Anda di halaman 1dari 21

MATERI CAVING / PEMETAAN GOA

Oleh:
YAKOBUS KARIWANGAN
(BELUT LISTRIK)
“ELEKTROPHORUS ELECTRIKUS”

Angkatan : WALLACEA

MPA. WANACIKAL
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
A. Sejarah Caving
Menurut catatan, John Beaumont, seorang ahli bedah dari Somerset, Inggris, yang
juga dikenal sebagai ahli pertambangan dan geologi amatir, sebagai orang yang pertama
menuruni sumuran (potholing) pada tahun 1674. Dia menuruni sumuran sedalam 20 meter
dan menemukan ruangan sepanjang 20 meter, lebar 3 meter dan ketinggian plafon 10 meter,
dengan menggunakan penerangan lilin.

Menurut catatan Beaumont merangkak sejauh 100 meter dan menemukan jurang
(internal pitch). Ia mengikat pada tali di tubuhnya dan minta diulur sedalam 25 meter dan
mengukur ruangan dalam gua tersebut. Ia melaporkan penemuan ini ke Royal Society,
lembaga pengetahuan Inggris. Kemudian Johann Valsavor dari Slovenia, mendiskripsikan
gua-gua antara tahun1670-1680. Tak kurang dari 70 gua, dia membuat peta dan
menerbitkannya. Semenjak munculnya publikasi mengenai gua, semakin banyaklah orang
memasuki gua. Sekalipun sejak abad ke-17 orang sudah mulai menjadikan gua sebagai obyek
petualangan dan hanya pada kalangan terbatas, baru pada abad ke-19, muncul resmi ilmu
speleologi atas jasa Edouard Alfred Martel. Dia menciptakan metode penuh disiplin dan
tertib, mengubah tata cara penelusuran gua sebelumnya dengan menstandarkan perlengkapan
dan bekal yang harus dibawa. Sewaktu kecil dia sudah mengunjungi gua Hahn di Belgia
dengan ayahnya seorang ahli paleontologi, kemudian juga mengunjungi gua di Pyrreneenne
di Swiss dan Italia. Pada tahun 1888 dia mulai mengenalkan penelusuran gua dengan
menggunakan peralatan, pada seiap musim panas dia dan teman-temannya mengunjungi gua-
gua dengan membawa dua gerobak penuh peralatan dan bahan makanan serta alat fotografi.
Dia juga membuat pakaian berkantung banyak yang sekarang disebut coverall. Kantung ini
diisi dengan peluit, batangan magnesium, 6 lilin besar, korek api, batu api, martil.

Tahun 1889 ia berhasil menjejakkan kakinya di kedalaman 233 meter di sumuran


Ranabel, Perancis. Tidak berlebihan memang jika dia kini diakui sebagai “bapak speleologi”.
Kemudian bermunculannya penelusur gua dan ahli speleologi lain yang terkemuka seperti
Fournier, Jannel, Biret, Gaupilat dan masih banyak lagi. Baru ketika Perang Dunia I usai,
muncul Robert de Joly dan Norbert Casteret yang kalibernya mampu mengimbangi Martel.
De Joly memulai kiprahnya berdasarkan pengalamannya sewaktu berdinas di Angkatan
Udara. Ia menciptakan alat-alat yang terbuat dari Allumunium Alloy, logam campuran yang
juga dipergunakan pada badan pesawat. Norbert Castere, adalah orang yang tercatat pertama
kali melakukan cave diving di tahun 1922. Bukunya yang berjudul “My Cave” dan “Ten
Years Underground” mengilhami para ahli speleologi sesudahnya. Karena itulah negara
Perancis dianggap sebagai kiblat dari ilmu speleologi.

B. Sejarah Perkembangan Caving Di Indonesia


Di Indinesia speologi relative tergolong dalam suatu ilmu yang baru. Dalam hal ini
masih sedikit ahli-ahli speologi maupun pendidikan forml tentang speologi. Speologi
berkembang sekitar tahun 1980, dengan berdirinya sebuah club yang bernama
“SPECAVINA” yang didirikan oleh Norman Edwin dan Robby KT Ko. Namun karena
adanya perbedaan prinsip dari keduanya maka terpecah, dan mereka masing-msing
mendirikan himpunan yaitu:
• Norman Edwin, mendirikan klub yang di beri nama :GABRA BUMI”.
• Robby KT. Ko, mendirikan HIKEPSI pada tahun 1983
Pada tahun tersebut bermunculan club-club speleology di Indonesia seperti ASC yang
berdiri pada tanggal 1 januari 1984 SSS-Surabaya, DSC-Bali, SCALA-Malang, dan lain-

lain.

C. Pengertian Speologi

Speleologi adalah ilmu mempelajari goa-goa. Berasal dari bahasa Yunani,


SPELAION = Goa dan LOGOS = Ilmu. Namun karena goa merupakan suatu bentukan alam
tidak berdiri sendiri dan dipengaruhi oleh faktor struktur alam melingkupinya, maka
speleologi adalah ilmu mempelajari goa dan lingkungannya.
Ilmu terkait dengan Speleologi :

a.      Geologi : Speleogenesis, Hidrogeologi, Struktur Geologi.

b.      Geografi : Morfologi karst, Hidrologi permukaan.

c.      Arkeologi : Penelitian Fosil, Prasejarah.

d.      Biologi : Biospeleologi, Palinologi.

e.      Kehutanan : Covered Karst, Hutan Kawasan karst

f.      Pertanian : Pertanian karst, Irigasi tetes, Vertikultur.


g.      Pariwisata : Wisata umum, Wisata minat khusus, Ekosistem.

h.      Teknik sipil : Pemetaan goa, Konstruksi bangunan di kawasan karst.

i.      Sosial, Ekonomi, Budaya, kesenian.

D. Pengetian Gua

Gua adalah sebuah lubang alami ditanah yang cukup dan dalam, yang bagian
dalamnya tidak menerima matahari dengan ruang yang cukup luas termasuk perlindungan
batu.

E. Jenis-jenis Gua

Adapun jenis-jenis gua adalah sebangai berikut;

a. Gua Lava

Gua yang terbentuk akibat aktivitas vulkanis, dari pemadatan permukaan aliran Lava

pada pada fase terakhir aktivitas fulkanis atau saat lava sudah mendingin.

Gambar Gua Lava

b. Gua Litoral
Gua yang terbentuk dari proses erosi yang diakibatkan oleh gelombang laut.

Gambar Gua Litoral


c. Gua batu gamping (karst)
Gua yang terbentuk dari susunan mineral kalsit dan aragonite, yang merupakan dua
varian yang berbeda dari kalsium karbonat (caCO3).

Gambar Gua Batu Gamping

F. Ornamen-ornamen Dalam Gua


Adapun ornament-ornamen gua adalah sebangai berikut::

1. Stalagtit
Stalagtit itu tumbuh dari atap sebuah goa menuju ke bawah yang terbentuk
karena adanya rekahan kecil pada tubuh batu gamping yang memungkinkan
terjadinya tetesan air yang mengandung larutan kalsium karbonat. Di saat itu
terjadilah presipitasi sehingga terlepaslah karbondioksida dan terbentuk endapan
bening yang disebut mineral kalsit.

Gambar Stalagit

2. .Stalagmit

Stalagmit akan mengeluarkan tetesan air. Tetesan yang berlebih dalam kurun
waktu ribuan tahun akan terakumulasi ke lantai dan membentuk dekorasi
tersendiri. Dekorasi yang terbentuk dari tetesan stalagtit inilah yang disebut
dengan stalagmit.
Gambar Stalagmit

3. Pilar Gua

Pilar bisa terbentuk bila stalagmit dan stalgatit bersatu membentuk


sebuah dekorasi tersendiri.

Gambar Pilar

4.. Flowstone Atau Batu Alir

Flowstone terbentuk dari milyaran tetesan air yang mengalir dan


menyelubungi bongkahan batu atau tanah.

Gaambar Flowstone

5. Shawl atau Tirai goa

Bentuknya mirip selendang atau gordyn yang terbentuk dari tetesan air
yang mengalir melalui dinding goa. Kadang-kadang selendang itu tembus
cahaya dan berwarna-warni akibat mineral yang terkandung seperti mineral
besi.
Gambar Tirai goa

6. Helectit

Ukuran helectit kecil dan tidak beraturan. Kadang-kadang bercabang


dan melintir ke segala arah. Helectit terbentuk dari tetesan air yang mengalir
melalui alur kecil sebagai akibat gaya kapiler. Pembentukan dekorasi itu
menyalahi gaya gravitasi.

Gambar Helectit

7. Cave Pearl atau mutiara goa

Mutiara goa terbentuk saat kerikil terselimuti oleh mineral kalsit pada
lantai sebuah goa. Sayang, dekorasi yang amat indah itu sulit Anda temui di
sebuah goa.

Gambar Mutiara Goa


8. Gourdam 
Berbentuk seperti bendungan mirip petak-petak sawah, yang terbentuk
ketika pengendapan air (H2O), zat asam arangnya (CO2) menghilang dan
menyisakan kalsit yang bersusun – susun.

Gambar Gourdam, bentuknya seperti petakan sawah

9. Soda Straw

Seperti stalactite tapi diameternya kecil sebesar diameter air

Gambar Soda Straw

G. Bentuk-bentuk Gua
Adapun ornamen-ornamen gua adalah sebagai berikut:

1. Big Sinkhole
Bentuk goa ini bisa dibedakan dari Letak mulut goanya. Mulut goa Big sinkhole
biasanya berupa lobang besar dengan reruntuhan batuan di dasar goa

2. Domepit
Dinamakan dome, karena ada ruang ‘dome’ di bagian Lorong mulut goanya.
Lorong ini berbentuk kubah dengan lubang di atas dan reruntuhan batuan pada dasarnya

3. Shaft Chamber
Tidak beda jauh dengan domepit. Cuma bedanya dia ada lorong panjangnya dulu di
bagian pintu masuk goanya. Merupakan pintu masuk goa berbentuk lorong vertikal
dengan ujung berupa ruangan besar

4. Dome

Langit-langit goa berbentuk kubah

5. Slope

Longsoran batu-batu dari dinding gua yang runtuh

6. Sump

Kolam air di ujung lorong goa dan biasanya ujung lorong lanjutannya terletak di

dalamnya serta hanya dapat dimasuki dengan menyelam


7. Lorong Phreatic
Lorong goa dengan aliran air yang kecil

8. Lorong Vadose
Lorong goa dengan air setinggi + 1 meter

9. Lorong Duck
Lorong goa yang berisi lebih banyak air dibanding ruang udaranya

10. Trench
Seperti lorong vadose, hanya penampang goa lebih sempit

11. Collapse Shaft


Celah vertikal yang tersumbat reruntuhan bebatuan, tetapi masih dapat di huni

H. Alat-alat Penelusuran Gua


Adapun alat-alat penelusuran gua adalah sebagai berikut:

1. Helm Speleo

Helm speleo merupakan helm khusus untuk kegiatan penelusuran gua. Helm ini
didesain agar mampu menahan benturan dan juga runtuhan batu dari berbagai sisi denagn
ketinggian tertentu. Helm speleo dilengkapi tali yang digunakan untuk mengikatkannya pada
kepala. Helm ini juga memiliki space khusus di bagian depan untuk
meletakkan headlamp atau senter.
Gambar Helm

2. Cover all

Cover all merupakan pakaian khusus untuk caving yang berguna untuk menghindari


tubuh dari gesekan dan mempertahankan suhu tubuh ketika berada di dalam gua berair.
Bagian atasan dan bawahan tergabung menjadi satu, dan memiliki lengan panjang.

