaya: keragaman budaya menjadi bagian paling penting untuk
menciptakan kerukunan bermasyarakat dan men- ciptakan kesejahteraan masyarakat.
5. Faktor kepemimpinan: setiap pemimpin memiliki visi dan misi yang berbeda sehingga
kebijakannya pun berbeda. Perbandingan Administrasi Negarad Perbandingan
Administrasi Negara
6. Faktor politik: sistem politik dan praktik berpolitik menentukan bentuk dan corak
administrasi negara yang berbeda.
7. Faktor ekonomi dan kemajuan negara: negara yang belum maju atau negera
berkembang karena memiliki banyak utang kepada lembaga-lembaga keuangan negara
lain, kebijakan publiknya diatur oleh Negara kapitalis.
8. Faktor sumber daya manusia: pendidikan masyarakat yang masih rendah menjadi
penyebab sulitnya negara mengembangkan diri menjadi negara maju.
9. Faktor moralitas bangsa: banyaknya korupsi dan kejahatan lainnya dalam negara,
mempersulit pengembangan administrasi negara yang terbuka.
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam mengkaji dan menganalisis
perbandingan administrasi Negara dapat dilakukan berbagai pendekatan, pendekatan yang
digunakan untuk mempelajari perbandingan administrasi negara harus merupakan langkah-
langkah konkret, yang menjelaskan ilmu perbandingan administrasi negara dalam berbagai
perspektif.
Beberapa aspek yang diperbandingkan dalam studi perbandingan antara lain bentuk
Negara, bentuk pemerintahan, sistem pemerintahan, sistem politik yang meliputi suprastruktur
politik dan infrastruktur politik dan dalam melakukan studi perbandingan administrasi juga dapat
menyebabkan timbulnya beberapa perbedaan yakni faktor sejarah, teritorial, konstitusional,
sosial budaya, kepemimpinan, politik, ekonomi, sdm dan moralitas bangsa.
Di dalam studi Perbandingan Administrasi Negara terkandung aspek yang relevan, yakni
aspek Administrasi Negara yang mengandung pengertian umum tentang bagaimana lembaga-
lembaga negara tumbuh dan hidup didalam suatu negara menjalankan fungsinya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Perbandingan Administrasi Negara (Sahya Anggara)