Anda di halaman 1dari 18

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : Beni wijaya saputra

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 030597372

Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU 4431/ PERILAKU ORGANISASI

Kode/Nama UPBJJ : 16/pekanbaru

Masa Ujian : 2020/21.1(2020.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
TUGAS TMK

PENGARUH PHYSICAL DISTANCING TERHADAP PENYEBARAN COVID 19

DI INDONESIA

OLEH

Beni wijaya saputra

NIM. 030597372

PROGRAM SARJANA

FAKULTAS ISHIP

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

UNIVERSITAS TERBUKA

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyebaran virus corona masih masif di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Jumlah pasien positif virus corona COVID-19 terus meningkat setiap hari. Berbagai cara pun
dilakukan demi meredam penularan COVID-19 tersebut. Salah satu imbauan yang terus
disuarakan pemerintah Indonesia adalah melakukan physical distancing atau pembatasan
interaksi fisik. Pemerintah Indonesia terus-menerus menganjurkan social distancing demi
menghambat penyebaran pandemi COVID-19. Presiden Joko Widodo bahkan telah menerbitkan
PP No. 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengaturnya
secara lebih spesifik. Warga disarankan untuk sebisa mungkin menghabiskan waktu di rumah
saja. Imbauan bekerja dari rumah, belajar di rumah, dan beribadah di rumah pun terus disuarakan.
Kedispilinan masyarakat dalam menjalankan physical distancing akan sangat berpengaruh dalam
langkah meredam penyebaran virus corona. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum
disiplin menerapkan pembatasan interaksi fisik terebut.
Sebelumnya, upaya pembatasan jarak dengan orang lain ini dikenal dengan istilah social
distancing. Hanya saja, beberapa waktu lalu, WHO menganjurkan untuk mengganti istilah
tersebut dengan physical distancing. Alasannya, penggunaan istilah social distancing
dikhawatirkan bisa disalahartikan dengan memutus komunikasi atau interaksi sosial dengan
keluarga dan kerabat. Padahal, interaksi sosial juga memiliki peran penting dalam upaya
menghadapi pandemi COVID-
19. Dengan menjaga komunikasi dengan orang lain, kita bisa saling memberi kabar dan
semangat, sehingga kita tidak merasa kesepian, sedih, atau terasing. Perasaan-perasaan negatif ini
dapat memicu stres dan depresi, serta melemahkan daya tahan tubuh. Selain itu, kita juga bisa
saling bertukar informasi terkait cara pencegahan virus dan situasi terbaru di luar rumah.
Pemerintah dan WHO berharap, penggantian istilah ini dapat memudahkan masyarakat
untuk memahami bahwa upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Corona
adalah menjaga jarak aman secara fisik, bukan memutus kontak secara sosial. Isolasi diri
merupakan bentuk dari social distancing, tetapi ada perbedaan penting dari keduanya. Isolasi diri
dan karantina bertujuan untuk mencegah orang yang terinfeksi atau orang yang pernah
melakukan kontak dengan mereka yang terinfeksi, untuk menularkan virus. Sementara, social
distancing atau physical distancing merupakan langkah yang lebih luas untuk menghentikan
perkumpulan orang yang memungkinkan terjadinya penyebaran infeksi.
Saat menjalani physical distancing, masyarakat diminta untuk tidak bepergian ke tempat
yang ramai, misalnya mal, restoran, pasar, serta gym, atau pusat kebugaran. Sebisa mungkin
hindari juga menggunakan commuter line, busway, atau transportasi umum lainnya yang padat
penumpang.
Saat ini, berbagai negara di dunia telah melakukan langkah-langkah sebagai upaya
menegakkan jarak fisik ini untuk memperlambat penyebaran Covid-19. Adapun upaya-upaya
tersebut di antaranya adalah menghentikan pertemuan publik, menutup ruang-ruang publik,
hingga, menutup sekolah, hingga memberlakukan penutupan total wilayah. Masyarakat juga perlu
membatasi kontak langsung, seperti berjabat tangan, dan menjaga jarak aman minimal 1 meter
ketika berinteraksi dengan orang lain, terlebih jika orang tersebut sedang sakit atau berisiko tinggi
terinfeksi virus Corona. Berikut ini 12 penerapan pembatasan interaksi fisik, seperti yang
tercantum dalam panduan dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta. (1) Tidak berdekatan atau
berkumpul di keramaian atau tempat-tempat umum. (2) Kurangi berkumpul ke rumah
kerabat/teman/saudara dan menerima kunjungan. (3) Jika terpaksa keluar ke tempat umum,
kenakan masker (4) Tidak menyelenggarakan kegiatan dengan banyak peserta (5) Hindari
melakukan perjalanan ke luar kota atau ke luar negeri (6) Hindari bepergian ke tempat-tempat
wisata (7) Kurangi frekuensi belanja dan pergi berbelanja. Jika terpaksa, usahakan belanja tidak
saat jam ramai. (8) Menerapkan Work From Home atau bekerja dari rumah (9) Jaga jarak dengan
orang minimal 1 meter (10) Batasi kegiatan anak di luar rumah. (11) Untuk sementara waktu
lakukan ibadah di rumah. (12) Melindungi orang yang memiliki risiko tinggi tertular virus
Corona, seperti para lansia, penderita penyakit kronis, seperti asma, diabetes, dan penyakit
jantung, serta orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya karena kanker atau infeksi
HIV.

