Anda di halaman 1dari 14

PERUBAHAN SOSIAL PADA

MASYARAKAT PEDESAAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : RONALDO
JANGPUTRA
NPM : 1850090040
SEMESTE : 3 (Tiga)
R
NO.ABSE : 17
N

PROGRAM STUDY AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2019
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang

Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan. Perubahan tersebut ada yang terbatas, ada
juga yang luas, ada perubahan yang lambat sekali, dan juga ada perubahan yang sangat cepat.

Perubahan social adalah sebuah gejala berubahnya struktur social dan pola budaya dalam
suatu masyarakat. Perubahan dalam masyarakat bisa mengenai beberapa hal, seperti nilai
sosial, pola perilaku, susunan lembaga, lapisan masyarakat, kekuasaan, dan wewenang serta
interaksi sosial. Perubahan sosial buda merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang
masadalam setiap masyarakat. Perubahan yang terjadi sesuai hakikat dan sifat dasar manusia
merupakan penyebab dari perubahan.

Setiap desa cepat atau lambat akan mengalami proses perubahan sosial. Sebelum
mengalami perubahan, wilayah pedesaan dan masyarakatnyadi kenal sebagai dari daerah
agraris. Pertanian menjadi pekerjaan sekaligus mata pencarian pokok masyarakat desa.

I.2. Tujuan Penulisan


1. Mengetahui defenisi perubahan sosial secara umum pada masyarakat desa.
2. Mengetahui aspek aspek perubahan sosial pada masyarakat.
3. Mengetahui penyebab dan akibatnya perubahaan sosial pada masyarakat desa.

I.3. Ruang Lingkup Penulisan


Materi ini membahas mengenai perilaku sosial masyarakat pedesaan terhadap
perkembangan budaya dan perilaku sosial pada perkembangan zaman di masyarakat
pedesaan.

II. IDENTIFIKASI MASALAH


1. Apa Itu Perubahan Sosial ?
2. Beberapa Teori tentang Perubahan Sosial ?
3. Apa Saja Bentuk Perubahan Sosial ?
4. Bagaimana Perubahan Sosial Masyarakat Pedesaan
III.TINJAUAN TEORITIS

3.1. Perubahan Sosial

3.1.1. Definisi Perubahan Sosial

Banyak pengertian yang menjelaskan tentang bagaimana perubahan sosial tersebut


terjadi dalam masyarakat. Hal demikian disebabkan karena tiap-tiap masyarakat mempunyai
kondisi lingkungan sosial budaya dan alam yang berbeda. Beberapa ahli sosiologi pun
mengartikan perubahan sosial berbeda-beda menurut pandangannya masing-masing. Berikut
adalah beberapa pengertian dari perubahan sosial menurut para ahli.

a. John Lewis Gillin and John Philip Gillin

Menurut J.L Gillin dan J.P Gillin perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara-cara
hidup yang diterima, yang disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi geografis,
kebudayaan material, komposisi penduduk, ideology, maupun karena adanya difusi dan
penemuan baru dalam masyarakat tersebut.

b. Max Weber

Berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan situasi dalam


masyarakat sebagai akibat adanya ketidaksesuaian unsur-unsur (dalam buku Sociological
Writings).

c. W. Kornblum

Berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan suatu budaya


masyarakat secara bertahap dalam jangka waktu lama (dalam buku Sociology in Changing
World).

3.2 Bentuk-bentuk Perubahan Sosial

Perubahan adalah sebuah kondisi yang berbeda dari sebelumnya. Perubahan itu bisa berupa
kemajuan maupun kemunduran.
 Bila dilihat dari sisi maju dan mundurnya, maka bentuk perubahan sosial dapat
dibedakan menjadi:

1. Perubahan sebagai suatu kemajuan (progress)

Perubahan sebagai suatu kemajuan merupakan perubahan yang memberi dan


membawa kemajuan pada masyarakat. Hal ini tentu sangat diharapkan karena kemajuan itu
bisa memberikan keuntungan dan berbagai kemudahan pada manusia. Perubahan kondisi
masyarakat tradisional, dengan kehidupan teknologi yang masih sederhana, menjadi
masyarakat maju dengan berbagai kemajuan teknologi yang memberikan berbagai
kemudahan merupakan sebuah perkembangan dan pembangunan yang membawa kemajuan.
Jadi, pembangunan dalam masyarakat merupakan bentuk perubahan ke arah kemajuan
(progress).

Perubahan dalam arti progress misalnya listrik masuk desa, penemuan alat-alat
transportasi, dan penemuan alat-alat komunikasi. Masuknya jaringan listrik membuat
kebutuhan manusia akan penerangan terpenuhi; penggunaan alat-alat elektronik meringankan
pekerjaan dan memudahkan manusia memperoleh hiburan dan informasi; penemuan alat-alat
transportasi memudahkan dan mempercepat mobilitas manusia proses pengangkutan; dan
penemuan alat-alat komunikasi modern seperti telepon dan internet, memperlancar
komunikasi jarak jauh.

2. Perubahan sebagai suatu kemunduran (regress)

Tidak semua perubahan yang tujuannya ke arah kemajuan selalu berjalan sesuai
rencana. Terkadang dampak negatif yang tidak direncanakan pun muncul dan bisa
menimbulkan masalah baru. Jika perubahan itu ternyata tidak menguntungkan bagi
masyarakat, maka perubahan itu dianggap sebagai sebuah kemunduran.

Misalnya, penggunaan HP sebagai alat komunikasi. HP telah memberikan kemudahan


dalam komunikasi manusia, karena meskipun dalam jarak jauh pun masih bisa komunikasi
langsung dengan telepon atau SMS. Disatu sisi HP telah mempermudah dan mempersingkat
jarak, tetapi disisi lain telah mengurangi komunikasi fisik dan sosialisasi secara langsung.
Sehingga teknologi telah menimbulkan dampak berkurangnya kontak langsung dan
sosialisasi antar manusia atai individu.

 Jika dilihat dari proses berlangsungnya, menurut Soerjono Soekamto perubahan dapat
dibedakan menjadi Evolusi dan Revolusi (perubahan lambat dan perubahan cepat).

1. Evolusi

Evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam proses lambat, dalam
waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan.
Perubahan-perubahan ini berlangsung mengikuti kondisi perkembangan masyarakat, yaitu
sejalan dengan usaha-usaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Dengan kata lain, perubahan sosial terjadi karena dorongan dari usaha-usaha masyarakat
guna menyesuaikan diri terhadap kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan perkembangan
masyarakat pada waktu tertentu. Contoh, perubahan sosial dari masyarakat berburu menuju
ke masyarakat meramu.

2. Revolusi

Revolusi, yaitu perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-


lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Seringkali perubahan revolusi
diawali oleh munculnya konflik atau ketegangan dalam masyarakat, ketegangan-ketegangan
tersebut sulit dihindari bahkan semakin berkembang dan tidak dapat dikendalikan. Terjadinya
proses revolusi memerlukan persyaratan tertentu, antara lain:

 Ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan.


 Adanya pemimpin/kelompok yang mampu memimpin masyarakat
tersebut.
 Harus bisa memanfaatkan momentum untuk melaksanakan revolusi.
 Harus ada tujuan gerakan yang jelas dan dapat ditunjukkan kepada
rakyat.
 Kemampuan pemimpin dalam menampung, merumuskan, serta
menegaskan rasa tidak puas masyarakat dan keinginan-keinginan yang
diharapkan untuk dijadikan program dan arah gerakan revolusi.

Contoh perubahan secara revolusi adalah peristiwa reformasi (runtuhnya rezim Soeharto),
peristiwa Tsunami di Aceh, semburan lumpur Lapindo (Sidoarjo).
 Jika dilihat dari ruang lingkupnya, perubahan sosial dibagi menjadi dua, yaitu
perubahan social yang berpengaruh besar dan perubahan sosial yang berpengaruh
kecil.

1. Perubahan Kecil

Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang
tidak membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Contoh
perubahan kecil adalah perubahan mode rambut atau perubahan mode pakaian.

2. Perubahan besar

Perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang
membawa pengaruh langsung atau pengaruh berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan
besar adalah dampak ledakan penduduk dan dampak industrialisasi bagi pola kehidupan
masyarakat.

 Jika dilihat dari keadaannya, perubahan sosial dibagi menjadi dua yaitu, perubahan
yang Direncanakan dan Tidak Direncanakan.

1. Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan

Perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan merupakan perubahan yang


telah diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak
melakukan perubahan di masyarakat. Pihak-pihak tersebut dinamakan agent of change, yaitu
seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat untuk memimpin
satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan yang bertujuan untuk mengubah suatu
sistem sosial. Contoh perubahan yang dikehendaki adalah pelaksanaan pembangunan atau
perubahan tatanan pemerintahan, misalnya perubahan tata pemerintahan Orde Baru menjadi
tata pemerintahan Orde Reformasi.

2. Perubahan yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan

Perubahan yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan merupakan


perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan
timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan. Contoh perubahan yang tidak
dikehendaki atau tidak direncanakan adalah munculnya berbagai peristiwa kerusuhan
menjelang masa peralihan tatanan Orde Lama ke Orde Baru dan peralihan tatanan Orde Baru
ke Orde Reformasi.

3.1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Sosial Budaya

Terjadinya sebuah perubahan tidak selalu berjalan dengan lancar, meskipun


perubahan tersebut diharapkan dan direncanakan. Terdapat faktor yang mendorong sehingga
mendukung perubahan, tetapi juga ada faktor penghambat sehingga perubahan tidak berjalan
sesuai yang diharapkan.

 Faktor pendorong perubahan Sosial

Faktor pendorong merupakan alasan yang mendukung terjadinya perubahan. Menurut


Soerjono Soekanto ada sembilan faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial, yaitu:

a. Terjadinya kontak atau sentuhan dengan kebudayaan lain.


b. Sistem pendidikan formal yang maju
c. Sikap menghargai hasil karya orang dan keinginan untuk maju.
d. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang.
e. Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat.
f. Penduduk yang heterogen.
g. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu
h. Orientasi ke masa depan
i. Nilai bahwa manusia harus selalu berusaha untuk perbaikan hidup.

 Faktor penghambat perubahan

Banyak faktor yang menghambat sebuah proses perubahan. Menurut Soerjono Soekanto,
ada delapan buah faktor yang menghalangi terjadinya perubahan sosial, yaitu:

1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.


2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.
3. Sikap masyarakat yang mengagungkan tradisi masa lampau dan cenderung
konservatif.
4. Adanya kepentingan pribadi dan kelompok yang sudah tertanam kuat (vestedinterest).
5. Rasa takut terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan dan menimbulkan
perubahan pada aspek-aspek tertentu dalam masyarakat.
6. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing, terutama yang berasal dari Barat.
7. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.
8. Adat dan kebiasaan tertentu dalam masyarakat yang cenderung sukar diubah.

3.2. Aspek-Aspek Perubahan Sosial Pada Masyarakat Desa

3.2.1 Perubahan-perubahan Khusus

Disini yang dimaksud dengan aspek-aspek perubahan yaitu menyangkut tentang


perubahan khusus dalam masyarakat desa yang diperkirakan penting untuk memahami
kehidupan masyarakat desa. Hal ini dapat memperdalam pemahaman tentang dinamika
kehidupan desa.

a). Urbanisasi dan Perkembangan Masyarakat Desa

Urbanisasi, terlebih dalam artinya sebagai proses pengotaan, adalah suatubentuk


khusus modernisasi. Dengan kata lain, konsep modernisasi yang sangat luas cakupan
pengertiannya itu mendapatkan bentuknya yang khusus di pedesaan dalam konsep urbanisasi.
Sebagaimana diketahui urbanisasi adalah proses pengotaan (proses mengotanya suatu desa),
proporsi penduduk yang tinggal di desa dan di kota, dan perpindahan penduduk dari desa ke
kota (urbanward migration).

Urbanisasi dalam arti proses pengkotaan hakekatnya meng gambarkan proses


perubahan dari suatu wilayah dengan masyara katnya yang semula adalah desa atau bersifat
pedesaan kemudian berubah dan berkembang menjadi kota atau bersifat kekotaan. Dalam
kenyataannya secara umum desa memang selalu mengalami peru bahan dan perkembangan.
Cepat-lambatnya atau besar-kecilnya peru bahan dan perkembangan yang terjadi tergantung
pada banyak faktor, antara lain tergantung- kepada potensi wilayah yang bersangkutan.
Perubahan itu secara umum cenderung mengarah ke sifat-sifat perkotaan. Namun, tidak
semua perubahan dan perkembangan yang terjadi di desa itu dapat disimpulkan sebagai
proses pengkotaan (proses perubahan desa menjadi kota). Proses perubahan itu seringkali
hanya merupakan proses perubahan biasa saja, yang hakekatnya secara umum terjadi di
semua kelompok masyarakat. Menurut Roland L. Warren, proses perubahan yang
menunjukkan terjadinya metamor pose dari desa menjadi kota hanya dapat disimak lewat
adanya gejala yang disebut great change.

Indikator dari adanya great change ini adalah:

1. Division of labor, yakni bila pada desa itu telah menunjukkan tumbuh dan
berkembangnya kelompok-kelompok kerja yang berbeda-beda tetapi saling
ada ketergantungan atau jalinan.
2. Munculnya diferensiasi kepentingan dan asosiasi.
3. Semakin bertam bahnya hubungan yang sistemik dengan masyarakat yang
lebih luas.
4. Muncul dan berkembangnya fenomena birokratisasi dan imperso nalisasi
dalam kegiatan usaha;
5. Pengalihan fungsi-fungsi ke lembagaan bidang usaha yang menguntungkan.
6. Adanya proses penerapan gaya hidup perkotaan.
7. Adanya proses perubahan nilai-nilai (Roland L. Warren, 1963: 54).

Yang sering diulas dalam berbagai pembahasan adalah konsep urbanasasi dalam
artian pergeseran penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi dalam artian ini banyak diulas
berkaitan dengan kerugian- kerugian yang dialami desa jika penduduknya bermigrasi ke kota.
Desa akan kehilangan para penduduknya dan itu menyebabkan desa semakin sulit
berkembang. Disamping itu ada pula gejala urbanisasi yang tidak permanen. Artinya, para
migran tersebut tidak secara permanen menetap di kota. Jika tidak ada peluang lagi bekerja di
kota, mereka akan kembali ke desa. Di desapun meski mereka lebih merasakan sebagai
seorang warga desa, namun selalu siap untuk bergerak ke kota apabila menemukan peluang
pekerjaan di kota.

b). Perubahan Kultural

Perubahan kultural (kebudayaan) adalah perubahan kebudayaan masyarakat desa dari


pola tradisional menjadi bersifat modern. Dalam hal ini yang dimaksud adalah kebudayaan
desa yang awalnya bersifat tradisional mulai dari alat yang digunakan, ideologi, pendidikan,
sedikit demi sedikit menjadi berkembang ke arah yang lebih modern.

Yang menjadi titik tolak utama pengertian pola kebudayaan tradisional adalah yang
dikemukakan oleh Paul H. Landis an Everett M. Rogers. Seperti telah diuraikan dalam bab
tersebut, nurut Paul H. Landis keberadaan pola kebudayaan tradisional tentukan oleh tiga
faktor. Ketiga faktor itu adalah:

1. Sejauh mana ketergantungan masyarakat terhadap alam,


2. Bagaimana tingkat teknolo gi nya.
3. Bagaimana sistem. produksinya.

Pola kebudayaan tradisional akan tetap eksis apabila masyarakat desa memiliki
ketergantungan yang sangat besar terhadap alam, namun dengan tingkat teknologi yang
tinggi, dan produksi yang hanya ditujukan untuk memenuhi kebu tuhan keluarga. Ini berarti
bahwa apabila ketergantungan terhadap alam berkurang atau bahkan hilang, tingkat
teknologinya tinggi, dan produksi ditujukan untuk mengejar keuntungan (profit orientecl),
maka kebudayaan tradisional menjadi kehilangan dasar eksistensinya Dan hal tersebut
menunjukkan perubahan cultural pada masyarakat desa yang sudah terlihat. Selain hal
tersebut meningkatnya teknologi pada masyarakat desa juga menunjukkan semakin
berubahnya kebudayaan di desa. Ynag awalnya menggunakan alat pertanian yang sederhana,
sekarang mulai maju dengan menggunakan teknologi-teknologi modern. Hal ini tidak buruk
karena dapat semakin memajukan desa kearah modern. Akan tetapi masih ada kendala dalam
memajukan desa kea rah modern. Hal ini disebabkan karena cara hidup modern menuntut
biaya tinggi. Sebaliknya, cara hidup tradisional adalah merupakan cara hidup yang relatif
murah. Oleh karena itu, sekalipun misalnya penduduk telah mendapatkan dan menyerap
pengetahuan baru dan budaya modern, namun pengaruhnya hanya sebatas sikap dan
pandangan hidup saja. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan hidup
modern karena masalah struktural, yakni karena mereka termasuk golongan miskin yang
rendah tingkat keberdayaannya.

c). Perubahan Struktural

Senada dengan uraian tentang perubahan kebudayaan di atas, bagian ini juga mencoba
mengungkapkan perubahan struktur masya rakat desa yang menjadi semakin bersifat
kompleks.

Struktur adalah bagaimana bagian-bagian dari sesuatu berhubungan satu dengan lain
atau bagaimana sesuatu tersebut disatukan. Struktur adalah sifat fundamental bagi setiap
sistem. Identifikasi suatu struktur adalah suatu tugas subjektif, karena tergantung pada asumsi
kriteria bagi pengenalan bagian-bagiannya dan hubungan mereka. Karenanya, identifikasi
kognitif suatu struktur berorientasi tujuan dan tergantung pada pengetahuan yang ada.

d). Perubahan Lembaga dan Kelembagaan

Lembaga adalah sebagai wahana untuk memenuhi kebutuhan dalam suatu


masyarakat. Dalam kaitan ini kelembagaan adalah sebagai wujud dari suatu tindakan bersama
(Collective action). Jadi jika suatu masyarakat menginginkan suatu kebutuhan baru dan
beragam maka secara otomatis lembaga lama akan tidak berfungsi lagi.

Seperti telah dijelaskan di atas, secara umum lembaga diartikan sebagai wahana untuk
memenuhi kebutuhan yang ada dalam suatu masyarakat. Kelembagaan dalam kaftan ini
adalah tindakan bersama (collective action) yang memiliki pola atau tertib yang jelas dalam
upaya untuk mencapai tujuan atau kebutuhan tertentu. ini berarti bahwa kelembagaan yang
ada dalam suatu masyarakat eksistensinya ditentukan oleh sifat dan ragam kebutuhan yang
ada dalam suatu masyarakat. Dengan demikian apabila dalam masyarakat muncul kebutuhan-
kebutuhan baru yang semakin meluas dan bera gam, maka lembaga-lembaga lama menjadi
kurang dapat berfungsi. Sebagai konsekuensinya, lembaga-lembaga baru yang instrumental
bagi pemenuhan kebutuhan baru itu semakin dituntut keberadaannya. Munculnya lembaga-
lembaga baru di desa-desa belum tentu rupakan tanggapan dari kebutuhan-kebutuhan baru
yang berkemba ng di tengah masyarakat itu. Lembaga-lembaga baru dapat saja muncul
berdasarkan program-program pembangunan yang diadakan oleh Pemerintah. Sebagai contoh
di Indonesia terdapat seiurnfah mbaga baru seperti LSD/LKMD, BUD, KUD, LMD, BPD,
dan bagainya. Badan-badan lain di luar Pemerintah juga ikut menyum bang hadirnya
lembaga-lembaga baru itu, seperti misalnya berbagai lembaga dari berbagai LSM yang
bergerak di pedesaan.

e). Perubahan dan Pembangunan dalam Bidang Pertanian

Perubahan dan pembangunan di bidang pertanian tidak lepas dari perubahan yang ada di
dunia ini khususya dalam IPTEK dan teknologi yang menunjang peningkatan dalam sektor
pertanian.

IV. PEMECAHAN MASALAH

Perubahan Sosial
Ada banyak pengertian yang menjelaskan tentang bagaimana perubahan sosial
tersebut terjadi dalam masyarakat. Hal demikian disebabkan karena tiap-tiap
masyarakat mempunyai kondisi lingkungan sosial budaya dan alam yang berbeda.
Beberapa ahli sosiologi pun mengartikan perubahan sosial berbeda-beda menurut
pandangannya masing-masing.

a. John Lewis Gillin and John Philip Gillin

Menurut J.L Gillin dan J.P Gillin perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara-cara
hidup yang diterima, yang disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi geografis,
kebudayaan material, komposisi penduduk, ideology, maupun karena adanya difusi dan
penemuan baru dalam masyarakat tersebut.

b. Max Weber

Berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan situasi dalam


masyarakat sebagai akibat adanya ketidaksesuaian unsur-unsur (dalam buku Sociological
Writings).

c. W. Kornblum

Berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan suatu budaya


masyarakat secara bertahap dalam jangka waktu lama (dalam buku Sociology in Changing
World).

4.1 perubahan yang terjadi pada masanya salah satu nya

perubahan sosial budaya dan cara mengatasinya :

Perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu


masyarakat, yang memengaruhi sistem sosial termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan
pola perilaku di antara kelompok dalam masyarakat.

1. meningkatkan pemahaman tentang daya tarik budaya sendiri


2. meningkatkan rasa peduli sesama dan cinta terhadap budaya sendiri
3. meningkatkan pemahaman agama yang kokoh
4. menganalisis dampak yang ditimbulkan oleh suatu perubahan, positif atau
negatifkah perubahan itu dan kerugian akan didapat

V. KESIMPULAN DAN SARAN


V.1. Kesimpulan

Dari hasil makalah ini dapat ditarik kesimpulan yaitu perubahan sosial dapat
disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi akibat adanya
ketidaksesuaian diantara unsur-unsur yang saling berbeda yang ada dalam kehidupan sosial
sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat
yang bersangkutan.

Selain itu kesimpulan yang dapat penulis temukan dari makalah ini adalah setiap
masyarakat senantiasa berada dalam proses sosial, dengan kata lain perubahan-perubahan
sosial merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat dapat diketahui dengan
membandingkan keadaan masyarakat pada suatu waktu tertentu dengan keadaannya pada
masa lampau.

Tidak ada satu pun perubahan sosial yang tidak membawa pengaruh bagi masyarakat.
Perubahan sosial akan membawa pengaruh positif bagi kehidupan masyarakatnya, tetapi juga
berdampak negatif. Dampak atau akibat dari perubahan sosial yaitu semakin kompleksnya
alat dan perlengkapan dalam memnuhi kebutuhan hidup,majunya teknologi diberbagaibidang
kehidupan, industri berkembang maju, tercipta stabilitas politik,meningkatkan tarap hidup
masyarakat, dan sebagainya.

V.2. Saran

Dari pembahasan mengenai perubahan sosial ini, kami menyarankan agar masyarakat
desa mampu mengenali karakteristik desanya agar mampu mengikuti perubahan sosial tanpa
mengubah struktur desa tersebut. Sehingga unsur dari desa tersebut tidak hilang dan masih
mampu mempertahankan aspek-aspek yang ada dalam desa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. http://blog.unila.ac.id/rone/mata-kuliah/perubahan-sosial/

Anonymous.http://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_sosial_budaya

Anonymous.http://learning-of.slametwidodo.com/2008/02/01/proses-proses-perubahan-
sosial-perubahan-stratifikasi-dan-struktur-sosial/

Anonymous.http://sosial-budaya.blogspot.com/2009/09/pengertian-perubahan-sosial-
budaya.html

Anonymous.http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/udejournal/(3)%20soca-
roosgandha-tk%20dlm%20proses%20modernisasi(1).pdf

Anonymous.http://www.crc.uri.edu/download/KonasIII.pdf

Anonymous http://www.scribd.com/doc/6592742/Perubahan-Sosial

Anda mungkin juga menyukai