REKAYASA SOSIAL
A. Latar Belakang
Masyarakat adalah makhluk sosial yang selalu mengalami dinamika
perubahan sosial. Perubahan sosial yang terjadi di kalangan masyarakat
tersebut adalah suatu keharusan, karena tidak mungkin bertahan dalam satu
kondisi yang bersifat statis dan cenderung tetap. Karena sudah menjadi
sunatullah bahwa kehidupan ini bersifat dinamis seperti putaran roda yang
suatu saat berada di bawah dan suatu saat berada di atas. Sehingga manusia
yang menyandang sebagai khalifatullah mempunyai kewajiban untuk
merubah kondisi dirinya sendiri, baik secara individual maupun dalam
perspektif sosial.
Begitu banyak problem sosial yang terjadi di kalangan masyarakat dan
kompleksitas problem sosial tersebut terjadi di segala bidang kehidupan
yakni dalam bidang sosial, politik, pendidikan, agama dan lain sebagainya.
Sehingga diperlukan upaya untuk memecahkan masalah dan memperbaiki
sistem sosial yang mengarah kepada kehidupan masyarakat yang ideal. Hal
ini harus diimbangi dengan langkah konkret yang memiliki visi dan misi yang
jelas. Sehingga rencana untuk mengubah setting pola pikir masyarakat dapat
berjalan berdasarkan tujuan. Problem sosial yang terjadi disebabkan oleh
kesalahan berfikir dan mitos-mitos yang telah berkembang di masyarakat
dan di sinilah diperlukannya suatu rekayasa sosial untuk memecahkan
masalah tersebut. Disamping itu diperlukan agen-agen yang mampu
memberikan solusi dalam pemecahan masalah sosial yang berperan sebagai
pembaharu dan bergerak dalam upaya rekayasa sosial yang bersifat positif.
Dalam usaha sebagai aktor rekayasa sosial dibutuhkan konsep-konsep
yang menjadi dasar pergerakan perubahan sosial. Konsep tersebut dapat
1
dibagi berdasarkan waktu dan cakupan efek yang ditimbulkannya yakni
dapat berupa evolusi, revolusi, reformasi, dan metamorfosis sosial. Keempat
konsep tersebutlah yang menjadi dasar perubahan sosial. Namun hanya satu
konsep yang tepat dan rekayasa yang matanglah yang mampu mengubah
Indonesia dan mengubah pemikiran umat.
B. Tujuan
Penulis makalah ini bertujuan untuk :
1. Menjelaskan tentang definisi rekayasa social
2. Menelaah tentang pentingnya rekayasa sosial dalam kehidupa
bermasyarakat
3. Menelaah tentang berbagai konsep rekayasa social
4. Menelaah konsep rekayasa sosial untuk mengubah Indonesia
5. Memahami dan menelaah peran strategis mahasiswa dalam
mengaplikasikan konsep rekayasa social.
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang ada, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan, antara lain:
1. Apakah makna dari rekayasa sosial ?
2. Apa urgensi rekayasa sosial itu ?
3. Bagaimanakah konsep-konsep rekayasa sosial ?
4. Bagaimana mengubah rekayasa sosial di Indonesia ?
5. Bagaimana pran mahasiswa dalam perubahan sosial ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
berlaku unplanned social change (perubahan sosial yang tidak terencana). Hal
ini terjadi karena kemampuan respect feeling tiap individu berbeda-beda.
Sedangkan perubahan sosial adalah perubahan yang memiliki perencanaan
tujuan dan strategi sehingga disebut planned social change(perubahan sosial
terencana). Seringkali disebut juga dengan istilah social engineering atau
social planning. Contoh dari planned social change adalah pembangunan
(development) yang berkisar pada bagaimana mengubah satu masyarakat
dengan mengubah sistem ekonominya yang biasanya berpegang pada
Ekonomi Klasik
4
pandangan Herbert Spencer. Herbert Spencer melihat ada kesamaan
dalam teori evolusi darwin sehingga terkadang manusia disebut
sebagai rganisme yang mengalami perubahan fisik dari waktu ke
waktu, begitu juga dengan kondisi sosial masyarakat. Darwinisme
Sosial menggambarkan bahwa perubahan dalam masyarakat
berlangsung secara evolusioner (lama) yang dipengaruhi oleh
kekuatan yang tidak dapat diubah oleh perilaku manusia dan konflik
antara kelompok-kelompok dalam masyarakat menyebabkan
kemajuan sosial sebagai kelompok superior outcompete yang rendah.
Darwinisme Sosial umumnya dipahami untuk menggunakan konsep
perjuangan untuk eksistensi dan survival of the fittest untuk
membenarkan kebijakan sosial yang tidak membeda-bedakan mereka
mampu menghidupi diri sendiri dan orang-orang tidak mampu
menghidupi diri sendiri. Banyak seperti dilihat stres kompetisi antar
individu dalam laissez-faire kapitalisme , tetapi ideologi juga telah
memotivasi gagasan eugenika , rasisme ilmiah , imperialisme , fasisme
, Nazisme . dan perjuangan antara kelompok nasional atau ras.
2. Revolusi
Kata revolusi muncul dalam pengertian yang umum pada abad ke-
14 yang berarti gerakan berputar yang diperkenalkan oleh Nicholas
Copernicus untuk menunjukkan gerakan berputar benda-benda langit.
Namun seiring berjalannya waktu revolusi diartikan sebagai terobosan
historis yang membentuk masyarakat baru dan sebagai bentuk dari
perubahan sosial yang paling spektakuler yang menyentuh seluruh
aspek kehidupan berbangsa , perubahan yang beresiko dan sporadis.
Revolusi menutup satu zaman dan membuka zaman baru tanpa
menyisakan hal apapun seperti sebelumnya. Revolusi memang
5
perubahan yang cepat, tetapi tidak semua perubahan yang cepat
disebut revolusi. Menurut Sztompka (dalam Rakhmat, J.1999),
setidaknya ada lima ciri dari revolusi yang membedakannya dari
perubahan sosial lainnya: (1) revolusi menghasilkan perubahan
dengan skala paling luas dan menyentuh seluruh dimensi kehidupan
masyarakat. (2) perubahan pada revolusi bersifat radikal,
fundamental, dan mengakar pada inti permasalahan. (3) perubahan
terjadi dengan sangat cepat. (4) revolusi menunjukkan perubahan
yang paling nyata; karena itu paling dikenang. (5) revolusi
menimbulkan reaksi emosional dan intelektual yang besar dari seluruh
pihak.
3. Reformasi.
Menurut KBBI reformasi didefinisikan sebagai perubahan secara
drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dl suatu
masyarakat atau negara. Reformasi merupakan salah satu dari konsep
rekayasa sosial yang menghendaki sebuah perubahan yang signifikan
untuk mengubah hal-hal yang sudah tidak dipandang baik oleh
masyarakat.Sebuah bentuk perubahan yang sebenarnya parsial,
namun sangat drastis sehingga memberikan efek pada situasi yang lain
secara utuh.
Reformasi sendiri pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1998 saat
penggulingan Soeharto. Merupkan sebuah ledakan kejenuhan atas
ketidaknyamanan terhadap situasi tertentu dalam masyarakat
sehingga terjadi formasi ulang dalam struktur pemerintahan di mana
hegemoni orde baru sudah tidak dapat dipercaya atas berbagai kasus
KKN sehingga direformasi menjadi sistem demokrasi yang lebih baik.
6
D. Menjadikan Islam sebagai Gagasan untuk Membangun Indonesia
“Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama
bagimu”. (QS. Al – ma’idah : 3). Berdasarkan ayat di atas, telah jelas
bahwasannya islamlah satu-satunya agama yang diridhai oleh Allah SWT dan
Allah telah meneyempurnakannya dengan memberikan suatu mukjizat
kepada Rasulullah SAW berupa Al-Qur’an sebagai pedoman hidup manusia.
1. Islam itu utuh
Islam adalah aqidah dan ibadah, negara dan kewarganegaraan,
toleransi dan kekuatan, moral dan material, peradaban dan perundang-
undangan. Sesungguhnya seorang dengan hukum islamnya dituntut untuk
memperhatikan semua persoalan umat, dari berbagai aspek kehidupan.
7
dan peluang yang besar untuk dimasuki oleh budaya dan pemikiran barat
lewat arus globalisasinya.
8
1. KEKUATAN (Strength)
a. Memberikan pegangan kepada masyarakat yang bersangkutan untuk
mengadakan pengendalian sosial (Social Control)“.
b. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju,
c. Mengukuhkan pola-pola kebiasaan dan tingkah laku yang terdapat
dalam masyarakat,
d. Untuk memberikan pedoman kepada warga masyarakat,
2. KELEMAHAN (Weakness)
a. Rekayasa sosial timbul akibat adanya sentimen atas kondisi manusia.
Untuk itu perlu adanya perombakan yang dimulai dari cara
pandang/paradigma manusia atas sebuah perubahan.
b. Masyarakat pada umumnya mempercayai sesuatu apabila mayoritas
persepsi yang berkembangkan merujuk pada pembenaran hal
tersebut.
c. Hukum sebagai rekayasa sosial itu berarti memberikan kekuasaan
yang amat penuh kepada pemerintah.
3. PELUANG (Opportunity)
a. Kontak dengan kebudayaan lain,
b. Sistem terbuka lapisan masyarakat,
c. Sistem pendidikan formal yang maju
d. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan
tertentu.
4. TANTANGAN / HAMBATAN (Threats)
a. Kurangnnya hubungan masyarakat dengan yang lain
9
b. Adanya perubahan dalam jumlah dan komposisi penduduk. Jumlah
penduduk yang terus meningkat
c. Sistem terbuka lapisan masyarakat (open stratification), Sistem ini
memungkinkan seseorang untuk menaikkan kedudukan sosialnya
karena ada rasa tidak puas atas kedudukan sosialnya sendiri.
10
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Kehidupan di dunia tidaklah bersifat statis dan tetap, tetapi bersifat
dinamis dan selalu berubah seperti halnya perubahan kedudukan roda saat
berputar. Begitu juga dengan kehidupan bermasyarakat yang senantiasa
mengalami dinamika perubahan sosial. Terdapat empat hal yang terkait
dengan perubahan sosial itu sendiri yaitu : perkembangan teknologi, konflik
sosial, kebutuhan adaptasi dengan sistem sosial dan pengaruh dari idealisme
dan ideologi pada aktivitas sosial. Hal ini tentunya akan mempengaruhi cara
berfikir masyarakat dalam menyikapi masalah sosial yang ada.
Dalam dinamika perubahan sosial selalu ada perencanaan dan manipulasi
keadaan sosial. Sehingga akan mengakibatkan adanya perbedaan antara
perubahan individu maupun perubahan sosial. Dalam perubahan individu
berlaku unplanned social change(perubahan sosial yang tidak terencana). Hal
ini terjadi karena kemampuan respect feeling tiap individu berbeda-beda.
Sedangkan perubahan sosial adalah perubahan yang memiliki perencanaan
tujuan dan strategi sehingga disebut planned social change (perubahan sosial
terencana).
Di dalam mekanisme perubahan sosial dibutuhkan konsep-konsep dasar
sebagai model perubahan sosial dalam upaya memecahkan masalah. Konsep
rekayasa sosial itu berupa planned social change (perubahan sosial
terencana). Karena semua rekayasa merupakan alat untuk mencapai sebuah
misi.
“Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama
bagimu”. (QS. Al – ma’idah : 3).
11
Untuk memberikan pedoman kepada warga masyarakat, bagaimana
mereka harus bertingkah laku atau bersikap dalam menghadapi masalah-
masalah dalam masyarakat yang terutama menyengkut kebutuhan-
kebutuhan pokok.
Masyarakat pada umumnya mempercayai sesuatu apabila mayoritas
persepsi yang berkembangkan merujuk pada pembenaran hal tersebut
sehingga kelompok masyarakat intelektual sering kali terlibat dalam perang
cara pandang maupun gagasan yang terkesan ‘ego’ demi sebuah pengakuan
atas cara berpikir dari masing-masing pihak.
Sistem terbuka ini memungkinkan adanya gerak social vertikal sehingga
memberi kesempatan seseorang untuk maju. Adanya kesempatan untuk
menaiki stratifikasi tinggi yang disediakan oleh sistem ini mendorong
seseorang melakukan perubahan menuju ke arah yang lebih baik.
Kondisi masyarakat yang heterogen dan bersifat terbuka. Banyaknya
penduduk dengan berbagai latar pendidikan, pendapatan, mata pencaharian
dan adat istiadat menyebabkan kondisi individu dalam masyarakat berada
dalam kondisi persaingan dan peniruan sesuatu yang dianggap lebih baik.
12
BIOGRAFI
13