B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah
“Bagaimana Pengaruh Physical Distancing Terhadap Penyebaran Covid 19 di Indonesia?”
BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan teori
1. Covid-19
Corona virus atau virus corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan
infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu. Banyak orang
terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali dalam hidupnya. Sampai saat ini terdapat tujuh
coronavirus (HCoVs) yang telah diidentifikasi, yaitu: HCoV-229E, HCoV-OC43, HCoV-
NL63, HCoV-HKU1, SARS-COV (yang menyebabkan sindrom pernapasan akut), MERS-
COV (sindrom pernapasan Timur Tengah), COVID-19 atau dikenal juga dengan Novel
Coronavirus (menyebabkan wabah pneumonia di kota Wuhan, Tiongkok pada Desember
2019, dan menyebar ke negara lainnya mulai Januari 2020. Indonesia sendiri mengumumkan
adanya kasus covid 19 dari Maret 2020.
Infeksi corona virus disebabkan oleh virus corona itu sendiri. Kebanyakan virus corona
menyebar seperti virus lain pada umumnya, seperti:
a. Percikan air liur pengidap (bantuk dan bersin).
b. Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi.
c. Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena percikan air
liur pengidap virus corona.
d. Tinja atau feses (jarang terjadi)
Khusus untuk COVID-19, masa inkubasi belum diketahui secara pasti. Namun, rata-
rata gejala yang timbul setelah 2-14 hari setelah virus pertama masuk ke dalam tubuh. Di
samping itu, metode transmisi COVID-19 juga belum diketahui dengan pasti. Awalnya, virus
corona jenis COVID-19 diduga bersumber dari hewan. Virus corona COVID-19 merupakan
virus yang beredar pada beberapa hewan, termasuk unta, kucing, dan kelelawar.
Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya. Gejala yang
muncul ini bergantung pada jenis virus corona yang menyerang, dan seberapa serius infeksi
yang terjadi. Berikut beberapa gejala virus corona yang terbilang ringan:
a. Hidung beringus.
b. Sakit kepala.
c. Batuk.
d. Sakit tenggorokan.
e. Demam.
f. Merasa tidak enak badan.
2. Physical Distancing
Physical distancing atau pembatasan fisik adalah suatu langkah yang disarankan untuk
setiap orang agar mencegah penyebaran virus corona lebih luas lagi. Physical distancing atau
pembatasan jarak fisik adalah upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyebaran infeksi
virus Corona dan mencegah COVID-19. Dalam prakteknya, physical distancing juga dapat
dilakukan dengan beberapa cara berikut ini:
1. Jangan keluar rumah, kecuali untuk urusan penting, seperti membeli kebutuhan pokok
atau berobat ketika sakit.
2. Sapa orang lain dengan lambaian tangan, bukan dengan berjabat tangan.
3. Bekerja atau belajarlah dari rumah.
4. Manfaatkan telepon genggam atau video call untuk tetap terhubung dengan kerabat dan
rekan kerja.
5. Lakukan olahraga di rumah, tidak di pusat olahraga atau gym.
6. Jika ingin berbelanja kebutuhan sehari-hari, lakukan di luar jam sibuk.
7. Minta kurir pengantar barang atau makanan untuk melakukan contactless delivery
(menerima pesanan tanpa bertemu langsung dengan kurir) saat memesan makanan atau
barang lainnya.
8. Menunda mengunjungi orang lain atau mudik, terutama di bulan Ramadan yang akan
datang.
Selain di tempat umum, pemerintah juga menekankan physical distancing di dalam
rumah. Hal ini dikarenakan Anda atau orang rumah yang terlihat sehat dan tidak menunjukkan
gejala COVID-19 bisa saja sebetulnya sudah terinfeksi virus Corona dan berpotensi
menularkannya kepada orang lain.
Physical distancing pada intinya cukup efektif untuk mencegah penyebaran virus
Corona. Namun, hal ini tentu perlu disertai dengan upaya pencegahan lainnya, seperti rajin
mencuci tangan, membersihkan rumah dengan baik, dan memperkuat daya tahan tubuh.

B. Analisis permasalahan
COVID-19 memang menjadi virus yang tidak pandang bulu untuk hinggap di tubuh
manusia. Bahkan, penyebarannya pun sangatlah cepat dan benar-benar tidak dapat terdeteksi.
Melihat kondisi kasus positif virus corona di Indonesia yang semakin meningkat, membuat
sebagian besar orang memutuskan untuk melakukan physical distancing. Hal ini juga merupakan
saran dari pemerintah yang disampaikan kepada masyarakat Indonesia, agar tetap berada di
dalam rumah selama wabah ini masih berkeliaran di lingkungan kita. Dengan melakukan
physical distancing, diharapkan penyebaran virus corona bisa jauh dikurangi.
Anjuran social distancing atau yang kini disebut sebagai physical distancing untuk
menekan penyebaran virus corona membawa kembali ingatan ke sebuah pandemi besar dalam
sejarah manusia, yaitu Flu Spanyol. Saat wabah Flu Spanyol terjadi, kota-kota di AS tetap
melakukan parade yang telah direncanakan sebelumnya. Satu bulan setelahnya, lebih dari 10.000
orang di Philadelphia, salah satu wilayah yang tetap mengadakan parade, meninggal dunia karena
wabah ini Kejadian tersebut menyadarkan pentingnya physical distancing dilakukan selama
pandemik. Satu analisis intervensi yang dilakukan di beberapa kota di sekitar AS selama
pandemik tahun 2018 menunjukkan bahwa wilayah-wilayah yang melarang pertemuan publik,
menutup bioskop, sekolah, dan gereja memiliki tingkat kematian yang lebih rendah.
Ada bukti yang menegaskan bahwa social distancing, mulai dari swakarantina di
rumah hingga penutupan restoran dan toko, berkontribusi menurunkan jumlah orang yang
terkena demam salah satu gejala COVID-19 di Amerika Serikat. Seperti dilansir dari New York
Times, Kinsa Health, sebuah perusahaan teknologi medis, memproduksi termometer pintar yang
terhubung ke internet. Mereka pertama kali membuat peta penyebaran demam secara nasional di
AS pada 22 Maret lalu. Peta itu menunjukkan secara real time bahwa social distancing justru
memperlambat lonjakan kasus demam. Kinsa memiliki lebih dari satu juta termometer yang
sanggup melakukan 162.000 pembacaan suhu harian sejak COVID-19 mulai menyebar di AS.
Untuk mengidentifikasi orang-orang yang terinfeksi virus Corona, baru-baru ini Kinsa mengubah
perangkat lunaknya untuk mendeteksi lonjakan gejala demam yang tak biasa, atau yang tak
terkait dengan flu namun bisa jadi disebabkan oleh virus Corona. Hasil dramatis dicatat di kota-
kota yang sudah memberlakukan aturan untuk menutup restoran dan tetap tinggal di rumah
seperti New York City, yang mulai memberlakukan pembatasan drastis.
Sementara itu, para peneliti di Imperial College, London, mengembangkan model
matematis untuk mengetahui dampak dari pandemi COVID-19 terhadap dunia. Berdasarkan
perhitungan mereka, kalau saja negara-negara di seluruh dunia tak mengambil langkah
pembatasan sosial yang tegas dan serius, virus tersebut bisa menginfeksi sekitar tujuh miliar
orang dan berpotensi menyebabkan sekitar 40 juta kematian tahun ini. Angka tersebut bisa
berkurang secara signifikan bila orang-orang mau mengurangi kontak sosial mereka sekira 40
persen. Dan jika social distancing dijalankan lebih intensif dan berskala luas, serta lebih awal dan
berkelanjutan, sekitar 38,7 juta jiwa bisa diselamatkan atau setara dengan pengurangan 95 persen
angka kematian.
Pandemi diperlambat dengan respons yang tepat, terutama pada fase awal, sehingga
semua yang sakit bisa mendapatkan perawatan, sehingga tak ada kondisi genting di mana rumah
sakit kewalahan. Langkah rekayasa sosial seperti social atau physical distancing adalah pilihan
