Nama Kelompok:
BAB 1
Teori ini memandang perkembangan dalam sebuah masyarakat ibarat sebuah organisme.
Ada masa kelahiran, masa kanak-kanak, kedewasaan, dan kematian. Perkembangan sebuah
masyarakat membentuk sebuah siklus.
● Teori Fungsional
Teori ini memandang masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang
saling berhubungan. Tokoh teori ini yaitu Talcott Parson. Teori fungsional mengatakan
bahwa perubahan sosial dalam masyarakat itu selalu terjadi pada titik ekuilibrium (titik
keseimbangan).
● Teori Konflik
Tokoh teori ini yaitu Karl Marx. Teori konflik memandang perubahan sosial tidak
terjadi melalui proses penyesuaian nilai nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat
adanya konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi
semula. Teori ini didasarkan pada pemilikan sarana-sarana produksi sebagai unsur pokok
pemisahan kelas sosial dalam masyarakat. Contoh : masuknya teknologi modern di bidang
pertanian rakyat akan mengakibatkan terjadinya konflik kepentingan antara buruh tani
dengan pemilik sawah. Akan tetapi, melalui pertumbuhan industri agribisnis, kelebihan
tenaga buruh tani ini akan terserap.
Perubahan semacam ini tidak berdampak luas terhadap berbagai aspek kehidupan
masyarakat serta tidak menimbulkan perubahan pada struktur sosial. Contohnya, perubahan
mode pakaian atau gaya hidup.
b. Perubahan yang Pengaruhnya Besar
Perubahan semacam ini akan berdampak luas yang akan mengakibatkan terjadinya
berbagai perubahan dalam struktur sosial. Contohnya, penerapan teknologi komunikasi dan
telekomunikasi global akan memengaruhi berbagai perubahan hubungan sosial dan lembaga
sosial.
Perubahan semacam ini terjadi secara insidental dan tiba-tiba, tetapi kadang-kadang
sangat mengkhawatirkan. Contohnya, bencana alam, seperti gempa bumi dan tsunami,
letusan gunung berapi, banjir disertai tanah longsor, dan lain-lain. Penanganan cepat untuk
bencana alam seperti ini, antara lain penduduk diungsikan ke daerah bencana di-rehabilitasi.
aman, ditransmigrasikan, atau daerah.
Menganalisis proses perubahan sosial diperlukan waktu yang relatif lama, yaitu dengan
jalan membandingkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada waktu yang lampau dengan
waktu sekarang. Fokus objek penelitian bersifat material dan nonmaterial yang saling terkait
dan saling ketergantungan. Dalam pelaksanaan penelitian ada sejumlah unsur sosial yang
sulit berubah dan ada sejumlah unsur yang mudah berubah. Mereka yang sulit menerima
perubahan umumnya berasal dari generasi tua. sedangkan generasi muda mudah menerima
perubahan karena mereka lebih terbuka dan memiliki kecenderungan berinovasi.
Proses perubahan sosial bisa berlangsung dalam beberapa bentuk.
1. Difusi
Difusi merupakan penyebaran unsur-unsur sosial budaya dari seorang individu kepada
individu lain dalam suatu masyarakat (intra Society diffusio)
Atau antara suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya (Inter Society diffusion).
Proses penyebaran unsur-unsur sosial budaya dalam suatu masyarakat ada beberapa cara
yaitu sebagai berikut
Masuknya unsur sosial budaya asing ke dalam suatu masyarakat secara luas atau damai.
contohnya, unsur-unsur sosial budaya Budha, Hindu, dan Islam ke Indonesia.
Masuknya unsur-unsur sosial budaya asing ke dalam suatu masyarakat secara paksa
melalui kekerasan. Contohnya, maksudnya unsur-unsur sosial budaya barat bersama dengan
masuknya penjajahan ke Indonesia.
c. Simbiotik
Maksudnya suatu masyarakat luar ke dalam suatu masyarakat tempat Bisa berdampak;
1) Simbiotik mutualistik.
Artinya saling saling menguntungkan. Contoh, masuknya orang-orang Cina, India dan
Arab ke Indonesia melalui perdagangan dan penyebaran agama.
2) Simbiotik parasitic
2. Alkulturasi
Alkulturasi adalah proses sosial budaya yang timbul apabila suatu kelompok masyarakat
yang memiliki kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur sosial budaya luar saling
membaur rupa tanpa menghilangkan ciri-ciri khas dari masing-masing kebudayaan yang
bersangkutan. Contohnya kebudayaan masyarakat Jawa yang membaur dengan kebudayaan
Hindu dan Islam.
3. Asimilasi
Asimilasi adalah proses sosial budaya yang membentuk dari dua kelompok masyarakat
yang berbeda latar belakang kebudayaannya dan membentuk kebudayaan baru.
Asimilasi mudah terbentuk karena beberapa hal berikut
A. Sifat terbuka, saling menghormati, saling toleransi, serta menghilangkan Sikap saling
curiga.
B. Saling membuka kesempatan yang setara dalam setiap akses kehidupan.
C. Memiliki tatanan dan tujuan hidup bersama.
D. Amalgamasi.
4. Akomodasi
Akomodasi merupakan proses perbedaan ketegangan dalam penyelesaian suatu konflik
atau perselisihan. Akomodatif adalah suatu keadaan tenang di mana pihak-pihak yang
berkonflik perhatikan upaya-upaya penyesuaian dan peredaan ketegangan.
Proses akomodasi dapat dilaksanakan melalui beberapa cara seperti konsiliasi arbitrasi
mediasi kompromi dan ajudikasi.
Globalisasi sering disebut sebagai fenomena dunia berwajah banyak. Oleh karena itu,
globalisasi sering diidentikkan dengan internasionalisasi, liberalisasi, universalisasi
westernisasi, dan de-teritorialisasi. Berikut penjelasannya satu per satu.
Perkembangan teknologi global yang sangat cepat dan memicu globalisasi berdampak
terhadap perubahan sosial yang juga sedemikian cepat.Perubahan-perubahan sosial itu ada
yang berdampak positif dan ada yang berdampak negatif. Di bawah ini merupakan dampak
positif dan negatif yang dapat kita lihat di kehidupan masyarakat
1. Dampak Positif
a. Pengiriman dan penyampaian informasi semakin mudah dan cepat. Misalnya, melalui
siaran audio visual, telepon seluler, internet, dan faksimile.
b. Melalui berbagai teknologi modern, hidup manusia lebih mudah dan lebih
menyenangkan.
c. Melalui proses industrialisasi, semakin terbuka kesempatan untuk memperoleh
pekerjaan yang lebih baik.
2. Dampak Negatif
Negara Asia Timur merembes ke negara-negara di Asia Tenggara, Krisis moneter di
Indonesia berlanjut menjadi krisis multidimensional.
c. Teori-Teori Globalisasi
Cochrane dan Pain menegaskan bahwa terdapat tiga posisi teoretis berkaitan dengan
globalisasi, yaitu sebagai berikut (Prihastuti, 2013).
1. Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki
konsekuensi konkret terhadap berjalannya orang atau lembaga di seluruh dunia.
2. Para tradisionalis percaya bahwa globalisasi hanyalah sebuah mitos, dan jika pun benar
adanya, fenomena tersebut hanya dibesar-besarkan.
3. Para transformalis berada di antara para globalis dan tradisionalis. Mereka percaya bahwa
globalisasi adalah seperangkat hubungan yang saling berkaitan melalui sebuah kekuatan
yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung.
2. Thomas Friedman
Menurut Friedman, globalisasi tidak dapat dihindari dan akan menguntungkan. Pemikiran
Thomas Friedman ini termasuk dalam teori neoliberalisme, Teori neoliberalisme memandang
bahwa globalisasi sebagai proses liberalisasi di mana setiap negara berpeluang untuk
memperoleh keuntungan apabila mampu bersaing di pasar global Di sini, mekanisme dan
hukum pasar mempunyai kekuatan, sedangkan pemerintah diharapkan tidak ikut campur.
3. Roland Robertson
Menurut Robertson, tengah terjadi pemampatan atau kompresi dunia dan penguatan
kesadaran dunia secara keseluruhan.
e. Ciri-Ciri Globalisasi
Perubahan Konsep Jarak Ruang dan Waktu Perubahan konsep jarak ruang dan waktu
sangat dipengaruhi oleh kemajuan kompleks bidang transportasi dan komunikasi. Dengan
dukungan teknologi berupa internet, telepon dan televisi, komunikasi antar belahan dunia
dapat terjadi dengan cepat. Informasi dapat langsung diketahui oleh orang-orang yang berada
di belahan dunia lain, Kemajuan di bidang transportasi juga sama. Hal ini membuat jarak
ratusan kilometer hanya dapat ditempuh dalam waktu singkat, karena transportasi modern
seperti pesawat terbang
Ketergantungan antar negara dalam bidang ekonomi dan perdagangan disebabkan oleh
tumbuhnya perdagangan internasional. Hal ini membuat perdagangan antar negara di dunia
semakin terbuka lebar.
Di era globalisasi saat ini, permasalahan yang sedang dihadapi oleh suatu negara dapat
menjadi permasalahan atau perhatian dari negara-negara lain di dunia. Misalnya, masalah
hak asasi manusia, kejahatan internasional, kesehatan, lingkungan dan sebagainya.
Tentu saja globalisasi tidak muncul secara tiba-tiba, tetapi ada penyebab atau kekuatan
pendorong yang pada akhirnya memungkinkan proses globalisasi ini. Faktor penyebab
adalah sebagai berikut.
Adanya perkembangan dalam hal teknologi, salah satunya berdampak pada kemudahan
transaksi dalam hal keuangan. Saat ini kita dimudahkan untuk dapat melakukan transaksi
tidak hanya di negara pengirim tetapi juga di negara lain. Selain itu, kita dapat dengan mudah
mengetahuinya hanya melalui internet berinteraksi dengan negara lain. Informasi apa pun
yang terkait dengan negara lain. Segala informasi yang berkaitan dengan Negara lain dengan
mudah dapat kita ketahui hanya melalui internet.
Dengan adanya kerjasama internasional ini, sangat mudah bagi suatu negara untuk
mengekspor atau mengimpor barang. Semakin terbuka pasar internasional, semakin mudah
suatu negara memenuhi kebutuhan dalam negeri dan menjual sumber daya alamnya sendiri.
c. Kemudahan Transportasi
d. Ekonomi Terbuka
Negara-negara di seluruh belahan dunia mulai membuka diri dalam hal ekonomi,
sehingga terjadi perdagangan global. Antamegara dengan mudah menjual sumber daya alam
untuk memenuhi kebutuhan negaranya.
Era globalisasi yang merupakan era tatanan global dalam kehidupan manusia telah
melibatkan seluruh umat manusia. Secara khusus gelombang globalisasi telah memasuki tiga
arena penting dalam kehidupan manusia, yaitu arena ekonomi, politik dan budaya. Jika
masyarakat atau bangsa tidak siap menghadapi tantangan global yang bersifat multidimensi
dan tidak dapat menangkap peluang, maka akan menjadi korban yang tenggelam di tengah
globalisasi.
Arus globalisasi yang tak terbendung telah memberikan pengaruh terhadap berbagai
aspek kehidupan. Pengaruh globalisasi dalam setiap aspek memiliki bentuk yang berbeda-
beda. Berikut bentuk-bentuk globalisasi dalam beberapa aspek kehidupan.
a. Globalisasi Ekonomi
Globalisasi ekonomi adalah suatu kegiatan ekonomi dan perdagangan di mana Negara
negara di seluruh dunia menjadi kekuatan pasar yang integral sehingga batas-batas wilayah
suatu negara seolah-olah tidak ada lagi. Akibat dari globalisasi ekonomi adalah sebagai
berikut:
1) Penghapusan semua pembatasan dan hambatan terhadap modal, barang dan jasa.
2) Persaingan semakin ketat karena barang modal dan jasa dari luar negeri dapat dengan
mudah masuk ke suatu negara.
3) Membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional yang
kompetitif.
4) Membuka peluang produk dunia di pasar domestik .
Menurut Tanri Abong. Pertaruhan nyata dari globalisasi ekonomi berbentuk bentuk-
bentuk berikut:
a) Globalisasi Produksi
Untuk menekan biaya, sebuah perusahaan induk melakukan produksi di beberapa
negara. Hal ini dilakukan karena beberapa faktor, misalnya upah pekerja di negara
berbiaya rendah, atau rendahnya bea masuk. Bisa juga karena infrastruktur yang tersedia
di suatu negara lebih memadai sehingga bisnis yang dimiliki suatu negara sangat
kondusif. Setan adalah contoh perusahaan yang sering terlibat dalam produksi global
adalah perusahaan manufaktur.
b) Globalisasi Pembiayaan
Perusahaan global tiba-tiba memiliki akses pembiayaan, seperti melakukan pinjaman
atau berinvestasi di semua negara di dunia, investasi dapat dilakukan secara langsung
atau melalui portofolio pribadi. Misalnya, PT Telkom dalam memperluas unit saluran
telepon. Contoh lainnya adalah PT Jasa Marg melakukan pembiayaan dengan bud-
operate-transfer (BOT) dengan mitra bisnis asing dalam upaya memperluas jaringan jalan
tol.
c) Globalisasi Tenaga Kerja
Contoh globalisasi tenaga kerja adalah adanya tenaga kerja asing di suatu negara.
Perusahaan akan menggunakan pekerja dari seluruh dunia sesuai dengan levelnya.
Penggunaan pembunuhan dengan kekerasan di negara berkembang atau staf profesional
dari tenaga kerja yang berpengalaman adalah contoh nyata yang dapat dilihat .
d) Globalisasi Jaringan Informasi
Dengan berbagai kemajuan teknologi, kini informasi di seluruh dunia dapat diterima
dengan lebih cepat dan akurat. Fasilitas informasi seperti radio, televisi, dan internet
dapat dengan mudah diakses oleh seluruh masyarakat di dunia. Dengan jaringan
informasi yang mudah akan memudahkan brand-brand ternama untuk memasarkan
produknya ke seluruh dunia. Misalnya, merek terkenal Guodi, Louis Vuitton, pizzeria,
atau restoran cepat saji sudah ada di pasar dunia. Hal ini membuat selera masyarakat baik
di pusat kota maupun di daerah berubah menjadi selera global.
e) Globalisasi Perdagangan
Dengan adanya penyeragaman dan pengurangan tarif serta penghapusan hambatan
non tarif, maka dapat dikatakan globalisasi telah terjadi di bidang perdagangan. Hal inilah
yang membuat perdagangan dunia semakin cepat dan adil. Sebagai negara peserta, ada
empat sektor di Indonesia yang mengalami dampak globalisasi ekonomi. Sektor ekspor,
impor, investasi, dan tenaga kerja merupakan sektor yang paling terkena dampak
globalisasi ekonomi.
b. Politik Globalisasi
Dalam bidang ekonomi ternyata mempengaruhi bidang politik. Dampak globalisasi
dalam bidang politik seringkali dikaitkan dengan kebebasan dalam berpolitik. Hal ini
berdampak positif bahwa suatu negara dapat membentuk suatu sistem politik. Suatu
negara bebas memilih sistem politik yang akan dijalankan dan dilaksanakan, misalnya
Indonesia yang menganut sistem politik dalam negeri yang demokratis dan politik luar
negeri yang bebas aktif.
Hubungan diplomatik dengan negara lain dapat dikatakan sebagai kerja sama antar
negara dalam bidang ekonomi, politik, budaya, dan bidang lain yang bermanfaat bagi
suatu negara. Hubungan diplomatik juga meningkat karena arus globalisasi di bidang
politik, karena globalisasi memfasilitasi kerjasama internasional antar negara.
Memang, dampak positif globalisasi terhadap politik dalam negeri dapat membentuk
demokrasi yang memberikan kebebasan. Namun kebebasan tersebut dapat
disalahgunakan sehingga dapat memicu masuknya ideologi asing ke dalam suatu negara
yang basisnya tidak sesuai dengan negara tersebut. Hal ini bisa menjadi masalah besar,
karena dapat menimbulkan konflik yang menimbulkan kekacauan dan menghancurkan
suatu negara.Tuntutan globalisasi ekonomi perdagangan yang menghendaki pertukaran
barang. jasa, dan investasi secara bebas tanpa hambatan berarti kebijaksanaan politik
negara negara di dunia harus mengakomodasi tuntutan itu .Akibatnya, pemerintah suatu
negara harus menyesuaikan kebijaksanaan politik negaranya dengan arus ekonomi
perdagangan global, yang terkadang kebijaksanaan politik itu diambil secara paksa, Jika
tidak demikian kepentingan negara tersebut akan terancam.
Setelah adanya globalisasi pemerintahan, setiap negara di dunia yang berdaulat dalam
mengatur dirinya sendiri semakin berkurang. Hal ini dikarenakan adanya aturan aturan
baru yang telah disepakati bersama dengan lembaga-lembaga global misalnya PBB, PBB
merupakan organisasi yang dikuti hamper seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia
Setiap negara mengirimkan perwakilan ke markas PBB dengan tujuan untuk menjaga
perdamaian dunia dan perbaikan kemanusiaan.
a. Globalisasi Kebudayaan
Dalam bidang kebudayaan, globalisasi mempengaruhi nilai-nilai yang ada di
masyarakat. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memerlukan penyesuaian
tata nilai dan perilaku Perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi
pada awal abad ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui
media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa
Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antar bangsa lebih mudah dilakukan. Hal
ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.
Ciri berkembangnya globalisasi dalam bidang kebudayaan sebagai berikut :
● Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional
● Penyeberan prinsip multikebudayaan dan kemudahan akses suatu individu
terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
● Berkembangnya mode berskala besar, seperti pakaian, film, dan lain-lain.
● Berkembangnya turis mancanegara dan pariwisata .
● Semakin banyaknya imigrasi dan suatu negara ke negara lain.
● Bertambah banyaknya event-event berskala global
Berkembangnya globalisasi di lingkungan masyarakat memiliki dampak dalam
kebudayaan. Hal ini dibuktikan dengan masuknya budaya budaya asing ke Indonesia.
Beberapa kebudayaan inilah yang berdampak kepada kebudayaan di tanah air.
Sebagai contoh, masuknya lagu dari boyband dan giriband Korea Selatan membuat
para remaja sangat mengidolakan mereka. Selain lagu, budaya Korea seperti makanan
pun juga tak luput dari perhatian masyarakat Terbukti dengan mulai menjamumya
restoran-restoran yang menyajikan makanan khas negeri ginseng tersebut. Bahkan
beberapa remaja juga menyisipkan bahasa Korea dalam berkomunikasi. Hal ini jika
dibiarkan terus-menerus jelas akan melunturkan bahasa Indonesia.
Contoh lainnya adalah masuknya budaya budaya negara Barat yang cenderung
terbuka dan bebas sangat berbanding terbalk dengan kebudayaan Indonesia yang
cenderung ketimuran .dapat mempertahankan kebudayaan dalam perkembangan
globalisasi? Hal yang dapat dilakukan masyarakat Indonesia dalam mempertahankan
dan mengembangkan kebudayaan dengan melestarikan kembali kebudayaan yang
hampir punah, menyelenggarakan pentas kebudayaan ke dalam maupun ke luar
negeri, mengenalkan kebudayaan sejak dini kepada generasi muda, dan masih banyak
lagi Namun, di sini yang perlu digaris bawahi adalah kita sebagai masyarakat yang
cerdas sangat perlu untuk memfilter kebudayaan-kebudayaan yang masuk ke
Indonesia Dengan demikian kebudayaan di Indonesia akan terus terjaga.
1. Tipe Komunitas
a. Komunitas Sosial & Pedesaan
Masyarakat desa adalah kumpulan orang dalam jumlah besar (2500 orang) dan
membentuk kelompok sosial yang bekerja sama untuk mencapai kepentingan bersama atau
menguasai, menempati suatu wilayah dalam waktu yang lama (dengan mata pencaharian
utama bertani) dan oleh karena itu membuat suatu hidup. suatu budaya (adat, norma, dan
nilai yang dijadikan landasan bersama, sehingga membentuk suatu sistem sosial yang dapat
memenuhi kebutuhannya sendiri, baik kebutuhan untuk mengatur diri sendiri, produk sendiri
maupun ciptaan sendiri).
Philips Pup berpendapat bahwa secara sosiologis, desa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Afektifitas berkaitan dengan perasaan kasih sayang, cinta, kesetiaan, dan keintiman.
Hal itu terwujud dalam sikap dan tindakan menolong, mengungkapkan rasa simpati
atas musibah yang menimpa orang lain dan membantu mereka tanpa pamrih.
2) Orientasi kolektif dari sifat-sifat tersebut merupakan konsekuensi dari afektifitas,
yaitu peduli terhadap warga desa kebersamaan, tidak suka menonjol, tidak suka orang
yang berbeda pendapat, intinya semua harus menunjukkan keseragaman atau
persamaan.
3) Partikularisme pada dasarnya adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan
aplikasi tertentu untuk tempat atau daerah tertentu. Perasaan subjektif, perasaan
kebersamaan sejati yang hanya berlaku pada kelompok tertentu.
4) Skripsi, yang berkaitan dengan sifat atau sifat khusus yang diperoleh bukan karena
usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah menjadi
kebiasaan atau diturunkan dari generasi ke generasi.
5) Diffuseness Sesuatu yang tidak jelas, terutama dalam hubungan pribadi tanpa
penegasan eksplisit Penduduk desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk
menunjukkan sesuatu. Dari pidato ini (pendapat Talcott Parson) terlihat di desa-desa
yang masyarakatnya masih murni tanpa pengaruh dari luar.
b. Komunitas Perkotaan
Menurut Wight, kota merupakan pemukiman yang relatif besar, padat, dan permanen,
serta dihuni oleh orang-orang dengan status sosial Masyarakat perkotaan merupakan
kebalikan dari masyarakat pedesaan. Berdasarkan pengertian tersebut, tampak bahwa
beberapa aspek yang menjadi ciri kehidupan masyarakat perkotaan yang heterogen.
