Anda di halaman 1dari 15

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

No. 1

Mata Pelajaran : Sosiologi


Kelas/Semester : XII/1
Materi Pokok : Perubahan sosial
Pertemuan Ke- : 1 s.d. 15
Alokasi Waktu : 15 x pertemuan (30 x 45 menit)

Standar Kompetensi :
Memahami dampak perubahan sosial
Kompetensi Dasar :
1.1 Menjelaskan proses perubahan sosial di masyarakat
1.2 Menganalisis dampak perubahan sosial terhadap kehidupan masyarakat
Indikator :
- Menjelaskan pengertian dan bentuk perubahan sosial
- Menyebutkan bentuk-bentuk perubahan sosial
- Menyebutkan dan menjelaskan akibat perubahan sosial
- Menyebutkan faktor penyebab perubahan sosial
- Menjelaskan tentang pertentangan masyarakat
- Menyebutkan beberapa bentuk pertentangan di masyarakat
- Menjelaskan proses perubahan sosial
- Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses perubahan sosial
- Menyebutkan dampak perubahan sosial
Alokasi Waktu : 30 jam pelajaran (15 x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat:
- Menjelaskan proses perubahan sosial di masyarakat
- Menganalisis dampak perubahan sosial terhadap kehidupan masyarakat
B. Materi Pembelajaran
Pertemuan Ke-1 s.d. 4
- Pengertian dan Bentuk Perubahan Sosial
Perubahan sosial merupakan gejala perubahan dari suatu keadaan sosial tertentu ke keadaan sosial
yang lain. Karena itu perubahan sosial pasti memiliki suatu aturan-aturan tertentu. Secara sosiologis
kita dapat mengetahui bahwa perubahan sosial akan selalu mengikuti suatu pola dan arah tertentu
yang dapat dipelajari. Selama ini para ahli sosiologi telah berupaya untuk mempelajari proses
perubahan sosial dan mencoba untuk mengerti sifat perubahan sosial dengan melihat pola perubahan
sosial di masyarakat.
Dua teori yang utama mengenai perubahan sosial, yaitu:
1. Teori siklus
2. Teori perkembangan
Definisi perubahan sosial yang lain menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
1. John Lewin Gillin dan John Phillip Gillin
Perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang diterima, yang disebabkan oleh
perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi,
maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat tersebut.
2. Samuel Koenig
Perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan
manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab internal maupun eksternal.
3. Kingsley Davis
Perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi
masyarakat. Misalnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis yang
menyebabkan terjadinya perubahan hubungan antara buruh dengan majikan, yang pada akhirnya
menyebabkan perubahanperubahan dalam organisasi ekonomi dan politik.
4. Mac lver
Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan
terhadap keseimbangan hubungan sosial.
5. William F. Ogburn
Ruang lingkup perubahan sosial budaya meliputi unsur-unsur kebudayaan, baik materiil maupun
nonmateriil, yang menekankan pada perubahan besar unsurunsur kebudayaan materiil terhadap
unsur-unsur nonmateriil.
6. Selo Soemardjan
Perubahan sosial budaya adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu
masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan
pola perilaku di antara kelompokkelompok dalam masyarakat tersebut.
Dari beberapa definisi di atas, terlihat bahwa perubahan sosial budaya mencakup hal-hal berikut:
- Perubahan pola-pola atau lembaga-lembaga kemasyarakatan
- Mempengaruhi sistem sosial termasuk struktur sosial masyarakat dan perwujudan kebudayaan
- Disebabkan oleh faktor dari dalam dan dari luar masyarakat itu sendiri.

- Bentuk-bentuk Perubahan Sosial


Proses perubahan sosial budaya bisa terjadi dalam beberapa bentuk, antara lain:
1. Perubahan secara cepat dan lambat
Perubahan sosial budaya yang terjadi secara cepat disebut revolusi. Prosesnya terjadi secara
tiba-tiba, akan tetapi perubahannya sangat mendasar sehingga berdampak luas. Contohnya:
proklamasi bangsa Indonesia yang mengubah bangsa Indonesia dari bangsa yang terjajah
menjadi bangsa yang merdeka.
Perubahan sosial budaya yang terjadi secara lambat disebut evolusi. Prosesnya terjadi secara
lambat dalam jangka waktu lama dan berangsur-angsur. Contohnya: peranan keluarga luas
seperti warga dalam masyarakat Batak. Peranan warga pada masyarakat Batak yang hidup di
kota-kota besar semakin lemah bergeser ke arah semakin kuatnya peranan keluarga batih.
2. Perubahan direncanakan dan tidak direncanakan
Perubahan yang direncanakan adalah perubahan yang diproses melalui suatu program atau
rencana tertentu agar menghasilkan suatu perubahan tertentu pula. Contohnya: program
keluarga berencana yang mengubah pola keluarga dengan banyak anak banyak rezeki
menjadi keluarga sejahtera dengan sedikitnya dua anak.
Perubahan yang tidak direncanakan umumnya terjadi akibat adanya perubahan alam,
misalnya bencana alam. Penduduk terpaksa harus pindah ke daerah lain yang lebih aman. Di
tempat yang baru mereka harus menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan lingkungan yang
baru.
3. Perubahan yang berpengaruh luas dan tidak luas
Perubahan yang pengaruhnya luas terjadi akibat adanya perubahan yang mendasar sehingga
dampaknya mempengaruhi banyak segi kehidupan dalam masyarakat. Contohnya: program
listrik masuk desa tidak semat a-mata menggantikan penerangan lampu minyak tanah. Melalui
program ini terjadi percepatan masuknya sarana komunikasi audiovisual, seperti radio dan
televisi yang banyak berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Program ini membantu
peningkatan industri rumah tangga di daerah pedesaan.
Perubahan yang pengaruhnya tidak luas hanya terbatas dalam unsur budaya tertentu saja.
Misalnya perubahan mode di kalangan anak-anak muda seperti mode pakaian dan mode
rambut, tidak banyak mempengaruhi kehidupan masyarakat lainnya.
• Akibat Perubahan Sosial Budaya
Perubahan budaya sebenarnya merupakan suatu proses yang wajar terjadi dalam kehidupan
masyarakat. Namun demikian, sering terjadi pada kasus-kasus tertentu, perubahan tersebut
menimbulkan adanya sikap pro dan kontra atau setuju dan tidak setuju dari individu atau
kelompok masyarakat tertentu. Pertentangan sikap semacam ini akan menimbulkan terjadinya
konflik atau ketegangan dalam kehidupan bermasyarakat. Contohnya pada awal pelaksanaan
program keluarga berencana menimbulkan pro dan kontra.
Perubahan budaya juga menimbulkan dampak positif dan dampak negatif. Contoh yang positif
modernisasi pertanian rakyat yang mengubah pola pertanian untuk konsumsi (memenuhi
kebutuhan sendiri) menjadi pola pertanian produksi (memenuhi kebutuhan pasar). Dampaknya
adalah kesejahteraan hidup petani menjadi meningkat. Contoh yang negatif modernisasi
pertanian rakyat berdampak hilangnya mata pencaharian beberapa jenis pekerjaan buruh tani.
Misalnya pemakaian traktor pembajak sawah dan penggunaan mesin penggilingan beras
menyebabkan hilangnya pekerja kasar di sawah dan hilang pula tukang menumbuk padi
dengan lesung dan alu. Dampak negatifnya adalah hilangnya tradisi gotong royong karena
diganti dengan sistem upah yang lebih ekonomis dan lebih produktif.
Di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, perubahan budaya mengacu
ke arah modernisasi melalui proses:
1. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan
Dalam proses ini pengetahuan dan teknologi tradisional yang sederhana terdesak oleh
penerapan pengetahuan dan teknologi modern yang umumnya berasal dari Barat (Eropa
dan Amerika).
2. Pengembangan pertanian rakyat
Terjadi pergeseran dari sistem pertanian untuk rakyat atau keperluan sendiri menjadi
pertanian untuk pasar. Para petani mengolah tanah dan ternaknya tidak semata-mata
untuk keperluan konsumsi sendiri akan tetapi dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
pasar untuk mendapatkan uang.
3. Industrialisasi
Dalam proses ini terjadi pergeseran pemakaian tenaga kerja manusia dan hewan kepada
pemakaian sumber tenaga buatan (energi bahan bakar batu bara, minyak bumi, tenaga
listrik).
4. Urbanisasi
Dalam proses ini terjadi arus perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke daerah
perkotaan. Dalam banyak kasus di Indonesia, arus urbanisasi terjadi juga dari kota-kota kecil
menuju kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan.
Bersamaan dengan terjadinya modernisasi dan globalisasi akan banyak terjadi perubahan
dalam berbagai segi kehidupan masyarakat, antara lain:
1. Makin pudarnya unsur-unsur adat dan kebiasaan tradisional lainnya
2. Ikatan kerabat luas atau keluarga besar semakin melemah dan bergeser ke arah keluarga inti
atau keluarga batih
3. Munculnya bentuk-bentuk integrasi formal di bidang politik, pemerintahan, hukum, ekonomi,
perserikatan-perserikatan, dan lain-lain
4. Kemajuan di bidang pendidikan dengan berkembangnya kesempatan belajar serta
bertambahnya tenaga ahli terampil sebagai kaum terpelajar
5. Sejalan dengan semakin pesatnya modernisasi dan globalisasi di bidang teknologi komunikasi
dan transportasi semakin pesat pula arus dinamika penduduk dan arus informasi dari satu
daerah ke daerah lainnya.
Pertemuan Ke-5 s.d. 8
- Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sosial
Faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya dapat dikategorikan ke dalam dua
faktor, yaitu:
1. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam sistem sosial budaya yang bersangkutan
terutama akibat adanya penemuan baru atau inovasi-inovasi, bisa berupa penemuan dalam
bentuk ide atau gagasan baru, benda-benda atau peralatan baru.
Inovasi tidak semata-mata diakibatkan faktor kecerdasan para penemunya akan tetapi lebih
banyak ditentukan oleh faktor kebutuhan hidup yang sangat mendesak. Misalnya faktor
integrasi baru (pendatang) atau karena faktor kelahiran yang mengakibatkan terjadinya
peningkatan kebutuhan hidup.
Para ahli membedakan inovasi ada dua proses, yaitu discovery dan invention. Discovery
merupakan penemuan ide, benda, atau peralatan yang benar-benar baru, artinya belum
dikenal pada zaman sebelumnya. Adapun invention merupakan penemuan baru atau pola
baru sebagai penyempurnaan bentuk atau pola sebelumnya. Contohnya penemuan bentuk
baru dari tapak sepatu di zaman logam yang merupakan invention dari kapak genggam yang
merupakan discovery di zaman batu. Contoh lain penemuan mesin mobil oleh seorang warga
negara Austria yang bernama S. Marcus pada tahun 1875 yang dinyatakan sebagai discovery.
Baru pada tahun 1911 setelah melalui berbagai proses penyempurnaan mesin mobil tersebut
memperoleh hak paten sebagai kendaraan motor (invention).
Selain faktor inovasi faktor intern bisa juga terjadi akibat adanya unsur budaya yang hilang
(culture loss). Hal ini terjadi akibat adanya perubahan lingkungan hidup yang menuntut adanya
adaptasi atau penyesuaian budaya masyarakat yang bersangkutan. Contohnya para
pendatang yang berurbanisasi ke budaya desa yang mereka miliki akan hilang dan diganti
oleh budaya kota. Contoh lain adanya pendangkalan laut terjadilah apa yang disebut tanah
timbul di Segara Anakan (Cilacap, Jawa Tengah). Penduduk di sekitarnya bermula hidup
sebagai nelayan beralih menjadi petani yang sukses. Budaya nelayan lambat laun akan hilang
diganti oleh budaya petani.
2. Faktor ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar sistem sosial budaya yang bersangkutan.
Faktor ini timbul akibat adanya kontak dengan budaya asing. Prosesnya terjadi dalam bentuk:
a. Difusi
b. Akulturasi
c. Asimilasi
- Pertentangan Masyarakat
Pertentangan dalam masyarakat dapat terjadi antarindividu, individu dengan kelompok,
maupun antarkelompok. Pertentangan kepentingan tersebut dapat menimbulkan perubahan-
perubahan. Misalnya pertentangan antara seorang anggota keluarga besar dengan sistem garis
keturunan yang berlaku dalam kelompok kekerabatannya.
Dalam sistem matrilineal, jika seorang istri meninggal maka anak-anaknya akan menjadi
tanggung jawab kerabat istri. Hal ini akan mempengaruhi peranan keluarga inti dan kedudukan
suami dalam keluarga tersebut.
Pertentangan lainnya adalah pertentangan antara generasi muda dengan generasi tua.
Pertentangan ini seringkali terjadi pada masyarakat yang sedang berkembang dari tahap
tradisional ke tahap modern. Generasi muda lebih mudah menerima unsur-unsur kebudayaan
asing yang dapat menimbulkan perubahanperubahan tertentu dalam masyarakat, misalnya cara
berpakaian, pendidikan, kesetaraan gender dan lain sebagainya.
- Pemberontakan dan Revolusi
Pemberontakan dan revolusi yang terjadi dalam suatu masyarakat (negara) dapat
menimbulkan perubahan-perubahan mendasar, misalnya dari sistem kerajaan menjadi
demokrasi, atau dari sistem kerajaan menjadi negara Islam (seperti yang terjadi di Iran). Peristiwa
ini menyebabkan terjadinya perubahan terhadap segenap lembaga, mulai dari bentuk negara
sampai keluarga batih.
- Reformasi
Sebagai suatu proses perubahan, reformasi lebih ditekankan pada upaya untuk
memperbaiki struktur kemasyarakatan yang telah rusak atau terancam rusak. Perubahan ini
dilakukan untuk mengembalikan susunan atau aturan-aturan kehidupan masyarakat.
- Proses Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah suatu proses yang sedang berlangsung, bukan suatu keadaan
yang menunjukkan adanya suatu hasil tertentu. Sebagai suatu proses sosial, perubahan sosial
tidak mengenal istilah berawal dari sesuatu atau berakhir di dalam suatu keadaan tertentu.
Perubahan sosial adalah suatu rentetan kejadian sosial yang tidak berujung dan tidak berpangkal,
meskipun rentetan itu mempunyai keterikatan dengan kejadian sosial di masa lalu dan kejadian
sosial yang akan datang.
Perubahan sosial berproses di dalam masyarakat dan mengubah masyarakat secara
keseluruhan secara bertahap.
1. Adanya inovasi dalam masyarakat
2. Proses persebaran inovasi kepada setiap anggota masyarakat atau ke dalam sistem sosial
masyarakat yang bersangkutan
Ada dua macam kecenderungan yang terjadi akibat perubahan struktur sosial dan perpecahan
sosial. Kedua macam kecenderungan yang diakibatkan oleh perubahan sosial dalam masyarakat,
yaitu
1. Proses penyatuan sosial
2. Proses perpecahan sosial
Pertemuan Ke-9 s.d. 11
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Perubahan Sosial
Perubahan sosial bukanlah suatu gejala yang berdiri sendiri tetapi selalu dipengaruhi oleh sebab-
sebab tertentu, yaitu:
1. Sumber asal penyebab perubahan sosial
Menurut sumber asalnya perubahan sosial dapat berasal dari luar maupun dari dalam.
a. Faktor-faktor internal
Faktor penyebab perubahan dari dalam (internal) dapat terjadi karena beberapa sebab. Salah
satu sebab yang menonjol adalah adanya perpecahan dari dalam, munculnya kelompok sosial
yang inovatif dan kreatif. Adanya individu kreatif yang memiliki banyak inisiatif yang baru,
adanya pemimpin yang progresif atau memiliki kemauan untuk maju yang sangat tinggi.
Perubahan sosial yang bersumber dari dalam dapat terjadi melalui proses akumulasi dari dalam
masyarakat itu sendiri. Perubahan ini terjadi tanpa uluran tangan dari pemerintah atau negara,
misalnya munculnya kaum wiraswasta bisnis akibat meningkatnya kemampuan masyarakat
untuk menabung. Juga berkembangnya pekerjaan-pekerjaan bukan pertanian di desa karena
masyarakat menginvestasikan kelebihan atau surplus ekonominya yang diperoleh dari sektor
pertanian ke luar pertanian.
Contoh lain adalah berkembangnya teknologi karena kreativitas anggota masyarakat dalam
menciptakan jenis alat atau teknologi yang baru
b. Faktor-faktor eksternal
Perubahan sosial yang terjadi karena faktor dari luar (eksternal) dapat disebabkan oleh
beberapa sebab, antara lain:
1) Karena masuknya unsur-unsur baru dari luar
2) Interaksi dengan masyarakat luar
3) Masuknya ide baru dari luar
Perubahan sosial yang terjadi karena faktor dari luar umumnya terjadi secara berantai. Hal ini
dimulai dari tindakan seseorang yang membawa unsur dari luar dan disebarluaskan di dalam
masyarakat sampai pada proses penerimaan bersama unsur baru dari luar oleh semua anggota
masyarakat.
Unsur baru dari luar dapat berupa:
1) Teknologi baru
2) Ide-ide, pemikiran atau gagasan baru
3) Perilaku dan gaya hidup baru
2. Jenis faktor penyebab perubahan sosial
Kita dapat membagi sebab-sebab perubahan sosial menurut jenis dan sifat-sifat faktor yang
menyebabkannya. Dalam hal ini terdapat dua macam faktor yang menyebabkannya, yaitu:
a. Faktor-faktor yang bersifat materiil
b. Faktor-faktor yang bersifat idiil
3. Faktor-faktor penghambat
a. Kurang berhubungan dengan masyarakat lain
b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
c. Sikap masyarakat yang sangat tradisional
d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat
e. Rasa takut akan terjadi kegoyahan pada integrasi sosial yang telah ada
f. Prasangka pada hal-hal baru atau asing (sikap tertutup)
g. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis
h. Adat istiadat (kebiasaan)

Pertemuan Ke-12 s.d. 15


- Dampak Perubahan Sosial
Perubahan sosial dapat menimbulkan dampak perpecahan sosial. Perpecahan sosial itu terjadi
melalui berbagai macam protes perubahan struktural, di antaranya:
1. Dislokasi sosial
Yaitu proses tercabutnya anggota masyarakat dari akar kedudukan sosial mereka dan diganti
dengan kedudukan sosial lain
2. Pembagian sosial atau diferensiasi sosial
Yaitu proses terjadinya pemisahan-pemisahan aspek kehidupan di dalam masyarakat
3. Ketimpangan sosial
Merupakan proses yang terjadi karena proses integrasi mendahului proses diferensiasi
sehingga mengakibatkan kekacauan struktur sosial
4. Kesenjangan sosial
Merupakan proses yang terjadi apabila perbedaan sosial di antara kelompok semakin
mencolok dan mereka tidak mengembangkan hubungan sosial yang akrab satu sama lain.
Sangat wajar jika perubahan sosial tidak merata ke seluruh anggota atau kelompok
masyarakat. Kelompok satu sama lainnya pasti memiliki tingkat perkembangan yang berbeda
dalam menanggapi suatu perubahan
5. Solidaritas sosial
Merupakan suatu perasaan bersama di antara anggota masyarakat karena mereka merasa
memiliki bersama dan menjadi bagian daripadanya
Dampak perubahan sosial yang lain adalah:
1. Disorganisasi sosial
Disorganisasi adalah proses memudarnya atau melemahnya norma-norma dan nilai-nilai
sosial dalam masyarakat karena adanya perubahan sosial dan budaya.
a. Persoalan yang berhubungan erat dengan organisasi masyarakat (community
organization). Terjadi keretakan dalam organisasi-organisasi kemasyarakatan, seperti
kekerabatan, ketetanggaan, dan lain-lain.
b. Adanya pembagian kerja yang disebabkan oleh semakin terspesialisasinya bidang-
bidang pekerjaan sehingga memerlukan tenaga kerja yang memiliki keahlian yang
khusus pula. Akibatnya, orang tidak mampu mengerjakan semua jenis pekerjaan karena
dibatasi oleh bidang keahlian yang dikuasainya.
c. Aktivitas untuk mengisi waktu senggang. Alasannya berupa kegiatan yang berhubungan
dengan kegemaran atau jenis rekreasi tertentu. Pada masyarakat yang mengalami
modernisasi, aktivitas ini telah banyak berubah, termasuk dalam hal upacara adat dan
tradisi masyarakat setempat.
d. Pengangguran juga banyak terdapat pada masyarakat yang baru melakukan
modernisasi, khususnya industrialisasi. Penggunaan mesin-mesin canggih banyak
mengurangi pemakaian tenaga manusia.
2. Kesenjangan budaya dan disintegrasi sosial
Perubahan dalam sistem sosial terjadi secara bertahap melalui beberapa penyesuaian dan
tidak berlangsung secara revolusioner. Perubahan drastis hanya terjadi pada bentuk luarnya
saja, sedangkan unsur-unsur sosial budaya yang menjadi bangunan dasarnya tidak secara
langsung mengalami perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat
tidak selalu diikuti dengan reaksi dari sistem sosial yang bersifat menyesuaikan (adjustive),
artinya peruhahan-perubahan itu tidak selalu disertai dengan penyesuaian-penyesuaian
sehingga masyarakat mengalami disintegrasi sosial. Disintegrasi sosial diawali oleh gejala-
gejala sebagai berikut:
a. Tidak adanya persamaan pandangan antaranggota masyarakat mengenai tujuan bersama
yang semula mereka jadikan pegangan atau patokan.
b. Norma-norma masyarakat tidak lagi dapat berfungsi dengan baik sebagai alat
pengendalian sosial untuk mencapai tujuan masyarakat.
c. Terjadi pertentangan antarnorma dalam masyarakat
d. Sanksi kepada anggota yang melanggar norma tidak dilaksanakan secara konsekuen.
e. Tindakan-tindakan warga masyarakat tidak lagi sesuai dengan normanorma yang berlaku
f. Terjadi proses-proses yang bersifat disosiatif (upaya memisahkan diri), seperti persaingan,
pertentangan, ataupun kontroversi.
g. Kriminalitas
h. Pergolakan daerah
i. Aksi protes (demonstrasi)
j. Kenakalan remaja
C. Metode Pembelajaran
Diskusi kelompok, tanya jawab, paraktik dan penugasan
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke-1 s.d. 4
Kegiatan Awal
Apersepsi:
Siswa diingatkan tentang fenomena perubahan yang ada di masyarakat
Motivasi:
Memotivasi akan pentingnya menguasai materi ini dengan baik, untuk membantu siswa dalam
memahami proses perubahan di masyarakat
Kegiatan Inti
1. Dengan berdiskusi siswa diajak membahas pengertian dan bentuk perubahan sosial
2. Dengan berdiskusi dan tanya jawab siswa diajak memahami dan menjelaskan tentang akibat
perubahan sosial
3. Dengan praktik siswa berdiskusi tentang tema-tema yang sudah ditentukan oleh guru
4. Siswa mengerjakan tugas latihan soal-soal pada buku LKS dan buku penunjang lainnya
Penutup
1. Dengan bimbingan guru siswa diminta untuk membuat rangkuman materi
2. Siswa dan guru melakukan refleksi
3. Guru memberikan tugas rumah (PR)
Pertemuan Ke-5 s.d. 8
Kegiatan Awal
Apersepsi:
Siswa diingatkan tentang pengertian perubahan sosial
Motivasi:
Memotivasi akan pentingnya menguasai materi ini dengan baik, untuk membantu siswa dalam
memahami pengertian penyebab dan bentuk pertentangan di masyarakat
Kegiatan Inti
1. Dengan berdiskusi siswa diajak membahas faktor-faktor penyebab perubahan sosial
2. Dengan berdiskusi dan tanya jawab siswa diajak memahami dan menjelaskan tentang proses dan
bentuk perubahan sosial di masyarakat
3. Dengan praktik siswa berdiskusi tentang tema-tema yang sudah ditentukan oleh guru
4. Siswa mengerjakan tugas latihan soal-soal pada buku LKS dan buku penunjang lainnya
Penutup
1. Dengan bimbingan guru siswa diminta untuk membuat rangkuman materi
2. Siswa dan guru melakukan refleksi
3. Guru memberikan tugas rumah (PR)
Pertemuan Ke-9 s.d. 11
Kegiatan Awal
Apersepsi:
Siswa diingatkan tentang bentuk-bentuk perubahan sosial
Motivasi:
Memotivasi akan pentingnya menguasai materi ini dengan baik, untuk membantu siswa dalam
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi proses perubahan sosial
Kegiatan Inti
1. Dengan berdiskusi siswa diajak membahas faktor-faktor penyebab perubahan sosial
2. Dengan berdiskusi dan tanya jawab siswa diajak memahami dan menjelaskan tentang fenomena
perubahan yang ada di masyarakat
3. Dengan praktik siswa berdiskusi tentang tema-tema yang sudah ditentukan oleh guru
4. Siswa mengerjakan tugas latihan soal-soal pada buku LKS dan buku penunjang lainnya
Penutup
1. Dengan bimbingan guru siswa diminta untuk membuat rangkuman materi
2. Siswa dan guru melakukan refleksi
3. Guru memberikan tugas rumah (PR)
Pertemuan Ke-12 s.d. 15
Kegiatan Awal
Apersepsi:
Siswa diingatkan tentang faktor-faktor penyebab perubahan sosial
Motivasi:
Memotivasi akan pentingnya menguasai materi ini dengan baik, untuk membantu siswa dalam
memahami pengertian akibat perubahan sosial
Kegiatan Inti
1. Dengan berdiskusi siswa diajak membahas akibat perubahan sosial
2. Dengan berdiskusi dan tanya jawab siswa diajak memahami dan menjelaskan tentang damapak
perubahan sosial yang teridentifikasi oleh mereka
3. Dengan praktik siswa berdiskusi tentang tema-tema yang sudah ditentukan oleh guru
4. Siswa mengerjakan tugas latihan soal-soal pada buku LKS dan buku penunjang lainnya
Penutup
1. Dengan bimbingan guru siswa diminta untuk membuat rangkuman materi
2. Siswa dan guru melakukan refleksi
3. Guru memberikan tugas rumah (PR)
E. Alat dan Bahan
1. Alat : makalah, massmedia
2. Sumber belajar :
- Buku paket
- Buku lain yang relevan
- LKS Tuntas
F. Penilaian
1. Teknik : tes unjuk kerja
2. Bentuk instrumen : tes tertulis uraian
3. Soal/instrumen
1. Ketidaksesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda yang ada dalam kehidupan sosial
sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang
bersangkutan adalah ....
a. integrasi sosial c. konflik sosial e. hubungan sosial
b. perubahan sosial d. interaksi sosial
2. Perubahan dalam arti yang positif disebut ....
a. progres c. degradasi e. isolasi
b. regres d. rehabilitasi
3. Perubahan sosial yang terjadi secara lambat dinamakan ....
a. revolusi c. sosialisasi e. internalisasi
b. evolusi d. akulturasi
4. Salah satu contoh discovery adalah penemuan ....
a. apollo d. pupuk buatan
b. kertas pengisap tinta e. mesin cetak
c. mobil dan pesawat terbang
5. Kebudayaan setempat membaurkan diri dengan kebudayaan yang datang, sehingga akhirnya
seolah-olah kebudayaan setempat itu lenyap, hal ini berarti terjadi ....
a. asimilasi d. stratifikasi
b. enkulturasi e. sugesti
c. adaptasi
6. Perubahan sosial dan kebudayaan merupakan suatu proses yang ....
a. terus-menerus d. spontanitas
b. sewaktu-waktu e. berdiri sendiri
c. direncanakan
7. Salah satu syarat terjadinya suatu revolusi adalah ....
a. adanya rasa senang terhadap keadaan yang dijalani
b. pemimpin tersebut harus mempu menunjukkan suatu tujuan yang bersifat konkret dan dapat
dilihat masyarakat
c. perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosialnya
d. tidak adanya momentum yang tepat
e. tidak adanya arah dan tujuan revolusi
8. Perkembangan masyarakat tidak pula melalui tahap-tahap tertentu yang tetap sebab kebudayaan
manusia telah mengikuti suatu garis evolusi tertentu, hal ini merupakan teori ....
a. perubahan unilinear d. perubahan sosial besar
b. perubahan universal e. siklus perubahan
c. perubahan multilinear
9. Di bawah ini merupakan contoh suatu perubahan yang akan membawa pengaruh besar pada
masyarakat, kecuali ....
a. proses industrialisasi yang berlangsung pada masyarakat agraris
b. perubahan pada lembaga kemasyarakatan akan ikut mempengaruhi hubungan kerja
c. perubahan pada sistem kepemilikan
d. perubahan pada stratifikasi masyarakat
e. perubahan mode pakaian masa kini
10.Teori perubahan multilinear adalah ....
a. teori yang menekankan penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi
masyarakat
b. teori yang menekankan tahap-tahap perkembangan masyarakat
c. teori yang menekankan perubahan sosial tertentu dalam masyarakat
d. teori yang menekankan perkembangan kebudayaan masyarakat
e. teori kebudayaan yang menekankan karena ada garis tertentu
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
No. 2

Mata Pelajaran : Sosiologi


Kelas/Semester : XII/1
Materi Pokok : Lembaga sosial
Pertemuan Ke- : 16 s.d. 27
Alokasi Waktu : 12 x pertemuan (24 x 45 menit)

Standar Kompetensi :
Memahami lembaga sosial
Kompetensi Dasar :
2.1 Menjelaskan hakikat lembaga sosial
2.2 Mengklasifikasikan tipe-tipe lembaga sosial
2.3 Mendeskripsikan peran dan fungsi lembaga sosial
Indikator :
- Menjelaskan hakikat lembaga sosial
- Menyebutkan tipe-tipe lembaga sosial
- Menyebutkan fungsi lembaga sosial
- Menjelaskan fungsi lembaga sosial
- Menyebutkan peran lembaga sosial
Alokasi Waktu : 24 jam pelajaran (12 x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat:
- Menjelaskan hakikat lembaga sosial
- Mengklasifikasikan tipe-tipe lembaga sosial
- Mendeskripsikan peran dan fungsi lembaga sosial
B. Materi Pembelajaran
Pertemuan Ke-16 s.d. 18
- Hakikat Lembaga Sosial
Pada hakikatnya lembaga sosial muncul sebagai produk yang tidak direncanakan. Sedangkan tahap
yang dilalui dalam proses pembentukan lembaga sosial adalah sebagai berikut:
1. Manusia mencari cara yang praktis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia menemukan
beberapa kebiasaan yang baru yang berlaku secara terus-menerus dan diulang-ulang. Dengan
berjalannya waktu kebiasaan-kebiasaan tersebut dilegalkan oleh masyarakat sehingga tumbuh dan
berkembang menjadi lembaga.
2. Kebiasaan yang telah dilegalkan kemudian menjadi semacam norma yang kemudian dilembagakan
oleh masyarakat (instutionalization). Norma yang merupakan harapan perilaku ini oleh masyarakat
dititipkan untuk menentukan posisi status dan fungsi peranan untuk perilaku. Proses
teraktualisasinya norma sosial ke dalam kehidupan nyata dalam masyarakat itu sendiri sebagai
suatu institusi masyarakat disebut institusionalisasi.
3. Proses pelembagaan sebenarnya tidak berhenti demikian saja, namun dapat berlangsung lebih jauh
lagi hingga suatu norma masyarakat tidak hanya menjadi institutionalized dalam masyarakat tetapi
menjadi internalisasi. Internalisasi adalah suatu taraf perkembangan, di mana para anggota
masyarakat dengan sendirinya ingin berperikelakuan sejalan dengan yang memang sebenarnya.
Dengan perkataan lain norma-norma tadi telah mendarah daging (internalized).
Sementara itu Gillin and Gillin menggambarkan suatu lembaga sosial dengan bentuk-bentuk sebagai
berikut:
1. Organisasi pola pemikiran dan pola perilaku yang berwujud melalui aktivitas kemasyarakatan yang
hasilnya terdiri atas kebiasaan, adat istiadat, tata kelakuan, serta unsur-unsur kebudayaan yang
secara langsung ataupun tidak langsung tergabung dalam suatu unit yang fungsional.
2. Mempunyai satu atau tujuan tertentu.
3. Mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan serta memiliki
lembaga tertentu yang secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsinya.
4. Mempunyai suatu tingkatan kekekalan tertentu sehingga orang menganggapnya sebagai himpunan
norma yang mesti dipertahankan.
5. Memiliki suatu tradisi tertentu yang merupakan dasar bagi yang bersangkutan dalam menjalankan
fungsinya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa lembaga sosial adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu
tujuan atau kepentingan masyarakat. Sekumpulan kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada
suatu kegiatan pokok manusia serta proses-proses terstruktur untuk melaksanakan berbagai kegiatan
tertentu.
Untuk menjelaskan pengertian pranata sosial, berikut ini dipaparkan beberapa pendapat ahli sosiologi
mengenai pranata sosial.
1. Pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas
untuk memenuhi kebutuhan yang kompleks (Koentjaraningrat).
Lembaga kemasyarakatan adalah himpunan norma dari segala tindakan yang berkisar pada suatu
kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat (Soerjono Soekanto).
2. Lembaga kemasyarakatan dilihat dari sudut kebudayaan berarti sebagai perbuatan, cita-cita, sikap,
dan kelengkapan kebudayaan, yang mempunyai sifat kekal serta bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan masyarakat (Summer).
3. Pranata sosial adalah suatu jaringan proses hubungan antarmanusia dan antarkelompok sosial
yang berfungsi memelihara hubungan serta pola sesuai dengan minat dan kepentingan manusia
dalam kelompoknya (Liopold Von Wilse dan Becher).
4. Pranata sosial adalah struktur budaya formal yang dirancang untuk menemukan dan memenuhi
kebutuhan sosial pokok (Landis).
5. Pranata sosial adalah prosedur atau cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan
antarmanusia yang bergabung dalam suatu kelompok masyarakat yang disebut asosiasi (Robert
Mac Iver dan C.A. Page).
6. Pranata sosial adalah suatu sistem hubungan sosial yang mengandung nilainilai dan prosedur
tertentu dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat (Harton).
Berdasarkan definisi-definisi di depan, pranata sosial dapat diartikan sebagai sistem yang tersusun
dari tingkah laku, dan pranata sosial berbeda dengan organisasi atau grup yang terdiri atas sejumlah
orang. Hubungan utama dari suatu pranata sosial berdasarkan hal-hal berikut:
1. Pranata sosial mengandung nilai-nilai peranan dan bentuk tingkah laku yang ditetapkan, baik
tertulis maupun tidak tertulis, yang sifatnya mengikat semua anggota masyarakat.
2. Pola-pola tingkah laku berkisar pada penemuan dan pemenuhan kebutuhan pokok. Pranata sosial
bertujuan untuk pemuasan kebutuhan sosial.
3. Pola pembenaran tingkah laku, termasuk peranan dan tata cara yang ditentukan secara
membudaya.
4. Pola-pola tingkah laku yang ditetapkan secara ketat ditujukan supaya diperhitungkan sebagai
sesuatu yang agak permanen. Perubahan di dalamnya pasti ada, tetapi hanya perubahan yang
berkaitan dengan struktur pranata sosial itu sendiri. Contoh: sistem pendidikan dapat diubah, tetapi
pranata pendidikan tersebut lebih permanen.
5. Masyarakat selalu diliputi oleh berbagai masalah. Hal ini terjadi dalam usaha untuk memenuhi
kebutuhan sosial pokok atau utama.
6. Agar manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, baik berupa makanan maupun pakaian, ia
menciptakan pranata pertanian dan industri.
7. Pranata sosial berkembang ke dalam masyarakat dengan cara institusional yang akhirnya menjadi
kebiasaan.
8. Kebutuhan akan kepastian hukum dan tertib administrasi mendorong manusia menciptakan
pranata hukum dan pemerintahan.
Menurut Gillin and Gillin dalam bukunya, General Features of Social Institution, pranata sosial
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Pranata sosial merupakan suatu organisasi dari pola-pola pemikiran dan perilaku yang terwujud
melalui aktivitas-aktivitas sosial. Pranata sosial terdiri atas: adat istiadat, tata kelakuan, kebiasaan.
2. Pranata sosial mempunyai alat perlengkapan yang dipakai untuk mencapai tujuan. Misalnya
pembangunan, mesin-mesin, dan peralatan lain. Penggunaan dari masing-masing alat tersebut
berbeda-beda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya.
3. Lambang-lambang biasanya merupakan ciri khas pranata sosial. Lambang-lambang tersebut
secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsi pranata sosial. Contoh: kesatuan universitas,
akademi, dan lain-lain yang masing-masing mempunyai lambang berbeda.
4. Suatu pranata sosial mempunyai tradisi, baik tertulis maupun tidak tertulis, yang berguna untuk
merumuskan tujuan, tata tertib, dan lain-lain. Tradisi tersebut merupakan dasar pranata dalam
usaha memenuhi kebutuhan pokok masyarakat.
5. Tingkat kekekalan merupakan ciri dari semua pranata sosial. Sistem kepercayaan dan aneka
tindakan menjadi bagian institusi setelah melewati waktu cukup lama. Pranata sosial sebagai
himpunan norma berkisar pada kebutuhan pokok masyarakat.
6. Pranata sosial mempunyai berbagai tujuan tertentu. Tujuan-tujuan itu dapat tidak sejalan dengan
fungsi pranata itu sendiri.

Pertemuan Ke-19 s.d. 23


- Tipe-tipe Lembaga Sosial
Menurut Koenjraningrat dalam bukunya Pengantar Antropologi terdapat delapan tipe lembaga sosial,
yaitu:
1. Lembaga keluarga (domestic institutions)
Yaitu aturan-aturan khusus yang berfungsi mengatur kegiatan masyarakat dalam hidup keluarga
atau kekerabatan seperti masalah perkawinan, pengasuhan anak, pergaulan antarkeluarga, dan
sebagainya. Lembaga yang berwenang untuk menangani hal tersebut misalnya departemen
agama, catatan sipil, dan lain-lain.
2. Lembaga ekonomi (economic institutions)
Yaitu aturan-aturan khusus yang mengatur kegiatan masyarakat dalam kehidupan ekonomi
seperti mengatur kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa. Lembaga yang
mengatur misalnya bulog, koperasi, lembaga distribusi minyak tanah, minyak goreng, dan lain-
lain.
3. Lembaga keilmuan (scientific institutions)
Yaitu aturan-aturan khusus yang fungsinya mengatur kegiatan masyarakat dalam bidang
pendidikan keilmuan, lembaga yang menangani misalnya badan penelitian bibit padi, badan
penelitian dampak lingkungan, dan lain-lain.
4. Lembaga pendidikan (educational institutions)
Yaitu aturan-aturan khusus yang fungsinya mengatur kegiatan masyarakat dalam bidang
pendidikan. Misalnya departemen pendidikan dan kebudayaan, departemen agama, dan lain-
lain.
5. Lembaga kesenian (arthistic and recreation institutions)
Yaitu aturan-aturan khusus yang fungsinya mengatur kegiatan masyarakat dalam bidang
kesenian. Lembaga yang menangani misalnya PARFI, PORKI, KONI, dan lain-lain.
6. Lembaga agama (religius institutions)
Yaitu aturan-aturan khusus yang fungsinya mengatur kegiatan masyarakat dalam bidang
keagamaan dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Lembaga yang menangani
misalnya Depag, Nu, Muhammadiyah, MTA, dan lain-lain.
7. Lembaga politik (political institutions)
Yaitu aturan-aturan khusus yang menangani atau yang berfungsi mengatur pembagian
kekuasaan dalam kehidupan masyarakat. Lembaga yang menangani misalnya pemerintah,
kehakiman, DPR, MPR, dan lain-lain.
8. Lembaga kesehatan (somatic institutions)
Yaitu aturan-aturan khusus yang fungsinya mengatur kegiatan masyarakat dalam bidang
kesehatan, kedokteran, dan lain-lain. Lembaga yang menangani misalnya departemen
kesehatan, departemen sosial, dan lain-lain.
Menurut Gillin and Gillin lembaga-lembaga sosial dapat diklasifikasikan menjadi beberapa ciri, yaitu:
1. Crescive institutions dan enacted institutions yang merupakan klasifikasi dari sudut
perkembangannya. Crescive institutions yang juga disebut lembagalembaga paling primer,
merupakan lembaga-lembaga yang secara tak disengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat.
Contohnya adalah hak milik, perkawinan, agama, dan seterusnya.
Enacted institutions dengan sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya lembaga
utang-piutang, lembaga perdagangan dan lembaga-lembaga pendidikan, yang kesemuanya
berakar pada kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat. Pengalaman melaksanakan kebiasaan-
kebiasaan tersebut kemudian disistemalisasi dan diatur untuk kemudian dituangkan ke dalam
lembaga-lembaga yang disahkan oleh negara.
2. Dari sudut sistem nilai-nilai yang diterima masyarakat timbul klasifikasi atas basic institutions dan
subsidiary institutions. Basic institutions dianggap sebagai lembaga kemasyarakatan yang sangat
penting untuk memelihara dan mempertahankan tata-tertib dalam masyarakat. Dalam
masyarakat Indonesia, misaInya keluarga, sekolah-sekolah, negara dan lain sebagainya
dianggap sebagai basic institutions yang pokok. Sebaliknya adalah subsidiary institutions yang
dianggap kurang penting seperti misalnya kegiatan-kegiatan untuk rekreasi.
Ukuran apakah yang dipakai untuk menentukan suatu lembaga kemasyarakatan dianggap
sebagai basic atau subsidiary, berbeda di masingmasing masyarakat. Ukuran-ukuran tersebut
juga tergantung dari masa hidup masyarakat tadi berlangsung. Misalnya sirkus pada zaman
Romawi dan Yunani Kuno dianggap sebagai basic institutions; pada dewasa ini kiranya tak akan
dijumpai suatu masyarakat yang masih mempunyai keyakinan demikian.
3. Dari sudut penerimaan masyarakat dapat dibedakan approved atau social sanctioned-institutions
dengan unsanctioned institutions. Approved atau social sanctioned institutions, adalah lembaga-
lembaga yang diterima masyarakat seperti misalnya sekolah, perusahaan dagang dan lain-lain.
Sebaliknya adalah unsanctioned institutions yang ditolak oleh masyarakat, walau masyarakat
kadang-kadang tidak berhasil memberantasnya. Misalnya kelompok penjahat, pemeras,
pencoleng dan sebagainya.
4. Pembedaan antara general institutions dengan restricted institutions, timbul apabila klasifikasi
tersebut didasarkan pada faktor penyebarannya. Misalnya agama merupakan suatu general
institution, karena dikenal oleh hampir semua masyarakat dunia. Sedangkan agama-agama
Islam, Protestan, Katolik, Buddha dan lainnya, merupakan restricted institution, karena dianut
oleh masyarakat-masyarakat tertentu di dunia ini.
5. Sudut fungsinya terdapat pembedaan operative institutions dan regulative institutions. Yang
pertama berfungsi sebagai lembaga yang menghimpun pola-pola atau tata cara yang diperlukan
untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan, seperti misalnya lembaga industrialisasi.
Yang kedua, bertujuan untuk mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi
bagian mutlak lembaga itu sendiri. Suatu contoh adalah lembaga-lembaga hukum seperti
kejaksaan, pengadilan dan sebagainya.

Pertemuan Ke-24 s.d. 27


- Fungsi Lembaga Sosial
Lembaga sosial mempunyai fungsi yang sangat fundamental dalam menjaga kelangsungan hidup
masyarakat. Di antara fungsi-fungsi lembaga sosial tersebut adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengatur dan mengontrol perilaku warga masyarakat (to regulated and control of socies
behavior), artinya membatasi hak-hak setiap individu sehingga masing-masing individu bisa
mengontrol dirinya masing-masing. Di samping itu juga untuk mengontrol apakah suatu perilaku
sosial dikatakan benar atau salah, dalam hal tersebut dapat dilihat berdasarkan norma-norma
sosial yang dipedomani dalam lembaga sosial.
2. Memberikan perlindungan kepada pihak yang lemah dari desakan pihak yang kuat di dalam
masyarakat. Dengan dibatasinya hak-hak setiap individu maka diharapkan tidak ada lagi
benturan dengan kepentingan individu yang lain, termasuk pihak yang lemah dalam masyarakat.
3. Menjamin kelangsungan hidup masyarakat. Apabila lembaga sosial tidak ada, maka yang terjadi
adalah berlakunya hukum rimba, yaitu pihak yang kuat akan membinasakan pihak yang lemah.
Itu berarti kelangsungan hidup masyarakat tidak terjamin dengan baik. Dengan terciptanya
pembatasan hak masing-masing pihak dalam masyarakat, maka dapat menjamin semua individu
dalam memenuhi kebutuhannya secara normal.
4. Media terlaksananya proses sosialisasi dan enkulturasi
5. Pedoman dan pengaruh bagi individu warga masyarakat dalam kegiatan bersama sedangkan
fungsi masing-masing lembaga sosial adalah sebagai berikut:
a. Lembaga keluarga
b. Lembaga agama
c. Lembaga pendidikan
d. Lembaga politik
e. Lembaga ekonomi
- Peran Lembaga Sosial
Di masyarakat terdapat lembaga-lembaga sosial yang berperan dalam pengendalian sosial.
Beberapa di antaranya adalah adat istiadat, tokoh masyarakat, kepolisian, dan pengadilan. Masing-
masing lembaga sosial tersebut berusaha menegakkan dan menjalankan pranata sosial agar kondisi
lingkungan berjalan tertib dan terkendali sesuai dengan aturan yang ada. Adapun fungsi dan guna
pranata yang harus ditegakkan lembaga-lembaga sosial adalah: sebagai pedoman bertingkah laku dan
bersikap anggota masyarakat memberi pelajaran dan pengawasan tingkah laku anggota-anggota
masyarakat, menciptakan hubungan yang selaras di masyarakat (kebudayaan), menjaga keutuhan
masyarakat, dan alat kontrol sosial. Adanya pranata lembaga kemasyarakatan dapat mengatur
perilaku sesuai kehendak masyarakat.
Macam-macam peran lembaga sosial adalah sebagai berikut:
1. Adat istiadat
Kehidupan suatu suku bangsa (masyarakat) tertentu tidak bisa lepas dari ikatan adat istiadat
secara turun-temurun. Sampai saat ini, generasi penerus sebagian masih membudayakan adat
istiadat dan nilai-nilai luhur dalam pergaulan sehingga terjalin hubungan yang selaras dan harmonis
di dalam masyarakat. Sebenarnya, adat istiadat merupakan aturan-aturan tidak tertulis yang
disepakati suatu kelompok masyarakat setempat. Adakalanya, adat istiadat lebih dipatuhi daripada
hukum yang tertulis pada suatu masyarakat. Di dalam adat istiadat ada pula pemberian sanksi
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Contoh: seorang anak perempuan yang berbuat
asusila di masyarakat Jawa Tengah, maka akan mendapat sanksi berupa ejekan dan hinaan, serta
diisolir dalam masyarakatnya. Contoh lain: hukum adat di Tapanuli tidak memperbolehkan menikah
bagi orang yang berasal dari satu marga. Bila ketentuan ini dilanggar, maka sanksinya berupa
dikucilkan dari kehidupan masyarakat. Contoh lainnya, untuk menjaga kewibawaan keluarga di
Madura dikenal istilah carok.
2. Tokoh masyarakat
Aturan yang mengikat tentang pola perilaku seseorang dalam hidup bermasyarakat yang
merupakan warisan leluhur dan harus dikerjakan dikenal dengan nama adat istiadat. Dalam hal ini,
tokoh masyarakat berperan sebagai ketua adat. Artinya, tokoh masyarakat adalah seorang warga
masyarakat yang mempunyai kemampuan pengetahuan, perilaku, kedudukan, dan usia yang bisa
dianggap layak sebagai pemimpin dan tokoh di lingkungannya. Tokoh masyarakat merupakan
pelaksana dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial. Contoh: ketua RT merupakan tokoh
masyarakat di lingkungan RT setempat. Tokoh masyarakat lainnya, misalnya ketua RW, lurah,
camat, bupati, alim ulama, kepala desa, dan sebagainya.
Peran tokoh masyarakat sangat diharapkan dalam upaya mencegah ataupun memulihkan keadaan
ketika terjadi penyimpangan sosial di dalam lingkungannya.
3. Kepolisian
Kepolisian merupakan aparatur negara yang bertanggung jawab dalam bidang keamanan. Sebagai
penegak disiplin hukum, tindakan kepolisian bertujuan untuk mencegah dan mengatasi perilaku
menyimpang. Aparat kepolisian memiliki wewenang untuk menangkap, memeriksa, dan menyidik
para pelanggar hukum yang selanjutnya dibawa ke pengadilan. Dasar pelaksanaan dan tindakan
polisi yakni norma-norma hukum tertulis. Dalam norma hukum yang berupa undangundang itu
tertulis bentuk-bentuk pelanggaran dalam hukum tertulis seperti pencurian, penganiayaan,
penghinaan, pembunuhan, dan lainnya. Walaupun demikian, polisi tidak berhak menjatuhkan
hukuman kepada warga yang melakukan penyimpangan. Upaya aparat kepolisian untuk
mengurangi penyimpangan sosial adalah melakukan sosialisasi hukum, penyelidikan,
penangkapan, pemeriksaan, dan pengawasan terhadap perilaku sosial seseorang. Usaha yang
dapat dilakukan terhadap perilaku menyimpang baik yang dilakukan kepolisian maupun lembaga
sosial lain dalam rangka pengendalian sosial di antaranya:
a. Tindakan preventif
Dalam tahap ini dilakukan upaya dini mencegah timbulnya penyimpangan sosial
b. Tindakan represif-kuratif
Tindakan yang berupa kegiatan menyembuhkan para pelaku penyimpangan sosial
c. Rehabilitasi
Kegiatan memulihkan citra diri yang buruk terhadap seseorang agar kembali berperilaku sesuai
nilai dan norma. Penyembuhan penyimpangan perilaku dapat dilakukan baik dengan cara panti
maupun nonpanti.
4. Pengadilan
Institusi peradilan merupakan salah satu lembaga sosial dan sekaligus merupakan alternatif
terakhir para pelaku penyimpangan sosial untuk mengatasi kasus yang terjadi.
Pengadilan bertugas membuat putusan hukum terhadap warga masyarakat yang melakukan
pelanggaran norma-norma hukum. Pengadilan juga bertugas membuat putusan hukum dalam
penyelesaian perkara. Namun, tidak semua kasus penyimpangan sosial di masyarakat harus
diselesaikan di pengadilan. Ini berarti, semua anggota masyarakat berperan aktif dalam
pengendalian sosial.
C. Metode Pembelajaran
Diskusi kelompok, tanya jawab, paraktik dan penugasan
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke-16 s.d. 18
Kegiatan Awal
Apersepsi:
Siswa diingatkan tentang damapak perubahan sosial
Motivasi:
Memotivasi akan pentingnya menguasai materi ini dengan baik, untuk membantu siswa dalam
memahami hakikat lembaga sosial
Kegiatan Inti
1. Dengan berdiskusi siswa diajak membahas pengertian lembaga sosial
2. Dengan berdiskusi dan tanya jawab siswa diajak memahami dan menjelaskan tentang aperanan
lembaga sosial di masyarakat
3. Dengan praktik siswa berdiskusi tentang tema-tema yang sudah ditentukan oleh guru
4. Siswa mengerjakan tugas latihan soal-soal pada buku LKS dan buku penunjang lainnya
Penutup
1. Dengan bimbingan guru siswa diminta untuk membuat rangkuman materi
2. Siswa dan guru melakukan refleksi
3. Guru memberikan tugas rumah (PR)
Pertemuan Ke-19 s.d. 23
Kegiatan Awal
Apersepsi:
Siswa diingatkan tentang hakikat lembaga sosial
Motivasi:
Memotivasi akan pentingnya menguasai materi ini dengan baik, untuk membantu siswa dalam
memahami fungsi dan peran lembaga sosial
Kegiatan Inti
1. Dengan berdiskusi siswa diajak membahas tipe-tipe lembaga sosial
2. Dengan berdiskusi dan tanya jawab siswa diajak memahami dan menjelaskan tentang tipe-tipe
lembaga sosial di masyarakat
3. Dengan praktik siswa berdiskusi tentang tema-tema yang sudah ditentukan oleh guru
4. Siswa mengerjakan tugas latihan soal-soal pada buku LKS dan buku penunjang lainnya
Penutup
1. Dengan bimbingan guru siswa diminta untuk membuat rangkuman materi
2. Siswa dan guru melakukan refleksi
3. Guru memberikan tugas rumah (PR)
Pertemuan Ke-24 s.d. 27
Kegiatan Awal
Apersepsi:
Siswa diingatkan tentang tipe-tipe lembaga sosial
Motivasi:
Memotivasi akan pentingnya menguasai materi ini dengan baik, untuk membantu siswa dalam
memahami fungsi dan peran lembaga sosial
Kegiatan Inti
1. Dengan berdiskusi siswa diajak membahas fungsi lembaga sosial
2. Dengan berdiskusi dan tanya jawab siswa diajak memahami dan menjelaskan tentang peran
lembaga sosial yang ada di masyarakat
3. Dengan praktik siswa berdiskusi tentang tema-tema yang sudah ditentukan oleh guru
4. Siswa mengerjakan tugas latihan soal-soal pada buku LKS dan buku penunjang lainnya
Penutup
1. Dengan bimbingan guru siswa diminta untuk membuat rangkuman materi
2. Siswa dan guru melakukan refleksi
3. Guru memberikan tugas rumah (PR)

E. Alat dan Bahan


1. Alat : makalah, massmedia
2. Sumber belajar :
- Buku paket
- Buku lain yang relevan
- LKS Tuntas
F. Penilaian
1. Teknik : tes unjuk kerja
2. Bentuk instrumen : tes tertulis uraian
3. Soal/instrumen
1. Ketidaksesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda yang ada dalam kehidupan sosial
sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang
bersangkutan adalah ....
a. integrasi sosial c. konflik sosial e. hubungan sosial
b. perubahan sosial d. interaksi sosial
2. Perubahan dalam arti yang positif disebut ....
a. progres c. degradasi e. isolasi
b. regres d. rehabilitasi
3. Perubahan sosial yang terjadi secara lambat dinamakan ....
a. revolusi c. sosialisasi e. internalisasi
b. evolusi d. akulturasi
4. Salah satu contoh discovery adalah penemuan ....
a. apollo d. pupuk buatan
b. kertas pengisap tinta e. mesin cetak
c. mobil dan pesawat terbang
5. Kebudayaan setempat membaurkan diri dengan kebudayaan yang datang, sehingga akhirnya
seolah-olah kebudayaan setempat itu lenyap, hal ini berarti terjadi ....
a. asimilasi d. stratifikasi
b. enkulturasi e. sugesti
c. adaptasi
6. Perubahan sosial dan kebudayaan merupakan suatu proses yang ....
a. terus-menerus d. spontanitas
b. sewaktu-waktu e. berdiri sendiri
c. direncanakan
7. Salah satu syarat terjadinya suatu revolusi adalah ....
a. adanya rasa senang terhadap keadaan yang dijalani
b. pemimpin tersebut harus mempu menunjukkan suatu tujuan yang bersifat konkret dan dapat
dilihat masyarakat
c. perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosialnya
d. tidak adanya momentum yang tepat
e. tidak adanya arah dan tujuan revolusi
8. Perkembangan masyarakat tidak pula melalui tahap-tahap tertentu yang tetap sebab kebudayaan
manusia telah mengikuti suatu garis evolusi tertentu, hal ini merupakan teori ....
a. perubahan unilinear e. perubahan sosial besar
b. perubahan universal d. siklus perubahan
c. perubahan multilinear
9. Di bawah ini merupakan contoh suatu perubahan yang akan membawa pengaruh besar pada
masyarakat, kecuali ....
a. proses industrialisasi yang berlangsung pada masyarakat agraris
b. perubahan pada lembaga kemasyarakatan akan ikut mempengaruhi hubungan kerja
c. perubahan pada sistem kepemilikan
d. perubahan pada stratifikasi masyarakat
e. perubahan mode pakaian masa kini
10.Teori perubahan multilinear adalah ....
a. teori yang menekankan penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi
masyarakat
b. teori yang menekankan tahap-tahap perkembangan masyarakat
c. teori yang menekankan perubahan sosial tertentu dalam masyarakat
d. teori yang menekankan perkembangan kebudayaan masyarakat
e. teori kebudayaan yang menekankan karena ada garis tertentu

Perhitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut:


Nilai akhir: Perolehan skor/skor maksimum (70) x skor total (100)

Anda mungkin juga menyukai