yang sangat tepat di saat dunia belum menemukan vaksin untuk COVID-19 ini. Namun, sekali
lagi, tak ada artinya bila rakyat tak bisa diyakinkan untuk menjalankannya secara sukarela.
Tips physical distancing sebagai berikut :
1. Jangan pernah keluar rumah, kecuali urusan Anda benarbenar penting seperti membeli
ragam kebutuhan pokok dan berobat di kala sakit.
2. Manfaatkan smartphone dengan melakukan video call agar Anda tetap terhubung dengan
temanteman, sahabat, keluarga, ataupun rekan kerja.
3. Lakukan lambaian tangan saat bertemu dengan orang yang Anda kenal, bukan
melakukan jabat tangan.
4. Belajar atau bekerja dari rumah dan manfaatkan fitur serta fasilitas yang tersedia seperti
akses WiFi, laptop atau komputer, dan juga alat elektronik lainnya yang membuat aktivitas
Anda semakin efektif.
5. Lakukan olahraga di rumah, jangan pernah menyentuh atau mendatangi area
gym/pusat kebugaran.
6. Apabila Anda ingin berbelanja kebutuhan pokok, lakukanlah di luar jam sibuk sehingga
membatasi Anda untuk bertemu dengan orang banyak.
Saat ini, berbagai negara di dunia telah melakukan langkah-langkah sebagai upaya
menegakkan jarak fisik ini untuk memperlambat penyebaran Covid-19. Adapun upaya-upaya
tersebut di antaranya adalah menghentikan pertemuan publik, menutup ruang-ruang publik,
hingga, menutup sekolah, hingga memberlakukan penutupan total wilayah. Isolasi diri merupakan
bentuk dari social distancing, tetapi ada perbedaan penting dari keduanya. Isolasi diri dan
karantina bertujuan untuk mencegah orang yang terinfeksi atau orang yang pernah melakukan
kontak dengan mereka yang terinfeksi, untuk menularkan virus. Sementara, social distancing
atau physical distancing merupakan langkah yang lebih luas untuk menghentikan perkumpulan
orang yang memungkinkan terjadinya penyebaran infeksi. Melansir BBC, kemungkinan upaya
ini tetap harus dilakukan dalam beberapa waktu ke depan. Sebuah penelitian pemodelan
komputer dari Harvard University memperingatkan perlunya langkah social distancing tetap
dilakukan hingga tahun 2022 di AS. Langkah ini disebut tetap harus dijaga terlepas adanya
intervensi seperti vaksin, pengobatan, ataupun langkah karantina yang agresif. Sebab, ketika
sebuah periode social distancing mampu menunda puncak wabah hingga tahun ini, masih ada
kemungkinan adanya gelombang baru menjelang akhir tahun jika virus dipengaruhi variasi
musim.
Sudah ada beberapa bukti yang menjelaskan bahwa tinggal di rumah dan menjaga jarak
aman dengan orang lain dapat memperlambat penyebaran dan menghentikan efek domino ini.
Para ilmuwan telah menemukan adanya dua metode potensial untuk mengatasi pandemi ini
dengan simulasi populasi di AS dan Inggris. Pertama, mitigasi, difokuskan hanya pada isolasi
mereka yang paling rentan dan mengarantina mereka yang menunjukkan gejala. Kedua,
penekanan, menyertakan semua orang di dalam populasi untuk menerapkan jarak fisik ini.
Sementara, mereka
yang menunjukkan gejala dan orang-orang di dalam rumah yang sama mengarantina diri sendiri
di dalam rumah.
Langkah work from home juga menjadi efektif guna melakukan physical distancing. Ada
begitu banyak cara efektif untuk melakukan work from home, sehingga meski Anda melakukan
pekerjaan dari rumah, Anda tetap bisa menyelesaikan segala tugas dengan baik. Work from
Home merupakan sebuah konsep bekerja di mana karyawan dapat melakukan pekerjaannya dari
rumah. Tentu saja, hal ini akan membuat setiap karyawan memiliki jam kerja yang fleksibel,
sehingga mereka dapat melakukan pekerjaannya di waktu yang baik. Di tengah maraknya wabah
virus corona yang telah membuat geger seluruh dunia, konsep bekerja seperti ini menjadi jalan