Akibatnya, hubungan sosial menjadi longgar, acuh tak acuh, dan impersonal.
1) Suatu tempat disebut kota apabila penduduk atau masyarakatnya dapat memenuhi
sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal.
2) Masyarakat tutur berada pada suatu kebutuhan yang penting, yaitu ekonomi dan
pemerintahan. Tempat-tempat tersebut menjamin kelancaran transportasi,
komunikasi, dan informasi, misalnya di sepanjang jalan raya, di pesisir pantai, dan di
sekitar sungai-sungai besar.
3) Struktur kehidupan kota yang meliputi keragaman penduduk, ras, suku, dan budaya.
4) Kota merupakan kumpulan kelompok sekunder, seperti asosiasi pendidikan, partai
politik, pemerintah, ekonomi.
5) Pergaulan hidup penduduk kota bersifat individualisme, setiap orang tidak bergantung
pada orang lain. Akibatnya individu tidak saling mengenal, hubungan personal
berubah menjadi hubungan kontraktual, komunikasi dilakukan melalui media
komunikasi massa, seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, telepon, dan
sebagainya.
c. Komunitas Religius
Komunitas religius adalah bentuk kehidupan bersama yang didasarkan pada motif
keagamaan. Setiap aspek kehidupan didasarkan pada nilai-nilai yang bersumber dari ajaran
agama.
1) Sikap dan perilaku yang diwujudkan dalam tindakan dan interaksi sosial selalu
memperhatikan norma-norma yang sesuai dengan agama yang dianutnya.
2) Lambang-lambang yang dipakai pada pakaian, tempat ibadah dan benda-benda
lainnya termasuk dalam ajaran agamanya.
3) Menciptakan keseimbangan antara kepentingan dunia dan kepentingan akhirat.
4) Berdomisili di lingkungan tempat ibadah atau tempat belajar ilmu agama.
d. Komunitas Ekonomi
Komunitas ekonomi adalah suatu bentuk kehidupan bersama yang sebagian besar
kegiatan penduduknya berorientasi pada ekonomi. Misalnya masyarakat Cibaduyut di Kota
Bandung, hampir semua anggota masyarakatnya berprofesi sebagai pengrajin sepatu (home
industry). Konsep kelompok memiliki berbagai pengertian.
Globalisasi di Indonesia saat ini berdampak pada masyarakat lokal. Dengan adanya
globalisasi ada orang yang telah terjadi bahwa globalisasi dapat menghancurkan komunitas
lokal yang ada sebelumnya. Namun, pada kenyataannya globalisasi tidak merusak
masyarakat lokal melainkan sebagai pembentuk masyarakat lokal. Hal ini dikarenakan
globalisasi memudahkan manusia dalam melakukan sesuatu, salah satunya adalah
berkomunikasi. Semakin mudah berkomunikasi akan mempengaruhi dan membentuk
komunitas lokal di sekitar kita, karena kita dapat berinteraksi dengan orang-orang dari
budaya yang berbeda. Dari berinteraksi dengan orang-orang dari budaya yang berbeda akan
menambah wawasan dan pengetahuan. Dengan bertambahnya ilmu dan pengetahuan maka
akan tercipta sekelompok orang yang menyukai sesuatu yang diketahui.
1. Tidak ada alternatif untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan keluarga,
karena mereka kehilangan kesempatan untuk mengakses sistem pelayanan sosial
dasar. Hal ini terjadi karena adanya ketimpangan sosial antara masyarakat lokal
dengan elit penguasaan.
2. Keterbatasan tenaga kerja dan produktivitas ekonomi yang membuat mereka dalam
keadaan tingkat subsisten (hanya mampu memenuhi kebutuhan pokok).
3. Tujuan kolektif tidak lagi dapat ditetapkan dan dicapai, meskipun masih ada dalam
bentuk komunal.
4. Semakin lama masyarakat cenderung menyerah pada perubahan dan kemajuan di
lingkungan sekitarnya.
Berbagai Masalah Sosial Akibat Perubahan Sosial di Tingkat Lokal Dampak positif
globalisasi antara lain akan membawa perubahan masyarakat menjadi lebih dinamis dan
integratif, sedangkan dampak negatifnya akan menimbulkan berbagai masalah sosial
sebagai berikut. Budaya populer adalah totalitas ide, perspektif, perilaku, meme, gambar,
dan fenomena lain yang dipilih oleh konsensus informal dalam arus utama suatu budaya,
terutama oleh budaya Barat pada awal hingga pertengahan abad ke-20 dan arus utama
global yang muncul di akhir abad ke-20. 20 dan awal abad 21. Budaya populer adalah
seperangkat alat hiburan dan merupakan produk yang diperjualbelikan untuk kepentingan
materi dengan tujuan mencari keuntungan, meskipun terkadang di sisi lain budaya
populer diciptakan untuk tujuan lain, seperti kepentingan menciptakan jenis budaya
politik. . Hal ini memberikan fakta bahwa budaya populer terkait dengan banyak aspek,
seperti konsumsi, fashion, politik, dan lain-lain.
1. Budaya Populer
Budaya populer adalah budaya yang sengaja diproduksi oleh media massa, yang
kemudian media massa menyampaikan segala sesuatu yang berkaitan dengan munculnya
budaya untuk disesuaikan dengan kondisi dan situasi, sehingga kemudian dapat
dikonsumsi oleh masyarakat. Berbicara tentang budaya pop tentu tidak lepas dari peran
media. Makna media sosial berperan sebagai pembawa budaya pop kepada masyarakat
luas. Media telah menghasilkan berbagai jenis produk budaya populer yang dipengaruhi
oleh budaya asing dan hasilnya telah disebarluaskan melalui jaringan global sehingga
masyarakat secara sadar atau tidak sadar telah menyerapnya sebagai budaya yang
berkembang.
Salah satu contoh budaya populer adalah berbelanja atau seringkal distilahkan dengan
shoping, merupakan aktivitas pengisi waktu luang yang paling populer bagi masyarak
modem Sehingga tak heran sering dengan perkembangan zaman, kian menjamur banyak
mal-mal, restoran atau foodcourt bioskop, tempat-tempat hiburan, butik, dan sebagainya
Dengan kegiatan ahoping sebagai salah satu contoh budaya populer yang berkembang di
masyarakat, menjadikan mall atau tempat berbelanja sebagai ruang publik. Dalam hal ini
keberadaan ruang publik menjadi media sekumpulan orang untuk berkumpul di pusat
perbelanjaan tidak melulu harus berbelanja atau membeli sesuatu melainkan banyak
dijumpai masyarakat hanya melihat that atau sekadar jalan-jalan aupun mencari hiburan.
2. Konsumerisme
Budaya populer juga berkaitan erat dengan budaya konsumerisme, yaitu sebuah
masyarakat yang senantiasa merasa kurang dan tidak puas secara terus-menerus, sebuah
masyarakat konsumtif dan konsumerisme, yang membeli bukan berdasarkan kebutuhan,
namun keinginan. Semua yang kita miliki hanya membuat kita semakin banyak
"membutuhkan dan semakin banyak yang kita miliki semakin banyak kebutuhan kita
untuk melindungi apa yang sudah kita miliki Misalnya, komputer membutuhkan
perangkat lunak, yang membutuhkan kapasitas memori yang lebih besar, yang
membutuhkan flashdisk dan hal-hal lain yang tidak berhenti berkembang . Ketika kita
sudah memiliki memori yang besar, kita ingin memori yang lebih besar lagi supaya
komputer kita dapat bekerja lebih cepat. Barang-barang tersebut memperbudak manusia
sepanjang hidupnya agar mendapatkannya .
3. Neokolonialisme
Neokolonialisme adalah bentuk penguasaan suatu negara terhadap negara lain yang
dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan cara yang halus. Bidang yang
dijajah mencakup beberapa bidang yang penting bagi suatu negara, Bidang yang menjadi
sasaran utama ialah politik dan ekonomi, kemudian akan masuk dalam bidang sosial,
militer, dan teknologi.
4. Kriminalitas/Kejahatan
5. Urbanisasi
Modernisasi dan globalisasi melahirkan industrialisasi dalam aspek yang lebih maju
hal inilah yang mendorong terjadinya urbanisasi.Urbanisasi adalah proses terjadinya
perpindahan penduduk dan desa ke kota untuk mengubah hidupnya jadi lebih baik dan
lebih modern.
a. Pluralitas masyarakat Indonesia tidak hanya berkaitan dengan budaya, tetapi juga
dimensi sosial, politik dan ekonomi masyarakat sehingga proses globalisasi
informasi membawa dampak yang sangat kompleks.
b. Timbulnya krisis moneter yang kemudian berkembang menjadi krisis
multidimensi
c. Menutup kemungkinan timbul kehidupan sosial budaya dalam kondisi persaingan
yang sangat tajam, rasa solidaritas semakin menipis, manusia seolah tidak begitu
peduli lagi dengan kehidupan orang lain. Bangsa Indonesia menjadi masyarakat
yang mementingkan diri sendiri, egoisme semakin menonjol, yang mewarnai
kehidupan masyarakat .
7. Kerusakan Lingkungan
Pada umumnya kerusakan lingkungan terjadi secara alami ataupun akibat campur
tangan manusia. Kemajuan teknologi dan kompleksitas kebutuhan manusia mendorong
meningkatnya penggunaan sumber daya alam.
8. Anomie
Anomie, yatu keadaan di mana seseorang sudah tidak mempunyai pegangan apapuna
dalam menjalani kehidupan. Nilai-nilai yang ada sudah mulai luntur bahkan hilang sama
sekali, Sebagai contoh, maraknya pornografi dan pornoaksi serta munculnya berbagai
kasusa bunuh diri pada anak dan remaja akhir-akhir ini.
9. Cultural Shock
Culture shock atau kegoncangan budaya, yaitu keadaan di mana seseorang atau
masyarakat tidak siap menerima kebudayaan baru yang sifatnya asing yang tiba-tiba
datang .
Seiring berjalannya waktu, zaman semakin maju dan kini tibalah zaman yang
biasa disebut era globalisasi atau ada yang mengatakan era modern. Oleh karena itu,
sangat diperlukan kesadaran generasi muda untuk menggalakkan kembali budaya-
budaya lokal agar kembali eksis di masyarakat.
3. Kesenjangan Ekonomi
KETIMPANGAN SOSIAL
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang datang dari dalam diri sendiri yang memiliki dampak
sangat besar bagi perjalanan hidup seseorang, Beberapa faktor internal ini adalah tingkat
pendidikan yang rendah serta tidak adanya kemampuan dan keterampilan yang dimiliki
untuk bersaing dalam mendapatkan pekerjaan yang lebih baik untuk meningkatkan nilai
kesejahteraannya sendiri. Itulah kenapa meningkatkan taraf pendidikan dan keterampilan
seseorang masih dianggap cara terbaik dalam upaya untuk mengatasi ketimpangan sosial.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor ketimpangan sosial yang berasal dari luar diri
seseorang, yaitu berupa lingkungan hidup Lingkungan hidup adalah satu hal yang sangat
berpengaruh terhadap perkembangan seseorang yang jika lingkungannya tidak mendukung,
kesejahteraan pun akan sulit didapatkan. Salah satu contoh ketimpangan sosial yang berasal
dari faktor eksternal ini berawal dan kebijakan atau birokrasi pemerintah yang terlalu
berbelit-belit hingga akhirnya menyebabkan kemiskinan yang terstruktur Selain dua faktor di
atas, ketimpangan sosial juga dapat terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor berikut
ini.
a. Kondisi Ekonomi
Faktor ekonomi sendiri dianggap menjadi faktor utama munculnya ketimpangan sosial di
masyarakat. Penyebab utama ketimpangan sosial adalah pembangunan ekonomi yang tidak
merata Ketidakmerataan pembangunan dapat merugikan masyarakat yang tidak memiliki
banyak modal dan aset Daerah atau sekelompok orang yang memiliki sumber daya dan
faktor produksi terutama modal, akan punya banyak pendapatan.
b. Kondisi Pendidikan
c. Kondisi Demografi
Demografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya Kondisi demografis antara masyarakat yang satu
dengan yang lainnya memiliki perbedaan Letak perbedaan tersebut dapat dilihat dari
beberapa hal sebagai berikut.
1) Persebaran penduduk Merupakan bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau
daerah. Adanya persebaran penduduk yang tidak merata menimbulkan pembangunan
yang hanya terpusat pada satu daerah. Hal ini akan menimbulkan kemiskinan bagi
penduduk yang tidak dapat bersaing dengan perkembangan pembangunan daerah.
2) Jumlah penduduk. Jumlah penduduk yang besar tidak sebanding dengan fasilitas yang
ada, misinya lapangan pekerjaan, pelayanan umum, akan menyebabkan banyak
masyarakat memiliki tingkat kesejahteraan yang kurang.
3) Komposisi penduduk. Yaitu komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.
Misalnya, dalam suatu daerah terdapat penduduk dengan umur 35 tahun di atas lebih
banyak, daerah tersebut dapat disimpulkan memiliki angka kelahiran rendah dan
angka kematian tinggi. Hal ini mempengaruhi pertumbuhan penduduk tersebut.
adanya ketidakseimbangan tersebut dapat mempengaruhi keadaan sosial ekonomi.
d. Perbedaan Kelas Sosial Masyarakat
Perbedaan ini terjadi karena adanya pelapisan atau stratifikasi sosial yang terbentuk
berdasarkan kualitas pribadi, entah tu kesehatan, pendidikan, atau pun kekayaan
Ketimpangan sosial ini merupakan ketimpangan yang sering terjadi di lingkungan
masyarakat. Ketimpangan ini bisa dilihat adanya perbedaan kelas sosial antara orang
kaya dengan orang miskin, penguasaan dengan rakyat, atau sarjana dengan lulusan SD.
e. Kondisi Kesehatan
Salah satu kondisi kesehatan yang menyebabkan ketimpangan sosial adalah fasilitas
kesehatan yang tidak merata Akibatnya, kualitas kesehatan masyarakat menjadi berbeda-
beda Kualitas kesehatan masyarakat yang mendapat fasilitas kesehatan yang baik akan
mengalami kondisi kesehatan yang jauh lebih baik ketimbang masyarakat yang mendapat
fasátas kesehatan buruk. Padahal, kondisi kesehatan amat penting bagi peningkatan
kualitas setiap individu masyarakat.
f. Letak Geografis
1. Teori Kolonialisme.
Dimulai di Inggris sekitar tahun 1750 ketika industrialisasi menyebar di seluruh Eropa Barat.
Teori ini merujuk pada satu negara yang menjadikan banyak wilayah sebagai koloninya, yang
diawali oleh negara industri (negara kapitalis). Menurut Horrison, mereka menananamkan
sebagian keuntungannya ke dalam persenjataan yang tangguh dan kapal cepat, kemudian
digunakan untuk menyerbu negara yang lemah untuk dijadikan koloninya. Setelah bangsa yang
lemah takluk, mereka akan meninggalkan kekuatan pengendali untuk mengeksploitasi tenaga
kerja dan sumber daya bangsa tersebut.
Teori sistem dunia muncul sebagai kritik atas teori modernisasi dan teori dependensi. Immanuel
Wallerstein memandang bahwa dunia adalah sebuah sistem kapitalis yang mencakup seluruh
Negara di dunia tanpa kecuali. Sehingga, integrasi yang terjadi lebih banyak dikarenakan pasar
(ekonomi) daripada kepentingan politik. Dimana ada dua atau lebih Negara interdependensi yang
saling bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan seperti food, fuel, and protection. Juga, terdapat
satu atau dua persaingan politik untuk mendominasi yang dilakukan untuk menghindari hanya
ada satu Negara sentral yang muncul ke permukaan selamanya. Teori ini membagi dunia secara
geografis menjadi tiga kelompok.
1. Pertama adalah kategori Inti (Kelompok Pusat) dimana terdapat pusat-pusat
kekuasaan, kekayaan industri, dan pusat pengaruh politik dunia. Negara-negara ini secara
kuat mempengaruhi dan memaksakan aturan-aturan tatanan dunia. Negara- negar yang
masuk ke dalam kategori ini antara lain Amerika Utara, Eropa Barat dan Jepang.
2. Kedua adalah Semi Periperi (Kelompok Antara) dimana merupakan percampuran
antara sifat-sifat dari negara-negara inti seperti perindustrian, kekuatan ekspor,
kesejahteraan dan sifat kategori Periperi seperti kemiskinan, kerentanan terhadap
pengaruh keputusan asing, kepercayaan pada produk pokok. Dalam kelompok ini adalah
kelompok yang paling penuh pergolakan dimana anggotanya paling sering mengalami
naik-turun dalam hirarki dunia.Negara- negar yang masuk ke dalam kategori ini antara
lain Asia Timur, Amerika Latin, negara pecahan Uni Soviet.
3. Ketiga adalah Periperi (Kelompok Pinggiran) yang merupakan negara-negara yang
terbelakang dalam sistem dunia. Kelompok ini hanya menyediakan bahan baku mentah
bagi industri maju. Kelompok ini hidup dalam situasi kehidupan yang menyedihkan,
kemiskinan dan prospek pembangunan masa depan yang suram. Negara- negara yang
masuk ke dalam kategori ini antara lain mayoritas negara-negara di Afrika.
Keterbelakangan sebagai akibat suatu sistem kapitalis internasional yang dominan (perusahaan-
perusahaan multinasional) dan bersekutu dengan elite lokal di dunia ketiga yang menggunakan
kelebihan dan keistimewaan untuk mempertahankan kedudukan mereka. Dunia ketiga adalah
negara yang tidak masuk dunia pertama (negara kapitalis) dan dunia kedua (negara komunis).
Dunia ketiga tidak dapat mengadakan industrialisasi dan pembangunan ekonomi selama masih
dalam cengkeraman suatu sistem internasional yang diskriminatif.
4. Pendekatan Struktural
Memandang bahwa kemiskinan dan kebergantungan dunia ketiga tidak disebabkan oleh
keputusan kebijakan yang sengaja dibuat Amerika, Inggris, atau Moskow.
Namun,kebergantungan berasal dari struktur sistem internasional yang konstruksinya dibuat
sedemikian rupa sehingga bangsa-bangsa pengekspor bahan mentah kehilangan bagiannya dari
keuntungan produksi.
5. Teori Raul Prebisch, sistem perdagangan bebas mmerugikan negar-negara pengekspor
bahan mentah (negara periferi) dan menguntungkan negara-negara industri kaya yang
mengekspor hasil industri (negara-negara pusat)
6. Teori Fungsional.
Ketidaksetaraan tidak bisa dihindari dan memainkan fungsi penting dalam masyarakat. Menurut
Kingsley Davis dan Wilbert Moore, penyebab ketidaksetaraan dan stratifikasi masyarakat adalah
Untuk memotivasi orang yang lebih berkualifikasi agar mengisi posisi-posisi ini, masyarakat
harus menawarkan imbalan lebih besar.
7. Teori Konflik.
Ketimpangan sebagai akibat dari kelompok dengan kekuatan (power) mendominasi kelompok
yang kurang kuat. Kesenjangan sosial mencegah dan mneghambat kemajuan masyarakat karena
mereka yang berkuasa akan menindas orang-orang tak berdaya untuk mempertahankan status
quo.
Menurut Andrinof Chaniago, paling tidak terdapat enam ketimpangan yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat.
Selain bentuk ketimpangan di atas masih ada beberapa bentuk ketimpangan lainnya.
impangan sosial juga terjadi dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat Berikut ini
Ketimpangan beberapa bentuk ketimpangan sosial dalam berbagai bidang kehidupan.
Beberapa bentuk ketimpangan sosial tersebut dapat dibedakan menjadi ketimpangan
sosial-ekonomi dan ketimpangan sosial non ekonomi.
a. Ketimpangan Sosial-Ekonomi
Bentuk ketimpangan sosial yang tergolong dalam ketimpangan sosial ekonomi
merupakan ketimpangan yang muncul karena terpengaruh secara langsung ekonomi. Adapun
berbagai ketimpangan tersebut sebagai berikut.
1) Ketimpangan pembangunan Proses pembangunan yang belum merata dan hanya berpusat
di daerah tertentu dapat yang dipengaruhi kebijakan pemerintah merupakan disebut
ketimpangan pembangunan. Ketimpangan pembangunan di Indonesia tampak pada
pembangunan di daerah pedesaan dan perkotaan antara Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa,
serta antara pusat-pusat pertumbuhan dengan kawasan perbatasan.
a) Ketimpangan desa dan kota Desa merupakan bagian dari suatu negara yang wajib
menerima bentuk-bentuk pembangunan, baik pembangunan masyarakat (community
development) maupun sarana dan prasarana dasar. Akan tetapi, pada kenyataannya
bentuk-bentuk pembangunan lebih menitikberatkan pada wilayah perkotaan.
Akibatnya, terjadi ketimpangan pembangunan antara desa dan kota. Ketimpangan
pembangunan tersebut ditunjukkan oleh rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat
desa, tertinggalnya pembangunan kawasan pedesaan dibanding perkotaan, dan
tingginya ketergantungan kawasan perdesaan terhadap kawasan perkotaan. Kondisi
ini disebabkan oleh minimnya akses pada permodalan, lapangan kerja, informasi,
teknologi pendukung, dan pemasaran hasil-hasil produksi di pedesaan.
b) Ketimpangan antara Pulau Jawa dan Luar Jawa Masuknya berbagai investasi sebagai
dampak globalisasi dapat menimbulkan ketimpangan pembangunan. Pada
kenyataannya, investasi sebagian besar masih berada di Pulau Jawa. Kondisi ini
disebabkan Pulau Jawa dinilai lebih menguntungkan bagi para investor untuk
menanamkan modal. Bentuk kesenjangan pembangunan antara Pulau Jawa dan luar
Pulau Jawa antara lain tampak pada bidang industri, perdagangan dan jasa,
infrastruktur, irigasi, listrik, pendidikan, bahkan sektor pertanian. Selain hal tersebut,
terdapat beberapa faktor lain yang turut menyebabkan proses pembangunan daerah
menjadi tersendat sebagai berikut.
