ABSTRAK
1. PENDAHULUAN
1. Tahap prasejarah
Bukti-bukti sejarah menunjukan dengan jelas bahwa pada tahap prasejarah
ini administrasi sudah berkembangdengan baik. Meskipun mungkin secara tidak
sadar, masyarakat purba telah menjalankan roda administrasi sebagaimana apa
yang sekarang disebut sebagai prinsip-prinsip administrasi . karena kebutuhan
masyarakat yang dipuaskan melalui penerapan prinsip-prinsip administarsi dan
manajemenpun relative masih sederhana maka pada umumnya system
administrasi yang dipergunakan belum serumit yang digunakan sekarang ini.
Ditinjau dari segi waktu dan tempat, tahap prasejarah ini dapat dibagi pula
menjadi enam tahap perkembangan, yaitu sebagai berikut.
a. Zaman Mesopotamia
Pada zaman semopotamia telah dijalankan prinsip-prinsip dasar
administarsi yang diketahui pada zaman modern sekarng, terutama pada bidang
pemerintahan, perdagangan, komunikasi dan pengangkutan (terutama
pengangkutan sungai). Sejarah membuktikan bahwa masyarakat Mesopotamia
telah menggunakan logam sebagai alat tukar, hal ini memudahkan dalam
perdagangan.
Bukti sejarah paling kuno tentang penerapan sebagian prinsip-prinsip
administrasi didapatkan dari peninggalan peradaban kota Mesopotamia
kuno (terletak di Irak Selatan -21.000 SM).
Prinsip-prinsip Administrasi dalam bidang pemerintahan,
perdagangan, komunikasi, pengangkutan telah digunakan.
Menggunakan logam sebagai alat tukar yang sah yang dapat
mempermudah dan memperlancar administrasi perdagangan dan
bisnis.
Ada kesulitan para ahli dalam menerjemahkan tulisan kuno
Mesopotamia.
b. Zaman Babilonia
Zaman babilonia, administrasi pemerintahan, perdagangan, perhubungan
dan pengangkutan telah berkembang pula dengan baik. Perkembangan
administrasi juga telah berkembang pada bidang teknologi, dengan bukti adanya
taman gantung. Babilonia (1696 – 1654 SM) dinamai sesuai dengan ibukotanya, Babel,
adalah negara kuno yang terletak di selatan Mesopotamia (sekarang Irak), di wilayah Sumeria
dan Akkadia. Babel pertama disebut dalam sebuah tablet dari masa pemerintahan
Sargon dari Akkadia, dari abad ke-23 SM. Babilonia berkembang menjadi sebuah
kerajaan besar pada masa Hammurabi (1696 - 1654 sebelumMasehi), yang area kekuasannya
meliputi daerah kerajaan Akkadia pada masa sebelumnya.
Setelahnya berdiri Kekaisaran Neo-Babilonia, dibawah kekuasaan dinasti
Kasdim atau dinasti ke-11, yang dimulai dari revolusi Nabopolassar pada tahun
626 SM hingga invasi Koresh Agung, dengan penguasa terkenal di antaranya
adalah Nebukadnezar II. Babilonia kemudian dikalahkan oleh KoreshAgung, raja
Media dan Persia pada tahun 539 SM.
Bangsa Amorit (2000 SM) setelah menguasai Mesopotamia telah berhasil membina
suatusistem administrasi terutama bidang teknologi, mampu membuat
taman tergantung yg kononsampai sekarang belum ada yang menandingi
Telah dibuat aturan di bidang kriminal, hak milik, perdagangan, hubungan
keluarga dan perkawinan, dana kesehatan, dan akuntabilitas public,
dikenal “ The Code of Hammurabi ”
Pembuktian sistem administrasi yang ada belum tuntas, keterbatasan dalam menafsirkan
tulisan kuno yang ada.
c. Mesir Kuno
Zaman mesir kuno, yang berkembang pada zaman ini adalah dibidang
pemerintahan, militer, perpajakan, perhubungan dan pertanian (termasuk irigasi).
Hanya saja, pada zaman mesir kuno ini, administrasi dijalankan bukan atas dasar
kepentingan rakyat, tetapi hanya untuk kepentingan firaun dan keluarganya.
Karena pada saat itu, firaun dianggap sebagai dewa atau setidaknya sebagai
keturunan dewa, sehingga mengabdikan kepada firaun diindikasikan dengan
pengabdian kepada tuhan.
Peradaban ini terpusat sepanjang pertengahan hingga hilir Sungai Nil yang
mencapai kejayaannya pada sekitar abad ke-2 SM, pada masa yang disebut sebagai
periodeKerajaan Baru. Daerahnya mencakup wilayah Delta Nildi utara, hingga Jebel
Barkaldi Katarak Keempat Nil. Pada beberapa zaman tertentu, peradaban Mesir meluas
hingga bagian selatan Levant,Gurun Timur , pesisir pantai Laut Merah, Semenajung
Sinai, serta Gurun Barat (terpusat pada beberapa oasis). Peradaban Mesir Kuno
berkembang selama kurang lebih tiga setengah abad. Dimulai dengan unifikasi awal
kelompok-kelompok yang ada di Lembah Nil sekitar 3150 SM, peradaban ini secara
tradisional dianggap berakhir pada sekitar 31 SM, sewaktu Kekaisaran Romawi awal
menaklukkan dan menyerap wilayah Mesir Ptolemi sebagai bagian provinsi Romawi.
Walaupun hal ini bukanlah pendudukan asing pertama terhadap Mesir, periode kekuasaan
Romawi menimbulkan suatu perubahan politik dan agama secara bertahap di Lembah
Nil, yang secara efektif menandai berakhirnya perkembangan peradaban independen
Mesir. Peradaban Mesir Kuno didasari atas kontrol keseimbangan yang baik antara
sumber daya alam dan manusia, ditandai terutama oleh:
eksploitasi mineral dari lembah dan wilayah gurun di sekitarnya
perkembangan awal system tulisan dan literatur independen
perdagangan dengan wilayah Afrika timur dan tengah sertaMediterania timur
aktivitas militer yang menunjukkan karakteristik kuat hegemoni kerajaan dan
dominasi wilayah terhadap kebudayaan tetangga pada beberapa periode berbeda
Kegiatan administrasi di Mesir sudah ada sejak zaman dahulu. Melalui analisis
sejarah dapat dilacak dan diketahui bahwa bangsa Mesir sudah mengenal administrasi
kira-kira pada tahun 1300 SM. Max Webber, seorang sosiolog kebangsaan Jerman yang
terkemuka pada zamannya, meyakini Mesir sebagai satu-satunya negara paling tua yang
memiliki administrasi birokratik. Bentuk kegiatan administrasi pada zaman mesir kuno
antara lain:
Firaun adalah gelar dimana dalam diskusi dunia modern digunakan untuk seluruh
penguasa. Mesir kuno dari semua periode. Dahulu, gelar ini mulai digunakan untuk
penguasa yang merupakan pemimpin keagamaan dan politik kesatuan Mesir kuno, hanya
selama Kerajaan Baru , secara spesifik, selama pertengahan dinasti kedelapanbelas.Untuk
simplifikasi, terdapat kesepakatan umum diantara penulis modern untuk menggunakan
istilah ini untuk merujuk penguasa Mesir semua periode.
Bangsa Mesir kuno yang hidup di sekitar sungai Nil pada tahun ke 2000-2788
SM menunjukkan telah banyak perkembangan administrasi yang diketahui Hal ini
disebabkan karena pada masa itu peninggalan sejarah sudah banyak ditemukan dan
banyak ahli yang mampu membaca tulisan mesir kuno (Hieroglyph), sehingga banyak
yang diinterpretasikan. Kerajaan yang beribukota di Memphis (dekat kairo) diperintah
oleh seorang raja (Pharaoh) yang terkenal, yaitu Fir’aun dengan pemerintahan kekuasaan
yang mutlak. Pada masanya telah diatur sistem pemerintahan, militer, perpajakan,
perhubungan, pengangkutan, dan pertanianserta irigasi. Bidang hukum sudah mendapat
perhatian besar. Pada zaman mesir kuno ini juga sudah dibangun piramida-piramida besar
sebagai tempat makam raja-raja serta dibangunnya perpustakaan besar yang menyimpan
dan mengoleksi buku-buku dari berbagai cabang ilmu. Hanya saja pada zaman Mesir
kunoterutama pada masa pemerintahan Fir’aun proses administrasi dijalankan hanya
untuk kepentingan Fir’aun dan keluarganya, bukan untuk kepentingan rakyat.
Hal ini disebabkan karena Fir’aun dianggap dan diperlukan sebagai dewa
sehingga apapun keputusannya harus berlaku mutlak. Sebagai penguasa, Firaun
mengklaim atas seluruh tanah kerajaan. Rakyat yang tinggal di wilayah kerajaan harus
membayar pajak. Untuk keperluan tersebut Firaun memerintahkan untuk sensus
penduduk, tanah dan binatang ternak. Ia membuat undang-undang dan karena itu
menguasai pengadilan. Sebagai penguasa militer Firaun berperan sebagai panglima
perang, sedangkan pada waktu damai ia memerintahkan tentaranya untuk membangun
kanal-kanal dan jalan raya. Untuk menjalankan pemerintahannya Firaun mengangkat para
pejabat yang pada umumnya berasal dari golongan bangsawan. Ada pejabat gubernur
yang memerintah propinsi, panglima ketentaraan, hakim di pengadilan dan pendeta untuk
melaksanakan upacara keagamaan. Salah satu jabatan penting adalah Wazir atauPerdana
Menteri yang umumnya dijabat oleh putra mahkota.
d. Tiongkok Kuno
Zaman tiongkok kuno, administrasi pada zaman ini berkembang
sebagaimana zaman-zaman yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi ada yang
khas pada tiongkok kuno ini, yaitu system administrasi kepegawaian yang sangat
baik. Demikian baiknya system administarsi tersebut, maka system administarsi
pun meminjam dari system ini dikenal dengan nama merit system. Pada zaman ini
menonjol 3 toko yang memberikaan sumbangan yang sangat besar terhadap
administrasi pada zaman itu, yaitu konfisius, chow, dan mo ti.
Pemerintahan sudah berjalan dengan baik dengan adanya kesatuan
perintah, pengaturan, kepemimpinan, kepegawaian dan pendelegasian
wewenang;
Telah diciptakan sistem administrasi kepegawaian yg menjadi dasar
penting dalam prinsip-prinsip administrasi kepegawaian modern, yang
dikenal dengan “ merit system “;
Terdapat beberapa tokoh penting yang ajaran-ajarannya sampai sekarang
memberi sumbangan sangat bernilai dalam perkembangan administrasi
sekarang ini, antara lain: Confucius, Chow, Shihlin Hsu, Mo Ti
Pemerintahan didirikan berdasarkan instrumen organisasi/kelembagaan.
Dengan aneka fungsi kelembagaan, sehingga penyelenggaraan
pemerintahan menjadi jelas.
Dengan pengaturan hubungan (fungsional), sehingga penyelenggaraan
pemerintahan menjadi bersifat kooperatif.
Dengan penataan prosedur, sehingga penyelenggaraan pemerintahan
menjadi efisien.
Dengan formalitas, sehingga penyelenggaraan pemerintahan negara
terlihat solid dan permanen.
Dengan pengawasan, sehingga penyelenggaraan negara menjadi bersih.
Dengan hukuman, sehingga penyelenggaraan pemerintahan bisa
dikoreksi.
