Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEHIDUPAN MANUSIA DALAM PERUBAHAN DAN

KEBERLANJUTAN

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran

Sejarah Wajib

Disusun Oleh:

Della Ayu

Rani Mamluatul Nikmah

Rado Pratama

Gilang Yudha

Riyan Danu Md

Guru Pembimbing : Nia Daniati, S.Pd

SMA NEGERI 3 MARTAPURA

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

Sumatera Selatan

TP. 2022/2023

0
KEHIDUPAN MANUSIA DALAM PERUBAHAN DAN

KEBERLANJUTAN

Manusia merupakan makhluk yang bersifat dinamis karena kehidupan

manusia selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Perubahan dalam

kehidupan manusia tidak mungkin terjadi tanpa sebab dan akibat. Sebab dan

akibat yang mengiringi perubahan tersebut menunjukkan proses keberlanjutan.

Artinya, peristiwa yang menjadi penyebab perubahan tersebut akan

mengakibatkan dampak tertentu bagi kehidupan manusia selanjutnya.

1. Konsep Perubahan dan Keberlanjutan

Perubahan merupakan ketidaksamaan suatu keadaan dengan keadaan lain

dari waktu ke waktu. Sebagai contoh, perubahan dari masa kolonial ke

kemerdekaan dan dari masa Orde Lama ke Orde Baru. Perubahan yang masuk

kategori peristiwa sejarah adalah perubahan yang memiliki makna penting bagi

kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, tidak semua perubahan yang pernah Anda

lalui dapat dicatat sebagai peristiwa sejarah. Perubahan-perubahan keseharian

yang bersifat rutin tidak tergolong sebagai peristiwa sejarah.

Selain mengalami perubahan, manusia harus memperhatikan aspek

keberlanjutan dari perubahan tersebut. Secara umum, konsep keberlanjutan

berkaitan dengan perkembangan. Keberlanjutan merupakan perwujudan dari suatu

proses perkembangan aspek kehidupan masyarakat yang terus berlanjut meskipun

situasi dan kondisi berubah.

1
Sebagai bagian terkecil dari masyarakat, kehidupan manusia di tengah-

tengah masyarakat akan senantiasa mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi

dalam kehidupan masyarakat dipengaruhi tiga faktor, yaitu faktor internal, faktor

eksternal, dan faktor penghambat. Penjelasan ketiga faktor tersebut dapat Anda

perhatikan pada uraian berikut.

a. Faktor Internal Penyebab Perubahan

Faktor internal penyebab perubahan dalam masyarakat antara lain

bertambah atau berkurangnya penduduk, penemuan baru, dan pertentangan atau

konflik dalam masyarakat. Penjelasan faktor internal penyebab perubahan sebagai

berikut.

1) Perubahan Jumlah Penduduk

Perubahan jumlah penduduk dapat menyebabkan perubahan kehidupan

masyarakat. Sebagai contoh akibat kepadatan penduduk di Pulau Jawa,

pemerintah kolonial mengadakan program transmigrasi ke daerah-daerah di luar

Pulau Jawa yang masih jarang penduduknya. Program tersebut dilaksanakan

seiring pemberlakuan Politik Ftis. Akibat kebijakan pemerintah kolonial tersebut,

terjadi perubahan dalam pola perilaku masyarakat guna menyesuaikan

lingkungannya yang baru.

2) Penemuan-Penemuan Baru

2
Berbagai penemuan baru memiliki peran penting dalam proses perubahan

sosial masyarakat. Berkat keberadaan pendidikan formal yang maju, masyarakat

dapat berpikir secara ilmiah dan objektif. Dalam perkembangannya, sebagian dari

mereka mampu berinovasi. Inovasi adalah suatu penemuan unsur kebudayaan

baru yang disebarkan kepada masyarakat, selanjutnya diterima, dipelajari, dan

akhirnya digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Penemuan-penemuan baru yang terjadi dalam masyarakat dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu discovery dan invention. Discovery adalah penemuan

suatu unsur kebudayaan baru, baik berupa alat maupun ide baru yang diciptakan

oleh individu atau rangkaian ciptaan individu dalam masyarakat. Sementara itu,

invention adalah penemuan suatu unsur kebudayaan baru yang sudah diakui,

diterima, dan diterapkan oleh masyarakat. Dengan demikian, proses discovery

dapat berkembang menjadi invention, apabila masyarakat sudah mengakui,

menerima, dan menerapkan suatu penemuan baru dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh penemuan baru yang menyebabkan perubahan adalah penemuan

mobil. Mobil merupakan kendaraan bermotor yang terdiri atas ribuan komponen

yang ditemukan dan dikembangkan secara bertahap. Mobil pertama di dunia

dirancang oleh Nicolaus J. Cugnot pada tahun 1769. Pada saat itu Nicolaus J.

Cugnot berhasil meluncurkan kendaraan berbadan besar, beroda tiga, dan

bermesin uap. Kendaraan ini digunakan untuk menarik meriam. Akan tetapi,

mobil rancangan Nicolaus J. Cugnot tersebut belum sempurna.

Menurut buku Social Networks in the History of Innovation and Invention

(2014: 77), pada tahun 1885 Gottlieb Daimler dan Karl Benz berhasil

3
menciptakan mobil bermesin pembakaran dalam. Kendaraan ini merupakan model

dasar bagi pengembang mobil-mobil selanjutnya. Mesin pembakaran dalam

segera disukai karena tidak memiliki kemungkinan meledak, tidak memercikkan

api di luar, tidak berasap tebal, dan tidak sebising mesin uap. Pada saat yang

sama, berkembang - berbagai penemuan baru yang memperbaiki kinerja mesin

rancangan “ Gottlieb Daimler dan Karl Benz.

Melalui berbagai penyempurnaan tersebut, pada awal abad XX mobil

mulai diproduksi secara massal. Produksi mobil skala besar pertama kali

dilakukan oleh perusahaan Oldsmobil pada tahun 1902. Selanjutnya, produksi

mobil dikembangkan secara besar-besaran oleh Henry Ford pada tahun 1910-an.

Sejak tahun 1900 hingga 1920-an perkembangan teknologi otomotif sangat cepat.

Kondisi ini disebabkan oleh banyaknya produsen mobil bersaing untuk meraih

perhatian dunia.

Berbagai pengembangan teknologi otomotif yang terus dilakukan hingga

kini telah menjadikan mobil sebagai kendaraan yang praktis, aman, dan nyaman.

Oleh karena itu, mobil digunakan oleh banyak orang di dunia. Dari deskripsi

penemuan mobil di atas, cobalah Anda jelaskan bagian-bagian yang termasuk

tahap discovery dan invention.

3) Konflik dalam Masyarakat

Pertentangan (konflik) mengenai nilai, norma, politik, etnik, dan agama

dalam masyarakat dapat menimbulkan perubahan yang luas. Dalam konteks

sejarah, perubahan semacam itu dapat dicontohkan dalam pertentangan antara

4
kelompok konservatif dan kelompok liberal di parlemen Belanda pada masa

kolonial. Pertentangan pada masa itu dapat dimenangi oleh kelompok liberal.

Kemenangan ini akhirnya berdampak pada perubahan sosial budaya

masyarakat Indonesia. Kelompok liberal menuntut penghapusan sistem Tanam

Paksa di Indonesia, mendorong masuknya modal swasta di Indonesia, dan

diterapkannya Politik Etis yang menimbulkan berbagai perubahan dalam struktur

masyarakat Indonesia.

b. Faktor Eksternal Penyebab Perubahan

Faktor eksternal merupakan faktor penyebab perubahan yang berasal dari luar

masyarakat. Faktor eksternal penyebab perubahan dalam masyarakat antara

lain lingkungan fisik dan pengaruh kebudayaan asing. Coba Anda perhatikan

penjelasan berikut.

1) Perubahan Lingkungan Fisik

Kondisi lingkungan fisik masyarakat-berpotensi menyebabkan perubahan.

Adanya bencana alam seperti gempa, banjir, gunung meletus, dan tsunami

memungkinkan masyarakat meninggalkan daerah asal dan pindah ke permukiman

baru.

Letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, sepanjang

tahun 2015 menyebabkan sebagian besar penduduk yang tinggal di lereng gunung

meninggalkan permukiman lamanya. Mereka kemudian mendirikan permukiman

baru yang berada di luar zona bahaya letusan Gunung Sinabung. Penduduk

membangun kelompok permukiman baru mulai dari awal. Mereka juga harus

5
menyusun ulang lembaga-lembaga masyarakat seperti perangkat desa dan struktur

sosial. Dengan demikian, penduduk di sekitar wilayah bencana mengalami

perubahan.

2) Pengatuh Kebudayaan Asing

Hubungan secara fisik antardua kebudayaan akan menimbulkan pengaruh

timbal balik. Kebudayaan baru yang masuk akan memengaruhi perkembangan

kebudayaan masyarakat. Proses penerimaan pengaruh kebudayaan asing oleh

masyarakat akan menghasilkan akulturasi. Akulturasi adalah perpaduan antardua

kebudayaan atau lebih yang berbeda-beda dan berlangsung secara damai dan

serasi. Terjadinya akulturasi merupakan salah satu ciri perubahan sosial suatu

masyarakat.

Kebudayaan Hindu—Buddha dan Islam yang masuk di Indonesia memberi

pengaruh sangat besar bagi perkembangan kebudayaan Indonesia. Beragam

bentuk bangunan baik bercorak Hindu-Buddha maupun Islam pun mulai dikenal

masyarakat Indonesia. Bangunan candi merupakan bentuk pengaruh budaya

Hindu—Buddha, sedangkan bangunan masjid menunjukkan pengaruh budaya

Islam. Selain dalam bentuk bangunan, pengaruh agama Hindu-Buddha dan Islam

terdapat pada bidang kesenian, sastra, ataupun tradisi. Cobalah Anda mencari

contoh kesenian, sastra ataupun tradisi yang mendapat pengaruh budaya asing.

c. Faktor Penghambat Perubahan

6
Dalam kehidupan masyarakat, tidak hanya ditemukan faktor-faktor

penyebab perubahan, tetapi juga terdapat faktor-faktor yang menghambat

terjadinya perubahan. Beberapa faktor penghambat perubahan sebagai berikut.

1) Sikap Masyarakat Tradisional

Sikap masyarakat tradisional yang membanggakan dan mempertahankan

tradisi-tradisi lama akan menghambat proses perubahan. Sikap tersebut dapat

memunculkan anggapan bahwa perubahanperubahan yang akan terjadi belum

tentu lebih baik daripada kondisi sebelumnya. Masyarakat masih merasa ragu atau

curiga terhadap sesuatu yang baru. Bahkan, mereka menganggap perubahan

sebagai suatu hal yang bersifat negatif. Oleh karena itu, masyarakat cenderung

menolak adanya perubahan.

2) Kurang Berhubungan dengan Masyarakat Lain

Kondisi ini biasAnya terjadi pada masyarakat yang hidup terasing.

Masyarakat tersebut tidak dapat mengetahui dan mengikuti perkembangan yang

terjadi pada masyarakat lain. Oleh karena itu, masyarakat terasing tidak mendapat

pengetahuan lain yang lebih baik untuk dibandingkan dengan pengetahuan yang

telah mereka miliki.

3) Adat dan Kebiasaan

Pola perilaku yang sudah menjadi adat bagi suatu masyarakat akan selalu

dipatuhi dan dijalankan dengan baik. Pola perilaku tersebut akan sulit diubah

karena masyarakat cenderung mempertahankannya. Sikap seperti itu dapat

menjadi penghambat perubahan dalam masyarakat.

7
2. Kehidupan Manusia dalam Perubahan Berkelanjutan

Kehidupan manusia tidak terlepas dari perubahan. Setiap perubahan yang

dialami manusia terus berkelanjutan dan menghasilkan perubahan-perubahan lain.

Konsep perubahan telah menjadi bagian penting dalam ilmu sejarah. Kondisi ini

terjadi karena pada hakikatnya sejarah menunjukkan perubahan.

Perubahan perubahan yang terjadi pada masa kini memiliki keterkaitan

dengan perubahan pada masa lalu dan masa depan. Oleh karena itu, perubahan

yang dilalui manusia dapat berlangsung secara berkelanjutan. Melalui perubahan

berkelanjutan, manusia akan semakin dewasa dan bijak dalam menghadapi setiap

permasalahan. Perubahan-perubahan yang dialami manusia dalam kehidupan

bermasyarakat biasanya menyangkut sesuatu yang kompleks. Perubahan tersebut

mencakup perubahan berbagai aspek dalam masyarakat, seperti komposisi

penduduk, kondisi lingkungan, sistem hubungan sosial, dan lembaga

kemasyarakatan. Dengan demikian, perubahan yang dialami manusia dalam

kehidupan bermasyarakat dapat disebut perubahan sosial.

Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat memiliki sifat

berkelanjutan. Artinya, perubahan tersebut tidak terhenti pada satu titik, tetapi

akan terus berlanjut ke tahap perubahanperubahan lainnya. ' | Perubahan sosial

merupakan bagian perubahan kebudayaan. Perubahan ini mencakup semua unsur

kebudayaan seperti kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, dan organisasi sosial.

Konsep keberlanjutan ini merupakan mata rantai yang tidak bisa

dihilangkan ketika bicara mengenai sejarah. Setiap peristiwa yang terjadi tidak

8
dapat dipisahkan dari peristiwa lain yang mendukungnya. Seperti kita bicara

mengenai konsep berpikir sinkronik dan diakronik dalam memahami sejarah.

Memahami sejarah itu diibaratkan sebagai wujud pengelihatan tiga

dimensi kata Roeslan Abdulgani. Melihat ke masa lalu, masa kini, dan masa

depan. Senada dengan Arnold Toynbee yang menjelaskan bahwa mempelajari

ilmu sejarah adalah mempelajari masa lalu untuk membangun masa depan.

Semisal adalah konsep keberlanjutan pada perilaku manusia purba.

Perubahan memahami keterampilan bertahan hidup dari yang sederhana hingga

modern menjadikan era prasejarah terbagai menjadi beberapa fase. Dari masa

Paleolitikhum berlanjut hingga masa Perundagian atau Logam.

Konsep keberlanjutan ini berbanding jauh dengan konsep perubahan.

Perubahan identik dengan pola yang cepat, atau tidak berlangsung lama.

Sedangkan pola keberlanjutan memiliki waktu yang panjang. Semisal antara masa

Paleolitikhum dengan Neolitikhum memiliki rentang puluhan ribu tahun.

Contoh lainnya misal, pada era Wangsa Sanjaya atau Saylendra yang

berlangsung hingga 250 tahun lamanya. Nah, kepemimpinan Wangsa Sanjaya

atau Saylendra ini adalah masa berganti-gantinya para Raja penguasa di Jawa.

Sistem kedinastian inilah yang dimaksud dengan konsep keberlanjutan.

Seperti sejarah keluarga kita, pada beberapa suku mempunyai marga atau

identitas keluarga. Misal, kakek buyut kita bernama Soeprapto, biasanya

keturunannya pun memakai nama Soeprapto untuk mengidentikasikan

keberlanjutan keluarga tersebut. Nah, rentang waktu itu dikenal dengan silsilah

keluarga.

9
Konsep Ruang dan Waktu juga tidak dapat dilepaskan dari alur

keberlanjutan ini. Hal itu biasanya diklasifikasikan menjadi skema periodesasi.

Keberlanjutan dalam skema periodesasi ini bisa dilihat dari sejarah kepemimpinan

di Indonesia.

Periode Revolusi, Periode Orde Lama, Periode Orde Baru, hingga Periode

Reformasi. Semua hal itu adalah bagian dari sejarah Indonesia, yang memiliki

ruang dan waktu peristiwanya masing-masing.

Semoga bermanfaat. Jangan lupa sebarkan kepada orang lain, agar semakin

banyak yang tahu mengenai Konsep Manusia Hidup dalam Perubahan dan

Keberlanjutan. 

10
https://madrasahdigital.co/materi-pelajaran/konsep-manusia-hidup-dalam-

perubahan-dan-keberlanjutan-materi-kelas-x-sejarah-peminatan/

Buku Sejarah Untuk SMA/MA Kelas X. Penerbit Cempaka Putri.Karangan Ririn dkk

11

Anda mungkin juga menyukai