Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Administrasi publik atau administrasi negara dewasa ini telah diberikan arti lebih
dari sekedar pengertian yang sederhana yaitu “ilmu urusan negara” administrasi
publik memiliki peranan yang sangat besar dalam mencakup keseluruhan aspek
dari lingkungan sosial, politik, budaya, dan hukum yang mempengaruhi
pelaksanaan tugas dari lembaga negara. Suatu organisasi baik itu organisasi
pemerintah maupun organisasi swasta, untuk mencapai suatu tujuan perlu adanya
unsur-unsur yang mendukung jalannya operasional organisasi. Salah satu unsur
yang menunjang berhasilnya tujuan tersebut adalah manusia yang merupakan
sumber daya yang paling berharga dan terpenting yang ada dalam lingkungan
organisasi.
Budaya organisasi merupakan seperangkat nilai-nilai kepercayaan dan prinsip-
prinsip yang dianut oleh suatu organisasi yang mendasari sistem manajemen yang
berlaku didalamnya dan dijadikan pedoman perilaku bagi anggota organisasi.
Budaya organisasi yang kuat memberikan para pegawai suatu pemahaman yang
jelas dari tugas-tugas yang diberikan oleh suatu organisasi,mempunyai pengaruh
yang besar terhadap prilaku anggota-anggotanya. Apabila buadaya organisasi ini
telah dijiwai dan dipraktekan dengan kuat oleh setiap pegawai dengan baik
sebagai individu maupun sebagai satuan kerja didalam organisasi, maka apa yang
diharapkan oleh pegawai maupun stakeholders akan terwujud. Dengan
perilaku kerja yang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku, maka akan
menimbulkan konsistensi yang tinggi terhadap organisasi, sehingga kinerja
pegawai pada akhirnya akan meningkat dan hal ini berarti akan meningkatkan
pula kinerja dari unit kerja dan pada gilirannya akan meningkatkan kinerja
orgnisasi, sehingga organisasi akan dapat terus berkembang dan bertahan untuk
waktu yang lama.
2. Rumusan Masalah
 Apa itu yang dimaksud dengan administrasi negara?
 Apa saja karekteristik dari ilmu administrasi negara/public itu?
 Apa saja paradigmanya?

3. Tujuan penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah yakni untuk memenuhi tugas Ilmu Administrasi
public, serta untuk mempelajari ilmu Administrasi publik tidak hanya dari segi pengertian
sja melainkan dari setiap aspek yang tercakup didalamnya.
 Untuk mengetahui pengertian Administrasi Negara/publik
 Untuk mengetahui definisi atau karakteristik dari ilmu Administrasi
negara/public itu
 Serta paradigma paradigma yang tercantum didalamnya.
BAB 2
PEMBAHASAN

1. Pengertian Administrasi Negara/Publik

Administrasi Publik (Inggris:Public Administration) atau Administrasi


Negara adalah suatu bahasan ilmu sosial yang mempelajari tiga elemen penting
kehidupan bernegara yang meliputi lembaga legislatif, yudikatif, dan eksekutif serta hal-
hal yang berkaitan dengan publik yang meliputi kebijakan publik, manajemen publik,
administrasi pembangunan, tujuan negara, dan etika yang mengatur penyelenggara
negara.
Secara sederhana, administrasi publik adalah ilmu yang mempelajari tentang
bagaimana pengelolaan suatu organisasi publik. Meskipun sama-sama mengkaji tentang
organisasi, administrasi publik ini berbeda dengan ilmu manajemen: jika manajemen
mengkaji tentang pengelolaan organisasi swasta, maka administrasi publik mengkaji
tentang organisasi publik/pemerintah, seperti departemen-departemen, dan dinas-dinas,
mulai dari tingkat kecamatan sampai tingkat pusat. Kajian ini termasuk mengenai
birokrasi; penyusunan, pengimplementasian, dan pengevaluasian kebijakan publik;
administrasi pembangunan; kepemerintahan daerah; dan good governance. Administrasi
adalah usaha dan kegiatan yang berkenaan dengan penyelenggaraan kebijaksanaan untuk
mencapai tujuan. Berikut adalah beberapa pengertian tentang administrasi negara yang
dikutip dari berbagai sumber :
Administrasi Negara adalah suatu bahasan ilmu sosial yang mempelajari tiga elemen
penting kehidupan bernegara yang meliputi lembaga legislatif, yudikatif, dan eksekutif
serta hal- hal yang berkaitan dengan publik yang meliputi kebijakan publik, manajemen
publik, administrasi pembangunan, tujuan negara, dan etika yang mengatur
penyelenggara negara.

2. Definisi administrasi Negara/Publik Menurut Para Ahli

Leonard D. White (1926) menyatakan bahwa administrasi negara terdiri dari


semua kegiatan yang bertujuan untuk melaksanakan kebijakan publik (public policy).
Pentingnya studi administrasi negara dikaitkan dengan kenyataan bahwa kehidupan
menjadi tak bermakna, kecuali dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat public. Segala
hal yang berkenaan dengan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang bersifat publik
telah dicakup dalam pengertian administrasi negara, khususnya dalam mengkaji
kebijaksanaan publik.

Dalam proses pembangunan sebagai konsekuensi dari pandangan bahwa administrasi


negara merupakan motor penggerak pembangunan, maka administrasi Negara
membantu untuk meningkatkan kemampuan administrasi. Artinya, di samping
memberikan ketrampilan dalam bidang prosedur, teknik, dan mekanik, studi
administrasi akan memberikan bekal ilmiah mengenai bagaimana mengorganisasikan
segala energi social dan melakukan evaluasi terhadap kegiatan. Dengan demikian,
determinasi kebijaksanaan public, baik dalam tahapan formulasi, implementasi,
evaluasi, amupun terminasi, selalu dikaitkan dengan aspek produktifitas, kepraktisan,
kearifan, ekonomi dan apresiasi terhadap system nilai yang berlaku.

Peranan administrasi negara makin dibutuhkan dalam alam globalisasi yang amat
menekankan prinsip persainagn bebas. Secara politis, peranan administrasi negara
adalah memelihara stabilitas Negara, baik dalam pengertian keutuhan wilayah
maupun keutuhan politik. Secara ekonomi, peranan administrasi negara adalah
menjamin adanya kemampuan ekonomi nasional untuk menghadapi dan mengatasi
persaingan global.

Adapun beberapa pakar atau ahli mengemukakan pendapat mengenai ilmu


administrasi negara/public sebagai berikut :

1. Pfiffner dan Preshtus


Pengerian administrasi negara menurut Pfiffner dan Preshtus adalah suatu
proses yang berhubungan dengan pelaksanaan kebijakan negara.
2. Dimocks
Definisi administrasi negara menurut Dimocks adalah kegiatan negara dalam
melaksanakan kekuasaan atau wewenang politiknya.
3. Prof Dr. Prajudi Atmosudirjo
Menurut Prof Dr. Prajudi Atmosudirjo, definisi administrasi negara adalah
bantuan penyelenggaraan dari pemerintah, dengan kata lain pemerintah (pejabat)
tidak dapat menunaikan tugas-tugas kewajibannya tanpa administrai negara.
4. Edward H. Litchfield
Pengertian administrasi negara menurut Edward H. Litchfield adalah suatu
studi mengenai bagaimana bermacam-macam badan pemerintah diorganisir,
diperlengkapi dengan tenaga-tenaganya, dibiayai, digerakkan, dan dipimpin.
5. Wight Waldo
Menurut Dwight Waldo, definisi Administrasi negara adalah manajemen dan
organisasi dari manusia dan peralatannya guna mencapai tujuan pemerintah.

6. George J. Gordon
George J. Gordon mengatakan pengertian Administrasi negara dapat
dirumuskan sebagai seluruh proses, baik yang dilakukan organisasi maupun
perseorangan yang berkaitan dengan penerapan atau pelaksanaan hukum dan
peraturan yang dikeluarkan oleh badan legislatif, eksekutif, serta peradilan.