terbaik untuk menghentikan penyebaran virus corona.
Tips Work from Home yang Produktif. Betul, ada begitu banyak cara efektif yang dapat
Anda lakukan guna membuat work from home menjadi produktif. Cara tersebut antara lain:
1. Lakukan Kegiatan Pagi Seperti Biasa. Meski tengah melakukan konsep work from home,
bukan berarti beban Anda setiap paginya menjadi jauh lebih besar. Lakukanlah kegiatan pagi
Anda seperti biasanya. Lakukan sarapan terlebih dahulu sebelum memulai aktivitas pekerjaan
Anda. Jangan biasakan bangun pagi langsung bekerja. Itu hanya akan membuat Anda stres
berlebih. Dalam kondisi seperti ini, jangan pernah membuat diri Anda malah memiliki
pemikiran negatif yang mungkin datang tanpa disadari.
2. Komunikasikan Keadaan dengan Keluarga. Tidak semua orang paham dengan konsep work
from home. Jika mereka tidak mengerti bahwa work from home bukanlah sebuah liburan,
maka Anda harus berani mengambil sikap untuk melakukan komunikasi dengan keluarga.
Apabila Anda memang tinggal dengan orang rumah, maka ada baiknya Anda berkomunikasi
terlebih dahulu tentang keadaan dan pekerjaan Anda seperti apa. Hal ini akan membuat jam
kerja semakin efektif, sebab keluarga Anda akan mengerti di saat Anda tengah melakukan dan
menyelesikan pekerjaan.
3. Komunikasikan dengan Rekan Kerja. Jangan membuat konsep work from home menghambat
komunikasi Anda dengan rekan-rekan kerja. Penting adanya apabila Anda tetap terhubung
dengan baik di saat jam kerja Anda tengah berlangsung. Pastikan Anda tetap memberikan
update kepada atasan supaya mereka tahu apa yang Anda kerjakan. Aktifkan juga notifikasi
email, aplikasi chat, dan aplikasi video call agar itu semua dapat mempermudah komunikasi
Anda dengan semua rekan kerja di kantor Anda.
4. Jangan Lupakan Jam Istirahat. Mungkin sebagian besar dari Anda akan kaget dengan konsep
work from home. Bahkan, tidak sedikit dari Anda yang akhirnya malah melupakan jam
istirahat, sebab Anda akan berpikir untuk tetap “kerja, kerja, dan kerja!” Tetapkan waktu
istirahat seperti pada biasanya. Rileksasikan diri Anda supaya Anda tidak sumpek dengan
setiap pekerjaan yang
Anda lakukan setiap harinya. Ingat, hal ini sangat berguna untuk menghindari rasa stres
berlebih akibat bekerja dari rumah.
5. Rapikan Tempat Kerja. Buat Anda yang merupakan tipe tidak rapi, pastikan hal itu Anda ubah
sekarang juga. Tempat kerja yang rapi, akan membuat hati tetap bersemangat dalam
melakukan dan menyelesaikan pekerjaan. Ketika Anda bersemangat, tidak menutup
kemungkinan pekerjaan Anda dapat selesai lebih awal. Bahkan, jika Anda sudah selesai dari
waktu bekerja, pastikan tempat kerja Anda rapi sebelum Anda meninggalkannya. Dengan
begitu saat esok hari mendatangi tempat kerja kembali, perasaan semangat tetap terasa dengan
baik. Mari kita doakan agar pandemi virus corona ini dapat berakhir. Ingat, jangan lupakan
arti physical distancing supaya penyebaran corona dapat teratasi. Jangan lakukan social
distancing, sebab Anda tetap butuh melakukan interaksi sosial untuk menguatkan diri.
Efek positif penerapan social distancing telah mengubah banyak hal di masyarakat. Kita
disarankan untuk berdiam diri di rumah. Fenomena work from home (WFH) pun merebak.
Singkatnya, jika tidak benar-benar terpaksa, masyarakat diminta tetap tinggal di rumah dan tidak
pergi ke mana-mana. Bagi kamu yang biasa menjalani hari dengan mobilitas tinggi, tentu
kebijakan baru ini bisa cukup mengganggu. Namun, selain mencegah penyebaran Covid-19,
penerapan social distancing justru banyak menarik banyak dampak positif.
1. Menjadi lebih dekat dengan keluarga di rumah
Bagi yang biasa bekerja di kantor setiap hari, sekarang bisa bekerja dari rumah atau WFH.
Ini tentu menjadi kesempatan agar bisa selalu terhubung dengan orang-orang tercinta di
rumah yang sebelumnya hanya bisa diperoleh di hari libur. Hal-hal yang sebelumnya jarang
dilakukan seperti menjalankan permainan edukatif bersama anak-anak, kini bisa lebih sering
dilakukan.
2. Kepedulian sosial meningkat
Dampak dari social distancing membuat pendapatan para pekerja informal seperti
pengemudi ojek online menurun drastis. Sebab, pendapatan mereka tergantung lalu-lintas
orang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Jika banyak orang memilih tinggal di
rumah, penumpang ojek online pun sepi. Hal tersebut rupanya menyentuh kepedulian banyak
orang. Kepedulian terhadap nasib para pekerja informal yang terkena dampak social
distancing meningkat. Ini bisa dilihat dari meningkatkan gerakan memberi makanan gratis
bagi pengemudi ojek online. Caranya, mereka memesan dan membayar makanan lewat
aplikasi, tapi tidak dikirimkan ke alamat pembeli. Makanan tersebut diberikan kepada
pengemudi ojek online untuk dinikmati. Bantuan makan gratis itu setidaknya bisa membuat
pengemudi ojek online berhemat karena tidak perlu mengeluarkan duit untuk membeli
makan siang.
3. Solidaritas untuk membantu tenaga medis
Di penanganan pandemi COVID-19, tenaga medis yang bekerja di garis terdepan menjadi
orang paling berisiko tertular virus tersebut. Risiko tersebut kian tinggi karena para tenaga
medis kekurangan berbagai alat pelindung diri (APD), masker, dan hand sanitizer.
Kondisi ini sangat memprihatinkan. Apalagi sudah jatuh korban cukup banyak dari kalangan
tenaga medis yang menangani COVID-19. Simpati masyarakat pun mengalir. Kini muncul
solidaritas dari berbagai kalangan untuk membantu tenaga medis mendapatkan APD, masker
dan hand sanitizer. Bantuan dari masyarakat tersebut bisa meringankan beban risiko yang
harus dihadapi oleh para tenaga medis. Dukungan dari masyarakat luas juga bisa menambah
semangat para tenaga medis dalam bekerja.
4. Meeting online lebih efisien
Berbagai aktivitas yang biasanya dilakukan dengan bertatap muka secara langsung kini harus
dijalankan secara online. Salah satunya meeting kantor terkait dengan pekerjaan sehari-hari.
Siapa sangka, meeting online ternyata lebih efisien. Perusahaan tidak perlu mengeluarkan
dana untuk menyewa ruang meeting di hotel atau restoran, belum lagi soal biaya
transportasinya. Selain itu, meeting online juga bisa menghemat waktu. Pembahasan rapat
yang biasanya melebar kemana-mana bisa dibuat menjadi lebih fokus sehingga waktu yang
dibutuhkan lebih singkat.
5. Punya banyak waktu untuk melakukan hal-hal yang ditunda
Dengan tetap berada di rumah, kamu bisa melakukan pekerjaan yang dahulu tertunda.
Selama ini karena kesibukan bekerja di kantor, kamu mungkin tidak sempat melakukan hobi
memasak, crafting, menjahit dan lain-lain. Sekarang, dengan banjirnya waktu luang dirumah,
opsi untuk menunda hal-hal tersebut menjadi menipis. Dan juga, dengan menjalankan hobi
yang disenangi, kamu menjadi lebih riang dan lebih sehat yang bisa berdampak baik bagi
imunitas tubuh.
6. Polusi udara menurun drastis
Selama penerapan social distancing, jalanan kota berubah sepi. Kemacetan lalu-lintas yang
biasanya jadi pemandangan sehari-hari di kota-kota besar seperti Jakarta tak lagi terlihat.
Asap kendaraan bermotor yang menyebabkan polusi udara pun jauh menurun. Jika kamu
masih pergi ke kantor di Jakarta, pasti kamu sering melihat langit Jakarta yang biru.
Hasilnya, peringkat polusi udara di Jakarta jauh membaik setelah pemerintah menerapkan
strategi kerja di rumah selama dua pekan. Dikutip dari Warta Ekonomi, Maret 2020, Dinas
Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyebut, indeks kualitas udara Jakarta pada Jumat, 28
Maret 2020 berada di level 89 atau kategori sedang. Kualitas udara Jakarta lebih bagus dari
Rotterdam di Belanda, Berlin di Jerman, dan Kathmandu di Nepal.
7. Perairan jadi lebih bersih
Selama penerapan social distancing, seluruh obyek wisata ditutup. Keramaian di tempat
wisata biasanya menyisakan banyak sampah. Meskipun sudah disediakan tempat sampah,
masih ada saja yang membuang sampah sembarangan. Maka, ketika fasilitas publik itu
ditutup, imbasnya sangat terasa pada kebersihan di obyek wisata. Salah satunya terlihat pada
sungai di Venezia Italia yang selama ini tercemar karena lalu lintas kapal wisata yang sangat
padat. Setelah penerapan kebijakan lockdown, air sungai berubah menjadi bening. Ikan-ikan
yang berenang di air terlihat jelas dan burung angsa bermunculan.
8. Satwa dilindungi leluasa berkembang biak
Salah satu kabar baik dari social distancing adalah keberadaan satwa dilindungi yang bisa
berkembang biak secara leluasa. Selama ini, satwa langka banyak diburu oleh manusia
sehingga terancam punah. India yang menerapkan lockdown selama 21 hari telah membuat
area pantai sepi dari manusia. Situasi ini memberikan keuntungan bagi penyu jenis Olive
Ridley untuk bertelur secara bebas. Pemandangan itu terlihat di Pantai Gahirmatha Odisha,
India. Media setempat melaporkan adanya ratusan ribu penyu Olive Ridley di area pantai
tersebut. Hasilnya diperkirakan akan ada 10 juta telur penyu yang menetas tahun ini.
9. Konsumsi plastik turun
Penutupan tempat wisata dan pusat pembelanjaan berdampak pada penurunan permintaan
kemasan plastik. Pelaku industri sudah memperkirakan konsumsi plastik akan menurun
secara global di tahun ini. Dengan demikian, jumlah sampah plastik yang dibuang oleh
masyarakat diperkirakan ikut menurun. Ini menjadi kabar baik bagi para pecinta lingkungan.
Sebab, sampah plastik merupakan bahan yang sukar untuk terurai. Setidaknya butuh waktu
sekitar 50 tahun hingga 100 tahun agar sampah plastik bisa terurai secara alamiah.
10. Konsumsi BBM turun
Mobilitas masyarakat yang berkurang akan menyebabkan penurunan penggunaan bensin atau
bahan bakar minyak (BBM) untuk kendaraan. Minyak merupakan bahan bakar hasil tambang
yang tak bisa diperbaharui. Konsumsi BBM yang turun setidaknya bisa menghemat
cadangan minyak yang ada di perut bumi.
BAB III
SIMPULAN

A. Kesimpulan
Corona virus atau virus corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan
infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu. Banyak orang
terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali dalam hidupnya. Physical Distancing atau pembatasan
jarak fisik adalah upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyebaran infeksi virus Corona
dan mencegah COVID-19.
Pandemi diperlambat dengan respons yang tepat, terutama pada fase awal, sehingga
semua yang sakit bisa mendapatkan perawatan, sehingga tak ada kondisi genting di mana rumah
sakit kewalahan. Langkah rekayasa sosial seperti social atau physical distancing adalah pilihan
yang sangat tepat di saat dunia belum menemukan vaksin untuk COVID-19 ini.

B. Saran
Pemerintah harus secara tegas menindak masyarakat agar patuh pada anjuran physical distancing.
DAFTAR PUSTAKA

https://surabaya.liputan6.com/read/4228788/pentingnya-disiplin-jaga-jarak-fisik-demi-lawan-
corona-covid-19

https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai