Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 2

FILSAFAT ADMINISTRASI

Oleh :

BENI WIJAYA SAPUTRA

NIM : 030597372

“ Pengaruh Filsafat Administrasi Terhadap Perkembangan Ilmu


Administasi ”

PROGRAM STUDI
FILSAFAT ADMINISTRASI

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG

Tuntutan akan pemenuhan kebutuhan manusia yang semakin meningkat dan kompleks
serta sulit dipenuhi secara individual dan keterbatasan sumberdaya mewarnai perkembangan
kehidupan manusia dewasa ini. Hal ini mendorong manusia melakukan kerjasama, baik
secara individual maupun secara organisasi. Itu sebabnya dikatakan bahwa dunia modern
adalah dunianya kerjasama, sebab tanpa melakukan kerjasama, tiap individu, organisasi
bahkan negara dan pemerintahan tidak akan dapat survive. Meskipun aktivitas kerjasama
sudah ada sejak adanya peradapan manusia namun pada zaman sekarang ini bentuk
kerjasama tersebut semakin menunjukan kompleksivitas dan menyangkut hampir semua
aspek kehidupan dan memerlukan sistem peadministrasian yang kompleks pula.
Ada kecenderungan dalam masyarakat luas di Indonesia, bahwa administrasi
dipersepsikan dalam pengertian yang sempit sebagai aktivitas-aktivitas kantor, urusan surat-
menyurat yang sering juga di sebut dengan tata usaha. Tetapi pada kajian ilmiah
menunjukkan bahwa administrasi memiliki cakupan arti yang luas, yaitu sebagai proses,
sebagai fungsi dan sebagai institusi dari tiap kegiatan kerjasama. Secara definitif juga dengan
tegas dinyatakan bahwa administrasi adalah organisasi dan manajemen dari setiap kerjasama
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Demikian pula dalam penyelenggaran suatu negara dan pemerintahan tentu saja
diperlukan suatu sistem administrasi yang sangat kompleks. Sejalan dengan
perkembangannya administrasi lebih ditekankan untuk pelayanan publik.
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Administrasi

Secara etimologis, istilah administrasi berasal dari bahasa inggris dari


kataadministration yang bentuk infinitifnya to administer dan diartikan sebagaito
manage (mengelola) atau to direct (mengarahkan, menggerakkan). Kata administrasi juga
terdapat dalam bahasa belanda yaitu administratie yang mempunyai pengertian
mencakup stelselmatige verkrijging en verwiking van gegeven (tata
usaha), bestuur (manajemen dari kegiatan organisasi), dan beheer (manajemen dari sumber
daya). Istilah administrasi di Indonesia pada mulanya berasal dari Eropa Barat (Kontinental)
melalui penjajahan Belanda.
Dalam pengertian sempit kata administrasi merupakan penyusunan atau pencatatan data
dan informasi secara sistematis dengan maksud untuk menyediakan keterangan serta
memudahkan memperoleh kembali data tersebut secara keseluruhan dan dalam hubungannya
satu sama lain.Administrasi dalam arti sempit lebih tepat disebut tata usaha (clerical work,
office work).

Pendefinisian Administrasi Publik.