3. Karakteristik Ilmu administrasi Negara

Karakteristik Ilmu Administrasi dalam Pendidikan:


Adanya kerjasama dalam mencapai tujuan pendidikan, baik pada tingkat
pembelajaran, sekolah, maupun kelembagaan;
Proses dalam mencapai tujuan pendidikan yang dimulai dengan perencanaan,
pengerahan, pemantauan, dan penilaian;
Dapat dilihat dari kerangka berpikir system, yaitu keseluruhan yang terdiri dari
bagian- bagian yang berinteraksi dalam proses mengubah masukan menjadi keluaran
( input, proses, dan keluarannya );
Dapat dilihat dari segi manajemen, yaitu melihat kepada usaha untuk pemanfaatan
sumber- sumber daya dalam mencapai tujuan pendidikan supata tidak terjadi
pemborosan, baik sumber daya manusia, uang, sarana dan prasarana, maupun waktu;
Adanya kepemimpinan, yaitu bagaimana kemampuan administrator dalam
melaksanakan tut wuri handayani, ing madyo mangun karso dan ing nagarso asung
tulodo dalam mencapai tujuan pendidikan, bagaimana ia menggerakkan orang lain
untuk bekerja, mempengaruhi dan mengawasi, bekerjasama dan memberi contoh;
Adanya proses pengambilan keputusan, yakni seorang administrator harus bisa
membuat pemecahan dari masalah kerjasama yang dihadapi dengan memilih
alternatif kemungkinan yang terbaik;
Adanya komunikasi, yaitu pengertian timbal balik dalam suatu proses kerjasama
secara tansparan;
Adanya tatausaha, yaitu administrasi pendidikan dilihat dari pengertian sempit berupa
kegiatan rutin dalam bentuk pekerjaan kantor.

4. Paradigma Administrasi Negara/public

Nicholas Henry (1985), memaparkan Lima paradigma administrasi publik yang


dipetakan dalam upaya untuk menunjukkan bahwa gagasan administrasi publik
sebagai sesuatu yang unik, sintesis lapangan yang relatif baru. Disiplin ilmu ini
disusun sebagai suatu pencampuran dari teori organisasi, ilmu manajemen, dan
konsep kepentingan umum. Kemudian menyarankan bahwa sudah waktunya
administrasi publik membentuk dirinya sebagai kurikulum otonom di perguruan
tinggi dan universitas dalam rangka mempertahankan relevansi dan kelayakan
sosialnya.
Masing-masing fase dapat ditandai menurut "lokus" atau "fokus”. Lokus
adalah tempat yang menggambarkan di mana ilmu tersebut berada. Sebuah lokus
administrasi publik adalah birokrasi pemerintah, tetapi ini tidak sepebuhnya tepat dan
lokus tradisional ini sering dikaburkan. Dalam perkembangannya lokus dari ilmu
administrasi publik menjadi kepentingan publik (public interest) dan urusan publik
(public affair). Fokus adalah apa yang menjadi pembahasan penting dalam
memepelajari ilmu administrasi publik. Salah satu fokus administrasi publik yaitu
"prinsip-prinsip administrasi" tertentu, tapi, sekali lagi, fokus disiplin ilmu ini telah
berubah dengan paradigma perubahan administrasi publik. Dalam perkembangannya
fokus dari ilmu administrasi publik menjadi teori organisasi dan ilmu manajemen.
Lima Paradigma Administrasi Negara, yaitu:

1. Paradigma 1 : Dikotomi Politik dan Administrasi, tahun 1990-1926

Paradigma 1, dikotomi politik dalam administrasi menekankan pada lokus


dimana administrasi publik seharusnya diletakkan. Jelas, dalam pandangan
Goodnow dan rekan-rekannya sesama pemerhati public administration,
administrasi publik harus berpusat pada birokrasi pemerintah. Fokus bidang ini
terbatas pada masalah-masalah- masalah organisasi dan penyususnan anggaran
dalam birokrasi pemerintahan, politik dan kebijakan merupakan isi dari ilmu
politik. Awal legitimasi konseptual lokus ini yang berpusat pada definisi
lapangan, dan salah satu permasalahan yang akan berkembang untuk akademisi
dan praktisi yaitu masalah dikotomi ilmu politik dan ilmu administrasi.

2. Paradigma 2 : Prinsip- Prinsip Administrasi, tahun 1927-1937

Pada masa ini lokus administrasi publik kurang diperhatikan, sedangkan


fokusnya adalah “prinsip-prinsip” manajerial yang dipandang berlaku universal
pada setiap bentuk organisasi dan lingkungan budaya. Perbedaan pendapat dari
administrasi publik pada 1940-an salah satunya adalah keberatan bahwa politik
dan pemerintahan tidak akan pernah bisa dipisahkan. Kemudian yang lainnya
adalah bahwa prinsip-prinsip administrasi secara logis tidak konsisten. Pada abad
pertengahan, dua definisi pilar yaitu dikotomi politik/administrasi publik dan
prinsip-prinsip administration telah digulingkan dan ditinggalkan oleh kaum
intelektual yang kreatif di lapangan. Pengabaian ini meninggalkan administrasi
publik dari epistemologi yang berbeda-identitas yang tidak jelas. Beberapa
berpendapat bahwa suatu identitas belum dapat ditemukan. Hubungan konseptual
yang logis antara Administrasi Publik dan Ilmu Politik yaitu, proses pembuatan
kebijakan publik. Administrasi Publik menentukan isi “kotak hitam" pada proses
itu: perumusan kebijakan publik dalam birokrasi publik dan mengubungkannya ke
politik. Ilmu politik dianggap mempertimbangkan "Input Dan output" dari proses
itu: tekanan dalam politik menghasilkan perubahan Politik Dan sosial.

3. Administrasi Publik Sebagai Ilmu Politik, tahun 1950-1970.

Definisi fase ketiga ini sebagian besar adalah usaha membangun kembali
hubungan antara administrasi publik dan ilmu politik. Tapi konsekuensi dari
usaha ini adalah untuk "mendefinisikan" bidang ilmu ini, setidaknya dalam hal
fokus analisis, "keahlian” esensial. Dengan demikian, tulisan-tulisan tentang
administrasi publik di tahun 1950-an berbicara tentang bidang ini sebagai
"penekanan," sebuah "daerah kepentingan, "atau bahkan sebagai" sinonim "ilmu
politik. Administrasi publik kembali menjadi bagian dari ilmu politik.Pelaksanaan
prinsip-prinsip administrasi sangat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor
lingkungan, jadi tidak “value free” (bebas nilai).Pada tahun 1962, administrasi
publik tidak dimasukkan sebagai Sub bidang ilmu politik dalam laporan Komite
Ilmu Politik sebagai Disiplin Asosiasi Ilmu Politik Amerika.

4. Administrasi Negara sebagai Ilmu Administrasi, tahun 1956-1970

Pada masa ini Administrasi publik tetap menggunakan paradigma ilmu


administrasi, dengan mengembangkan pemahaman sosial psikologi, dan analisis
sistem sebagai pelengkapnya .Sebagai sebuah paradigma, ilmu administrasi
memberikan fokus tapi tidak lokus. Menawarkan teknik yang membutuhkan
keahlian dan spesialisasi, tetapi dalam pengaturan kelembagaan bahwa keahlian
yang harus diterapkan tidak dapat didefinisikan. Sebagai Paradigma, administrasi
adalah administrasi dimana pun ia ditemukan; Fokus lebih difavoritkan daripada
lokus. Ada masalah dalam ilmu administrasi, dan nyata. Jika Ilmu administrasi
terpilih sebagai satu-satunya fokus administrasi publik, bisakah satu hal ini terus
berbicara dalam administrasi publik? Setelah semua, ilmu administrasi, tidak
menganjurkan prinsip-prinsip universal, namun berpendapat bahwa semua
organisasi dan metodologi manajerial memiliki karakteristik tertentu, pola, dan
patologi yang sama. Kalau saja ilmu administrasi didefinisikan dalam paradigma
bidang ini, maka administrasi publik akan bertukar, terbaik, "penekanan" dalam
bidang ilmu politik, yang terbaik, sub bidang di sekolah ilmu administrasi. Hal ini
sering diartikan bahwa sekolah administrasi bisnis akan menyerap bidang
administrasi publik. Sebagai sebuah paradigma, ilmu administrasi tidak bisa
memahami nilai lebih dari kepentingan umum.Tanpa unsur kepentingan umum,
ilmu administrasi dapat digunakan untuk tujuan apa pun, tidak peduli seberapa
bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi. Konsep penentuan dan penerapan
kepentingan publik mendefinisikan pilar administrasi publik dan lokus dari
bidang yang hanya menerima sedikit jika setiap perhatian hanya dalam konteks
ilmu administrasi, hanya sebagai fokus teori organisasi / ilmu manajemen kurang
menyimpan dukungan dalam ilmu politik
.
5. Administrasi Publik sebagai Administrasi Publik, tahun 1970-Sekarang

Kurangnya kemajuan dalam menggambarkan sebuah lokus untuk bidang


ini, atau urusan publik apa dan "resep untuk kebijakan publik " harus mencakup
hal yang relevan dengan administratior publik. Namun demikian, bidang ini tidak
muncul untuk penekanan pada keunikan faktor-faktor sosial tertentu untuk
sepenuhnya dikembangkan negara sebagai lokus yang tepat. Pilihan fenomena ini
mungkin agak sewenang-wenang pada bagian dari administratior publik, tetapi
mereka berbagi kesamaan sehingga mereka memiliki konsep lintas disiplin di
universitas, membutuhkan kapasitas sintesis intelektual, dan bersandar ke arah
tema yang mencerminkan kehidupan perkotaan,hubungan administrasi antar
organisasi, dan menghubungkan teknologi dan nilai kemanusiaan, secara singkat
disebut urusan publik. Sejak tahun 1970, tidak ada perkembangan
paradigma baru dari administrasi public.

Namun Miftah Thoha berpendapat, bahwa periode ini disebut sebagai paradigma
pembangunan. Hal ini karena PerserikatanBangsa Bangsa (PBB) pada tahun 1970
menyatakan periode ini sebagai awal dari masa pembangunan.
Dalam hal ini administrasi publik menitikberatkan fokusnya pada
administrasi pembangunan. Perbedaan Tradisional dan kekakuan bidang ini antara
"ruang publik"dan "ruang privat" tampaknya memudarnya sebagai administrasi
publik baru dan secara fleksibel didefinisikan sebagai lokus. Selain itu,
administrator publik telah semakin berkaitan dengan yang erat dengan bidang ilmu
kebijakan, ekonomi politik, proses pembuatan kebijakan publik dan analisisnya, dan
pengukuran output kebijakan. Aspek terakhir ini dapat dilihat, dalam beberapa hal,
sebagai hubungan antara administrasi publik mengembangkn fokus dan lokus.
Konteks Pergeseran Paradigma Administrasi Negara
Nicholas Henry menyatakan bahwa dalam arti luas administrasi negara adalah suatu
kombinasi teori dan praktek. Nicholas Henry, secara rinci mengemukakan lima
paradigma administrasi negara sebagaimana digambarkan dalam tabel di bawah ini:

No Paradigma Lokus Fokus Keterangan


1. Dikotomi Birokrasi Administrasi Administrasi dan politik
antara Politik Pemerintahan secara umum dua hal yang saling
dan (teori organisasi, berkaitan dan tidak bisa
Administrasi kepegawaian, dipisahkan
penyusunan
anggaran, dll)
2. Prinsip-prinsip Tidak Bagaimana Dipengaruhi oleh ilmu
Administrasi dipermasalahkan menjalankan manajemen
, berlaku prinsi-prinsip yaitu POSDCORB
universal administrasi
negara (Esensi
prinsip-prinsip
adminitrasi)
3. Administrasi Birokrasi Politik birokrasi Pada akhirnya politik tidak
sebagai ilmu pemerintahan mengakui Administrasi
politik Publik sebagai ilmu politik
4. Administrasi Berlaku Administrasi Alternatif setelah paradigm
publik sebagai universal secara umum administrasi sebagai ilmu
ilmu politik
administrasi
5. Administrasi Birokrasi Teori organisasi, Paradigma yang berlaku
publik sebagai pemerintahan praktek-praktek sampai saat ini.
administrasi & public affair dalam
publik analisis public
policy dan teknik-
teknik
administrasi dan
manajemen
BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Administrasi Publik (Inggris:Public Administration) atau Administrasi


Negara adalah suatu bahasan ilmu sosial yang mempelajari tiga elemen penting kehidupan
bernegara yang meliputi lembaga legislatif, yudikatif, dan eksekutif serta hal- hal yang berkaitan
dengan publik.
Daftar pustaka

http://timberlakeorin.blogspot.com/2009/11/karakteristik-ilmu-administrasi-dalam.html

https://rahimoke.wordpress.com/2010/10/23/pengertian-dan-perkembangan-paradigma-
administrasi/

http://digilib.uinsgd.ac.id/4031/9/4_bab1.pdf

http://elkanagoro.blogspot.com/2014/09/lima-paradigma-administrasi-negara.html

Anda mungkin juga menyukai