PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan Ilmu Administrasi Negara, yang dewasa ini mulai lazim disebut Administrasi
Publik, sudah demikian pesatnya. Di samping konsep konsepnya yang makin implementatif dan tidak
lagi dikaburkan dengan konsep manajemen, justru yang menonjol dewasa ini adalah tuntutan reformasi
administrasi publik sehingga diharapkan tercipta pelayanan publik yang sesuai dengan harapan
masyarakat (pelayanan prima). Disebutkan makin implementatif karena mulai dimanfaatkannya secara
sungguh sungguh berbagai konsep manajemen modern, yang semula berhasil diterapkan dalam dunia
swasta/bisnis, kemudian dimodifikasi untuk kepentingan administrasi publik.
Administrasi negara yang juga disebut dengan administrasi publik saat ini mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Hal ini terlihat dengan mulai diimplementasikannya konsep-konsep
manajemen modern dalam administrasi publik yang tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi,
efektivitas kinerja pelayanan publik pada birokrasi modern. Meski demikian, administrasi negara yang
salah satu tugas utamanya memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat, dalam tataran
realitasnya masih jauh dari harapan. Masih sering kita mendengar keluhan masyarakat terkait dengan
penyelenggaraan administrasi negara ditambah lagi dengan perilaku para birokrat yang tidak
mencerminkan sebagai abdi dari masyarakat seperti lambat, berbelit belit, tidak adil (pilih kasih) dan
lain sebagainya. Oleh karena itu, harus segera dilakukan reformasi administrasi negara/reformasi
birokrasi agar penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) segera terwujud di bumi
Nusantara tercinta ini. Reformasi tersebut dapat dilakukan melalui Penataan kelembagaan, Penataan
ketatalaksanaan/manajemen, Penataan sumber daya manusia/aparatur, Akuntabilitas dan memperbaiki
penyelenggaraan Pelayanan umum dengan memberikan pelayanan prima dan pelayanan yang berkualitas
kepada masyarakat.
1
kerjasama maupun masyarakat pada umumnya. Titik tolak utama melihat konseptual administrasi adalah
adanya kebebasan intelektual manusia untuk melakukan suatu pemikiran sehingga dapat menemukan
hakekat kandungan kebenaran konsep administrasi. Kebebasan tersebut antara lain ; kebebasan berfikir,
bertindak, bersaing, moral, dan kebebasan berserikat.
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Bidang kajian ilmu administrasi negara ternyata sekarang sudah mencakup hal- hal penting dalam
kehidupan masyarakat ini , ilmu administrasi secara sensitif harus mampu mananggapi isu isu pokok
dalam masyarakat dan mampu memformulasikan kedalam suatu rumusan kebijaksanaan, serta cakap
melaksanakan kebijaksanaan tersebut kedalam realisasi kerja sehari hari, ilmu administrasi negara tidak
lagi seperti zamannya Woodrow wilson atau Leonald D. White yang ramai mempersoalkan antara politik
dan administrasi yang pada akhirnya meletakkan administrasi berada diluar kajian politik.sebagai mana
yang dikutif dari kata- kata Woodrow wilson yang terkenal adalah :
Administrasion lies outside the proper sphere of politics, administration questions are not political, al
thouqh politics sets the tasks for administration, it should not be suffered to manifulate its offices
Pemerintahan dengan segala perangkatnya sebagai pilar utama penyelenggara negara semakin
dihadapkan kepada kompleksitas global. Peranannya harus mampu dan cermat serta proaktif
mengakomodasi segala bentuk perubahan. Kondisi tersebut sangat memungkinkan karena aparatur berada
pada posisi sebagai perumus dan penentu daya kebijakan, serta sebagai pelaksana dari segala peraturan,
melalui hierarki yang lebih tinggi sampai hierarki yang terendah.
3
C. Stigma dan patologi Administrasi Negara di Indonesia
Administrasi Negara selalu diasumsikan sebagai upaya melukis suatu benda bukan menaruh
perhatian terhadap bagaimana realita benda tersebut. Sehingga karenanya administrasi publik dianggap
kurang memberikan kontribusi terhadap setiap reformasi dibidang pemerintahan. Reformasi dan
perubahan yang ditawarkan oleh ilmu administrasi publik sering ali berhenti pada lukisan kotak- kotak
saja yang acapkali berupa serangkaian konsep, restrukturisasi, reorganisasi, reengineering, upaya seerti ini
senantiasa hanya menekankan pada perbaikan struktur fisik dari suatu sistem tampa melihat seberapa jauh
kaitan struktur fisik tersebut dengan stakeholder yang mampu melahirkan pranata logis.
Di indonesia dilihat dari persfektif akademis kelihatanya ilmu administrasi negara masih banyak
mengkopi perkembanganyang terjadi dinegara negara maju , sementara dilihat dari program kegiatan
dari pemerintahan tampaknya masih berada dalam kondisi transisi belum menunjukan arah yang jelas
kemana reformasi administrasi diarahkan.
Masalah- masalah yang dihadapi administrasi publik adalah masalah- masalah yang dihadapi atau
timbul terkait dengan usaha- usaha untuk merealisasikan kebutuhan masyarakat dan tujuan negara.
Negara kesejahteraan pada umumnya berpendapat bahwa negara adalah organisasi yang dibentuk dengan
maksud untuk mencapai kesejahteraan bangsa. Sehubungan dengan usaha itu ita telah mengenal berbagai
istilah, antara lain :
3. Pembangunan masyarakat yang adil dan makmur, material dan spiritual berdasarkan pancasila UUD
1945.
Atas tiga dasar diatas dapat dipahami bahwa permasalahan yang dihadapi studi administrasi
publik ialah masalah pembangunan bangsa. Sehubungan dengan permasalah yang telah disampaikan
maka dapat dikatakan bahwa permasalahan yang dihadapi administrasi publik bersifat multidimensi
karna meliputi seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia warga suatu negara, permasalahan ini harus
mendapat penanganan yang prioritas. Maka dari itu administrasi publik harus mampu memahami kaitan
masalah yang satu dengan masalah yang lainnya untu memperoleh gambaran permasalahan yang
menyeluruh.
4
Dari pernyataan diatas yang menunjukan kemana reformasi administrasi diarahkan timbul
beberapa anggapan tidak efektifnya implementasi ilmu administrasi, semua ini disebabkan adanya
penyakit (patologi) dalam pelaksanaan administrasi publik. Penyakit atau patologi administrasi adalah
suatu fenomena sosial yang tingkah lakunya bertentangan dengan kaidah-kaidah, norma-norma,
moralitas,dan rasionalitas yang dipersyaratkan oleh administrasi itu sendiri. Menurut Kartini Kartono,
patologi administrasi adalah semua tingkah laku yang bertentangan dengan norma kebaikan , stabilitas
lokal, pola kesederhanaan, moral, hak milik, solidaritas kekeluargaan, hidup rukun bertetangga,disiplin
kebaikan dan hukum formal. Penyakit atau patologi administrasi, secara umum dapat diartikan sebagai
suatu keadaan di mana manusia sebagai unsur utama dalam administrasi, niat utamanya seharusnya
adalah bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan bersama, tetapi niat utamanya disini berubah menjadi
bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan pribadi dengan mengorbankan orang lain. Macam-macam
Penyakit Administrasi antara lain :
Penyakit nepotisme dalam administrasi, artinya, ada secara individu atau sekelompok manusia
yang menikmati suatu hasil dari kerjasama sebagian besar manusia yang merasa dirugikan dan dizalimi
oleh seseorang atau sekelompok kecil orang tetapi memiliki otoritas yang sangat besar. Jadi dengan
leluasa melakukan penindasan dan pemerasan terhadap orang lain. Penyakit nepotisme administrasi juga
menciptakan suatu perubahan dalam sebuah bentuk kerjasama, tetapi perubahan yang diciptakan tersebut
berorientasi kepada perubahan negatif, atau dengan kata lain perubahan dalam arti penurunan dari seluruh
aspek yang dimiliki oleh bentuk kerjasama. Sebagai contoh, jangkauan kegiatan operasional dengan unit
organisasi sebanyak sepuluh, tetapi setelah diserang penyakit nepotisme administrasi maka semakin lama
semakin berkurang unitnya.
Penanganan virus penyakit nepotisme dalam administrasi seharusnya dilakukan secara terus
menerus, karena kemungkinan akan berkembang apabila kita tidak waspada. Tindakan yang dilakukan itu
merupakan suatu permulaan karena diawali oleh pemikiran yang dilandasi wawasan keilmuan,
ketangguhan moralitas, dan ketangguhan iman. Oleh sebab itu kita semua harus senantiasa menjujung
tinggi nilai-nilai kebenaran, sehingga virus-virus penyakit nepotisme itu akan mengancam kehidupan kita
setiap saat .Sebaiknya semua manusia yang terlibat dalam kerjasama untuk melakukan aktivitas
administrasi saling mengontrol dan me- ngingatkan antara satu dengan yang lainnya akan bahaya laten
virus penyakit nepotisme itu.
5
2. Penyakit Kolusi dalam Administrasi dan Terapinya
Administrasi berfungsi sebagai alat pikir ilmiah untuk menciptakan pengaturan dan keteraturan
dalam kehidupan berserikat antara manusia yang satu dengan manusia lainnya. Jika administrasi tidak
dapat lagi menciptakan pengaturan dan keteraturan ini, maka fenomena ini memberikan informasi bahwa
administrasi itu mengalami gejala penyakit kolusi dan perlu segera ditangani oleh konsultan yang handal.
Menurut Dubrin dalam Wibowo, terapi dari penyakit kolusi:
Korupsi suatu perbuatanm atau tindakan seseorang atau beberapa orang, baik statusnya sebagai
bawahan maupun sebagai pejabatdalam suatu organisasi, baik organisasi negara, pejabat
pemerintah,pejabat politik, dsb, yang melakukan pelanggaran etika, moralitas, rasionalitas, keimanan, dan
peraturan perUUan yang berlaku dengan caramendapatkan sesuatu keuntungan dalam rangka memenuhi
keinginan dan kebutuhan seseorang atau beberapa orang yang dapat berakibat merugikan orang lain,
negara, pemerintah maupun organisasi swasta lainnya.
6
Menurut Wahyudi Kumurotomo, korupsi adalah:
a. Setiap perbuatan yang dilakukan oleh siapapun juga untuk kepentingan diri sendiri, untuk
kepentingan orang lain, atau untuk kepentingan suatu badan yang langsung menyebabkan kerugian bagi
keuangan dan perekonomian negara.
b. Setiap perbuatan yang dilakukan oleh seorang pejabat yang menerima gaji atau upah dari keuangan
negara ataupun dari suatu badan yang menerima bantuan dari keuangan negara atau daerah dengan
mempergunakan kesempatan atau kewenangan atau kekuasaan yang diberikan kepadanya oleh jabatan,
langsung atau tidak langsung membawa keuntungan atau material baginya.
a. Penyadaran etika
b. Penyadaran moralitas
c. Peningkatan keimanan
d. Kelayakan hidup
e. Penegakan peraturan
f. Pemberian pemahaman
g. Pemberian sanksi
Penyakit keserakahan dalam administrasi adalah suatu metode, teknik dan taktik yang dilakukan
seseorang anggota yang terikat dalam ikatan bentuk kerjasama berpikir dan bertindak untuk dapat
menguasai sebagian atau keseluruhan faktor-faktor kenikmatan (material/benda) dengan mengorbankan
orang lain. Menurut Jalaluddin, terapi patologi keserakahan adalah sbb:
a. Kegiatan berkarya, bekerja, dan mencipta, serta melaksanakan dengan sebaik-baiknya tugas dan
kewajiban masing-masing.
b. Keyakinan atas penghayatan nilai-nilai tertentu (kebenaran, keindahan, keimanan dan lainnya)
7
c. Sikap tepatyang diambil dalam keadaan dan penderitaan yang tidak terelakkan terhadap setiap
manusia.
Penyakit Egoisme dalam Administrasi adalah sifat-sifat manusia yang terikat dalam bentuk
kerjasama yang selalu ingin menang sendiri ketika mendiskusikan suatu pemikiran, baik secara ilmiah
maupun pemikiran terhadap suatu penyelesaian permasalahan atau suatu kegiatan. Secara fenomenologis,
manusia yang memiliki sifat-sifat egoisme adalah manusia yang mempunyai kecendrungan sebagai
manusia tertutup (introver) Biasanya orang seperti ini berpikiran rasional dan cerdas namun juga
mempunyai kecendrungan sebagai manusia yang kikir dan kepeduliannya terhadap manusia lainnya
sangat kecil, bahkan hampir tidak ada.
b. Melalui keterbukaan
Diantara penyelenggaraan administrasi negara yang sering menjadi keluhan publik di antaranya:
d) Sulit dihubungi
Hal lain yang semakin memperburuk penyelenggaraan administrasi negara adalah prilaku
beberapa birokrat yang menjadi patologis (penyakit) dalam pemerintahan, diantaranya sebagai berikut:
8
b) Kebiasaan menunggu petunjuk pengarahan
i) Jumlah pegawai negeri relatif banyak tetapi kurang bermutu dan asal jadi.
Identifikasi ini adalah sedikit dari banyak masalah dalam penyelenggaraan administrasi negara
(birokrasi pemerintahan). Oleh karena itu, pembenahan sistem pelayanan aparatur sekarang ini harus
menjadi prioritas, bagaimanapun pelayanan aparatur akan menentukan mati hidupnya aktivitas publik,
karena mereka harus melalui perizinan dan peraturan peraturan pemerintahan. Pembenahan sistem yang
dimaksud disini adalah adanya reformasi administrasi negara (reformasi Birokrasi). Dengan demikian
reformasi birokrasi dapat dilakukan dengan :
1. Penataan kelembagaan:
b) prosedur kerja
9
d) perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pengendalian
f) Klasifikasi jabatan
j) Remunerasi memadai
4. Akuntabilitas meliputi:
a) Perencanaan stratejik
b) Perencanaan kinerja
10
c) Pengukuran dan evaluasi kinerja
d) pelaporan kinerja.
a) Pelayanan prima
b) kualitas pelayanan
c) kepuasan pelanggan.
Dengan melakukan beberapa langkah diatas birokrasi diharapkan dapat melakukan perannya
dengan optimal di masyarakat yaitu memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat sehingga
stigma birokrasi yang kurang baik yang selama ini diidentikkan dengan birokrasi dapat dihapus atau
setidaknya dapat diminimalisir.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan reformasi Administrasi Negara secara internal adalah efisiensi Administrasi Negara itu
sendiri, meminimalisasi kelemahan atau penyakit administrasi seperti korupsi, kolusi, nepotisme/pilih
kasih, lamban, berbelit belit dan lainnya. Tujuan eksternalnya adalah demokratisasi, menyesuaikan
sistem kerja antara sistem Administrasi Negara dan politik (misalnya dalam kerangka otonomi daerah),
dan menyelaraskan sistem Administrasi Negara tidak dapat dilepaskan dari nilai budaya suatu negara atau
wilayah dimana berlakunya reformasi tersebut. Dengan demikian, jelaslah bahwa reformasi admnistrasi
Negara merupakan gerakan untuk menjadikan Administrasi Negara sebagai instrument yang lebih baik
dari waktu ke waktu dalam rangka mencapai tujuan pembangunan pada umumnya, khususnya tuntutan
realisasi aspirasi masyarakat.
B. Saran
Perkembangan Administrasi Negara merupakan hal mendasar, karena harus sesuai dengan arah
perkembangan lingkungan global yang semakin kompetitif dalam seluruh aspek, termasuk dalam tata
kelola kepemerintahan. Peran administrasi publik harus sesuai dengan tuntunan zaman, tuntutan
masyarakat, tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi apabila organisasai ingin terus eksis dan survive.
Reformasi Administrasi Negara terjadi karena perubahan dan modernisasi Administrasi Negara
(administrative change) tidak berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan tuntutan keadaan, karenanya
diperlukan usaha yang sadar dan terencana untuk mengubah struktur dan prosedur birokrasi (aspek
reorganisasi kelembagaan, sikap dan perilaku birokrat/aspek prilaku atau kinerja), meningkatkan
efektivitas organisasi (aspek program), sehingga dapat diciptakan Administrasi Negara yang sehat dan
terciptanya tujuan pembangunan nasional.
Dalam kontek negara indonesia reformassi yang paling urgen dan mendesa dan perlu
diberlakukan adalah reformasi sikaf dan perilaku baik bersifat individu / intitusi.
12