Banyak para ahli yang memberikan definisi pada administrasi publik diantaranya sebagai
berikut :
a.       Menurut Prajudi Atmosudirjo :
Administrasi public adalah administrasi dari Negara sebagai suatu organisasi dan administrasi
yang mengejar tercapainya tujuan-tujuan yang bersifat kenegaraan.
b.      Menurut Edward H. Litchfield :
Administrasi Publik adalah suatu studi mengenai bagaimana bermacam-macam badan
pemerintahan diorganisasikan, diperlengkapi dengan tenaga-tenaganya, dibiayai, digerakkan
dan dipimpin.
c.       Menurut Goerge J. Gordon :
Administrasi public dapat dirumuskan sebagai seluruh proses baik yang dilakukan oleh
organisasi maupun perseorangan yang berkaitan dengan penerapan atau pelaksanaan hukum
dan peraturan yang dikeluarkan oleh badan legislatif, eksekutif serta pengadilan.
d.      Menurut Felix A. Nigro dan Lloyd G. Nigro :
1)      Administrasi Publik adalah suatu kerjasama kelompok dalam lingkungan
pemerintahan.
2)      Administrasi publik meliputi ketiga cabang pemerintahan : eksekutif, legislatif, dan
yudikatif serta hubungan diantara mereka.
3)      Administrasi publik mempunyai peranan penting dalam perumusan kebijakan
pemerintah, dan karenanya merupakan sebagian dari proses politik.
4)      Administrasi publik sangat erat kaitannya dengan berbagai macam kelompok swasta
dan perseorangan dalam menyajikan pelayanan kepada masyarakat.
5)      Administrasi Publik dalam beberapa hal berbeda pada penempatanpengertian dengan
administrasi perseorangan.

Dari pendefisian diatas jelas sekali menunjukkan peran dan keterlibatan administrasi


negara dalam proses politik, bentuk pelayanan, dan melibatkan organisasi pemerintah/negara.
Karena objek dari disiplin Ilmu Administrasi Publik adalah pelayanan publik sehingga yang
utamanya dikaji adalah keberadaan berbagai organisasi publik atau organisasi
pemerintah/negara.

Perkembangan Imu Administrasi Publik

Sejarah tentang perubahan Ilmu Administrasi Negara masih terus berulang. Upaya
mendefinisikan diri Ilmu Administrasi Negara sebagai ilmu administrasi pemerintahan
ternyata tidak berlangsung lama. Dinamika lingkungan administrasi negara yang sangat
tinggi kemudian menimbulkan banyak pertanyaan tentang relevansi keberadaan Ilmu
Administrasi Negara sebagai administrasi pemerintahan. Gugatan tersebut terutama ditujukan
pada lokus Ilmu Administrasi Negara yang dirasa tidak memadai lagi.
Menurut Dwiyanto (2007) lembaga pemerintah dirasa terlalu sempit untuk menjadi lokus
Ilmu Administrasi Negara. Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa lembaga pemerintahan
tidak lagi memonopoli peran yang selama ini secara tradisional menjadi otoritas pemerintah.
Saat ini semakin mudah ditemui berbagai lembaga non-pemerintah yang menjalankan misi
dan fungsi yang dulu menjadi monopoli pemerintah saja. Di sisi yang lain, organisasi
birokrasi juga tidak semata-mata memproduksi barang dan jasa publik, tetapi juga barang dan
jasa privat. Pratikno (2007) juga memberikan konstatasi yang sama.
Saat ini negara banyak menghadapi pesaing-pesaing baru yang siap menjalankan fungsi
negara, terutama pelayanan publik, secara lebih efektif. Selain pelayanan publik, dalam
bidang pembangunan ekonomi dan sosial, negara juga harus menegosiasikan kepentingannya
dengan aktor-aktor yang lain, yaitu pelaku bisnis dan kalangan civil society (masyarakat
sipil).
7
Secara lebih tegas di katakana bahwa telah terjadi perubahan paradigma “ dari orientasi
manajemen pemerintahan yang serba negara menjadi berorientasi ke pasar (market). Menurut
Thoha, pasar di sini secara politik bisa dimaknai sebagai rakyat atau masyarakat (public).
Fenomena menurunnya peran negara ini merupakan arus balik dari apa yang disebut Grindle
sebagai too much state, di mana negara pada pertengahan 1980-an terlalu banyak melakukan
intervensi yang berujung pada jeratan hutang luar negeri, krisis fiskal, dan pemerintah yang
terlalu sentralistis dan otoriter.
Dwiyanto (2007) menyebut setidaknya ada empat faktor yang menjadi sebab semakin
menurunnya dominasi peran negara, yaitu:
1          Dinamika ekonomi, politik dan budaya yang membuat kemampuan pemerintah semakin
terbatas untuk dapat memenuhi semua tuntutan masyarakat.
2          Globalisasi yang membutuhkan daya saing yang tinggi di berbagai sektor menuntut
makin dikuranginya peran negara melalui debirokratisasi dan deregulasi.
3          Tuntutan demokratis mendorong semakin banyak munculnya organisasi kemasyarakatan
yang menuntut untuk dilibatkan dalam proses perumusan kebijakan dan
implementasinya.
4          Munculnya fenomena hybrid organization yang merupakan perpaduan antara pemerintah
dan bisnis.

Berbagai fenomena tersebut menimbulkan gugatan di antara para mahasiswa maupun


ilmuwan Ilmu Administrasi Negara.
Pemaparan di atas menunjukkan bahwa kata “negara‟ dalam Ilmu Administrasi Negara
menjadi terlalu sempit dan kurang relevan lagi untuk mewadahi dinamika Ilmu Administrasi
Negara di awal abad ke-21 yang semakin kompleks dan dinamis. Utomo menyebutkan bahwa
dalam perkembangan konsep Ilmu Administrasi Negara telah terjadi pergeseran titik tekan
dari negara yang semula diposisikan sebagai agen tunggal yang memiliki otoritas untuk
mengimplementasikan berbagai kebijakan publik menjadi hanya sebagai fasilitator bagi
masyarakat. Dengan demikian istilah public administration tidak tepat lagi untuk
diterjemahkan sebagai administrasi negara, melainkan lebih tepat jika diterjemahkan menjadi
administrasi publik. Sebab makna kata ‟publik‟ di sini jauh lebih luas daripada kata
‟negara‟. Publik di sini menunjukkan keterlibatan institusi-institusi non-negara baik di sektor
bisnis maupun civil society di dalam pengadministrasian pemerintahan.
Konsekuensi dari perubahan makna public administration sebagai administrasi publik di sini
adalah terjadinya pergeseran lokus Ilmu Administrasi Negara dari yang sebelumnya berlokus
pada birokrasi pemerintah menjadi berlokus pada organisasi publik, yaitu birokrasi
pemerintah dan juga organisasi-organisasi non-pemerintah yang terlibat menjalankan fungsi
pemerintahan, baik dalam hal penyelenggaraan pelayanan publik maupun pembangunan
ekomomi sosial maupun bidang-bidang pembangunan yang lain.

Teori dan konsep dari Ilmu Administrasi Publik telah berkembang dari waktu ke waktu
sejalan dengan perkembangan peradaban dan sejarah umat manusia. Perkembangannya dari
Ilmu Filsafat yang objeknya tidak terbatas sampai pada disiplin ilmu eksakta dan sosial yang
mengkhususkan pada bidang bahasan tertentu seja seperti Administrasi publik ini.

Adapun perkembangan Ilmu Administrasi Publik dapat disebut sebagai berikut :


         Administrasi Ortodok
         Administrasi Publik – Administrasi Negara Baru
         New Public Management
         Beyond The New Public Administration
         Refounding Public administration

Sebelum babak administrasi ortodok telah dikenal adanya praktek-praktek administrasi


yang lebih dikenal sebagai seni seperti pada masa peradapan Mesopatamia, Babilonia, Mesir
dan Cina serta Yunani dan Romawi.
Pada permulaan abad Masehi perkembangan administrasi berkembang lebih maju. Hal ini
tampak dalam praktek-praktek administrasi, manajemen dan organisasi yang dikembangkan
oleh gereja Roma Katolik. Niccolo Machiavelli merupakan orang yang memberikan
konstribusi secara individual yang sangat besar terhadap pemikiran administrasi dan
manajemen dengan membuat analisis sistematis tentang Prince’s Job dalam bukunya The
Prince dan The Discources.
Administrasi sebagai seni semakin berkembang di Eropa dengan menekankan bahwa
perekonomian suatu negara akan bisa kuat apabila kegiatan administrasi dan manajemen
dilaksanakan dengan baik. Pemikiran ini dipelopori oleh tiga kelompok ahli ekonomi di
Eropa, yaitu kaum Kameralis di Jerman, Prusia dan Austria, kelompok Merkantilis dan
Inggris dan kelomok Fisiokratik di Perancis. Mereka percaya bahwa kedudukan negara
mengusahakan maksimasi persedian-persediaan materil.

Seiring dengan terjadinya revolusi industri di Eropa mempunyai dampak dinamik terhadap
pemikiran-pemikiran administrasi dari job centered menjadi human centered atau orientasi
produktivitas menjadi orientasi pengembangan SDM.
Administrasi ditelaah secara ilmiah baru mulai dilakukan pada akhir abad 19 atau awal
abad 20, yang dipelopori oleh F.W. Taylor dan Henry Fayol dengan memunculkan satu teori
dan pendekatan bagi perkembangan studi administrasi yang disebut administrative
management theory atau yang disebut juga teori administrasi umum.
Nicholas Henry memilah-milah bahwa ada 6 (enam) kelompok corak berpikir para pakar
tentang keberadaan Ilmu Administrasi Publik, yaitu sebagai berikut :
1.        Paradigma dikotomi antara politik dan administrasi publik dengan tokoh-tokohnya
seperti Frank J. Goodnow dan Leonard D White
Menurut mereka, fungsi politik ada kaitannya dengan pembuatan kebijakan publik.
Sedangkan fungsi administrasi berkenaan dengan pelaksanaan kebijakan tersebut

2.        Paradigma prinsip-prinsip administrasi dengan tokoh-tokohnya W.F. Willoughby, L.


Gullick dan L. Urwick.
Disini ada dua pandangan tentang administrasi publik yaitu : Administrasi Publik sebagai
ilmu murni berlandaskan dalil-dalil sosial. Administrasi Publik yang dikembangkan kearah
kebijakan publik berdasarkan aplikasi ilmu politik, ilmu ekonomi dan ilmu sosiologi.

3.        Paradigma kelembagaan dengan tokoh-tokohnya Charles E. Lindblom, James D.


Thomson dan Amitai Etzioni
Paradigma ini memandang Administrasi Publik bersifat internal, yaitu mempelajari
perumusan dan implementasi kebijakan publik dan sebagai ilmu politik yang bersifat
eksternal yang mempelajari masyarakat dan perubahan-perubahan politik.

4.        Paradigma hubungan kemanusiaan dengan tokoh-tokohnya Rensis Likert, Daniel Katz,
dan Robert Kahn.

5.        Paradigma pilihan masyarakat umum dengan tokoh-tokohnya Vincent Ostrom, James
Buchanan dan Gordon Tullock.

6.        Paradigma administrasi publik baru dengan tokoh-tokohnya Frank Marini dan George H.
Frederickson.
Paradigma ini menganggap administrasi publik sebelumnya kurang perhatian terhadap
perubahan sosial dan kurang memperhatikan tuntutan kebutuhan publik.

Pada saat ini telah berkembang Administrasi Publik yang menekankan pada pendekatan
manajemen baru berorientasi pada pencapaian tujuan (goal governance) untuk memecahkan
masalah-masalah publik dan populer dengan istilah Reinventing Government dan Good
Governance. Paradigma baru ini berusaha menghilangkan praktek birokrasi yang terlalu
hierarkis dan menyebabkan biaya operasional tinggi (high cost economy).
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Teori dan konsep dari Ilmu Administrasi Publik telah berkembang dari waktu ke waktu
sejalan dengan perkembangan peradaban dan sejarah umat manusia. Perkembangannya dari
Ilmu Filsafat yang objeknya tidak terbatas sampai pada disiplin ilmu eksakta dan sosial yang
mengkhususkan pada bidang bahasan tertentu saja seperti Administrasi publik ini.
Diharapkan dengan terus berkembangnya ilmu administrasi publik dari masa ke masa akan
memudahkan dalam pelaksanaannya dalam melayani masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai