Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
ILMU FALAK
FAKULTAS SYARI’AH
SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1
Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial,( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011) hal 1.
2
Ibid, hal.1-2.
2
Ibid, hal.1-2.
3
Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial,( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011) hal 4-5.
2. Koening mendefinisikan sebagai modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam
pola kehidupan masyarakat,
3. Munandar mendefinisikan sebagai perubahan yang terjadi pada struktur dan
fungsi dari bentuk-bentuk masyarakat
Dalam hal ini, penulis lebih cenderung setuju dengan pengertian yang
dikemukakan oleh sosiolog asal Indonesia yaitu Selo Soemarjan yang mengatakan
menyatakan bahwa perubahan sosial mencakup semua aspek perubahan dalam
lembaga suatu masyarakat yang dapat mempengaruhi sistem sosial termasuk nilai,
sikap dan pola perilaku kelompok dalam masyarakat tersebut. Beliau menekankan
bahwa perubahan sosial terjadi pada lembaga masyarakat sehingga mempengaruhi
struktur masyarakat yang bersangkutan.4
4
Satjipto Rahardjo, Sosiologi Hukum (Jakarta: Genta Publishing, 2010).
5
Elly M setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2011), hal. 623-630.
4. Terjadinya pemberontakan dan revolusi. Hal ini dapat menyebabkan
perubahan social berupa pemaksaan tuntutan, pergantian kekuasaan,
lumpuhnya kegiatan ekonomi, dan sebgaiya.
Faktor yang berasal dari dalam, diantaranya:6
1. Terjadinya bencana alam atau kondisi lingkungan fisik. Kondisi ini akan
menyebabkan masyarakat berpindah temoat ke tempat yang baru sehingga
mengharuskan masyarakat untuk meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila
hal itu terjadi maka masyarakat harus bisa mnyesuaikan diri dengan
lingkungannya yang baru. Pembangunan sarana fisik juga sangat berpengaruh
terhadap perubahan social.
2. Peperangan. Peperangan dapat menyebabkan perubahan karena pihak yang
menang biasanya dapat memaksakan ideologi dan kebdayaan pada pihak
yang kalah.
3. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Adanya interaksi antara dua
kebudayaan atau lebih yang berbeda akan menghasilkan perubahan social.
Jika kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain,
maka akan muncul proses imitasi yang akan menggeser kebidayaan asli
daerah tersebut.
6
Ibid
7
Elly M setiadi dan Usman Kolip, Ibid., hal 613-623.
perubahan-perubahan yang terjadi dapat direncanankan terebih dahulu maupun
terjadi tanpa perencanaan.
Secara sosiologis, agar revolui berjalan dengan lancer, maka harus dipenuhi
oleh syarat-syarat tertentu, diantaranya:8
a. Harus ada keinginan umum untuk melakukan perubahan. Didalam
masyarakat harus ada ketidakpuasan terhadap hal ini. Misalnya penjajahan
Jepang dan Belanda di Indonesia yang telah membuat rakyat Indonesia
menderita dengan kerja rodi dan romusha.
b. Adanya seorang atau sekelompok pemimpin yang dianggap mampu menjadi
pemimpin di masyarakat tersebut.
c. Pemimpin-pemimpin tersebut dapat menampung aspirasi-aspirasi masyarakat
yang kemudian dijadikannya program-program dan acuan bagi geraknya
masyarakat.
d. Pemimpin tersebut harus menunjukan tujuan baik yang konkret dan dapat
dilihat oleh mmasyarakat maupun tujuan abstrak berupa ideology tertentu.
e. Harus ada momentum untuk revolusi yaitu dimana saat segala sesuatu adalah
baik sekali untuk dimulai dengan suatu revolusi. Apabila momentum yang
dipilih keliru, maka revolusi dapat gagal.
2. Perubahan yang Lambat (Evolusi).
Perubahan yang lambat ini hanya dilihat dari faktor waktu saja. Biasanya
waktu perubahan ini terjadi secara lambat, memerlukan rentetan perubahan kecil
secara lambat yang ditunjukan oleh perilaku masyarakat yang menyesuaikan diri
dengan pergeseran social sesuai dengan keperluan keadaan, dan kondisi yang baru
yang sejalan dengan adanya proses pertumbuhan ini. Pembahasan tentang evolusi ini
akan kita uraikan di pembahasan teori evolusi dibawah ini.9
8
Ibid.
9
Ibid.
kesamaan antara masyarakat dan organisme biologis sehingga ada kesamaan dalaam
cara melihat masyarakat dengan cara melihat organisme biologis.10
Menurut Lauer (1982) Herbert Spencer dalam menjelaskan kaitannya antara
masyarakat dan organisme biologis tampak pada uraiannnya mengenai lembaga
social yang memiliki fungsi untuk menopang mendistribusikan, serta mengatur kerja
masyarakat. Fungsi menopang dilakukan oleh lembaga pemerintahan yang
diibaratkan sebagai fungsi yang memebri makanan didalam tubuh. Fungsi distribusi
masyarakat yang dilakukan oleh lembaga ekonomi untuk mendistribusikan berbagai
kebutuhan masyarakat. Selanjutnya system pengaturan dan pertahanan (system imun)
yang dilakukan oleh syaraf yang dalam masyarakat, system ini dilakukan oleh polisi
dan tentara yang bertugan mengatur dan mengamankan anggota masyarakat dari
gangguan dalam maupun dari luar.11
Selanjutnya, perubahan masyarakat yang dimaksud oleh spenser adalah
perubahan social dalam suatu masyarakat yang berlangsung pada waktu yang lama
yang berawal dari masyarakat primitif, sederhana, menuju masyarakat moder yang
heterogen, komplek dan beragam. Dalam pandangan spenser, evolusi atau
perkembangan dan perubahan masyarakat ini digambarkan dengan suatu garis lurus
menuju masyarakaat yang lebih maju.
Menurut Herbert Spenser, masyarakat social ini merupakan suatu organisme
yang berkembang menuju ke arah yang lebih positif. Pada awalnya, Spenser
berpendapat bahwa masyarakat itu akan mengalami perkembangan menuju
masyarakat yang paling ideal. Akan tetapi, Spenser juga memandang bahwa
masyarakat yang mampu menyesuaikan diri yang akan mampu bertahan hidup begitu
pula sebaliknya, masyarakat yang tidak mampu menyesuaikan diri akan berakhir atau
menuju kemunduran.12
Kalau kita teliti lebih jauh, teori Herbert Spenser tentang evolusi sosial ini
memberikan perhatiannya pada pertambahann jumlah dalam arti kuantitas dan juga
hubungan antara berbagai subjek dalam suatu system dalam arti kualitas. Dari
penjelasan Spenser bahwa masyarakat itu berkembang dari homogen menuju
10
Nanang Martono, Loc.cit., hal 40.
11
Ibid, hal 41.
12
George Ritzer & Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi ( Bantul, Kreasi Wacana, 2014 ) hal, 38.
heterogen, kemudian dari masyarakat sederhana menuju masyarakat yang lebih
kompleks, dari masyarakat yang primitif menuju masyarakat yang modern.13
Disini kita bisa tarik kesimpulan bahwa perubahan masyarakat menurut teori
evolusi Herbert spenser ini berkembang melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap masyarakat sederhana dimana pada tahap ini, masyarakat memiliki
aktivitas-aktivitas yang serupa dan belum ada organisasi politik.
2. Tahap masyarakat Kompleks dimana masyarakat pada tahap ini ditandai
dengan adanya pembagian kerja antar individu-individu didalam suatu
kelompok masyarakat.
3. Tahap masyarakat yang lebih kompleks dimana pada tahap ini, masyarakat itu
sudah mempunya suatu aturan dan system hokum yang peranen.
4. Tahap peradaban dimana pada tahap ini masyarakat telah mencapaai
keteraturan yang paling kompleks mebentuk suatu negara atau perkumpulan
negara-negara yang diaplikasikan kedalam suatu kekaisaran atau kerajaan
yang besar.14
Sosiolog asal Indonesia, Satjipto Raharjo menitik beratkan pada paradigma
bahwa perubahan sosial merupakan ciri suatu masyarakat modern dengan variabel
yang dapat mendorong perubahan sosial adalah:
PENUTUP
A. Simpulan
Dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan social itu dipengaruhi oleh faktor-
faktor dari dalam dan dari luar masyarakat. Faktor yang berasal dari dalam
masyarakat adalah perubahan kondisi ekonomi, social, budaya, politik,
perkembangan ilmu pnegetahuan dan teknologi. Adapun faktor dari luar yaitu
bencana alam.
Perubahan social tidak berarti suatu kemajuan, melainkan juga kemunduran.
Kemajuan terjadi apabila masyarakat mampu menyesuaikan diri dengan
problematika dan tantangan yang ada. Kemunduran terjadi apabila masyarakat tidak
dapat bertahan menghadapi persoalan yng ada. Perubahan social ini menyebabkan
perubahan atau terjadi proses evolusi dari keserbasamaan yang tak teratur menuju
keberanekaragaman yang teratur.
Herbert Spnser dalam teorinya dipengaruhi oleh teori evolusi biologi Charles
Darwin. Sehinggga beliau menyamakan antara evolusi social dengan evolusi
organisme biologis yang mana akan terus berkembang menuju sesuatu yang lebih
sempurna dan komplek, yang sederhana menuju modern, yang homogeny menuju
heterogen.
DAFTAR PUSTAKA
Ritzer, George & Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi. Bantul, Kreasi Wacana,
2014.
Setiadi, Elly M dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2011.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Edisi ke-2. Jakarta. Rajawali Pers.
1986.
Tilaar, H.A.R., 2002. Perubahan Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.