Gambar Cover All

3. Sepatu

Karena mayoritas medan goa berair, sebaiknya sepatu yang Kamu gunakan adalah sepatu
boot karet. Sepatu ini selain melindungimu dari genangan air juga akan melindungimu dari

bebatuan.

Gambar Sepatu
4. Alat penerangan

Ada dua jenis alat penerangan yang sering digunakan, yaitu penerangan elektrik (senter
dan headlamp) dan penerangan non elektrik (karbit dan lilin). Saat ini lebih banyak orang
yang memilih menggunakan alat penerangan elektrik karena lebih praktis dan mudah dibawa.

Gambar Senter

5. Sarung Tangan

Sarung tangan juga wajib ada, ini akan berguna melindungi tangan dari gesekan permukaan
batu yang tajam. Fungsi lainnya adalah melindungi tangan dari gesekan tali yang bisa saja
menimbulkan luka dan panas.

Gambar Sarung Tangan

6. Pelampung

Perlengkapan caving yang satu ini bisa Kamu bawa jika kondisi genangan air di dalam gua
cukup tinggi. Pelampung dapat mengurangi resiko tenggelam saat melakukan penelusuran
gua.

Gambar Pelampung
7. Single Rope Technique (SRT) Set

Disebut SRT set karena perlengkapan ini terdiri dari beberapa komponen. SRT set
sebaiknya memang dimiliki setiap caver  karena biasanya ukuran tubuh masing-masing orang
berbeda. Sehingga jika sudah memiliki alat ini masing-masing akan memudahkan pengaturan
alat.

a. Seat Harness

Merupakan tali yang digunakan untuk pengaman tubuh dan dipasang di bagian paha
dan pinggang. Kita bisa memilih harness tipe instan yang bisa langsung dipakai tanpa
harus mengikat manual.

b. Ascender

Perlengkapan caving  ini berguna untuk menaiki atau memanjat tali. Ascender ini


ada dua jenis, yaitu hand ascender dan chest ascender. Hand ascender ini dipegang di
tangan saat menaiki tali, sedangkan chest ascender diikatkan di dada.

Gambar Ascender

c. Descender

Descender  berfungsi untuk memuat tali yang digunakan untuk naik atau turun gua.
Dalam pemakaian descender  ini Kamu perlu memperhatikan kekuatan tangan
sebagai stopper. Namun Kamu tak perlu khawatir karena beberapa descender sudah
memiliki sistem stopper otomatis.
Gambar Descender

d. Karabiner

Karabiner merupakan alat pengait berbahan aluminium. Karabiner ini digunakan


untuk mengaitkan tali dengan titik pengaman, sehingga didesain dengan bentuk kecil dan
ringan namun kuat. Ada dua jenis karabiner yang sering digunakan yaitu karabiner yang
memiliki sistem pengunci (Locking Carabinner) dan karabiner tanpa sistem
pengunci (Un-Locking Carabinner).

Gambar Karabiner

I. Definisi Pemetaan Gua

Definisi Pemetaan Gua adalah gambaran perspektif gua yang diproyeksikan


keatas bidang datar yang bersifat selektif dan dapat dipertanggung jawabkan secara
visual dan matematis dengan menggunakan skala tertentu.
Gambar Pemetaan Gua

J. Alat-alat Pemetaan Goa

Adapun alat-alat yang digunakan saat pemetaan peta adalah sebangai


berikut:

1. Pita ukur

Berfungsi untuk mengukur jarak atau panjang. Meteran juga berguna untuk mengukur
sudut, membuat sudut siku-siku, dan juga dapat dipakai untuk membuat lingkaran. Pada
ujung pita dilengkapi dengan pengait dan diberi magnet agar lebih mudah ketika sedang
melakukan pengukuran,

2. Kompas

Mengukur besarnya azimuth (besar sudut) arah lorong terhadap arah Utara 0º.

Gambar Compass merek Suunto

  3. Clinometer
Mengukur sudut kemiringan terhadap bidang datar.

Gambar Clinometer

4. Lembar kerja (Work sheet)


Dipergunakan untuk mencatat data yang diambil selama survey. Diusahakan dibuat dari
bahan yang tahan air. Untuk survey digunakan dua bentuk worksheet, yaitu worksheet tabel,
yang diisi angka-angka hasil pembacaan alat ukur. Dan worksheet yang lain digunakan untuk
membuat skets perjalanan dan situasi.

Gambar Worksheet Tabel


5. Pensil
Penggunaan pensil sebagai alat tulis untuk mencatat rekaman data sangat efektif. Kondisi
dalam gua yang paling buruk, sangat sedikit pengaruhnya terhadap pensil, dibandingkan
dengan alat tulis lainnya. Untuk itu work sheet juga dipakai bahan yang dapat ditulis dengan
pensil.

6. Penghapus

Untuk menghapus kesalahan peulisan yang terjadi pada saat pencatatan di Work Sheet
atau pencatatan data.

K. Metode Pemetaan Goa

Adapun metode pemetaan dalam gua adalah sebangai berikut:

1. Forward Method
Dimana pembaca alat (shooter) dan pencatat pada stasion pertama seorang lagi
sabagai target pada stasiun kedua. Setelah pembacaan selesai pembaca dan pencatat
berpindah ke stasiun kedua. Target pindah ke stasiun berikutnya. Dan seterusnya sampai
stasiun terakhir. Perpindahan stasiun antara target dan pembaca harus menempati tempat
yang sama.

Gambar Metode Forward Method

2. Leap Frog Methode

Pada metode ini pembaca alat berada pada stasiun kedua sedangkan pointer pada
stasiun pertama, setelah pembacaan alat selesai pointer maju langsung menuju stasiun ketiga
sedang pembaca alat tetap pada stasiun kedua dan melakukan pembacaan alat lagi, setelah
pembacaan selesai pembaca alat langsung menuju stasiun keempat dan melakukan
pembacaan alat lagi dengan sasaran stasiun tiga, begitu seterusnya. Keuntungan
menggunakan methode ini adalah lebih akurat dan cepat hanya saja dalam pengolahan
dantanya kita harus berhati–hati.

Gambar 1.24: Metode Leap Frog Methode

L. Arah Survey (Pengambilan Data)

Adapun arah survey dalam pengambilan data adalah sebangai berikut:


1. Top to Bottom, Pengukuran dimulai dari Etrance gua dan berakhir pada ujung
lorong gua atau akhir dari lorong gua tersebut.
2. Bottom to Top, adalah kebalikan dari Top to Bottom yaitu pengukuran dimulai dari
ujung lorong sampai pada entrance gua.

M. Metode Pengukuran Chamber

Adapun cara–cara pengukuran chamber adalah sebagai berikut:

 Polygon Tertutup

 Polygon Terbuka

 Offset Metode

N. Penentuan Titik Stasiun

Penentuan Titik Stasiun pada pemetaan gua sebenarnya merupakan salah satu factor
keakuratan peta gua tersebut. Ada beberapa factor yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan titik stasiun pemetaan, antara lain yaitu:
 Perubahan Arah Lorong Gua.
 Perubahan extrim bentuk lorong.
 Batas Pengukuran < 30 m.
 Perubahan Sudut Elevasi Lorong yang extrim misalkan : Pitch atau Slope.

 Temuan–temuan penting seperti : ornamen khusus, biota, litologi khusus, dan


sebagainya
O. Organisasi Tim Survey

Dalam kegiatan Pemetaan Gua idealnya terdiri dari 5 orang dalam tim pemetaan yang
dimana masing-masing anggota memiliki tugas masing–masing, yaitu :
 Orang Pertama : Sebagai pembaca alat ukur seperti Kompas, Klinometer, dan
Meteran/Roll Meter.
 Orang Kedua : Sebagai Pointer/ target yang dimana orang ini membawa ujung
meteran dan memegang titik/ point (biasanya berupa Senter/ Headlamp) yang nantinya
menjadi sasaran bidikan Kompas dan Klinometer yang dipegang oleh orang pertama.
 Orang Ketiga : Sebagai pencatan data pengukuran.
 Orang Keempat : Sebagai Diskriptor, Pembuat sketsa lorong (Plan Section, Extended
Section dan Cross Section).
 Orang Kelima : Sebagai Leader yang menentukan titik stasiun dan pemasang lintasan
pada gua vertical

P. Langkah-langkah Pembuatan Peta Goa

Pengumpulan data adalah langkah pertama yang bisa digunakan dalam pembuatan
peta gua. Adapun langkah-langkah dalam pembuatan peta goa adalah sebangai berikut:
1. Menentukan Daerah yang akan Dipetakan
    Penentuan daerah yang akan dipetakan kita lakukan dengan mencari peta wilayah
yang layak digunakan sebagai peta dasar. Peta tersebut dapat berupa peta topografi, peta
rupa Bumi, dan peta administrasi. Kita dapat memperoleh peta-peta tersebut di instansi
pemerintah atau swasta.
Membuat Peta Dasar  
2. Menyusun peta dasar dilakukan dengan menggambar kembali peta wilayah.

Gambarlah peta dasar dengan teliti. Gunakan simbolsimbol dan komponen lain yang

masih terpakai.

3. Mencari dan Mengklasifikasikan Data Sesuai dengan Kebutuhan


    Mungkin kamu akan bertanya-tanya dari mana kamu memperoleh data geografi yang
beraneka ragam. Kita bisa memperoleh data geografi melalui dua sumber berikut ini.
 Melalui observasi lapangan untuk melakukan pengukuran maupun pencatatan
lapangan. Kita dapat mengukur dan mencatat data-data yang kamu butuhkan di
lapangan secara langsung sesuai dengan tema peta yang akan kamu buat.
 Kita dapat mendatangi kantor-kantor pemerintah maupun lembaga-lembaga
nonpemerintah untuk mendapatkan data yang kita inginkan. Kita bisa memperoleh
data jumlah penduduk di kantor Badan Pusat Statistik (BPS). Kamu juga dapat
mendatangi kantor kelurahan maupun kecamatan untuk memperoleh data mengenai
wilayah tersebut.
4. Membuat Simbol-Simbol yang Mewakili Data
    Pembuatan simbol dilakukan setelah mengenali jenis data. Simbol dibuat sederhana
dan mudah dimengerti. Simbol yang menarik membuat tampilan peta lebih menarik.
5. Menempatkan Simbol pada Peta Dasar
Penempatan simbol pada peta selayaknya memenuhi unsur keterbacaan dan
keindahan. Selain indah, peta juga dapat dibaca dengan jelas. Letakkan simbol pada tempat
yang tepat.
6. Membuat Legenda (Keterangan)
  Legenda berisi keterangan mengenai simbol. Legenda dibuat sejelas-jelasnya untuk
menghindari kesalahan pembacaan. Legenda ditempatkan pada tempat yang kosong sehingga
tidak mengganggu kenampakan peta.
7 Melengkapi Peta dengan Tulisan (Lettering) Secara Baik dan Benar
  Lettering adalah tata cara penulisan pada peta. Tiap objek dalam peta memiliki tata
cara penulisan yang berbeda. Lettering pada peta berfungsi memberikan identitas pada
wilayah sehingga bisa terbaca persebarannya di permukaan bumi.

Anda mungkin juga menyukai