1) Terbatasnya akses transportasi yang menghubungkan wilayah tertinggal dan
wilayah yang relatif lebih maju.
2) Kepadatan penduduk yang relatif rendah dan tersebar.
3) Kandungan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang rendah.
4) Sebelum diprioritaskannya pembangunan di wilayah tertinggal oleh pemerintah
daerah.
5) Belum optimálnya dukungan sektor terkait untuk pengembangan wilayah.
b. Ketimpangan sosial antara kelompok masyarakat kaya dan masyrakat miskin
Ketimpangan sosial antara masyarakat kaya dan masyarakat miskin dapat Anda. Lihatt
secara fisik. Hal tersebut terjadi karena sedikit banyak mendapat pengaruh dari globalisasi.
Pada dasarnya globalisasi menimbulkan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Globalisasi mendorong integrasi ekonomi di seluruh dunia dan pertumbuhan ekonomi
signifikan. Pengintegrasian ekonomi internasional mendorong negara maju menanamkan
investasi ke negara berkembang dan pada akhirnya akan mensejahterakan negara
berkembang. Kenyataannya, globalisasi tidak benar-benar mampu menyelesaikan masalah
kemiskinan karena industri kecil kalah bersaing dengan industri besar milik negara maju.
Akibatnya, perputaran modal hanya terjadi dalam masyarakat kaya, sementara kaum miskin
tidak mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu, sukses globalisasi belum mampu menyentuh
hingga ke pemerataan ekonomi. Akibatnya, ketimpangan sosial antara kelompok masyarakat
kaya dan masyarakat miskin semakin meningkat.
c. Ketimpangan antara pemilik modal dan buruh
Globalisasi berperan besar terhadap terjadinya ketimpangan antara pemilik modal dan
kaum bunuh di Indonesia Adanya pengaruh globalisasi di Indonesia mengakibatkan banyak
investor asing masuk untuk menanamkan modal Selain itu banyak perusahaan luar negeri
yang membuka cabang di Indonesia. Keberadaan perusahaan-perusahaan asing melibatkan
banyak tenaga kerja indonesia sehingga dapat menekan jumlah pengangguran. Akan tetapi,
salah satu tujuan perusahaan-perusahaan transnasional menjalankan usahanya di negara.
berkembang karena melimpahnya jumlah tenaga kerja yang bersedia dibayar murah. Oleh
karena itu, mereka mampu menekan biaya produksi untuk mendapatkan keuntungan besar.
Tidak diperhatikannya upah buruh ini, memunculkan ketimpangan dalam masyarakat
Meskipun buruh mendapat upah dan kadang harus bekerja lembur untuk memenuhi target
produksi, kecilnya upah yang diterima sulit meningkatkan taraf hidup mereka Realitas ini
berbanding terbalik dengan para pemilik perusahaan dan pemegang saham. Setiap keuntungan
perusahaan dan naiknya permintaan pasar, semakin bertambah pula kekayaan yang mereka
miliki
Bentuk ketimpangan sosial yang tergolong dalam ketimpangan sosial non ekonomi
merupakan ketimpangan yang tidak terpengaruh secara langsung oleh faktor ekonomi
1) Ketimpangan pendidikan
Ketimpangan sosial terbagi dalam beberapa bidang salah satunya ketimpangan di bidang
pendidikan Karena pendidikan merupakan keharusan mutlak bagi manusia, maka perlu
disadari semua pihak siapa sesungguhnya yang harus bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan pendidikan. Ketimpangan pendidikan sangat terlihat perbedaannya di desa
dan di kota, Pendidikan di kota memang sangat berbeda dibandingkan dengan di desa, di
mana kota banyaknya terdapat informasi yang ada, dan juga adanya internet yang mendunia
saat ini. Sedangkan di desa tidak seperti itu bahkan sebaliknya. Di desa mempunyai
komitmen untuk memperoleh pendidikan meskipun mereka jarang memperoleh informasi
tentang kejadian yang ada pada saat ini. Adapun bentuk-bentuk ketimpangan pendidikan
sebagai berikut.
a) Sarana dan prasarana pendidikan belum merata di seluruh wilayah Indonesia sebagian
besar wilayah di perkotaan memiliki gedung sekolah yang bersih dan kukuh serta
memiliki fasilitas yang memadai. Hal tersebut berbeda dengan kondisi sekolah yang
ada di pelosok daerah di mana fasilitas pendidikannya masih sangat minim.
b) Dilihat dan keterjangkauan akses pendidikan. Adanya globalisasi mendorong terjadi
peningkatan mutu dan standar pendidikan Peningkatan tersebut berdampak pada
biaya untuk mengakses pendidikan. Kondisi ini menyebabkan masyarakat miskin
semakin sulit mengakses dan mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.
c) Dilihat dari tujuan pokoknya, globalisasi mendorong pendidikan untuk menyesuaikan
standar internasional, misalnya penggunaan bahasa asing dalam setiap kegiatan
pembelajaran Banyak lembaga pendidikan disyaratkan menerapkan penggunaan
bahasa asing, tetapi realitanya terkendala pada keterbatasan tenaga pengajar, sarana
dan prasarana.
2) Ketimpangan antara budaya global dan budaya lokal
Masuknya budaya asing ke suatu negara merupakan sesuatu yang wajar seca akibat
globalisasi dan modernisasi. Hanya saja, fakta tentang semakin budaya luar (budaya global)
dibanding budaya lokal sudah merajalela masyarakat, terutama pada kaum remaja. Hal
tersebut menyebabkan budaya lokal yang beraneka ragam miliki bangsa Indonesia terancam
punah. Selain pengaruh globalisasi, lunturnya kebudayaan lokal juga dipengaruhi berbagai
faktor, baik dari dalam masyarakat maupun pemerintah sebagai berikut.
a) Keengganan generasi muda mempelajari budaya daerah dan kurangnya sosial budaya
daerah oleh generasi tua
b) Adanya perasaan gengsi ketika menggunakan hasil budaya local
c) Pemerintah daerah kurang mengupayakan pelestarian budaya.
d) Sedikitnya pengetahuan yang dimiliki generasi muda terhadap kebudayaan local
e) Menggejalanya sikap individualisme menimbulkan sikap ketidakpedulian
3) Ketimpangan Sosial di Bidang Kesehatan
Kesehatan adalah hal yang berikatan erat dengan kehidupan manusia. Dalam keseharian,
ada banyak faktor sosial yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia Faktor-faktor
tersebut dapat berkontribusi dalam terjadinya ketidakseimbangan ata ketimpangan kesehatan
di antara kelompok sosial. Faktor-faktor sosial yang berpengant dalam kesehatan ini disebut
dengan istilah sosial determinants of health (SDH). Menurut WHO, social determinants of
health adalah kondisi sosial yang mempengaruhi kesempatan seseorang untuk memperoleh
kesehatan. Faktor-faktor seperti kemiskinan, kekurangan pangan, ketimpangan sosial dan
diskriminasi, kondisi masa kanak-kanak yang tidak sehat serta rendahnya status pekerjaan
merupakan penentu penting dari terjadinya penyak kematian, dan ketidakseimbangan
kesehatan antar maupun di dalam sebuah negara.
4) Ketimpangan Gender
Ketimpangan gender terjadi bila terdapat ketidaksamaan hak dan perlakuan antara laki-
laki dan perempuan, baik itu dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, maupun
bernegara. Ketimpangan ini bisa dilihat dari sedikitnya jumlah perempuan yang diber
kesempatan bekerja di sektor industri. Selain itu, jumlah perempuan yang bersekolah hingga
ke jenjang yang paling tinggi pun masih terhitung sedikit dibanding dengan lak laki.
Ketimpangan ini masih terjadi karena masih adanya tabu yang menyatakan bahwa tidak
sepatutnya wanita melakukan pekerjaan kasar atau bersekolah hingga ke jenjang tertinggi
atau doktoral.
Ketimpangan yang terjadi di masyarakat dapat menimbulkan dampak yang beragam bag
masyarakat itu sendiri. Dampak tersebut dapat berupa dampak positif dan dampak negatif.
a. Diskriminasi Sosial
Ketimpangan sosial dapat menyebabkan terjadinya diskriminasi sosial. Diskriminasi sosial
adalah pembedaan sikap dan perlakuan terhadap sesama manusia berdasarkan kedudukan
sosialnya. Adanya faktor yang tidak seimbang dalam masyarakat menghasilkan kelas-kelas
sosial baik disengaja maupun tidak disengaja. Sifat dari tiap-tiap kelas tersebut berjenjang namun
masih dapat melakukan interaksi sosial. Diskriminasi ini dapat muncul ketika terdapat perbedaan
perlakukan di antara tiap kelas. Pembedaan ini biasanya terletak pada pelayanan, perlakukan,
serta pemberian hak akses. Sebagai contoh, terjadinya demo masyarakat miskin menuntut
keadilan dalam mengakses sarana kesehatan. Selain itu, muncul ungkapan bahwa orang miskin
dilarang sakit hal ini terjadi disebabkan sulitnya masyarakat golongan bawah dalam mendapat
pelayanan kesehatan yang layak, mulai dari semakin mahalnya berobat ke rumah sakit,
mahalnya obat yang harus ditebus pasion sehingga memaksa mereka agar jangan sakit Belum
lagi tindakan diskriminatif pihak pelayan kesehatan yang menomorduakan masyarakat miskin
mendapat pelayanan. Sebenarnya masyarakat ingin dapat merasakan fasilitas kesehatan yang
memadai. yang di dalamnya tidak ada perbedaan antara pelayanan bagi orang kaya maupun
orang miskin.
b. Kecemburuan Sosial
c. Konflik Sosial
d. Terjadi Kriminalitas
Masyarakat miskin karena ketimpangan sosial harus berusaha keras memenuhi kebutuhan
hidupnya di era globalisasi ini. Beberapa dari mereka terpaksa menghalalkan segala cara agar
dapat memenuhi hidupnya, yaitu dengan melakukan berbagai macam tindakan kriminal seperti
mencuri, merampok, berjudi, penodongan, dan tindakan kriminal lainnya.
Beberapa ahli mengatakan bahwa globalisasi adalah sebuah strategi jitu bagi kepentingan
perusahaan multinasional, seperti, pajak yang lebih rendah dan peraturan yang Dengan demikian,
banyak perusahaan (memiliki modal yang besar). Hal tersebut secara perlahan dapat
menyisihkan pengusaha kecil yang tidak mampu bersaing dari segi modal maupun teknologi.
Pada selanjutnya masyarakat ketimpangan sosial. Ketimpangan sosial menghambat minat untuk
berwirausaha, khususnya masyarakat yang memiliki modal kecil. Bahkan bagi masyarakat yang
sudah berwirausaha kemungkinan menjadi tidak bersemangat untuk mengembangkan usahanya
untuk lebih maju. Hal-hal tersebut terjadi karena ketimpangan sosial membuat merasa pesimis
bersaing dengan perusahaan yang lebih besar.
f. Terjadinya Monopoli
Ketimpangan sosial menyebabkan seseorang yang kaya menjadi semakin kaya dan seseorang
yang miskin menjadi semakin miskin. Hal tersebut disebabkan, seseorang yang mempunyai
kekuatan baik dari segi ekonomi, hukum, politik, dan bidang lainnya akan berupaya untuk bisa
lebih menguasai bidang masing-masing dengan melebarkan sayap kekuasaan mereka. Hal
tersebut membuat rakyat miskin semakin tertindas karena mereka tidak punya kemampuan untuk
melawannya. Misalnya, maraknya pembangunan mal-mal kota-kota besar atau pembangunan
swalayan kota-kota kecil sedikit demi sedikit akan mematikan pedagang pasar tradisional.
Dampak positif adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat yang positif. Adapun
a. Mengajarkan pada masyarakat mengenai arti tentang kehidupan beragama, dengan begini
maka mentalitas keterbukaan serta pengertian akan lebih mudah untuk diterapkan lebih nyata
secara.
b. Mendorong manusia untuk lebih pandai bersyukur atas apa yang dimilikinya beserta
menjadikan mereka lebih berserah yang disertai dengan harapan untuk berusaha ikhlas dalam
mengusahakan apa-apa yang mereka harapkan.
c. Ketimpangan sosial juga dapat menumbuhkan rasa empati antar golongan untuk membantu
yang lain demi mendapatkan kesetaraan yang sudah semestinya.
d. Ketimpangan sosial dapat menjadi suatu stimulasi ampuh beberapa wilayah untuk terus
memaksimalkan potensi mereka demi menuju arah yang senantiasa lebih baik lagi.
e. Ketimpangan sosial meminimalisir mental individu yang biasanya gampang cepat puas.
dengan ini mereka akan terus didorong untuk mengkontribusikan yang lebih baik dari diri
mereka masing-masing.
Pada uraian sebelumnya telah dijelaskan berbagai dampak negatif ketimpangan sosial. Dampak
negatif tersebut perlu mendapatkan penanganan apabila tidak akan menimbulkan permasalahan
sosial. Adapun beberapa upaya dalam mengatasi ketimpangan sosial sebagai berikut.
1) Memperbaiki kualitas pendidikan. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka ketimpangan
sosial dapat diminimalkan. Oleh karenanya pemerintah wajib mengutamakan pendidikan dalam
segala hal sehingga setiap warga negara mempunyai kesempatan yang sama dalam memperoleh
pendidikan. Upaya yang dapat dilakukan untuk menghadapi globalisasi agar tidak terjadi
ketimpangan pendidikan sebagai berikut.
Indonesia merupakan negara berkembang dengan memiliki kepadatan penduduk yang tinggi.
Jumlah penduduk yang besar tidak dimbangi dengan lapangan pekerjaan akan menimbulkan
pengangguran. Untuk itu pemerintah dan masyarakat dapat menciptakan peluang kerja bagi
mereka, dengan berbagai cara antara lain mengadakan proyek padat karya, mendirikan lebih
banyak UKM-UKM, memberlakukan inpres desa tertinggal.
Meningkatkan sistem peradilan di di Indonesia dan melakukan dari mafia peradilan. Adanya
mafia hukum yang merajalela di Indonesia, membuat ketimpangan sosial di Indonesia semakin
mencolok.
Pemerintah telah membentuk suatu lembaga yang bertugas memberantas (KKN) di Indonesia,
Lembaga yang dimaksud adalah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Dalam menjalankan
tugas untuk memberantas KKN, terdapat beberapa kendala yang dihadapi KPK. Oleh sebab itu,
pemerintah harus selalu berbenah diri karena dengan meminimalkan KKN yang terjadi mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan dana yang ada.
e. Mobilitas Geografis
Mobilitas geografis adalah perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain. Pemerintah
mengadakan program tersebut dengan tujuan mengendalikan jumlah penduduk di suatu daerah,
Adanya pemerataan penduduk juga harus diikuti dengan pembangunan.
C. Penguatan Posisi Komunitas Lokal dalam Merespon Perubahan Sosial
Kehidupan di pedesaan didominasi dengan cara hidup berkelompok. Misalnya saja para
kelompok nelayan, petani, atau pekerja pabrik yang merantau dari daerah lain. Di dalam ilmu
sosiologi, kelompok ini dinamakan dengan komunitas lokal. Hubungan antar sesamanya sangat
erat namun perkembangan kelompoknya justru cenderung lambat. Selain itu, kehidupan
komunitas lokal pun masih terikat dengan adat istiadatnya. Komunitas lokal sangat rentan dalam
menghadapi perubahan sosial. Oleh karena itu, perlu dilakukan beberapa upaya untuk
memberikan penguatan. Salah satu bentuk penguatan yang dapat dilakukan ialah pemberdayaan,
agar dapat memperbaiki kualitas hidup mereka. Proses yang perlu dilakukan yaitu dengan cara
pembangunan partisipatif. Misalnya, kelompok petani hutan akan mendapat dukungan moril jika
ikut dalam proses pembangunan dan pelestarian hutan. Kelompok petani tidak sekadar mengikuti
program yang sudah dirancang oleh pihak lain. Akan tetapi, mereka juga ikut merencanakan,
kemudian melaksanakannya bersama-sama, Setelah kelompok petani bersama-sama melakukan
kegiatan pemberdayaan, mereka bisa menggunakan hasil pembangunan tersebut, yaitu
melestarikan hasil dari hutan. Menurut Soedijanto, hal ini diakibatkan adanya penerapan
karakteristik yang ideal untuk merespon perubahan sosial bagi komunitas lokal sebagai berikut.
1. Otonom: pemberdayaan yang membuat komunitas menjadi mandiri, agar bebas dari berbagai
ketergantungan.
2. Egaliter: proses pemberdayaan untuk menyamaratakan status semua pihak yang terlibat
di dalamnya.
3. Kesukarelaan: keikutsertaan komunitas lokal bukan karena paksaan, tetapi didasari oleh
kesadaran din untuk mencari solusi dari masalah komunitas tersebut.
5. Partisipatif: melibatkan seluruh anggota komunitas secara aktif, untuk membuat ide rencana
pembangunan bersama-sama.
7. Keswadayaan: sikap inisiatif tiap individu dalam pengambilan keputusan yang disertai
keputusan penuh tanggung jawab.
9. Keterbukaan: dilandasi rasa jujur, saling percaya, dan peduli. Hal ini perlu, agar kegiatan
mampu membawa manfaat bagi semua pihak.
Dalam menjalin relasi/hubungan antar komunitas, penekanan ada pada tiga prinsip
pengembangan masyarakat luas, Pertama, penekanan yang diarahkan pada fungsi kemandirian,
termasuk sumber-sumber dan tenaga setempat, serta kemampuan manajemen lokal. Kedua,
penekanan pada penyatuan masyarakat sebagai suatu kesatuan. Hal tersebut terlihat dari adanya
pembentukan organisasi-organisasi lokal yang termasuk di dalamnya lembaga-lembaga yang
bertanggung ung jawab dalam mengurusi kegiatan. Ketiga, keyakinan umum mengenai situasi
dan arah perubahan sosial serta masalah-masalah yang ditimbulkan. Agar relasi antar komunitas
lokal dapat memperkuat posisi tawar, diperlukan hal sebagai berikut.
2. Peranan pemerintah lokal sebagai fasilitator dalam pengembangan partisipasi dan aspirasi
masyarakat.
Apersepsi
Materi Pembelajaran
Kearifan lokal adalah identitas atau kepribadian budaya sebuah bangsa yang
menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah kebudayaan yang berasal
dari luar/ bangsa lain menjadi watak dan kemampuan sendiri. Identitas dan kepribadian tersebut
tentunya menyesuaikan dengan pandangan hidup masyarakat sekitar agar tidak terjadi pergeseran
nilai-nilai.
Kearifan lokal adalah salah satu sarana dalam mengolah kebudayaan. dan
mempertahankan diri dari kebudayaan asing yang tidak baik. Kearifan lokal adalah pandangan
hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang
dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan
kebutuhan mereka. Dalam bahasa asing sering juga dikonsepsikan sebagai kebijakan setempat
local wisdom atau pengetahuan setempat "local knowledge atau kecerdasan setempat.
Hal senada juga diungkapkan oleh Alfian (2013: 428) kearifan lokal diartikan sebagai
pandangan hidup dan pengetahuan serta sebagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang
dilakukan oleh masyarakat lokal dalam memenuhi kebutuhan mereka. Berdasarkan pendapat
Alfian itu dapat diartikan bahwa kearifan lokal merupakan adat dan kebiasan yang telah
mentradisi dilakukan oleh sekelompok masyarakat secara turun-temurun yang hingga saat ini
masih dipertahankan keberadaannya oleh masyarakat hukum adat tertentu di daerah tertentu.
Selanjutnya Istiawati (2016:5) berpandangan bahwa kearifan lokal merupakan cara orang
bersikap dan bertindak dalam menanggapi perubahan dalam lingkungan fisik dan budaya. Suatu
gagasan konseptual yang hidup dalam masyarakat, tumbuh dan berkembang secara terus-
menerus dalam kesadaran masyarakat dari yang sifatnya berkaitan dengan kehidupan yang sakral
sampai dengan yang profan (bagian keseharian dari hidup dan sifatnya biasa-biasa saja).
Kearifan lokal atau local wisdom dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat lokal yang
bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya,
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti dapat mengambil benang merah bahwa kearifan
lokal merupakan gagasan yang timbul dan berkembang secara terus-menerus di dalam sebuah
masyarakat berupa adat istiadat, tata aturan/norma, budaya, bahasa, kepercayaan, dan kebiasaan
sehari-hari.
Bentuk kearifan lokal dapat dikategorikan ke dalam dua aspek, yaitu kearifan lokal yang
berwujud nyata (tangible) dan yang tidak berwujud (intangible).
1) Tekstual, misalnya sistem nilai, tata cara, ketentuan khusus yang dituangkan ke dalam
bentuk catatan tertulis seperti yang ditemui dalam kitab tradisional primbon, kalender dan
prasi (budaya tulis di atas lembaran daun lontar).
Selain bentuk kearifan lokal yang berwujud, ada juga bentuk kearifan lokal yang tidak
berwujud seperti petuah yang disampaikan secara verbal dan turun-temurun yang dapat berupa
nyanyian dan kidung yang mengandung nilai-nilai ajaran tradisional. Melalui petuah atau bentuk
kearifan lokal yang tidak berwujud lainnya, nilai sosial disampaikan secara oral/verbal dari
generasi ke generasi. Misalnya kearifan lokal yang mengandung etika lingkungan sunda yaitu
Hirup katungkul ku pati, paeh teu nyaho di mangsa, yang artinya segala sesuatu ada batasnya,
termasuk sumber daya alam dan lingkungan. Kudu inget ka bali geusan ngajadi yang artinya
manusia bagian dari alam, harus mencintai alam, tidak terpisahkan dari alam.