Dengan tata-buku anggaran, sehingga penyelenggaraan pemerintahan
bisa diaudit.
e. Romawi Kuno
Zaman romawi kuno, yang berkembang hampir sama dengan zaman-
zaman sebelumnya, tetapi yang sangat menonjol adalah administrasi militer, pajak
dan perhubungan melebihi yang sebelumnya, hal ini diperlukan mengingat
romawi mempunyai wilayah yang sangat luas.
3. Zaman Modern
Pada zaman ini, administrasi mulai dikenal sebagai ilmu, karena pada
zaman itu yang dipelopori oleh f.w. taylor (seorang sarjana pertambangan) dari
amerika serikat, mulai mengadakan penyelidikan-penyelidikan dalam rangka
mempertinggi efesiensi perusahaan dan peningkatan produktivitas pekerja. Pada
saat itu dia melihat bahwa efesiensi perusahaan tidak terlalu tinggi dan
produktivitas pekerjanya rendah karena terlalu banyaknya waktu dan gerak-gerik
kaum buruh yang tidak produktif, kemudian dia melakukan studi yang dikenal
dengan time and motion study untuk mempelajari penggunaan waktu yang oleh
kaum buruh serta gerak-gerik mereka dalam melaksanakan pekerjaan, terutama
para buruh tingkat bawah. Hasil studinya dituliskan dalam satu buku yang
berjudul the principle of scientific management, yang diterbitkan pada tahun 1911.
Pada saat taylor melakukan penyelidikan-penyelidikan, di prancis timbul
pula seorang ahli pertambangan yang bernama Hendry fayol yang bekerja pada
salah satu perusahan tambang disana, yang pada saat itu perusahaan terancam oleh
kehancuran. Sebagai seorang ahli fikir, fayol mencari sebab-musabab dari
kegagalan perusahaan itu untuk mencapai tujuannya. Hasil pemikiran fayol ditulis
dalm bukunya pada tahun 1916 dengan judul administration generalle et
industrielle, yang diterjemahkan dalam bahasa inggris pada tahun 1930 dengan
judul general and industrial management (seharusnya general and industrial
administration). Dari teori-teori yang ia temukan dan kemudian ia terapkan
sendiri, maka perusahaan berhasil selamat dari keruntuhan bahkan dapat
dikembangkannya.
Karena besarnya sumbangan yang diberiakn kedua tokoh itu terhadap
administrasi, maka f.w. taylor diberi julukan, sebagi bapak gerakan manajemen
ilmiah, sedangkan Hendry fayol diberi julukan bapak teori administrasi modern.
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Administrasi menurut “Ilmu”
adalah suatu ilmu yang mempelajari aktivitas manusia yang bersifat kooperatif
dan bagaimana cara-cara merealisasikannya yang terkumpul secaras sistematis.
Sedangkan pengertian Administrasi sebagai “Seni” merupakan proses kegiatan
yang perlu dikembangkan secara kontinu, agar administrasi sebagai suatu cara
untuk mencapai tujuan yang benar-benar dapat memberi peranan yang
diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Finkelstein, J.J. (1962), "Mesopotamia", Journal of Near Eastern Studies 21 (2): 73–92
Ikram, Salima (1992). Choice Cuts: Meat Production in Ancient Egypt. University of
Cambridge. hlm. 5
hilde, V. Gordon (1953), "New light on the most ancient Near East" (Praeger Publications)
Carol G. Thomas (1988). Paths from ancient Greece. BRILL. hlm. 27–50
http://aniatih.blogspot.co.id/2013/12/sejarah-perkembangan-administrasi.html
https://www.academia.edu/6833155/2_administarsi_prasejarah
https://www.kompasiana.com/johari-upb/ilmu-administrasi-
negara_552a8fe3f17e61941fd623ab
https://media.neliti.com/media/publications/28548-ID-perkembangan-diacronis-
administrasi-publik-dari-new-public-management-ke-good-go.pdf