Anda di halaman 1dari 6

Tata Surya Dan Karakteristik Anggotanya

22.03 | Label: Geografi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu
membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung
mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata
manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata
telanjang. Tata Surya kita adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang
yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya.
Objek-objek Tata surya termasuk Matahri sebagai pusatnya, delapan buah planet yang
sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil, 173 satelit alami yang telah
diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya. Dari kesemua
anggota Tata surya, hanya di Planet Bumi yang ada kehidupan. Beberapa ilmuwan, akhir-
akhir ini mengatakan bahwasannya ditemukan kehidupan diplanet selain Bumi namun, hal itu
tidak menunjang beberapa aspek untuk dikatakan ada kehidupan didalamnya.
Oleh karena itu, Penulis mengambil judul Tata Surya dan kharakteristik anggotanya
dengan harapan dapat membantu para pembaca. Dengan adanya paper ini bukan berarti
benda langit hanya itu saja tetapi masih ada banyak lagi yang tidak dapat ditangkap oleh
indera manusia sehingga kita harus banyak belajar.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan judul dan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat diperoleh
beberapa rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana pengertiana dan Hipotesis terjadinya Tata Surya?
2. Apa saja pengelompokkam planet beserta kharakteristik anggota Tata Surya?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diperoleh tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dan hipotesis terjadinya Tata Surya.
2. Untuk mengetahui pengelompokkan planet beserta kharakteristik anggota Tata
Surya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Tata Surya
Pada awal kelahirannya, jagat raya yang kita diami ini adalah tempat yang sepi dan tidak
memiliki kehidupan. Berdasarkan perhitungan terbaru dari para astronom, kehidupan baru
mulai muncul paling tidak 500 juta tahun setelah Big Bang. Sebelumnya, saat bintang-
bintang generasi pertama dan kedua baru muncul, jagat raya masih belum memiliki
lingkungan yang cocok bagi kehidupan untuk berkembang. Teori menyebutkan bahwa
kelahiran jagat raya ditandai dengan Big Bang, suatu ledakan yang menyebabkan jagat raya
dipenuhi panas dan radiasi. Secara teori, diperlukan 300-an juta tahun untuk membuat jagat
raya dingin kembali. Pada masa itu lahirlah bintang-bintang generasi pertama yang terbentuk
dari hydrogen dan sedikit helium. Bintang-bintang itu berukuran sangat besar, jauh lebih
besar dari bintang masa kini dan beratnya mencapai 200 kali massa Matahari. Namun,
mereka diperkirakan tidak hidup lebih dari beberapa juta tahun dan lebih cepat mati.
Kematian bintang-bintang raksasa itu ditandai suatu ledakan supernova dahsyat, yang
menyempurnakan partikel-partikel ke ruang angkasa. Hasil ledakan bintang generasi pertama
ini membentuk bintang-bintang bermassa kecil seperti Matahari.
Tata surya sering disebut Sistem Matahari (The Solar System), Kerajaan Matahari
(The Kingdom of the Sun) atau Keluarga Matahari (The Sun and Its Family). Tata surya
merupakan suatu system yang terdiri atas Matahari, planet-panet, dan berbagai benda langit
seperti satelit, komet, dan asteroid. Planet-planet berevolusi mengelilingi Matahari dengan
orbit (garis edar) yang berbentuk elips. Beberapa planet mempunyai satelit. Satelit ini
berputar mengelilingi planet dan bersama planet mengelilingi Matahari. Jadi tata surya
merupakan system rotasi yang berpusat pada Matahari.
Ilmu yang mempelajari bintang dan benda-benda angkasa lain disebut astronomi, yang
merupakan salah satu ilmu eksakta. Astronomi Yunani yang artinya bintang (star). Setelah 76
tahun, Pluto berstatus sebagai planet. Namun sejak Agustus 2006, persatuan ahli astronomi
internasional memutuskan mengeliminasi Pluto dari system tata surya. Pluto digolongkan
sebagai anggota tata surya yang sejajar dengan Eris dan Ceres.

B. Hipotesis Terjadinya Tata Surya


1. Hipotesis Kabut/Nebula Kant dan Laplace
Kelahiran planet diduga dari wujud yang sama dengan Matahari atau planet lahir dari
Matahari. Fakta menunjukkan bahwa planet-planet terletak pada bidang yang mendekati
datar. Ada beberapa teori pembentukan tata surya, diantaranya yang terkenal adalah hipotesis
kabut atau teori kondensasi (pengentalan) yang dikemukakan oleh filosof jerman, Immanuel
Kant pada tahun 1755, kemudian dikembangkan oleh ahli matematika Prancis, Pierre Laplace
pada tahun 1796.
Menurut teori ini, menceritakan kejadian tersebut dalam tiga tahap.
a. Matahari dan planet-planet lain masih berbentuk gas dank abut yang begitu pekat dan
besar.
b. Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat dan terjadi pemadatan di pusat lingkaran
yang kemuudian membentuk Matahari. Pada saat yang sama, materi lain pun terbentuk
menjadi massa yang lebih kecil dan Matahari yang disebut sebagai planet bergerak
mengelilingi Matahari.
c. Materi-materi tersebut tumbuh semakin besar dan terus melakukan gerakan secara teratur
mengelilingi Matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk susunan planet
keluarga Matahari.

2. Hipotesis Planetesimal dari Moulton dan Chamberlain


Moulton dan Chamberlain berpendapat bahwa tata surya berasal dari adanya bahan-
bahan padat kecil yang disebut planetesimal yang mengelilingi inti yang berwujud gas
bersuhu tinggi. Gabungan bahan-bahan padat kecil itu kemudian membentuk planet-planet,
sedangkan inti massa yang bersifat gas dan bersuhu tinggi membentuk Matahari.

3. Hipotesis Pasang Surut dari Jeans dan Jefferys


Astronom Jeans dan Jefferys mengemukakan pendapat bahwa tata surya pada awalnya
adalah Matahari saja tanpa mempunyai anggota. Planet-planet dan anggota lainnya terbentuk
karena adanya bagian dari Matahari yang tertarik dan terlepas oleh pengaruh gravitasi bintang
yang melintas ke dekat Matahari. Bagian yang terlepas itu seperti cerutu panjang (bagian
tengah besar dan kedua ujungnya mengecil) yang terus berputar mengelilingi Matahari
sehingga lama kelamaan mendingin membentuk bulatan-bulatan yang disebut planet.

4. Hipotesis Bintang Kembar dari Lyttleton


Hipotesis ini menyatakan bahwa pada awalnya Matahari merupakan bintang kembar
yang satu dengan yang lain saling mengelilingi, pada suatu massa melintas bintang lainnya
dan menabrak salah satu bintang kembar itu dan menghancurkannya menjadi bagian-bagian
kecil yang terus berputar dan mendingin menjadi planet yang mengelilingi bintang yang tidak
hancur, yaitu Matahari.

5. Hipotesis Awan Debu dari Weizsaecker dan Kuiper


Weizsaecker dan Kuiper berpendapat bahwa tata surya berasal dari awan yang sangat
luas yang terdiri atas debu dan gas (hydrogen dan helium). Ketidakaturan dalam awan
tersebut menyebabkan terjadinya penyusutan karena gaya tarik menarik dan gerakan berputar
yang sangat cepat dan teratur, sehingga terbentuklah piringan seperti cakram. Inti cakram
yang menggelembung menjadi Matahari, sedangkan bagian pinggirnya berubah menjadi
planet-planet.

C. Pengelompokan Planet
1. Berdasarkan jarak ke Matahari, planet-planet dibedakan atas:
a. Planet-planet dalam
Planet-planet yang jarak rata-ratanya ke Matahari lebih pendek dari jarak rata-rata
Bumi-Matahari dikelompokkan sebagai planet dalam. Termasuk kedalam kelompok ini
adalah Planet Merkurius dan Venus.
b. Planet-planet luar
Planet-planet yang jarak rata-ratanya ke Matahari lebih panjang dibandingkan
dengan jarak rata-rata Bumi-Matahari dikelompokkan ke dalam planet luar. Termasuk
kelompok ini adalah Planet Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
2. Berdasarkan massanya, planet-planet dibedakan atas:
a. Planet Superior (bermassa besar) terdiri atas Yupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus.
b. Planet Inferior (bermassa kecil) terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.

D. Karakteristik Anggota Tata Surya


Tata surya terdiri atas Matahari, delapan planet, dan berbagai benda-benda langit seperti
satelit, komet dan asteroida. Planet-planet berevolusi mengelilingi matahari dengan orbit
berbentuk elips. Beberapa planet mempunyai satelit. Satelit itu berputar mengelilingi planet
dan bersama dengan planet lainnya mengelilingi Matahari. Jadi, tata surya merupakan system
rotasi yang berpusat pada Matahari.
1. Matahari
Bintang adalah benda langit yang dapat memancarkan cahaya sendiri dan bintang yang
paling dekat dengan Bumi yaitu Matahari. Kumpulan bintang disebut galaksi dan Matahari
termasuk dalam galaksi Bimasakti. Matahari adalah bintang yang relative kecil didalam jagat
raya dan yang paling dekat dengan Bumi. Jarak rata-rata Bumi Matahari adalah 150 juta
kilometre atau disebut satu Satuan Astronomis (1 SA). Matahari terbentuk 5 milyar tahun
yang lalu, terdiri atas bola api raksasa. Suhu permukaan Matahari sekitar 6.000oC, tetapi
bagian intinya mencapai 15 juta derajat celcius. Matahari terdiri atas materi gas dengan
komposisi hydrogen (70%), helium (25%), dan unsur lain (5%).
2. Merkurius
Merkurius (0,4 SA dari Matahari) adalah planet terdekat dari Matahari serta juga terkecil
(0,055 massa bumi). Merkurius tidak memiliki satelit alami dan ciri geologisnya di samping
kawah meteorid yang diketahui adalah lobed ridges ataurupes, kemungkinan terjadi karena
pengerutan pada perioda awal sejarahnya Atmosfer Merkurius yang hampir bisa diabaikan
terdiri dari atom-atom yang terlepas dari permukaannya karena semburan angin surya.
Besarnya inti besi dan tipisnya kerak Merkurius masih belum bisa dapat diterangkan.
Menurut dugaan hipotesa lapisan luar planet ini terlepas setelah terjadi tabrakan raksasa, dan
perkembangan ("akresi") penuhnya terhambat oleh energi awal Matahari.
3. Venus
Venus (0,7 SA dari Matahari) berukuran mirip bumi (0,815 massa bumi). Dan seperti
Bumi, planet ini memiliki selimut kulit silikat yang tebal dan berinti besi, atmosfernya juga
tebal dan memiliki aktivitas geologi. Akan tetapi planet ini lebih kering dari bumi dan
atmosfernya sembilan kali lebih padat dari bumi. Venus tidak memiliki satelit. Venus adalah
planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai 400 C, kemungkinan besar disebabkan
jumlah gas rumah kaca yang terkandung di dalam atmosfer. Sejauh ini aktivitas geologis
Venus belum dideteksi, tetapi karena planet ini tidak memiliki medan magnet yang bisa
mencegah habisnya atmosfer, diduga sumber atmosfer Venus berasal dari gunung berapi.
4. Bumi
Bumi (1 SA dari Matahari) adalah planet bagian dalam yang terbesar dan terpadat, satu-
satunya yang diketahui memiliki aktivitas geologi dan satu-satunya planet yang diketahui
memiliki mahluk hidup. Hidrosfer-nya yang cair adalah khas di antara planet-planet
kebumian dan juga merupakan satu-satunya planet yang diamati memiliki lempeng tektonik.
Atmosfer bumi sangat berbeda dibandingkan planet-planet lainnya, karena dipengaruhi oleh
keberadaan mahluk hidup yang menghasilkan 21% oksigen. Bumi memiliki
satu satelit, bulan, satu-satunya satelit besar dari planet Bumi di dalam Tata Surya.
5. Mars
Mars (1,5 SA dari Matahari) berukuran lebih kecil dari bumi dan Venus (0,107 massa
bumi). Planet ini memiliki atmosfer tipis yang kandungan utamanya adalahkarbon dioksida.
Permukaan Mars yang dipenuhi gunung berapi raksasa sepertiOlympus Mons dan lembah
retakan seperti Valles marineris, menunjukan aktivitas geologis yang terus terjadi sampai
baru belakangan ini. Warna merahnya berasal dari warna karat tanahnya yang kaya besi.
Mars mempunyai dua satelit alami kecil (Deimos dan Phobos) yang diduga
merupakan asteroid yang terjebak gravitasi Mars.
6. Yupiter
Yupiter (5,2 SA), dengan 318 kali massa bumi, adalah 2,5 kali massa dari gabungan
seluruh planet lainnya. Kandungan utamanya adalah hidrogen dan helium. Sumber panas di
dalam Yupiter menyebabkan timbulnya beberapa ciri semi-permanen pada atmosfernya,
sebagai contoh pita pita awan dan Bintik Merah Raksasa. Sejauh yang diketahui Yupiter
memiliki 63 satelit. Empat yang terbesar,Ganymede, Callisto, Io, dan Europa menampakan
kemiripan dengan planet kebumian, seperti gunung berapi dan inti yang panas. Ganymede,
yang merupakan satelit terbesar di Tata Surya, berukuran lebih besar dari Merkurius.
7. Saturnus
Saturnus (9,5 SA) yang dikenal dengan sistem cincinnya, memiliki beberapa kesamaan
dengan Yupiter, sebagai contoh komposisi atmosfernya. Meskipun Saturnus hanya sebesar
60% volume Yupiter, planet ini hanya seberat kurang dari sepertiga Yupiter atau 95 kali
massa bumi, membuat planet ini sebuah planet yang paling tidak padat di Tata Surya.
Saturnus memiliki 60 satelit yang diketahui sejauh ini (dan 3 yang belum dipastikan) dua di
antaranya Titan dan Enceladus, menunjukan activitas geologis, meski hampir terdiri hanya
dari es saja. Titan berukuran lebih besar dari Merkurius dan merupakan satu-satunya satelit di
Tata Surya yang memiliki atmosfer yang cukup berarti.
8. Uranus
Uranus (19,6 SA) yang memiliki 14 kali massa bumi, adalah planet yang paling ringan di
antara planet-planet luar. Planet ini memiliki kelainan ciri orbit. Uranus mengedari Matahari
dengan bujkuran poros 90 derajat pada ekliptika. Planet ini memiliki inti yang sangat dingin
dibandingkan gas raksasa lainnya dan hanya sedikit memancarkan energi panas. Uranus
memiliki 27 satelit yang diketahui, yang terbesar adalah Titania, Oberon, Umbriel, Ariel dan
Miranda.

9. Neptunus
Neptunus (30 SA) meskipun sedikit lebih kecil dari Uranus, memiliki 17 kali massa
bumi, sehingga membuatnya lebih padat. Planet ini memancarkan panas dari dalam tetapi
tidak sebanyak Yupiter atau Saturnus. Neptunus memiliki 13 satelit yang diketahui. Yang
terbesar, Triton, geologinya aktif, dan memiliki geyser nitrogen cair. Triton adalah satu-
satunya satelit besar yang orbitnya terbalik arah (retrogade). Neptunus juga didampingi
beberapa planet minor pada orbitnya, yang disebut Trojan Neptunus. Benda-benda ini
memiliki resonansi 1:1 dengan Neptunus.
10. Pluto
(rata-rata 39 SA), sebuah planet kerdil, adalah objek terbesar sejauh ini di Sabuk Kuiper.
Ketika ditemukan pada tahun 1930, benda ini dianggap sebagai planet yang kesembilan,
definisi ini diganti pada tahun 2006 dengan diangkatnya definisi formal planet. Pluto gagal
mendominasi orbitnya disekitar matahari seperti yang dilakukan planet lain. Dianggap
sebagai planet kecil, para ilmuwan menyepakati syarat benda angkasa yang disebut planet
adalah harus berada di orbit sekitar matahari, ukurannya cukup besar sehingga bentuknya
hampir bulat dan menjauhkan orbitnya dari benda-benda lain.
11. Bulan (Moon)
Bulan merupakan benda angkasa berbentuk bulat yang beredar mengelilingi bumi dalam
satu lintasan garis edar tertentu (orbit). Oleh karena itu bulan disebut sebagai satelit alam
bumi. Diameternya sekitar 3.476 km atau sekitar tiga perempat diameter bumi, jarak rata-rata
ke Bumi sekitar 384.000 km. periode revolusi bulan terhadap Bumi sekitar 27,3 hari atau satu
bulan ideris, yaitu peredaran Bulan mengelilingi Bumi dalam satu lingkaran penuh.
12. Asteroid
Secara umum adalah objek Tata Surya yang terdiri dari batuan dan mineral logam beku.
Sabuk asteroid utama terletak di antara orbit Mars dan Yupiter, berjarak antara 2,3 dan 3,3
SA dari matahari, diduga merupakan sisa dari bahan formasi Tata Surya yang gagal
menggumpal karena pengaruh gravitasi Yupiter. Sabuk asteroid terdiri dari beribu-ribu,
mungkin jutaan objek yang berdiameter satu kilometre. Meskipun demikian, massa total dari
sabuk utama ini tidaklah lebih dari seperseribu massa bumi. Sabuk utama tidaklah rapat,
kapal ruang angkasa secara rutin menerobos daerah ini tanpa mengalami kecelakaan.
Asteroid yang berdiameter antara 10 dan 104 m disebut meteorid. Asteroid yang terbesar
adalah Ceres.
13. Komet
Komet adalah badan Tata Surya kecil, biasanya hanya berukuran beberapa kilometer,
dan terbuat dari es volatil. Komet terdiri atas pecahan benda angkasa, es, dan gas
yang membeku. Badan-badan ini memiliki eksentrisitas orbit tinggi, secara
umum perihelion-nya terletak di planet-planet bagian dalam dan letak aphelion-nya lebih jauh
dariPluto. Saat sebuah komet memasuki Tata Surya bagian dalam, dekatnya jarak dari
Matahari menyebabkan permukaan esnya bersumblimasi dan berionisasi, yang menghasilkan
koma, ekor gas dan debu panjang, yang sering dapat dilihat dengan mata telanjang.
Komet berperioda pendek memiliki kelangsungan orbit kurang dari dua ratus tahun.
Sedangkan komet berperioda panjang memiliki orbit yang berlangsung ribuan tahun. Komet
berperioda pendek dipercaya berasal dari Sabuk Kuiper, sedangkan komet berperioda
panjang, seperti Hale-bopp, berasal dari Awan Oort.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa Tata surya adalah
system rotasi yang berpusat pada Matahari dan terdiri atas planet-panet, dan berbagai benda
langit seperti satelit, komet, dan asteroid. Planet-planet berevolusi mengelilingi Matahari
dengan orbit (garis edar) yang berbentuk elips. Adapun Hipotesis terjadinya Tata surya terdiri
dari:
1. Hipotesis Kabut/Nebula Kant dan Laplace
2. Hipotesis Planetesimal dari Moulton dan Chamberlain
3. Hipotesis Pasang Surut dari Jeans dan Jefferys
4. Hipotesis Bintang Kembar dari Lyttleton
5. Hipotesis Awan Debu dari Weizsaecker dan Kuiper
Pengelompokan planet dibagi berdasarkan jarak ke Matahari yang terdiri dari planet-
planet dalam dan planet-planet luar dan dibedakan berdasarkan massanya yang terdiri dari
planet Superior dan planet Inferior.
B. Saran
Materi mengenai Tata surya dan kharakteristik anggotanya ini, penulis berharap agar
dapat dijadikan referensi untuk menambah wawasan keilmuan yang lebih luas.
Cukup kiranya bahasan penulis tentang materi ini, kami sadar sepenuhnya paperini masih
jauh dari sempurna. Mohon kiranya saudara pembaca memberikan masukan demi adanya
perbaikan di tugas penulis selanjutnya. Akhir kata kami sampaikan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai