MASYARAKAT PEDESAAN
DISUSUN OLEH :
NAMA : RONALDO
JANGPUTRA
NPM : 1850090040
SEMESTE : 3 (Tiga)
R
NO.ABSE : 17
N
Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan. Perubahan tersebut ada yang terbatas, ada
juga yang luas, ada perubahan yang lambat sekali, dan juga ada perubahan yang sangat cepat.
Perubahan social adalah sebuah gejala berubahnya struktur social dan pola budaya dalam
suatu masyarakat. Perubahan dalam masyarakat bisa mengenai beberapa hal, seperti nilai
sosial, pola perilaku, susunan lembaga, lapisan masyarakat, kekuasaan, dan wewenang serta
interaksi sosial. Perubahan sosial buda merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang
masadalam setiap masyarakat. Perubahan yang terjadi sesuai hakikat dan sifat dasar manusia
merupakan penyebab dari perubahan.
Setiap desa cepat atau lambat akan mengalami proses perubahan sosial. Sebelum
mengalami perubahan, wilayah pedesaan dan masyarakatnyadi kenal sebagai dari daerah
agraris. Pertanian menjadi pekerjaan sekaligus mata pencarian pokok masyarakat desa.
Menurut J.L Gillin dan J.P Gillin perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara-cara
hidup yang diterima, yang disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi geografis,
kebudayaan material, komposisi penduduk, ideology, maupun karena adanya difusi dan
penemuan baru dalam masyarakat tersebut.
b. Max Weber
c. W. Kornblum
Perubahan adalah sebuah kondisi yang berbeda dari sebelumnya. Perubahan itu bisa berupa
kemajuan maupun kemunduran.
Bila dilihat dari sisi maju dan mundurnya, maka bentuk perubahan sosial dapat
dibedakan menjadi:
Perubahan dalam arti progress misalnya listrik masuk desa, penemuan alat-alat
transportasi, dan penemuan alat-alat komunikasi. Masuknya jaringan listrik membuat
kebutuhan manusia akan penerangan terpenuhi; penggunaan alat-alat elektronik meringankan
pekerjaan dan memudahkan manusia memperoleh hiburan dan informasi; penemuan alat-alat
transportasi memudahkan dan mempercepat mobilitas manusia proses pengangkutan; dan
penemuan alat-alat komunikasi modern seperti telepon dan internet, memperlancar
komunikasi jarak jauh.
Tidak semua perubahan yang tujuannya ke arah kemajuan selalu berjalan sesuai
rencana. Terkadang dampak negatif yang tidak direncanakan pun muncul dan bisa
menimbulkan masalah baru. Jika perubahan itu ternyata tidak menguntungkan bagi
masyarakat, maka perubahan itu dianggap sebagai sebuah kemunduran.
Jika dilihat dari proses berlangsungnya, menurut Soerjono Soekamto perubahan dapat
dibedakan menjadi Evolusi dan Revolusi (perubahan lambat dan perubahan cepat).
1. Evolusi
Evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam proses lambat, dalam
waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan.
Perubahan-perubahan ini berlangsung mengikuti kondisi perkembangan masyarakat, yaitu
sejalan dengan usaha-usaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Dengan kata lain, perubahan sosial terjadi karena dorongan dari usaha-usaha masyarakat
guna menyesuaikan diri terhadap kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan perkembangan
masyarakat pada waktu tertentu. Contoh, perubahan sosial dari masyarakat berburu menuju
ke masyarakat meramu.
2. Revolusi
Contoh perubahan secara revolusi adalah peristiwa reformasi (runtuhnya rezim Soeharto),
peristiwa Tsunami di Aceh, semburan lumpur Lapindo (Sidoarjo).
Jika dilihat dari ruang lingkupnya, perubahan sosial dibagi menjadi dua, yaitu
perubahan social yang berpengaruh besar dan perubahan sosial yang berpengaruh
kecil.
1. Perubahan Kecil
Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang
tidak membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Contoh
perubahan kecil adalah perubahan mode rambut atau perubahan mode pakaian.
2. Perubahan besar
Perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang
membawa pengaruh langsung atau pengaruh berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan
besar adalah dampak ledakan penduduk dan dampak industrialisasi bagi pola kehidupan
masyarakat.
Jika dilihat dari keadaannya, perubahan sosial dibagi menjadi dua yaitu, perubahan
yang Direncanakan dan Tidak Direncanakan.
Banyak faktor yang menghambat sebuah proses perubahan. Menurut Soerjono Soekanto,
ada delapan buah faktor yang menghalangi terjadinya perubahan sosial, yaitu:
1. Division of labor, yakni bila pada desa itu telah menunjukkan tumbuh dan
berkembangnya kelompok-kelompok kerja yang berbeda-beda tetapi saling
ada ketergantungan atau jalinan.
2. Munculnya diferensiasi kepentingan dan asosiasi.
3. Semakin bertam bahnya hubungan yang sistemik dengan masyarakat yang
lebih luas.
4. Muncul dan berkembangnya fenomena birokratisasi dan imperso nalisasi
dalam kegiatan usaha;
5. Pengalihan fungsi-fungsi ke lembagaan bidang usaha yang menguntungkan.
6. Adanya proses penerapan gaya hidup perkotaan.
7. Adanya proses perubahan nilai-nilai (Roland L. Warren, 1963: 54).
Yang sering diulas dalam berbagai pembahasan adalah konsep urbanasasi dalam
artian pergeseran penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi dalam artian ini banyak diulas
berkaitan dengan kerugian- kerugian yang dialami desa jika penduduknya bermigrasi ke kota.
Desa akan kehilangan para penduduknya dan itu menyebabkan desa semakin sulit
berkembang. Disamping itu ada pula gejala urbanisasi yang tidak permanen. Artinya, para
migran tersebut tidak secara permanen menetap di kota. Jika tidak ada peluang lagi bekerja di
kota, mereka akan kembali ke desa. Di desapun meski mereka lebih merasakan sebagai
seorang warga desa, namun selalu siap untuk bergerak ke kota apabila menemukan peluang
pekerjaan di kota.
Yang menjadi titik tolak utama pengertian pola kebudayaan tradisional adalah yang
dikemukakan oleh Paul H. Landis an Everett M. Rogers. Seperti telah diuraikan dalam bab
tersebut, nurut Paul H. Landis keberadaan pola kebudayaan tradisional tentukan oleh tiga
faktor. Ketiga faktor itu adalah:
Pola kebudayaan tradisional akan tetap eksis apabila masyarakat desa memiliki
ketergantungan yang sangat besar terhadap alam, namun dengan tingkat teknologi yang
tinggi, dan produksi yang hanya ditujukan untuk memenuhi kebu tuhan keluarga. Ini berarti
bahwa apabila ketergantungan terhadap alam berkurang atau bahkan hilang, tingkat
teknologinya tinggi, dan produksi ditujukan untuk mengejar keuntungan (profit orientecl),
maka kebudayaan tradisional menjadi kehilangan dasar eksistensinya Dan hal tersebut
menunjukkan perubahan cultural pada masyarakat desa yang sudah terlihat. Selain hal
tersebut meningkatnya teknologi pada masyarakat desa juga menunjukkan semakin
berubahnya kebudayaan di desa. Ynag awalnya menggunakan alat pertanian yang sederhana,
sekarang mulai maju dengan menggunakan teknologi-teknologi modern. Hal ini tidak buruk
karena dapat semakin memajukan desa kearah modern. Akan tetapi masih ada kendala dalam
memajukan desa kea rah modern. Hal ini disebabkan karena cara hidup modern menuntut
biaya tinggi. Sebaliknya, cara hidup tradisional adalah merupakan cara hidup yang relatif
murah. Oleh karena itu, sekalipun misalnya penduduk telah mendapatkan dan menyerap
pengetahuan baru dan budaya modern, namun pengaruhnya hanya sebatas sikap dan
pandangan hidup saja. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan hidup
modern karena masalah struktural, yakni karena mereka termasuk golongan miskin yang
rendah tingkat keberdayaannya.
Senada dengan uraian tentang perubahan kebudayaan di atas, bagian ini juga mencoba
mengungkapkan perubahan struktur masya rakat desa yang menjadi semakin bersifat
kompleks.
Struktur adalah bagaimana bagian-bagian dari sesuatu berhubungan satu dengan lain
atau bagaimana sesuatu tersebut disatukan. Struktur adalah sifat fundamental bagi setiap
sistem. Identifikasi suatu struktur adalah suatu tugas subjektif, karena tergantung pada asumsi
kriteria bagi pengenalan bagian-bagiannya dan hubungan mereka. Karenanya, identifikasi
kognitif suatu struktur berorientasi tujuan dan tergantung pada pengetahuan yang ada.
Seperti telah dijelaskan di atas, secara umum lembaga diartikan sebagai wahana untuk
memenuhi kebutuhan yang ada dalam suatu masyarakat. Kelembagaan dalam kaftan ini
adalah tindakan bersama (collective action) yang memiliki pola atau tertib yang jelas dalam
upaya untuk mencapai tujuan atau kebutuhan tertentu. ini berarti bahwa kelembagaan yang
ada dalam suatu masyarakat eksistensinya ditentukan oleh sifat dan ragam kebutuhan yang
ada dalam suatu masyarakat. Dengan demikian apabila dalam masyarakat muncul kebutuhan-
kebutuhan baru yang semakin meluas dan bera gam, maka lembaga-lembaga lama menjadi
kurang dapat berfungsi. Sebagai konsekuensinya, lembaga-lembaga baru yang instrumental
bagi pemenuhan kebutuhan baru itu semakin dituntut keberadaannya. Munculnya lembaga-
lembaga baru di desa-desa belum tentu rupakan tanggapan dari kebutuhan-kebutuhan baru
yang berkemba ng di tengah masyarakat itu. Lembaga-lembaga baru dapat saja muncul
berdasarkan program-program pembangunan yang diadakan oleh Pemerintah. Sebagai contoh
di Indonesia terdapat seiurnfah mbaga baru seperti LSD/LKMD, BUD, KUD, LMD, BPD,
dan bagainya. Badan-badan lain di luar Pemerintah juga ikut menyum bang hadirnya
lembaga-lembaga baru itu, seperti misalnya berbagai lembaga dari berbagai LSM yang
bergerak di pedesaan.
Perubahan dan pembangunan di bidang pertanian tidak lepas dari perubahan yang ada di
dunia ini khususya dalam IPTEK dan teknologi yang menunjang peningkatan dalam sektor
pertanian.
Perubahan Sosial
Ada banyak pengertian yang menjelaskan tentang bagaimana perubahan sosial
tersebut terjadi dalam masyarakat. Hal demikian disebabkan karena tiap-tiap
masyarakat mempunyai kondisi lingkungan sosial budaya dan alam yang berbeda.
Beberapa ahli sosiologi pun mengartikan perubahan sosial berbeda-beda menurut
pandangannya masing-masing.
Menurut J.L Gillin dan J.P Gillin perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara-cara
hidup yang diterima, yang disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi geografis,
kebudayaan material, komposisi penduduk, ideology, maupun karena adanya difusi dan
penemuan baru dalam masyarakat tersebut.
b. Max Weber
c. W. Kornblum
Dari hasil makalah ini dapat ditarik kesimpulan yaitu perubahan sosial dapat
disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi akibat adanya
ketidaksesuaian diantara unsur-unsur yang saling berbeda yang ada dalam kehidupan sosial
sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat
yang bersangkutan.
Selain itu kesimpulan yang dapat penulis temukan dari makalah ini adalah setiap
masyarakat senantiasa berada dalam proses sosial, dengan kata lain perubahan-perubahan
sosial merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat dapat diketahui dengan
membandingkan keadaan masyarakat pada suatu waktu tertentu dengan keadaannya pada
masa lampau.
Tidak ada satu pun perubahan sosial yang tidak membawa pengaruh bagi masyarakat.
Perubahan sosial akan membawa pengaruh positif bagi kehidupan masyarakatnya, tetapi juga
berdampak negatif. Dampak atau akibat dari perubahan sosial yaitu semakin kompleksnya
alat dan perlengkapan dalam memnuhi kebutuhan hidup,majunya teknologi diberbagaibidang
kehidupan, industri berkembang maju, tercipta stabilitas politik,meningkatkan tarap hidup
masyarakat, dan sebagainya.
V.2. Saran
Dari pembahasan mengenai perubahan sosial ini, kami menyarankan agar masyarakat
desa mampu mengenali karakteristik desanya agar mampu mengikuti perubahan sosial tanpa
mengubah struktur desa tersebut. Sehingga unsur dari desa tersebut tidak hilang dan masih
mampu mempertahankan aspek-aspek yang ada dalam desa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. http://blog.unila.ac.id/rone/mata-kuliah/perubahan-sosial/
Anonymous.http://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_sosial_budaya
Anonymous.http://learning-of.slametwidodo.com/2008/02/01/proses-proses-perubahan-
sosial-perubahan-stratifikasi-dan-struktur-sosial/
Anonymous.http://sosial-budaya.blogspot.com/2009/09/pengertian-perubahan-sosial-
budaya.html
Anonymous.http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/udejournal/(3)%20soca-
roosgandha-tk%20dlm%20proses%20modernisasi(1).pdf
Anonymous.http://www.crc.uri.edu/download/KonasIII.pdf
Anonymous http://www.scribd.com/doc/6592742/Perubahan-Sosial