Beberapa karakteristik kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dari masyarakat adat,
sebagai berikut.
b. Jangka waktu penciptaan dan pengembangan yang cukup lama, biasanya melalui
tradisi lisan.
c. Bersifat dinamis dan senantiasa berubah seiring waktu dan perubahan kondisi alam.
g. Diciptakan melalui proses yang unik dan kreatif seperti lahir dari mimpi, kepercayaan/
religi, dan akibat bencana alam.
Menurut Sirtha, kearifan lokal memiliki berbagai fungsi dan makna sebagai berikut.
f. Bermakna etika dan moral, seperti yang terwujud dalam upacara Ngaben dan
penyucian roh leluhur.
g. Bermakna politik, misalnya dalam upacara ngangkuk merana dan kekuasaan patron
client.
Seiring dengan dinamika peradaban yang terus bergerak menuju arus modernisasi dan
globalisasi, nilal-nilai kearifan lokal yang merupakan kultural itu mulai tergerus zaman.
Kerenggangan hubungan antara manusia dengan alam, disadari atau tidak, telah mengurangi
intensitas nilal kearifan lokal dalam berbagai ranah komunitas dan paguyuban sosial.
Menurut Mitchell (2003), kearifan lokal memiliki enam dimensi sebagai berikut.
Setiap masyarakat memiliki aturan atau nilai-nilai lokal mengenai perbuatan atau
tingkah laku yang ditaati dan disepakati bersama oleh seluruh anggotanya tetapinilai-nilai
tersebut akan mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan masyarakatnya. Nilai-nilai
perbuatan atau tingkah laku yang ada di suatu kelompok belum tentu disepakati atau diterima
dalam kelompok masyarakat yang lain, terdapat keunikan. Seperti halnya suku Dayak dengan
tradisi tato dan menindik di beberapa bagian tubuh.
c. Dimensi Keterampilan Lokal
Setiap masyarakat akan menggunakan sumber daya lokal sesuai dengan kebutuhannya
dan tidak akan mengeksploitasi secara besar-besar atau dikomersialkan. Masyarakat dituntut
untuk menyimbangkan keseimbangan alam agar tidak berdampak bahaya baginya.
Setiap masyarakat pada dasarnya memiliki pemerintahan lokal sendiri atau disebut
pemerintahan kesukuan. Suku merupakan kesatuan hukum yang memerintah warganya untuk
bertindak sesuai dengan aturan yang telah disepakati sejak lama. Kemudian jika seseorang
melanggar aturan tersebut, dia akan diberi sanksi tertentu melalui kepala suku sebagai
pengambil keputusan.
Istilah pemberdayaan nampaknya sudah tidak asing lagi dalarn kehidupan, khususnya
dalam kehidupan sosial masyarakat. Seiring perkembangan zaman yang kian berkembang,
mendorong meluasnya pemberdayaan dalam mencapai tujuan, yaitu mengupayakan
kesejahteraan. Pemberdayaan merupakan suatu proses yang menyangkut pribadi maupun
kelompok dalam lingkup ruang sosial yang di dalamnya terdapat beberapa aspek yang
terindikasi, meliput persaingan, pengembangan ide-ide kreatif, inovasí, kebebasan perilaku,
dan lain-lain.
Konsep pemberdayaan dapat dipahami juga dengan dua perspektif yang berlainan.
Pertama, pemberdayaan dimaknai dalam kerangka penempatan posisi kedudukan
masyarakat. Dalam hal ini kedudukannya untuk definisi masyarakat bukanlah objek yang
menerima kebermanfaatan (beneficiaries), di dalamnya dijumpai ketergantungan terhadap
pemberian dari pihak luar seperti pemerintah, melainkan dalam kedudukan sebagai subjek,
yaitu keberadaan partisipan sebagai pelaku yang bertindak secara mandiri.
Bertindak secara mandiri dimaknai dalam perspektif tidak serta-merta lepas dari
tanggung jawab negara. Pemberian layanan publik dalam berbagai aspek meliputi pelayanan
kesehatan, pendidikan, hunian atau tempat tinggal, transportasi dan lain sebagainya kepada
masyarakat, merupakan tugas negara.
Pemberdayaan komunitas menjadi salah satu program yang terus diupayakan pemerintah
dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam lingkup negara. Program
pemberdayaan ini juga diupayakan oleh pemerintah Indonesia yang merata pada seluruh
wilayah Nusantara.
1. Tujuan Pemberdayaan Komunitas
Setiap pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh LSM atau pemerintah, pada
dasarnya selalu merujuk pada upaya perbaikan, terutama perbaikan pada mutu hidup
manusia, baik secara fisik, mental, ekonomi maupun sosial budayanya Mengacu pada hal
tersebut, tujuan pemberdayaan sebagaimana yang dikemukakan oleh Totok Mardikanto,
sebagai berikut
Dalam hal ini, pemberdayaan harus dirancang sebagai suatu bentuk pendidikan yang
lebih baik. Perbaikan pendidikan tidak hanya terbatas pada perbaikan materi, perbaikan
metode, maupun perbaikan yang menyangkut tempat dan waktu serta hubungan fasilitator
dan penerima manfaat Akan tetapi, yang lebih penting adalah perbaikan pendidikan yang
mampu menumbuhkan semangat belajar seumur hidup.
Dengan terjadinya perbaikan bisnis yang dilakukan, diharapkan akan dapat memperbaiki
pendapatan yang diperolehnya, termasuk pendapatan keluarga dan masyarakatnya.
Keadaan kehidupan yang lebih baik, yang didukung oleh lingkungan (fisik dan sosial)
yang lebih baik, diharapkan akan terwujud kehidupan masyarakat yang lebih baik pula.
2. Prinsip-Prinsip Pemberdayaan
Terdapat empat prinsip yang sering digunakan untuk suksesnya program pemberdayaan.
Adapun keempat prinsip yang dimaksud sebagai berikut.
b. Prinsip Kesetaraan
Prinsip utama yang harus dipegang dalam proses pemberdayaan masyarakat adalah
adanya kesetaraan atau kesejajaran kedudukan antara masyarakat dengan lembaga yang
melakukan program-program pemberdayaan masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan
Dinamika yang dibangun adalah hubungan kesetaraan dengan mengembangkan mekanisme
berbagai pengetahuan, pengalaman, serta keahlian satu sama lain. Masing-masing saling
mengakui kelebihan dan kekurangan, sehingga terjadi proses saling belajar
c. Partisipasi
d. Berkelanjutan
Program pemberdayaan perlu dirancang untuk berkelanjutan, sekalipun pada awalnya
peran pendamping lebih dominan dibanding masyarakat sendiri. Tapi secara perlahan dan
pasti, peran pendamping akan makin berkurang, bahkan akhirnya dihapus, karena masyarakat
sudah mampu mengelola kegiatannya sendiri.
Aktor pemberdayaan komunitas terdiri dari pemerintah, swasta, dan masyarakat. Kegiatan
dari ketiga aktor tersebut perlu dirancang untuk memberikan kontribusi sehingga terbentuk
kemitraan yang diharapkan. Berikut tabel peran aktor pemberdayaan komunitas.
Pelaku pemberdayaan masyarakat adalah seorang agen pemberdayaan atau dapat disebut
juga sebagai agen perubahan, di mana agen perubahan bertindak sebagai penghubung dan
penggerak masyarakat sasaran pemberdayaan Havelock mengungkapkan bahwa agen
perubahan adalah seseorang yang membantu terlaksananya perubahan Peran agen perubahan
menurut Havelock adalah sebagai pembantu proses perubahan dan sebagai penghubung
(linker), sebagai katalisator dan sebagai pemberi solusi. Tugas agen perubahan sebagai
berikut
Setiap agen pemberdayaan perlu memiliki kompetensi yang berguna dalam proses
pemberdayaan tersebut. Menurut Wibowo, kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk
melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi oleh keterampilan
dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.
Berkaitan dengan hal tersebut, Anwas menyebutkan bahwa kompetensi-kompetensi yang
harus dimiliki oleh agen pemberdayaan di era globalisasi sebagai berikut.
Dalam suatu organisasi, kegiatan pelatihan merupakan aspek penting sebagal upaya
meningkatkan kinerja pegawainya. Begitu pula dalam pemberdayaan masyarakat diperlukan
pelatihan-pelatihan sebagai upaya meningkatkan kemampuan masyarakat terkait.
g. Kompetensi Pendampingan
Kompetensi lainnya yang harus dimiliki oleh seorang agen pemberdayaan adalah
kompetensi pendampingan Dalam hal ini pendampingan yang dimaksud bukanlah menggurul
tetapi lebih tepatnya sebagai fasilitator, komunikator, dinamisator, dan pembimbing
masyarakat di lapangan.
Dalam hal ini berarti agen pemberdayaan perlu memiliki kemampuan dalam
menanamkan sikap dan perilaku masyarakat dalam menangani sesuatu untuk mencari
peluang. menerapkan cara kerja atau inovasi baru kreatif dan memiliki kepemimpinan dalam
memberikan pelayanan yang lebih baik dan memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Di era globalisasi saat ini konten konten TIK yang dapat menunjang kegiatan
pemberdayaan sangatlah banyak Oleh karena itu, agen pemberdayaan dituntut kreatif untuk
lebih dinamis melek teknologi informasi dan komunikasi ini untuk keperluan pemberdayaan.
Kegiatan pemberdayaan hendaknya melibatkan pihak dan media massa Peran media
massa ini sangat penting sebagai wahana kampanye pemberdayaan. Oleh karena itu, agen
pemberdayaan perlu memiliki kemampuan memengaruhi media massa untuk mendukung
kegiatan pemberdayaan.
Secara umum, ruang lingkup pemberdayaan didasarkan pada bidang-bidang yang sering
menjadi objek dalam pemberdayaan masyarakat Ndraha dan Supriyatna menentukan bahwa
lingkup pemberdayaan masyarakat terdiri atas empat bidang sebagai berikut.
Pemberdayaan pada lingkup agrania pertanahan dan tata ruang sebetulnya bukanlah lingkup
yang umum, namun disisipkan untuk menunjukkan bahwa lingkup pemberdayaan masyarakat
perlu dikontekskan dengan tugas pokok dan fungsi kelembagaan yang mengatur tentang agraria,
tata ruang, dan pertanahan Apabila lingkup ini dipersempit maka lingkup pemberdayaan bidang
pertanahan menjadi hal yang urgent Dalam konteks ini pemberdayaan pada lingkup pertanahan
diorientasikan agar masyarakat menjadi berdaya ketika berhadapan dengan persoalan-persoalan
pertanahan Keberdayaan ini menjadikan masyarakat terbebas dari dominasi aparatur pemerintah
di bidang pertanahan yang berujung pada pelayanan pertanahan yang egaliter, adil, dan bebas
pungli.
Pesan ideologis adalah konsep dasar yang melandasi dan dijadikan alasan untuk
melaksanakan perubahan-perubahan atau pembangunan yang direncanakan demi
terwujudnya perbaikan mutu hidup Sebagai contoh, terwujudnya masyarakat adil dan
makmur, materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila sebagai pesan ideologis
pembangunan di Indonesia.
b. Pesan Informatif
Pesan informatif ialah segala bentuk informasi yang berkaitan dengan dan bergantung
pada pesan ideologisnya. Pesan informatif dapat berbentuk kebijakan pembangunan,
nilai-nilai sosial budaya, dan semua informasi yang berkaitan dengan tujuan yang ingin
dicapai serta segala macam upaya yang ingin dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan
pembangunan yang direncanakan, seperti ide-ide, metode, petunjuk teknis, dan informasi
teknologi baru.
Indonesia menjadi negara dengan populasi terbanyak ke-4 di dunia Ratusan juta
masyarakatnya tersebar di ribuan pulau yang masuk ke dalam wilayah teritori Republik
Indonesia Persebaran masyarakat itu, kemudian membentuk kelompok-kelompok yang
memiliki tradisi, bahasa, budaya, dan kepercayaan yang berbeda-beda. Meski begitu, ragam
budaya yang tersebar di Indonesia, selalu memiliki nilai-nilai yang baik untuk menjaga
kedaulatan bangsa.
Setiap suku bangsa memiliki kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai sosial budaya
yang harus dilestarikan. Mulai dari pendidikan, kesehatan, serta nasihat-nasihat leluhur untuk
selalu berbuat baik kepada sesama manusia, bahkan alam tempat tinggalnya.
Keberlangsungan kearifan lokal bisa tercermin di dalam nilai-nilai yang berlaku dalam suatu
kelompok masyarakat tersebut. Misalnya melalui pepatah, nyanyian, petuah-petuah, tarian,
atau bahkan semboyan Nilai-nilai kearifan lokal yang tertanam di dalam kelompok
masyarakat, akan menjadi bagian hidup yang tidak dapat terpisahkan Kita bisa melihatnya
melalui perilaku sehari-sehari mereka.
Jika kearifan lokal ibaratkan sebagai pegangan hidup secara turun-temurun, maka
pemberdayaan komunitas merupakan suatu alat untuk merekatkan kehidupan bermasyarakat
Pemberdayaan komunitas yang dimaksud di sini adalah suatu proses pembangunan di mana
masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial guna memperbaiki situasi dan
kondisi din sendin Dengan terlibat dalam pemberdayaan komunitas, setiap anggota
masyarakat akan merasa lebih dekat dan peduli dengan sesama anggota di lingkungan
masyarakatnya.
Melalui nilai-nilai kearifan lokal, pemberdayaan komunitas dapat dilakukan dengan lebih
efektif dan sesuai dengan karakter masyarakat sasaran. Oleh karena itu, penting bagi kita
untuk memahami apa yang menjadi akar budaya di masyarakat masing-masing Tujuannya
agar komunitas di masyarakat kita bisa berkembang sesuai dengan akar dan karakteristiknya
sesuai dengan perkembangan zaman. Kearifan lokal dapat memiliki sifat antarbudaya dan
antaretnik yang ada. Jika sifat-sifat tersebut sudah menjadi satu, maka kearifan lokal tersebut
dapat membentuk tingkat tatanan nilai yang baru yakni nilai budaya yang bersifat nasional.
Sehingga adanya model pemberdayaan komunitas berbasis nilai-nilai kearifan lokal akan
menciptakan masyarakat yang berdaya, yakni masyarakat yang mampu memahami diri dan
potensinya dan mampu merencanakan (mengantisipasi kondisi perubahan ke depan), mampu
mengarahkan dirinya sendiri, memiliki kekuatan untuk berunding, memiliki bargaining
power yang memadai dalam melakukan kerja sama yang saling menguntungkan, serta
bertanggung jawab atas tindakannya.
Pembangunan merupakan upaya yang secara sadar dilaksanakan oleh suatu bangsa,
negara, dan pemerintah dalam rangka pencapaian tujuan nasional melalui pertumbuhan dan
perubahan secara terencana menuju masyarakat modern (S.P. Siagian: 2012). Dari definisi
tersebut terlihat bahwa tidak ada satu negara yang akan mencapai tujuan nasionalnya tanpa
melakukan berbagai kegiatan pembangunan. Juga terlihat bahwa proses pembangunan harus
terus berlanjut karena tingkat kemakmuran, keadilan dan kesejahteraan rakyat bersifat relatif
dan tidak akan pernah tercapai secara absolut.
Pembangunan dapat diartikan sebagai upaya terencana dan terprogram yang dilakuka
secara terus-menerus oleh suatu negara untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik.
Setiap individu (society) atau negara (state) akan selalu bekerja keras untuk melakukan
pembangunan demi kelangsungan hidupnya untuk masa ini dan masa yang akan datang
Pembangunan merupakan proses dinamis untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. proses
kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengembangan kegiatan ekonomi dan peningkatan
taraf hidup masyarakat. Tiap-tiap negara selalu mengejar dengan yang namanya
pembangunan Akan tetapi pembangunan tidak hanya berdampak positif bagi masyarakat,
melainkan juga dampak negatif. Adapun dampak positif dan negatif pembangunan sebagai
berikut.
a. Dampak Positif
1) Menambah penghasilan penduduk sehingga dapat meningkatkan kemakmuran
Pembangunan sangat dibutuhkan negara berkembang untuk kemakmuran
penduduknya khusus di Indonesia, salah satu upaya Indonesia menjadi negara maju
adalah meningkatkan pembangunan di daerah terpencil atau daerah perbatasan Bila
ini berhasil, lapangan kerja di daerah tersebut akan melimpah dan menghasilkan
penghasilan yang tinggi. Bukan tidak mungkin, bila kemakmuran penduduk kian
meningkat Bila hal itu terjadi, tujuan pembangunan untuk taraf hidup penduduk yang
lebih baik telah terwujud. Selain itu, pendapatan perkapita penduduk dan negara pun
menjadi lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sukirno yang menyatakan
bahwa pembangunan adalah upaya yang dapat membantu meningkatkan pendapatan
perkapita penduduknya.
2) Menghasilkan barang yang dibutuhkan masyarakat, khususnya pembangunan sektor
industry
Manfaat sektor industri bukan hanya bagi sektor pertanian, tetapi juga penting bagi
masyarakat atau penduduk. Barang-barang seperti pakaian, makanan kendaraan
pribadi dan sebagainya adalah macam-macam kebutuhan manusia yang dihasilkan
dari sektor industri, terutama sektor industri barang. Tak hanya sektor industri barang,
sektor industrijasa juga dapat memberi manfaat untuk penduduk. Jasa transportasi,
jasa produksi, dan jasa konsumen adalah beberapa jenis industri jasa Industri jasa
transportasi dapat memberikan kebutuhan penduduk berupa angkutan umum.
Sementara itu, jasa produksi dapat memberikan jasa pergudangan dan bank untuk
kebutuhan penduduk Jasa konsumen dapat memberi jasa berupa pengacara penjahit,
dan sebagainya yang memang ditujukan langsung untuk konsumen atau penduduk
3) Pembangunan sektor industri dapat memperbesar kegunaan bahan mentah
Dampak positif ini masih ada kaitannya dengan poin yang ke-2. Bahan mentah adalah
bahan baku yang belum mengalami proses pengolahan. Bahan ini bisa berbentuk
bahan tambang (bijih emas, minyak, bijih besi dan lain-lain) atau hasil perkebunan
dan pertanian seperti padi jagung, kopi, dan tembakau. Sektor-sektor industri dalam
hal ini pabrik atau perusahaan bisa memanfaatkan bahan-bahan mentah tersebut
supaya kegunaannya lebih besar. Sebongkah emas, minyak goreng dan kendaraan
bermotor adalah barang-barang yang bisa dihasilkan dari bahan mentah
pertambangan. Keripik beras, tahu dan bubuk kopi adalah barang-barang yang bisa
dihasilkan dari barang mentah hasil pertanian dan perkebunan.
Selain dampak positif, pembangunan juga mempunyai dampak negatif untuk lingkungan
Dampak-dampak tersebut antara lain
Kearifan lokal menjadi bahan wacana dalam berbagai dimensi kehidupan manusia.
Beberapa dampak negatif pembangunan yang telah dipaparkan menimbulkan kesadaran terhadap
pentingnya kearifan lokal Akibat industrialisasi yang terus berekspansi secara cepat, terjadilah
kerusakan lingkungan Eksploitasi sumber daya alam atas nama pembangunan ternyata
menimbulkan penderitaan di banyak tempat. Itu semu menggambarkan bagaimana parahnya
kerusakan lingkungan yang menimbulkan penderitaan masyarakat lokal akibat pembangunan
yang tidak berorientasi pada kearifan lokal. Oleh karena itu, dalam pembangunan maupun
pemberdayaan perlu mengutamakan prinsip pembangunan berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan dalam UU No. 32 Tahun 2009 diartikan sebagai upaya saddr
dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi
pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan,
kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Adapun ciri-ciri
pembangunan berkelanjutan sebagai berikut.
Perencanaan adalah sebuah proses yang penting dan menentukan keberhasilan suatu
tindakan Perencanaan pada hakikatnya merupakan usaha secara sadar, terorganisir dan terus-
menerus dilakukan guna memilih alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif yang ada
untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan juga dapat diartikan sebagai kegiatan imiah
yang melibatkan pengolahan fakta dan situasi sebagaimana adanya yang ditunjukkan untuk
mencari jalan keluar dan memecahkan masalah.
Untuk mengetahui seberapa jauh perencanaan program yang dirumuskan itu telah
baik, menurut Totok Mardikanto (2010) terdapat beberapa acuan tentang pengukurannya
sebagai berikut.
Pengumpulan data keadaan merupakan kegiatan pengumpulan data dasar (database) yang
diperlukan untuk menentukan masalah, tujuan, dan cara mencapai tujuan atau kegiatan
yang direncanakan Data yang dikumpulkan mencakup keadaan sumber daya (sumber
daya alam dan manusia), kelembagaan (sosial dan ekonomi), sarana dan prasarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan, teknologi yang telah digunakan, peraturan atau
kebijakan-kebijakan pembangunan yang sudah ditetapkan.
Analisis data keadaan merupakan kegiatan penilaian atau evaluasi tentang fakta fakta
keadaan yang diperoleh melalui kegiatan pengumpulan data Adapun analisis data
keadaan mencakup hal-hal sebagai berikut
1) metode yang dipilih haruslah benar-benar efektif dengan jumlah korbanan (modal,
tenaga, dan waktu) yang paling kecil;
2) menggunakan bahan dan peralatan yang sudah tersedia atau mudah disediakan serta
mudah dioperasionalkan;
3) jumlah unit dan frekuensi kegiatan disesuaikan dengan kebutuhan, dengan
memperhatikan tingkat efektivitas kegiatan dan sumber daya yang tersedia
4) pihak-pihak yang dilibatkan (terutama fasilitator) dipilih dari sumber yang terpercaya,
terlatih, dan komunikatif;
5) lokasi kegiatan disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, dengan selalu
mempertimbangkan sumber daya yang tersedia;
6) waktu kegiatan tidak terlalu menganggu kegiatan penerima manfaat dan disesuaikan
dengan kebutuhan/pemanfaatannya oleh penerima manfaat;
7) jumlah dana sekecil mungkin, dan sumber dana sejauh mungkin memanfaatkan
swadaya masyarakat.
h. Pengesahan Program Pemberdayaan Masyarakat