No. 1
Standar Kompetensi :
Memahami dampak perubahan sosial
Kompetensi Dasar :
1.1 Menjelaskan proses perubahan sosial di masyarakat
1.2 Menganalisis dampak perubahan sosial terhadap kehidupan masyarakat
Indikator :
- Menjelaskan pengertian dan bentuk perubahan sosial
- Menyebutkan bentuk-bentuk perubahan sosial
- Menyebutkan dan menjelaskan akibat perubahan sosial
- Menyebutkan faktor penyebab perubahan sosial
- Menjelaskan tentang pertentangan masyarakat
- Menyebutkan beberapa bentuk pertentangan di masyarakat
- Menjelaskan proses perubahan sosial
- Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses perubahan sosial
- Menyebutkan dampak perubahan sosial
Alokasi Waktu : 30 jam pelajaran (15 x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat:
- Menjelaskan proses perubahan sosial di masyarakat
- Menganalisis dampak perubahan sosial terhadap kehidupan masyarakat
B. Materi Pembelajaran
Pertemuan Ke-1 s.d. 4
- Pengertian dan Bentuk Perubahan Sosial
Perubahan sosial merupakan gejala perubahan dari suatu keadaan sosial tertentu ke keadaan sosial
yang lain. Karena itu perubahan sosial pasti memiliki suatu aturan-aturan tertentu. Secara sosiologis
kita dapat mengetahui bahwa perubahan sosial akan selalu mengikuti suatu pola dan arah tertentu
yang dapat dipelajari. Selama ini para ahli sosiologi telah berupaya untuk mempelajari proses
perubahan sosial dan mencoba untuk mengerti sifat perubahan sosial dengan melihat pola perubahan
sosial di masyarakat.
Dua teori yang utama mengenai perubahan sosial, yaitu:
1. Teori siklus
2. Teori perkembangan
Definisi perubahan sosial yang lain menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
1. John Lewin Gillin dan John Phillip Gillin
Perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang diterima, yang disebabkan oleh
perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi,
maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat tersebut.
2. Samuel Koenig
Perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan
manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab internal maupun eksternal.
3. Kingsley Davis
Perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi
masyarakat. Misalnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis yang
menyebabkan terjadinya perubahan hubungan antara buruh dengan majikan, yang pada akhirnya
menyebabkan perubahanperubahan dalam organisasi ekonomi dan politik.
4. Mac lver
Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan
terhadap keseimbangan hubungan sosial.
5. William F. Ogburn
Ruang lingkup perubahan sosial budaya meliputi unsur-unsur kebudayaan, baik materiil maupun
nonmateriil, yang menekankan pada perubahan besar unsurunsur kebudayaan materiil terhadap
unsur-unsur nonmateriil.
6. Selo Soemardjan
Perubahan sosial budaya adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu
masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan
pola perilaku di antara kelompokkelompok dalam masyarakat tersebut.
Dari beberapa definisi di atas, terlihat bahwa perubahan sosial budaya mencakup hal-hal berikut:
- Perubahan pola-pola atau lembaga-lembaga kemasyarakatan
- Mempengaruhi sistem sosial termasuk struktur sosial masyarakat dan perwujudan kebudayaan
- Disebabkan oleh faktor dari dalam dan dari luar masyarakat itu sendiri.
Standar Kompetensi :
Memahami lembaga sosial
Kompetensi Dasar :
2.1 Menjelaskan hakikat lembaga sosial
2.2 Mengklasifikasikan tipe-tipe lembaga sosial
2.3 Mendeskripsikan peran dan fungsi lembaga sosial
Indikator :
- Menjelaskan hakikat lembaga sosial
- Menyebutkan tipe-tipe lembaga sosial
- Menyebutkan fungsi lembaga sosial
- Menjelaskan fungsi lembaga sosial
- Menyebutkan peran lembaga sosial
Alokasi Waktu : 24 jam pelajaran (12 x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat:
- Menjelaskan hakikat lembaga sosial
- Mengklasifikasikan tipe-tipe lembaga sosial
- Mendeskripsikan peran dan fungsi lembaga sosial
B. Materi Pembelajaran
Pertemuan Ke-16 s.d. 18
- Hakikat Lembaga Sosial
Pada hakikatnya lembaga sosial muncul sebagai produk yang tidak direncanakan. Sedangkan tahap
yang dilalui dalam proses pembentukan lembaga sosial adalah sebagai berikut:
1. Manusia mencari cara yang praktis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia menemukan
beberapa kebiasaan yang baru yang berlaku secara terus-menerus dan diulang-ulang. Dengan
berjalannya waktu kebiasaan-kebiasaan tersebut dilegalkan oleh masyarakat sehingga tumbuh dan
berkembang menjadi lembaga.
2. Kebiasaan yang telah dilegalkan kemudian menjadi semacam norma yang kemudian dilembagakan
oleh masyarakat (instutionalization). Norma yang merupakan harapan perilaku ini oleh masyarakat
dititipkan untuk menentukan posisi status dan fungsi peranan untuk perilaku. Proses
teraktualisasinya norma sosial ke dalam kehidupan nyata dalam masyarakat itu sendiri sebagai
suatu institusi masyarakat disebut institusionalisasi.
3. Proses pelembagaan sebenarnya tidak berhenti demikian saja, namun dapat berlangsung lebih jauh
lagi hingga suatu norma masyarakat tidak hanya menjadi institutionalized dalam masyarakat tetapi
menjadi internalisasi. Internalisasi adalah suatu taraf perkembangan, di mana para anggota
masyarakat dengan sendirinya ingin berperikelakuan sejalan dengan yang memang sebenarnya.
Dengan perkataan lain norma-norma tadi telah mendarah daging (internalized).
Sementara itu Gillin and Gillin menggambarkan suatu lembaga sosial dengan bentuk-bentuk sebagai
berikut:
1. Organisasi pola pemikiran dan pola perilaku yang berwujud melalui aktivitas kemasyarakatan yang
hasilnya terdiri atas kebiasaan, adat istiadat, tata kelakuan, serta unsur-unsur kebudayaan yang
secara langsung ataupun tidak langsung tergabung dalam suatu unit yang fungsional.
2. Mempunyai satu atau tujuan tertentu.
3. Mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan serta memiliki
lembaga tertentu yang secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsinya.
4. Mempunyai suatu tingkatan kekekalan tertentu sehingga orang menganggapnya sebagai himpunan
norma yang mesti dipertahankan.
5. Memiliki suatu tradisi tertentu yang merupakan dasar bagi yang bersangkutan dalam menjalankan
fungsinya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa lembaga sosial adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu
tujuan atau kepentingan masyarakat. Sekumpulan kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada
suatu kegiatan pokok manusia serta proses-proses terstruktur untuk melaksanakan berbagai kegiatan
tertentu.
Untuk menjelaskan pengertian pranata sosial, berikut ini dipaparkan beberapa pendapat ahli sosiologi
mengenai pranata sosial.
1. Pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas
untuk memenuhi kebutuhan yang kompleks (Koentjaraningrat).
Lembaga kemasyarakatan adalah himpunan norma dari segala tindakan yang berkisar pada suatu
kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat (Soerjono Soekanto).
2. Lembaga kemasyarakatan dilihat dari sudut kebudayaan berarti sebagai perbuatan, cita-cita, sikap,
dan kelengkapan kebudayaan, yang mempunyai sifat kekal serta bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan masyarakat (Summer).
3. Pranata sosial adalah suatu jaringan proses hubungan antarmanusia dan antarkelompok sosial
yang berfungsi memelihara hubungan serta pola sesuai dengan minat dan kepentingan manusia
dalam kelompoknya (Liopold Von Wilse dan Becher).
4. Pranata sosial adalah struktur budaya formal yang dirancang untuk menemukan dan memenuhi
kebutuhan sosial pokok (Landis).
5. Pranata sosial adalah prosedur atau cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan
antarmanusia yang bergabung dalam suatu kelompok masyarakat yang disebut asosiasi (Robert
Mac Iver dan C.A. Page).
6. Pranata sosial adalah suatu sistem hubungan sosial yang mengandung nilainilai dan prosedur
tertentu dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat (Harton).
Berdasarkan definisi-definisi di depan, pranata sosial dapat diartikan sebagai sistem yang tersusun
dari tingkah laku, dan pranata sosial berbeda dengan organisasi atau grup yang terdiri atas sejumlah
orang. Hubungan utama dari suatu pranata sosial berdasarkan hal-hal berikut:
1. Pranata sosial mengandung nilai-nilai peranan dan bentuk tingkah laku yang ditetapkan, baik
tertulis maupun tidak tertulis, yang sifatnya mengikat semua anggota masyarakat.
2. Pola-pola tingkah laku berkisar pada penemuan dan pemenuhan kebutuhan pokok. Pranata sosial
bertujuan untuk pemuasan kebutuhan sosial.
3. Pola pembenaran tingkah laku, termasuk peranan dan tata cara yang ditentukan secara
membudaya.
4. Pola-pola tingkah laku yang ditetapkan secara ketat ditujukan supaya diperhitungkan sebagai
sesuatu yang agak permanen. Perubahan di dalamnya pasti ada, tetapi hanya perubahan yang
berkaitan dengan struktur pranata sosial itu sendiri. Contoh: sistem pendidikan dapat diubah, tetapi
pranata pendidikan tersebut lebih permanen.
5. Masyarakat selalu diliputi oleh berbagai masalah. Hal ini terjadi dalam usaha untuk memenuhi
kebutuhan sosial pokok atau utama.
6. Agar manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, baik berupa makanan maupun pakaian, ia
menciptakan pranata pertanian dan industri.
7. Pranata sosial berkembang ke dalam masyarakat dengan cara institusional yang akhirnya menjadi
kebiasaan.
8. Kebutuhan akan kepastian hukum dan tertib administrasi mendorong manusia menciptakan
pranata hukum dan pemerintahan.
Menurut Gillin and Gillin dalam bukunya, General Features of Social Institution, pranata sosial
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Pranata sosial merupakan suatu organisasi dari pola-pola pemikiran dan perilaku yang terwujud
melalui aktivitas-aktivitas sosial. Pranata sosial terdiri atas: adat istiadat, tata kelakuan, kebiasaan.
2. Pranata sosial mempunyai alat perlengkapan yang dipakai untuk mencapai tujuan. Misalnya
pembangunan, mesin-mesin, dan peralatan lain. Penggunaan dari masing-masing alat tersebut
berbeda-beda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya.
3. Lambang-lambang biasanya merupakan ciri khas pranata sosial. Lambang-lambang tersebut
secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsi pranata sosial. Contoh: kesatuan universitas,
akademi, dan lain-lain yang masing-masing mempunyai lambang berbeda.
4. Suatu pranata sosial mempunyai tradisi, baik tertulis maupun tidak tertulis, yang berguna untuk
merumuskan tujuan, tata tertib, dan lain-lain. Tradisi tersebut merupakan dasar pranata dalam
usaha memenuhi kebutuhan pokok masyarakat.
5. Tingkat kekekalan merupakan ciri dari semua pranata sosial. Sistem kepercayaan dan aneka
tindakan menjadi bagian institusi setelah melewati waktu cukup lama. Pranata sosial sebagai
himpunan norma berkisar pada kebutuhan pokok masyarakat.
6. Pranata sosial mempunyai berbagai tujuan tertentu. Tujuan-tujuan itu dapat tidak sejalan dengan
fungsi pranata itu sendiri.